Beranda / Fantasi / Lovetta / Rasa Penasaran

Share

Rasa Penasaran

Saat Lovetta menengok kebelakang, ternyata suara orang yang sedang bertengkar. Ia kira suara serigala yang memanggilnya. Lovetta benar-benar penasaran dengan asal suara itu, apalagi ia yang akhir-akhir ini bermimpi tentang serigala, jelas ia mengira jika serigala itu berbicara.

"Aku sudah benar-benar gila. Padahal, sudah sejauh ini aku kembali ke panti, tapi tidak mendapatkan apa-apa," batin Lovetta yang memutuskan untuk pergi.

Tetapi, lagi-lagi serigala dalam kandang itu jelas membuat hati Lovetta tergerak ingin menyelamatkannya. Sampai ia merasa gelisah saat ingin meninggalkan tempat itu.

Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk berkeliling di kebun binatang itu. Sambil mencari celah untuk menyelamatkan serigala itu terlepas.

Ia bisa mendengar suara serigala, atau tidak tapi jelas Lovetta ingin menyelamatkan serigala itu.

Ia mengamati tempat di sana. Mungkin, akan bermanfaat saat malam nanti untuk bisa menyelamatkan serigala yang baru saja ditangkap. Lovetta juga tidak bisa tenang, kalau tidak menyelamatkan serigala itu.

"Tempat ini benar-benar menyeramkan. Kenapa aku bisa merasakan perasaan hewan itu yang jelas merasa tidak bebas?" batin Lovetta yang masih berjalan-jalan di sekitar kebun binatang. Sambil memikirkan bagaimana cara untuk menyelamatkan serigala yang baru ditangkap tadi. Sebenarnya, Lovetta hanya penasaran dengan serigala yang baru ditangkap itu, tidak dengan yang lain.

Jadi, ia fokus untuk menyelamatkan satu binatang itu yang jelas sudah membuatnya tidak tenang. Sedari awal, Lovetta merasa ada yang aneh dengan serigala itu. Terlebih, dengan dirinya yang selalu bermimpi aneh tentang serigala.

Sambil menunggu malam, Lovetta tetap di sana. Menunggu sepi dan semua pengunjung pergi. Lovetta tidak keluar dari kebun binatang itu, sambil menunggu suasana benar-benar aman untuk menyelamatkan binatang tadi.

"Kenapa aku harus bersembunyi seperti ini, dan menyelamatkan serigala itu? Kalau bukan karena aku penasaran, aku tidak mau melakukan hal itu. Menjengkelkan sekali saat hati tidak sesuai keinginan dan kenyataan," batin Lovette kesal dengan rasa penasaran dirinya yang tidak bisa mengabaikan satu binatang itu.

Malam pun tiba, Lovetta keluar dari persembunyiannya dengan membawa kunci yang sudah ia curi sebelumnya. Menutup seadanya, agar tidak ada yang melihat Lovetta.

Dia segera menuju kandang yang tadi siang ia lewati. Mencoba mendekati kandang itu dengan tenang, dan kemudian membuka kandang itu.

Terlihat seekor serigala yang masih tergolek lemas, karena masih ada bius yang membuat srigala itu tidak bertenaga.

"Keluarlah. Aku hanya penasaran denganmu, dan ingin mengeluarkan kamu saja," kata Lovetta segera pergi dari sana. Ia mencari cara untuk keluar tapi pagar tinggi itu tidak bisa ia lewati.

Jika dia lewat pintu, jelas saja ketahuan, sambil menatap tembok yang ada di depannya. "Ah, sial, aku tidak bisa keluar, temboknya terlalu tinggi!" kata Lovetta kesal, dan tidak bisa melakukan apa pun sambil menunggu pagi. Dan berpura-pura menjadi pengunjung untuk keluar dari sana. Jika ia ingin selamat, jelas ia harus bermalam di sana. Dan akan ketahuan, atau melompati pagar tinggi itu agar bisa keluar.

"Naiklah. Aku akan membantumu,"

Suara seorang laki-laki sama persis seperti suara orang yang meminta tolong siang hari. Yang menuntun Lovetta ada di kebun binatang itu. Mencari arah suara tersebut, tidak ada orang di sana. Hingga pandangannya tertuju pada serigala yang sudah ada di sampingnya.

Lovetta kaget melihat ke arah serigala yang sedang menatapnya, "Kau bicara?" tanya Lovetta tidak percaya, dengan apa yang ia dengar.

Akhir-akhir ini, memang ia selalu saja mengalami hal aneh yang jelas membuat Lovetta juga merasa ada yang janggal dengan dirinya. Tetapi, ia tidak tahu alasannya.

"Dari tadi kau juga sudah mendengarku," jawab serigala itu, membuat Lovetta berjongkok tepat di hadapan serigala itu. Menatap mata biru milik sang serigala. Tidak ada rasa takut sedikit pun dalam hati.

Heran seakan mimpi, Lovetta menepuk kedua pipinya. "Apa aku berhalusinasi?" batin Lovetta yang masih merasa bingung, dengan apa yang ia dengar dan ada di hadapannya.

Lovetta memegang kepala serigala itu dengan kedua tangan dan berhadapan dengannya, memastikan jika apa yang ia dengar itu salah. "Coba bicara lagi."

"Kau gila, yah? Lepaskan kepalaku. Tidak sopan memegang kepala orang lain seperti itu!" erangan serigala itu sepertinya tidak membuat Lovetta takut.

Lovetta menatap serigala tak percaya. Sulit untuk bisa diterima, dia yang benar-benar sudah gila merasa sedang berhalusinasi.

"Ternyata benar, aku gila. Bukan kau, 'kan yang bicara?" tanya Lovetta tak percaya dan masih di hadapan serigala itu, dengan mata menyelidik menatap ke arah serigala berharap jika semua itu salah.

Tetapi, kejadian di hadapan tersebut benar-benar nyata, membuat ia juga tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Padahal, jelas ia sendiri sudah berbicara langsung dengan serigala yang ada di sampingnya sekarang.

"Cepat keluar dari sini! Kau bisa ketahuan kalau ribut seperti itu," kata serigala itu yang lagi-lagi berbicara dan mengeluarkan kata-kata.

"Ah, aku masih tidak percaya. Coba gigit aku," kata Lovetta lagi yang benar-benar tak percaya dia bingung.

Bagai di dunia mimpi saja, logikanya tidak mau menerima apa yang sedang terjadi di hadapannya. Seekor serigala yang benar-benar bicara padanya.

Membuatnya pun meminta pada sang serigala menggigit dirinya. Tidak tahu apa yang sedang ia lakukan, menawarkan diri untuk menjadi makanan serigala.

"Kau benar-benar ingin aku gigit? Kau bisa mati!" Serigala itu tak percaya dengan wanita yang ada di hadapannya.

Wanita yang sudah menolongnya sekarang ingin digigit olehnya, membuat serigala itu tidak mengerti dengan Wanita itu.

"Aku gila. Aku mati saja," kata Lovetta benar-benar tidak mengerti, dan tidak bisa menerima apa yang ada di hadapannya. Serigala yang bisa bicara di dunia nyata, dan jika bukan dia berhalusinasi pasti dia benar-benar gila.

"Kau manusia?" tanya serigala itu, memastikan jika Lovetta manusia yang memiliki kelebihan khusus bisa bicara dengan serigala.

Karena jelas dari ekspresi Lovetta yang kebingungan dan heran, dengan serigala yang bisa berbicara itu sudah menjelaskan bahwa dia tidak tahu tentang manusia serigala.

"Iya, aku manusia. Kau bisa lihat 'kan? Aku tidak berbulu sepertimu. Dan aku tidak merangkak sepertimu." Lovetta menggaruk kepalanya yang tidak gatal merasa.

Bingung dengan apa yang sedang terjadi di hadapannya. Hingga membuat Lovetta bicara sembarangan.

"Aku juga bisa menjadi manusia, kalau kekuatanku kembali. Tetapi, obat bius yang disuntikan itu membuat aku tidak bisa ke wujud manusia," batin serigala yang merupakan manusia serigala, yang tertangkap oleh manusia dan tidak bisa melawan saat disuntikkan obat bius.

"Apa itu permintaanmu, karena sudah menolongku?" tanya serigala yang memastikan jika Lovetta ingin menjadi makanan serigala dengan sukarela.

"Harusnya, sebagai serigala yang merupakan binatang buas harus memakan mangsanya," kata Lovetta yang tidak mengira bisa sesantai itu, berbicara dengan serigala yang ada di hadapannya.

"Baiklah, aku akan memakanmu," kata serigala tak menyangka ada manusia yang mau menjadi santapannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status