Kegiatan kuliah yang harus Hilda jalani saat ini mengeluarkan tenaga besar di mana jadwal yang diambil mulai dari pagi hingga sore, untungnya Hilda tidak sendiri karena bersama kedua sahabatnya. Hilda bersyukur bisa bersama kedua sahabatnya sejak awal masuk hingga sekarang ini, saat ini mereka bertiga berada di kantin sambil menunggu jadwal selanjutnya. Hilda sendiri belum melihat keberadaan Adrian bahkan sampai sekarang belum menghubungi dirinya dan sepertinya Hilda tidak ambil pusing.
Kejadian bersama Andrew dirumahnya sangat membekas bagi Hilda sampai sekarang, bagaimana panasnya Andrew hingga sambutan dari sang istri bahkan setelah dirinya melakukan bersama suaminya. Hilda menatap kedua sahabatnya yang sedang sibuk membahas materi yang akan di presentasikan nanti di kelas, mereka berada dalam satu tim yang sama tapi Hilda sendiri malas terlibat dalam pembahasan ini karena dalam benaknya adalah bagaimana memutuskan tawaran Andrew dan Rebecca karena dirinya akan menikah deng
Hilda menatap tidak percaya kedatangan Adrian meski begitu tetap tersenyum agar tidak terlalu curiga dengan keberadaannya, Hilda mendatangi Adrian memberikan pelukan hangat meski sempat melihat adegan bersama sang istri harus membuat dirinya baik – baik saja. Adrian mencium Hilda dengan penuh semangat seolah mengatakan betapa rindu dirinya pada Hilda, bahkan ciuman yang semula hanya untuk melepas rindu menjadi lebih dalam bahkan saat ini Hilda berada dalam gendongan Adrian menuju ranjang kamar mereka tanpa melepaskan ciuman. Hilda sangat tahu jika Adrian tidak pernah puas dengan sang istri karena tidak pernah bisa memuaskan dan juga hanya monoton dalam satu gaya yang membuat Adrian bosan, dari ciuman ini Hilda bisa merasakan bagaimana perasaan Adrian pada dirinya. Hal ini yang tidak Hilda dapatkan dari pria lain dan mungkin Andrew yang pertama kali melakukannya atau dirinya yang terbawa suasana sehingga menyimpulkan hal itu, Hilda menatap apa yang Adrian lakukan saat ini pada mereka
Hilda menatap Adrian yang tampak ragu sebelum mengangkat panggilan ponselnya di mana yang tertera adalah nama Ronald, Hilda hanya diam sambil mengambilkan makanan di piring Adrian. Hilda sebenarnya tidak peduli dengan pembicaraan mereka tapi apa yang dikatakan dan dilakukan Ronald mulai merasa tertarik apa yang dibicarakan dengan Adrian, Hilda melirik sekilas di mana gerakan Adrian tampak biasa saja dan beberapa kali tersenyum ketika tatapan mereka bertemu. Adrian hanya mendengarkan tanpa memberikan tanggapan dari panggilan Ronald dan akhirnya membuat Hilda menyerah untuk mengetahui isi pembicaraan mereka berdua, memulai makan dalam diam karena pada nyatanya Hilda sangat kelaparan setelah apa yang mereka lakukan tadi dan gerakan Hilda diikuti oleh Adrian yang makan dalam diam sambil mendengarkan pembicaraan Ronald.“Apa yang kamu dengar dari Ronald jangan pernah didengarkan” Hilda mengangguk malas sambil membereskan meja makan “kamu tidur duluan saja karena aku masih ada yang
Tatapan mata menggoda Hilda terima ketika berbalik menuju sumber suara dan betapa terkejutnya melihat salah satu dosen yang sangat berpengaruh berada di dekatnya, dosen yang masih muda di usianya dan sudah menduduki jabatan tertinggi sering dipanggil dengan sebutan professor. Jabatan yang diduduki tidak sesuai dengan perilakunya yang baru Hilda ketahui dan pernah mengajak dirinya untuk ikut bersama mencari kenikmatan, Hilda memutuskan meninggalkan tempat ini karena malas berhadapan dengan Ronald benar yang berada di dekatnya adalah Ronald dengan senyum liciknya.“Kamu tidak ingin tahu siapa yang berada di dalam?” menghentikan langkah Hilda yang berhasil dengan menatap bingung “bukan hal yang penting buat kamu karena di sana bukan Adrian tapi salah satu senior kamu atau lebih tepatnya mainanku” Hilda memicingkan matanya “kamu tahu bayaran yang diterimanya bisa membuatnya hidup enak tapi sayangnya ketika di kampus penampilannya biasa saja sama sepe
Tidak menghiraukan perkataan pria yang dihadapinya membuat pria tersebut sedikit kesal, Samuel nama pria ini yang saat ini berusia kepala tiga dan telah berpisah dengan istrinya setelah mengetahui dirinya hamil. Mencoba untuk tidak peduli dengan tatapan yang diberikan pria dihadapannya, pria yang pernah menyelamatkan dan menodai dirinya secara bersamaan. Hilda merasakan langkah Samuel yang mendekat ke arahnya dan mencoba untuk tidak peduli meski di dalam hatinya ada ketakutan tersendiri atas apa yang akan terjadi nanti, sangat lama mereka tidak saling berhubungan tapi sekarang secara tiba – tiba menghubungi dirinya entah karena apa.“Aku tidak tahu kalau kamu membuang anak kita dan bagaimana bisa kamu melakukan hal itu?” Hilda menatap tajam Samuel “ah aku tahu karena kamu masih sangat muda jadi emosi belum stabil jadi...”“Aku muda bagaimana dengan kamu?,” potong Hilda langsung “ke mana saja kamu selama ini dan sekarang hampir tiga tahun baru muncul?.”Samuel duduk
Andrew tidak sabar merasakan tubuh Hilda tepat di saat pintu di tutup dan kunci yang langsung mendorong Hilda ke tembok menciumnya dengan penuh gairah, ciuman yang disertai remasan pada bukit kembar semakin membuat kedua insan mabuk dalam kobaran gairah. Andrew membuka pakaian Hilda dengan kasar sampai hanya menyisakan dalaman tapi tidak bertahan lama karena langsung dibuka seluruh tanpa melepaskan ciuman, Andrew melepaskan ciuman mereka untuk membuka pakaiannya tanpa melepaskan tatapan satu sama lain.Hilda mendorong Andrew bersandar pada dinding dengan dirinya berlutut dihadapan Andrew memegang milik Andrew yang sudah tegang, memberikan pijatan pelan pada milik Andrew membuat sang pemilik meremas rambut Hilda perlahan. Milik Andrew dijilatinnya dengan menggunakan lidah bergerak maju dan mundur diikuti gerakan tangannya yang seirama dengan lidahnya, tidak lama kemudian memasukkan ke dalam mulut dengan mendiamkannya sesaat sambil tangan yang lain meremas pelan telur yang
Menatap wajah puas milik Andrew memberikan kesenangan tersendiri bagi Hilda, melepaskan diri dari pelukan Andrew perlahan menuju ke dapur untuk menuntaskan dahaganya, sedikit terkejut karena semua sudah tersedia perlengkapan dapur seakan tidak akan kekurangan sama sekali. Memasak yang sederhana dan cepat adalah pilihan sempurna karena memang perutnya sudah terlalu kosong dan juga tenaganya yang cukup terkuras habis karena perbuatan Andrew serta dirinya. Hilda memandang rumah ini yang tampak dirancang sesuai dengan dirinya termasuk area dapur yang menjadi kesukaannya, Hilda mencoba menebak dari mana Andrew atau Rebecca mengetahui semua ini bahkan Charly dan istrinya Rara tidak tahu semua mengenai dirinya.“Baunya sampai tercium di dalam kamar” Hilda memandang Andrew yang hanya menggunakan pakaian bagian bawah “aku belum menyewakan asisten tetap tapi setiap pagi akan ada orang yang membersihkan jadi tidak perlu khawatir bahkan bahan – bahan akan diisi setiap minggunya.”“B
Wajah pertama yang terlihat ketika menuju ruang tamu adalah Adrian bersama kedua orang tuanya diikuti Kenan yang merupakan ayah dari Hilda, kedatangan kedua wanita berbeda usia membuat semua orang menatap ke arah mereka. Pertemuan kesekian kali dengan kedua orang tua Adrian membuat Hilda tidak merasa canggung sama sekali bahkan mereka sudah menganggap Hilda sebagai anak sendiri, pembicaraan selanjutnya adalah antar orang tua sedangkan Hilda dan Adrian hanya diam.“Istri kedua” Kenan menatap Adrian dan Hilda bergantian “apa istri pertama kamu tidak masalah sama sekali?.”“Saya sudah membicarakan dengan istri dan menyetujuinya dan nanti pastinya akan ada surat pernyataan saat nanti menikah” Adrian menjawab tegas.“Bagaimana kalian bisa bersama sedangkan hubungan kalian adalah dosen dan mahasiswa?” Kenan menatap Adrian dan Hilda bergantian “kamu bukan perusak rumah tangga kan?” menatap Hilda penuh selidik yang langsung dijawab gelengan kepala.“Tentu bukan, lebi
Menatap wajah kedua orang tuanya yang diam setelah mendengarkan perkataan Hilda, menghembuskan nafas panjang karena merasa ini adalah waktu yang tepat untuk berbicara terbuka dengan kedua orang tuanya termasuk apa yang dilihatnya selama beberapa hari ini. Kedua orang tua Hilda tampak menunggu kata – kata yang keluar dari bibirnya seolah takut hal yang tidak ingin mereka dengar akan dikatakan oleh Hilda, mencoba untuk bersikap wajar dihadapan anaknya tidak membuat Hilda terpengaruh sama sekali.“Aku tahu apa yang kalian lakukan dibelakangku selama ini dan ternyata buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, di mana apa yang terjadi padaku hampir sama seperti kalian.”Kenan membelalakkan matanya seakan ingin melampiaskan emosi tapi segera dicegah Melly “apa maksud kamu?.”Hilda menghembuskan nafas panjang “perbuatan papa bersama tante serta mama bersama seseorang yang aku tidak pantas sebut” Hilda menatap kedua orang tuanya tampak terkejut “kalian tidak lupa bukan kalah aku
Pernikahan yang berjalan hampir lima belas tahun berjalan sebagaimana pasangan pada umumnya, meski Samuel harus menunggu cukup lama serta meyakinkan Hilda bahwa pernikahan yang akan mereka jalani memang karena cinta bukan menebus perasaan bersalah. Hilda sendiri tidak pernah bertemu dengan Andrew semenjak meninggalnya Rebecca, entah apa yang terjadi pada kehidupan Andrew sendiri Hilda tidak tahu. Ronald mendapatkan hukuman yang selayak – layaknya dimana pastinya dikeluarkan tidak hormat dari universitas mengenai obat – obatan serta perlakuan pada wanita – wanita itu, kedua wanita yang menemani Ronald atau bisa dikatakan sebagai istri simpanan mengikuti proses terapi.Adrian bercerai dari Lina dengan hak asuh anak berada ditangan Lina, Bram sangat membantu dalam proses ini. Setahun setelah Lina resmi bercerai Bram melamarnya dan mereka mengadakan pernikahan, Hilda baru menyadari jika mereka adalah mantan kekasih dan Bram berusaha agar Lina kembali padanya. Ad
Keadaan Hilda tidak sama seperti kemarin karena sejak bertemu dengan Rebecca untuk terakhir kalinya membuat Hilda tidak bisa tidur dengan nyaman, hari ini sesuai rencananya bersama Samuel yaitu bertemu dengan putri mereka yang sudah dirindukan. Hilda menatap Samuel dengan ayahnya Kean sedang berbicara di meja makan, membuatnya perlahan mendatangi mereka berdua dengan memberikan ciuman singkat di pipi Kean.“Gadis kecil yang aku besarkan ternyata sudah menjadi seorang ibu” Hilda duduk disamping Samuel yang tersenyum simpul “saya tidak bisa mengatakan apa pun mengenai apa yang kamu katakan karena semua kembali pada Hilda dan pengalaman lamanya seharusnya sudah bisa membuat pelajaran berharga untuk dia dan juga kamu.”Samuel mengangguk “saya banyak menyesal setelah mengetahui itu semua.”“Jam berapa pesawatnya?” Melani menghentikan pembicaraan mereka semua “bukankah seharusnya kalian pergi sekarang?.”
Wisuda yang Hilda datangi setidaknya bisa bertemu dengan kedua sahabatnya dimana salah satunya tampak berbeda, Alia terlihat tersenyum lebar dengan kelulusan ini. Hilda melihat ke tempat dosen dimana tatapan Jamal mengarah kearah mereka dengan tatapan cinta, mencoba mencari sumbernya yang seketika membuat Hilda mematung karena rasanya tidak mungkin mereka berdua memiliki hubungan, sekali lagi Hilda tidak peduli karena memang bukan urusannya.Berita mengenai Ronald tersebar luas dan cepat membuat Hilda bertanya – tanya mengenai tersangka yang melakukannya, tepukan ringan di bahunya membuat Hilda menatap sang pelaku yang tersenyum manis kearahnya. Hilda mengerutkan kening melihat sikap dari Tari ini, melalui gerakan matanya meminta Hilda ikut dengannya dan mau tidak mau melakukan hal yang sama, bersama Alia berjalan kesalab satu sudut untuk bercerita tapi Hilda tidak tahu apa yang ingin diceritakan oleh Tari.“Terima kasih membantu saat itu jika tidak bisa hancur masa depa
Perkataan orang tua Adrian membuat Hilda hanya tersenyum, Adrian hanya diam menatap Hilda penuh dengan penyesalan. Lina memegang tangan Hilda dengan tatapan memohon tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan ibu dari Adrian, Hilda hanya menatap mereka sambil sesekali tersenyum. Dapat terlihat bagaimana wajah penuh harap mereka atas rumah tangga Hilda dan Adrian, tapi setiap memandang Adrian hanya penyesalan bukan cinta sama seperti Lina saat itu. Bram menatap ini semua dengan sabar karena beberapa kali Hilda memandangnya untuk memberi kode agar jangan bicara terlebih dahulu, membuat Johan mau tidak mau mengikuti permintaan Hilda.“Papa dan mama, maafkan Hilda yang meminta bercerai dari Mas Adrian karena Hilda sudah tidak bisa. Hilda tahu kalau pernah melakukan kesalahan pada Mbak Lina dengan merebut suaminya, tapi kali ini Hilda sadar apa yang dilakukan adalah salah.”“Tapi aku tidak suka sama wanita itu.”Hilda menatap Lina lembut “bukannya kamu dulu juga tidak suk
Sedikit keperluan dikampus membuat Hilda harus datang kesana seorang diri tanpa memberitahu kedua sahabatnya yang entah kemana, suasana kampus tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Tujuan Hilda adalah ruang tata usaha untuk mengambil berkasnya yang tertinggal, saat keluar dari kejauhan tampak Sisil dan Nuri sedang berbicara tapi Hilda tidak peduli dengan itu semua.“Ada yang ingin kubicarakan denganmu.”Hilda terkejut karena secara tiba – tiba kedua wanita ini berada dihadapannya, mengangkat alis untuk mengetahui maksud dan tujuan dari mereka berbicara dengan Hilda. Pandangan Hilda mengarah pada perut mereka yang masih terlihat rata, mereka memberi kode untuk mengikuti mereka dan ternyata tujuan ada cafe depan fakultas. Suasana tenang karena tidak ada pembicaraan sama sekali menunggu kedatangan pegawai cafe mengantarkan minuman dimeja mereka, Hilda sendiri tidak peduli dengan apa yang mereka katakan tapi bersiap merekam semuanya.“Jadi apa yang mau dibicarakan?
Perkataannya tanpa berpikir pada Andrew mungkin akan memberi dampak terhadap keputusannya nanti, meninggalkan Andrew yang harus menjaga Rebeca dengan kembali ke tempat tinggal Samuel. Keputusan menjemput Sica memang sudah direncanakan sejak lama dan kali ini berangkat bersama Samuel selaku ayahnya, Johan menatap Hilda seakan memastikan bahwa keputusannya adalah benar.“Mungkin benar katamu karena bagaimana pun Samuel adalah ayah kandungnya dan selama ini menjaga anaknya dari kejauhan, jadi untuk apa aku melarang bertemu dengan Sica lagian orang tuaku ingin cepat bertemu dengan cucunya.”Johan menatap Hilda dengan tersenyum “peristiwa masa lalu kamu membawa perubahan dalam hidup dan harus melalui ini semua, tapi kamu melakukan untuk Sica bukan yang lain walaupun tidak bisa dikatakan benar. Aku juga salah memanfaatkan kamu hanya demi hasrat semata yang seharusnya bisa ditahan, Samuel setelah melihat Sica langsung berubah dengan tidak menyentuh wanita sama sekali.”“B
Saat melewati ruangan Ronald sekilas Hilda melihat bayangan Tari berada disana, sedikit penasaran atas apa yang terjadi membuat Hilda melangkah kearah ruangan Ronald dan membuka pintunya. Pemandangan pertama yang dilihat adalah Tari berada diatas Ronald secara langsung Hilda mengucapkan kata – kata tersebut membuat mereka menghentikan kegiatan, kedatangan Hilda diikuti Erlangga dengan seketika Hilda merapikan pakaian Tari saat Erlangga menghajar Ronald.“Hentikan dan bawa Tari keluar.”Erlangga menghentikan gerakannya menatap Hilda yang memberi kode agar membawa Tari keluar karena kondisi Tari tidak memungkinkan, Erlangga segera keluar menyiapkan mobil Hilda setelah diberikan kunci. Hilda menatap Ronald yang tidak berdaya setelah apa yang Erlangga lakukan, bahkan ketika Hilda memandang Ronald tidak ada penyesalan sama sekali. Pintu terbuka dimana Jamal muncul menatap ruangan Ronald membuat Hilda sedikit takut jika Jamal melakukan hal yang sama d
Hilda mencoba bersikap biasa dihadapan Adrian, bahkan ketika Adrian mengajaknya pulang Hilda beralasan masih ada yang harus dikerjakan dan Adrian mengatakan jika dirinya akan menunggu di ruangan. Hilda tidak akan mendatangi Adrian di ruangannya sama sekali karena tidak ingin melihat hal yang sama seperti sebelumnya, memilih pulang ke apartemen Samuel setelah melakukan pesta dengan kedua sahabatnya juga Erlangga. Ketika sampai di apartemen dimana Johan dan Samuel menyiapkan pesta kecil atas lulusnya sidang skripsinya yang berarti Hilda tidak akan lama lagi lulus.“Aku mengatakan pada pengacara bahwa panggilan perceraian akan datang tepat saat kamu wisuda.”Hilda menatap Samuel tidak percaya tapi memang pengajuan perceraian sudah mereka masukkan ke pengadilan saat dirinya masih sibuk dengan skripsi, menjadi masalah adalah Adrian mengajaknya bulan madu. Hilda sendiri ragu mengatakan ini pada Samuel yang saat ini berada disampingnya, Johan keluar dari tempat in
Hilda mengikuti perkataan Samuel untuk pindah dari tempat Johan, sebelum pindah memasang kamera CCTV agar Hilda bisa melihat apa yang terjadi di tempat Adrian. Samuel mengikuti permintaan Hilda mengenai apa saja syarat yang diungkapkannya sebelum memutuskan untuk memasuki apartemen, ponsel Hilda dalam pengawasan Samuel sedikit berjaga jika terjadi sesuatu hal yang tidak enak. Keputusan Hilda menghentikan pencegah kehamilan agar bisa menjalani hidup sebagai wanita normal lainnya, tapi Johan menolak dengan alasan untuk fokus terlebih dahulu pada skripsinya.Lina yang merupakan istri Adrian berkali – kali menghubungi Hilda menanyakan kabar mengenai suaminya, Lina merasakan sesuatu yang tidak enak atas apa yang terjadi pada Adrian. Hilda sendiri belum bisa menjelaskan atau menceritakan apa pun pada Lina dengan beralasan sibuk mengejar skripsinya dan bersyukur Lina memahami hal tersebut, pengajuan perceraian sudah dilakukan oleh pengacara yang disiapkan oleh Samuel dan Hilda tidak