"Bagaimana dok keadaan Bintang?" tanya Nur yang kini duduk didepan sang dokter bersama sang Suami dan kekasih anaknya.
"sepertinya kekerasannya cukup parah, lebam diwajahnya tidak seberapa, ada banyak luka lebam lainnya ditubuhnya, sepertinya sebuah benda keras yang dihantamkan, terlihat dari lebamnya yang cukup parah. Tulang kakinya terdapat retakan membuat Bintang cukup terganggu ketika berjalan. Dan yang membuat saya kaget, ada banyak luka bekas sayatan, ada yang sudah berbekas, sudah kering dan masih basah." Jelas Dokter membuat Ahmad dan Nur menganga tak percaya dengan apa yang keduanya dengar.
"tapi bekas sayatan?" tanya Nur linglung membuat Darga mengelus pundak Nur dengan lembut.
"ditangannya sepertinya sudah agak lama karena tinggal bekasnya. Dan saya yakin jika sayatannya cukup dalam atau mungkin karena berkali kali, bekasnya cukup terlihat."
"tangan? tapi Bintang bilang itu karena terserempet," balas Ahmad berusaha berbicara s
suara langkah ketukan sepatu dilorong yang terlihat cukup banyak orang tidak membuat suara hentakan tersebut menggema, justru suara tersebut seakan tertelan oleh suara suara yang berasal dari roda brankar yang didorong oleh beberapa tim medis dan keluarga pasien."Ini kita jalan ke arah mana sih anjir?" tanya Lili gemas pada ketiga sahabatnya, parsel buah ditangannya ia putar putar saking gemasnya membuat Aryani melotot tajam karena takut parsel buah yang mereka beli terjatuh."kalo sampe parselnya jatuh lo gue gorok Li!" ujar Aryani kesal."ish jahat," dengus Lili pelan."gue ga tau arahnya, ini ada denahnya ga sih?" tanya Ranti gemas, pasalnya ketiganya sudah sejak satu jam yang lalu menginjak lantai rumah sakit besar ini, namun tidak kunjung menemukan ruangan yang mereka cari."kaga liat dari tadi," ujar Syami sambil mengedarkan matanya mencari petunjuk."mbak mbak?" panggil Aryani yang mulai kesal karena lama berj
Terik matahari seolah membakar kulit disiang hari ini, ditambah macet panjang membuat panas dua kali lipat, suara klakson saling bersahutan tak sabaran, dengan pedagang asongan yang silih berganti menawarkan berbagai makanan dan minuman.Bintang, gadis yang kini siap pulang dengan kemeja navy dengan celana jeans kulotnya sudah duduk dengan semangat di brankar sambil mengecek bawaannya untuk pulang. Setelah empat hari lamanya ia harus dirawat akhirnya bisa pulang dengan kondisi yang baik, kedua orang tuanya tengah mengurus Administrasi sehingga ia duduk sendirian di kamar ruang rawat inapnya.Darga yang sejak awal menunggunya di rumah sakit kini sudah mulai beraktifitas ke sekolah kembali dengan ancaman dari Bintang tidak mau bertemu jika Darga masih keukeuh untuk berdiam diri di rumah sakit menunggu Bintang. Hingga akhirnya subuh tadi Darga pasrah ketika dipaksa pulang oleh Bintang untuk sekolah. "Akhirnya pulang juga," ujar Bintang bergumam d
Fajar mulai telihat, mentari pagi mulai menampakan diri dari arah timur, banyak orang mulai beraktifitas mengawali pagi hari ini. Suara denting sendok yang beradu dengan piring mengiringi aktifitas pagi ini dikediaman Ahmad. Suara celotehan Fiza sesekali membuat Ahmad, Nur dan Bintang tertawa dan terkekeh geli."Fiza pokoknya mau sekolah, masa Rangga udah mau daftar Fiza belum," ujar Fiza dengan cemberut."iya nanti kalo udah buka pendaftarannya, Ibu daftarin kamu di sekolah yang sama kaya Rangga," jelas Nur dengan senyum gelinya."Pokoknya harus sama Rangga ya Bu, Rangga janji mau sahabatan sama Fiza terus kaya Teteh sama Kak Aryani," pinta Fiza membuat Bintang menoleh dan tersenyum."iya yah, kamu sama Aryani sejak Sekolah Dasar bareng bareng terus," ungkap Ahmad yang dibalas anggukan oleh Bintang."ga sengaja padahal, janjian barengannya pas masuk SMK aja, kalo SD sama SMP kan ga janjian," ujar Bintang membuat Nur tersenyum.
Tangan Bintang memeluk erat leher Darga membuat sesekali Darga menepuk tangan Bintang, namun bukannya dilepaskan malah semakin dieratkan, Bintang tertawa puas dan Darga menderita karena itu.Dengan sengaja Darga memutarkan tubuhnya dengan cepat membuat Bintang menjerit histeris karena putaran yang dilakukan Darga dilorong sekolah dengan lantai yang tak seberapa. Bagaimana ketika Darga berputar dan kakinya tak seimbang malah menabrak dinding kelas atau pilar?Sekarang terbalik, Darga yang tertawa puas dan Bintang yang menderita, beberapa orang yang kenal dengan Bintang ragu untuk menyapa karena jarang jarang Bintang yang dingin dan pendiam tertawa selepas itu."Ga udah ih cape," ujar Bintang disela jeritannya."yang cape aku, kan aku yang jalan," balas Darga dengan senyumnya."aku juga cape jerit jerit terus," ujar Bintang lelah kemudian menyimpan kepalanya dibahu Darga, membuat Darga mengembangkan senyumnya karena gema
Suasana SMK widya kusuma sore ini masih terbilang ramai di waktu ketika bel lulang sekolah sudah terdengar sejak setangah jam yang lalu, masih banyak siswa siswi yang mempersiapkan segala hal untuk esok hari, Pertandingan persahabatan antara sekolah sebelum ujian kenaikan kelas berlangsung bulan depan, maka sebagai bentuk kepedulian kedua sekolah ini kepada seluruh anak didiknya, kedua sekolah ini mengadakan perlombaan yang akan berlangsung selama beberapa hari kedepan.Tak ingin para siswanya dilanda stress untuk menghadapi ujian, jadi kedua sekolah ini berinisiatif untuk membuat siswa siswinya santai sejenak dengan adanya perlombaan ini. Istirahat sejenak dari banyaknya materi yang dipupuk sejak awal tahun ajaran lalu. "perlombaannya emang apa aja?" tanya Anggun yang melihat beberapa anggota OSIS dengan panitia penyelenggara membawa beberapa dus yang entah isinya apa."banyak loh, mulai dari olah raga, sains, senirupa sama kesenian lainnya," ujar
Baju tidur motif beruang dilengkapi dengan jaket hitam polos menjadi pilihan Bintang saat ini, dengan langkah tergesa Bintang berjalan ke ruang keluarga untuk menemui Darga yang tadi mengantarnya pulang. Sakit dikakinya tak ia perdulikan saking semangatnya, dengan senyum yang terus mengembang tak luntur dari wajahnya.sampai diruang keluarga ia tak melihat Darga sama sekali, hanya ada Nur yang tengah mengajarkan Rangga dan Fiza menulis huruf. Nur yang sadar jika anak pertamanya berdiri disamping sofa sambil mengedarkan pandangannya mencari seseorang seketika memberi tahu kepulangan Darga."nyari Darga Teh?" tanya Nur basa basi yang padahal sudah tau alasan Bintang menghampiri ruangan ini."kenama dia Bu?" tanya Bintang malu malu."takut kemaghriban pulangnya jadi buru buru tadi, kamu kan lagi bersih bersih jadi Aga pamitnya sama Ibu aja," jelas Nur membuat senyum diwajah Bintang sirna digantikan dengan wajah murung dengan bibir cemberut.
Sorak sorai dengan tepuk tangan yang meriah menggema diseluruh penjuru SMK Widkum. Baik laki laki ataupun perempuan, siswa ataupun guru, semuanya ikut berpartisipasi menjadi supporter yang sangat dibutuhkan bagi para pemain.Dua tim yang kini tengah bersiap untuk berlawan yaitu Tim Yasa dengan Tim Romi dari SMA Pancasila membuat kedua tim mendapat banyak dukungan. Tribun yang biasanya hanya diisi paling banyak setengahnya kini tiba tiba penuh, pinggir lapangan dikelilingi para supporter yang akan mendukung tim sekolah masing masing.Berbeda dengan teman teman Darga yang kini bersemangat untuk mendukung Romi dan Timnya, Darga malah sibuk mencari sosok yang mengganggu pikirannya sejak tadi malam hingga ia tak bisa tidur.Matanya terus memindai dari sisi ke sisi, namun Darga belum menemukan satu orang yang ia cari dianta ratusan manusia dengan suara yang menggema disuruh antero sekolah. Ala Bintang tidak menonton pertandingan?Dengan geraka
Entah sudah berapa lama Darga beridam diri dikursi itu, Matanya menatap kosong ke arah lantai dengan kedua tangan disatukan dengan dikepalkan, kepalanya menunduk dengan memejamkan matanya yang sesekali keluar air mata.Silahkan jika kalian anggap Darga cengeng, satu hal yang membuat ia bisa tertawa lepas dengan kehidupan yang penuh warna selain dari keluarganya, ia bisa melalu itu hanya ketika bersama Bintang seorang.Niken mentapa Anggun dan Darga dengan tangan bergetar karena masih syok dan merasa bersalah. "Anggun? Darga?" panggil Niken membuat keduanya menoleh dan bertanya dengan sorot matanya."ada yang mau gue jelasin," ujar Niken membuat Anggun yangs sejak tadi berdiri menatap jendela pintu UGD yang tertutup gorden.Dengan langkah pelan, Darga dan Anggun berjalan menghampiri Niken kemudian duduk disamping gadis itu. Niken menutup matanya sekejap kemudian membuka matanya kembali dengan tangan yang tidak terlalu bergetar sekar