Larissa mendudukkan Arumi di depan cermin yang cukup besar. Ia tatap wajah sang Mama yang berubah sendu. Larissa sadar bahwa mamanya belum sepenuhnya melupakan pengkhianatan Pramudya dan ia pun memakluminya. Arumi berpura-pura tegar di hadapan Pramudya dan Wanda agar kedua orang itu tidak merasa bangga karena telah berhasil meluluh lantakkan hatinya. Ia tidak ingin mereka merasa senang karena telah berbahagia di atas penderitaannya. Akan Arumi tunjukkan ia baik-baik saja meski sebenarnya rasa sakit itu belum sepenuhnya hilang. "Ma ...."Usapan lembut Arumi rasakan di bahunya. "Ya, Sayang?""Mama masih sedih?"Arumi memaksakan senyum. "Enggak. Ayo, katanya mau bikin Mama cantik," kilahnya mengalihkan pembicaraan."Oke, tunggu sebentar."Larissa meninggalkan sang Mama untuk mengambil peralatan. Diam-diam ia menghapus air mata yang hampir jatuh di kedua pipinya. Larissa tidak kuat melihat mamanya kembali merasakan kesakitan itu. Pertemuan mendadak dengan Pramudya tidak pernah terpikir
Renata terlalu percaya diri jika ia berpikir Larissa akan takut karena kehadirannya. Wanita itu justru makin menegaskan bahwa di sini Larissa-lah istri sah Arjuna Wiratama.Lihatlah bagaimana cara mereka memperlihatkan kemesraan di depan umum. Larissa tak hentinya menempel pada Arjuna, pun dengan tangan pria itu yang melingkar di pinggang istri pertamanya. Selama acara berlangsung, senyum bahagia terus terukir di bibir keduanya. Mereka bak keluarga bahagia yang mengundang rasa iri dari para tamu undangan di sana. Siapa yang tidak mengenal Arjuna Wiratama? Putra sulung dari keluarga Wiratama yang sekarang menjadi direktur utama perusahaan Pertamina terbesar di Indonesia. Selain parasnya yang tampan, kekayaan yang berlimpah tentu menjadi penambah daya tarik pria tersebut. Larissa adalah wanita beruntung yang dipersunting Arjuna, setidaknya begitulah anggapan orang-orang di luar sana. Namun tidak dengan Renata. Wanita yang jelas tahu bagaimana kondisi pernikahan mereka yang sebenarnya
Arumi terlalu syok dengan apa yang ia dengar. Kenyataan pahit yang keluar dari mulut besannya sama sekali tidak pernah ia duga. Larissa menjebak Arjuna. Tidak mungkin putrinya melakukan hal memalukan seperti itu. Larissa putrinya yang baik. Ia tidak pernah mengajarkan kejelekan apalagi sampai merugikan orang lain. Larissa tumbuh di bawah pengasuhan dan didikan darinya. Sang putri adalah anak yang penyayang serta hormat kepada siapa saja. Tidak licik dan culas seperti yang dikatakan Rita. Arumi tidak boleh mempercayai ucapan Rita begitu saja. Ia harus menanyakan langsung kepada Larissa juga Arjuna tentang kejadian yang sebenarnya. Arumi memilih kembali ke kamarnya meski acara belum selesai. Ia terlalu malu karena beberapa tamu undangan mendengar apa yang Rita katakan. Sepertinya memang Larissa tidak disukai oleh mertuanya tersebut. Hal itulah yang menambah beban pikiran Arumi makin berat. Akan tetapi andai kejadiannya seperti apa yang dikatakan Rita, mengapa Arjuna terlihat sangat
Larissa mengerjap. Tubuhnya terasa berat ketika akan digerakkan dan ia merasa aneh dengan sesuatu yang melingkar di pinggangnya. Sebuah tangan. Matanya refleks terbuka ketika menyadari bahwa ada seseorang yang memeluknya. Perlahan, ia menyingkirkan lengan tersebut dan berbalik. Terpaku. Larissa menatap Arjuna yang tengah terpejam. Wajah mereka begitu dekat hingga Larissa bisa merasakan hembusan napas hangat suaminya ketika tidur. Ia tidak percaya. Arjuna memeluknya? Apakah pria itu sedang bermimpi bahwa wanita yang berada satu ranjang dengannya adalah Renata?Ya, pasti karena itu sebab setahu Larissa, Arjuna tidak pernah mau menyentuhnya. Larissa memilih beranjak dari tempat tidur sebelum Arjuna terbangun dan menyadari jika wanita yang sedang pria itu peluk bukanlah Renata. Ia tidak ingin berdebat dengan suaminya karena ia terlalu lelah. Namun, Larissa hampir memekik ketika lengan Arjuna kembali melingkari pinggangnya hingga tubuhnya kembali terhempas ke atas ranjang dan hampir m
Sikap Arumi berubah. Itu yang dirasakan Arjuna setelah ibu mertuanya tersebut mengetahui kondisi pernikahannya dengan Larissa. Arjuna paham Arumi kecewa. Namun, tidak bisakah ia diberi kesempatan?Dan Larissa. Jangan tanyakan sikap istrinya tersebut karena semenjak kemarin menganggap perkataanya hanya bualan. Sang istri lebih sering menghindar ketika ia mencoba mengajaknya kembali berbicara. Arjuna merasa kesal. Larissa dan Arumi menjauhinya dan ia tidak nyaman akan hal itu. "Mas!"Arjuna terperanjat. Renata memasuki ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ingin sekali menegur istri keduanya tersebut, tetapi Arjuna terlalu lelah untuk berdebat. Maka, ia biarkan saja Renata berbuat sesukanya, termasuk ketika wanita itu tiba-tiba duduk di atas pangkuannya. "Kenapa lagi?" Arjuna membelai surai hitam sang istri yang mulai sesenggukan. "Klinik kami resmi ditutup. Bahkan Mama sudah memasang pengumuman tempat itu akan dijual."Arjuna cukup terkejut mendengarnya. Ia pikir Klinik
"Turun!"Larissa masih bergeming tanpa mengindahkan perintah Arjuna. Selama pria itu belum menjelaskan maksud membawanya ke Hotel, ia tidak akan menuruti apa pun yang pria itu katakan. Larissa kira, Arjuna akan membawanya pulang ke rumah dan berbicara di sana. Bukan ke tempat seperti ini yang bahkan tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benak Larissa akan menghabiskan waktu dengan Arjuna di salah satu kamar. "Jawab dulu pertanyaanku! Kenapa Mas Juna malah membawaku ke sini?"Arjuna menarik napas, mencoba memupuk kesabaran atas sikap Larissa yang selalu membangkang. Ia tidak ingin terpancing emosi yang bisa saja berakhir dengan pertengkaran. Maksudnya membawa Larissa ke tempat ini adalah agar mereka bisa bicara berdua tanpa gangguan, baik itu dari Renata maupun Arumi. "Turunlah. Jika yang kau takutkan aku akan melakukan sesuatu padamu, itu tidak akan terjadi. Kita hanya perlu bicara dan aku sengaja memilih tempat ini agar kita bisa leluasa," jelas Arjuna sembari memberi isyarat ag
Larissa tidak bisa bergerak.Arjuna mendekapnya begitu erat hingga ia hampir kesulitan bernapas. Keduanya sama-sama terdiam, menyelami perasaan masing-masing setelah Larissa mengambil keputusan yang tidak bisa diterima Arjuna. Perpisahan.Jika dulu Arjuna sangat menginginkannya, maka saat ini menjadi hal yang paling ia takutkan. Setelah mengetahui masa lalu sang istri, Arjuna mulai bersimpati hingga rasa yang lain mulai mengikuti. Cinta. Hadirnya rasa itu memang sedikit terlambat. Hampir saja ia kehilangan sang istri jika tidak segera mengakuinya. Tidak ada lagi rasa gengsi ataupun malu. Arjuna bahkan rela jika harus berlutut agar Larissa membatalkan keputusan dan memberinya kesempatan kedua. "Mas--""Aku mohon, beri aku kesempatan. Aku akan menyelesaikan urusanku dengan Renata dan setelah itu kita akan hidup bahagia."Arjuna kembali mengulang kalimat yang sama. Ingin menegaskan bahwa dirinya lebih berat melepas Larissa ketimbang Renata yang entah mengapa akhir-akhir ini justru se
Rita tidak ingin mempercayai apa yang ia dengar dan saksikan. Namun, ucapan Arumi yang mengatakan bahwa Wanda adalah perebut suami dari besannya tersebut sangat mempengaruhinya. Belum lagi keberanian Arumi menampar Wanda. Makin menambah keyakinan Rita bahwa apa yang Arumi katakan benar adanya. Wanda. Wanita itu masih mematung dengan dada yang bergerak naik turun. Emosi sekaligus malu karena boroknya telah dibongkar di hadapan Rita, tentu saja sangat merugikan dirinya. Satu-satunya orang yang ia harapkan untuk bisa menyingkirkan Larissa bisa saja berubah haluan setelah mendengar kenyataan di masa lalu tentang mereka. Akan tetapi, Wanda masih belum ingin menyerah. Ia mencoba membela diri dengan menyudutkan Arumi. "Bukan salahku jika suamimu akhirnya berpaling padaku. Sebagai istri, kamu tidak bisa menyenangkan suamimu!" ujarnya tak ingin terlihat kalah.Arumi tertawa miris. Sungguh, pemikiran picik yang hanya dimiliki oleh orang yang tidak punya rasa bersalah sedikitpun."Apa pun al
Regan menatap mamanya bingung. Pasalnya, sang Mama terus tersenyum setelah ia menceritakan tentang kejadian kemarin sore di rumah Alin dan Raka. Bahkan, sang Mama menggodanya dengan mengatakan bahwa apa yang dikatakan Raka benar. Alin pasti tidak akan menolak kalau ia melamar gadis yatim piatu tersebut. Ah, ada-ada saja.Memang, Regan akui Alin cukup cantik meski gadis itu tidak memakai make up, malah terkesan polos. Namun, ia tidak pernah sekalipun berpikiran sampai ke sana. Perasaannya murni hanya karena kasihan dan ingin melindungi kakak beradik itu dari orang-orang yang ingin mengganggu mereka, seperti pria bernama Awan. Regan mempunyai pikiran buruk tentang pria itu. Sepertinya Awan tidak akan menyerah begitu saja meski Alin sudah jelas-jelas menolaknya. Regan takut Awan akan berbuat nekat dengan menyakiti Alin jika sampai keinginannya tidak kesampaian. "Nanti sore kamu mampir ke toko kue itu lagi ya, Gan. Mama mau pesan lagi buat acara arisan lusa," ucap Marta membuyarkan la
Melihat wanita yang dicintai bahagia, Regan pun turut berbahagia. Pria itu memutuskan untuk berhenti menjaga Larissa dan kembali fokus pada pekerjaannya dan kehidupannya. Patah hati tidak lantas membuatnya kehilangan semangat. Hidup harus terus berjalan karena masih ada orang tua yang mempunyai harapan besar padanya. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore ketika Regan menyudahi pekerjaan dan ingin secepatnya pulang ke rumah. Namun sebelum itu, Regan harus mampir ke toko kue untuk mengambil pesanan sang Mama. Meski sebenarnya ia sudah sangat lelah, tetapi tentu saja Regan tidak berani membantah. Maka, disinilah pria itu sekarang. Di sebuah toko kue yang ternyata adalah tempat Alin, gadis yang beberapa hari lalu adiknya hampir ia tabrak, bekerja. Awalnya Regan tidak menyadari bahwa Alin bekerja di sana. Namun ketika ia tak sengaja mendengar obrolan dua orang pegawai di sana, Regan tidak bisa untuk berpura-pura tidak peduli. "Coba si Alin gak izin. Kita gak bakal kerepotan seperti
Keinginan Larissa akhirnya terkabul. Di kehamilan yang kedua ini, Arjuna sangat memanjakannya. Apa pun yang ia minta pasti pria itu turuti, sekalipun Arjuna tengah disibukkan oleh pekerjaan. Memenuhi permintaan sang istri yang sedang ngidam menjadi kesenangan tersendiri bagi pria itu. Arjuna tidak ingin melewatkan moment di mana ia menjadi suami siaga yang siap kapan saja jika sang istri sedang membutuhkannya.Arjuna berubah menjadi suami yang over protektif. Melarang Larissa mengerjakan apa pun, termasuk jika sang istri ingin menyiapkan sarapan untuknya. Terkadang Larissa merasa kesal menghadapi sikap Arjuna yang seperti itu. Namun, jika suaminya sudah berkata demi kesehatan calon bayi mereka, maka Larissa tidak bisa berkutik.Memasuki trimester ke tiga, Larissa makin kewalahan dengan perutnya yang makin membesar. Arjuna sering kali memijat kaki sang istri yang sedikit bengkak, sambil mengusap perut Larissa untuk merasakan pergerakan di dalam sana."Wow, nendangnya kenceng banget, Sa
Arjuna menatap haru ke arah sepasang ayah dan anak yang sedang berpelukan. Ia tidak pernah menduga ternyata Larissa bersedia memenuhi permintaan Pramudya. Keduanya sama-sama menangis, saling meminta maaf dan diakhiri dengan kalimat Larissa yang mengatakan sebenarnya ia sangat menyayangi ayahnya. Ya, kekecewaan yang dirasakan istri Arjuna telah menutupi rasa sayang itu. Larissa menanamkan pada dirinya sendiri agar bisa membenci Pramudya ketika pria itu lebih memilih wanita lain ketimbang mamanya. Rasa benci berubah menjadi dendam, hingga akhirnya memaksa Larissa untuk melampiaskan dendam tersebut kepada sang ayah juga Wanita selingkuhannya. Namun, kini semuanya telah berakhir. Masing-masing telah menerima hukuman atas apa yang mereka perbuat, meski pada akhirnya tidak ada yang merasa puas karena semuanya terjadi di luar dugaan. "Terima kasih, Nak. Kamu masih mau mengabulkan permintaan Papa," lirih Pramudya setelah pelukan mereka terlepas. "Ya, Pa." Larissa mengangguk dan tersenyu
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Larissa diperbolehkan pulang oleh Dokter yang menanganinya selama ia dirawat. Arjuna tidak pernah beranjak sedikit pun dari sisi Larissa saat sang istri sedang dalam masa pemulihan, kecuali untuk ke kamar mandi. Bahkan, Arjuna sampai membawa pekerjaannya ke rumah agar bisa memperhatikan sekaligus membantu istrinya jika membutuhkan sesuatu. Kejadian yang menimpa mereka membuat keduanya makin sadar jika mereka tidak bisa kehilangan satu sama lain. Larissa seakan kehilangan gairah hidup saat Arjuna menghilang, pun dengan Arjuna ketika Larissa terbaring lemah di rumah sakit dan belum sadarkan diri. Rasa cinta keduanya makin menguat setelah badai cobaan beberapa kali menerpa rumah tangga sepasang suami istri tersebut. "Sudah bangun?" Arjuna yang baru keluar dari kamar mandi, menghampiri sang istri yang sudah duduk di atas ranjang.Larissa tersenyum manis. "Sudah.""Mau makan sesuatu? Nanti Mas bawakan ke sini.""Enggak. Cuma mau dip
"Saya meminta maaf atas apa yang telah dilakukan Renata. Sebagai seorang Ayah, saya tidak bisa mendidik putri saya dengan baik hingga dia berani berbuat sampai sejauh ini."Semua yang berada di sana terdiam mendengar permintaan maaf dari Kris. Saat ini mereka masih shock atas apa yang terjadi hingga mengakibatkan Larissa harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka tembak di bagian punggungnya.Tidak ada yang menduga Renata akan melakukan tindakan nekat seperti itu. Meski kini wanita itu sudah ditahan di kantor polisi, Arjuna tetap tidak merasa puas. Ia akan menuntut agar Renata dihukum seberat-beratnya, kalau perlu sampai seumur hidup.Rasa cinta yang dulu pernah ia rasakan untuk mantan istrinya itu kini telah sirna sepenuhnya, berganti dengan rasa benci yang menjalar ke seluruh nadi. Arjuna tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya jika sampai terjadi sesuatu yang buruk pada kondisi Larissa, bahkan yang lebih parah jika sang istri sampai meninggalkannya untuk selamanya.Rasanya ... A
Dugaan Pramudya ternyata benar. Renata adalah dalang di balik menghilangnya Arjuna beberapa hari ini. Menurut cerita dari Pak Arman, dalam perjalanan menuju Bandara, mobil yang ia dan Arjuna tumpangi tiba-tiba saja dihadang oleh beberapa pria berbadan besar hingga mereka sempat melakukan perlawanan, tetapi berakhir gagal karena jumlah lawan yang tidak seimbang. Ia dan Arjuna dibuat tak sadarkan diri hingga berakhir dibawa ke tempat yang beberapa hari ini dijadikan untuk menyekap Arjuna. Namun, fakta mencengangkan pun terjadi ketika Pak Arman mengatakan jika justru ayah dari Renata-lah yang membantunya kabur. Entah bagaimana isi pikiran pria itu karena ternyata Kris telah mengkhianati putrinya sendiri. "Sepertinya ayahnya Renata bukan orang jahat. Dia hanya terjebak rasa bersalah karena telah meninggalkan putrinya begitu saja hingga untuk menebusnya, Kris terpaksa menuruti keinginan putrinya," tutur Pak Arman sebagai penutup cerita. Semua yang mendengar cerita Pak Arman saling tata
"Lihat, Mas. Aku membelikan baju ganti untukmu."Renata mengeluarkan isi paper bag yang ia bawa. Baju yang ia beli untuk Arjuna ia perlihatkan satu per satu di depan mantan suaminya. Namun, Renata mendesah kecewa ketika Arjuna justru tak bereaksi apa pun. Pria itu diam dengan tatapan datar yang membuat Renata makin yakin, tidak ada lagi cinta dari Arjuna untuknya. Akan tetapi, Renata tidak peduli. Ia yakin akan bisa meraih hati Arjuna kembali setelah mereka menikah lagi dan pergi jauh dari kota ini, memisahkan Arjuna dengan Larissa yang telah merebut pria itu darinya. "Model dan warnanya kesukaan kamu semua. Kamu pasti suka." Renata tidak ingin menyerah. Ia terus mengajak Arjuna berbicara meski sang pria tetap tidak memberikan respon. "Kamu tahu, Mas? Aku senang kita bisa berdua lagi seperti ini. Aku melakukan semua ini karena aku mencintai kamu melebihi apa pun.""Itu bukan cinta, Renata. Tapi obsesi." Untuk pertama kalinya, Arjuna mengeluarkan suara dan Renata tersenyum senang k
Hartawan menggebrak meja hingga tiga wanita yang duduk satu ruangan dengannya terperanjat karena kaget. Setelah mendengar perkataan Arumi yang menceritakan tentang dugaan Pramudya, ayah dari Arjuna tersebut merasa geram luar biasa. Renata. Andai benar wanita itu yang telah menyebabkan putranya menghilang, Hartawan tidak akan pernah memaafkan. Akan ia pastikan, Renata mendekam di penjara menyusul Wanda. "Mama gak nyangka dia sampai senekat itu," gumam Rita lirih, tetapi masih terdengar di telinga ketiga orang di sana. "Sepertinya apa yang Renata rasakan untuk Mas Juna bukan lagi cinta, tapi obsesi. Dia tidak terima karena Mas Juna lebih memilih aku dan Alkana ketimbang dirinya," timpal Larissa yang juga sangat terkejut atas apa yang mamanya katakan. Pramudya.Entah apa maksud dari ayahnya tersebut hingga memberitahu tentang hal ini karena yang ia tahu, Pramudya sangat menyayangi Renata dan seharusnya pria itu mendukung rencana putri tirinya. "Papa akan membicarakan hal ini dengan