“Apa yang kamu lakukan? lepaskan aku!” berontak Anya di dekapan Trevor.“Jangan pernah mengabaikanku atau akan aku akan membuatmu tak bisa menolak,” ancam Trevor dengan seringai tampan yang tak bisa Anya abaikan.“Aku tidak ingin ada gosip tentang kita di kantor.”Anya mencoba menjaga nama baik karena tidak ingin kerja kerasnya tercoreng dengan berita tidak benar seperti yang terjadi saat dia masih menyandang nama Jackson.“Kenapa kamu mempedulikan hal remeh seperti itu? Yang tahu tentang kita adalah kita berdua, jadi kamu tidak perlu mendengarkan perkataan tidak benar dari orang lain,” kata Trevor yang tidak tahu apa yang Anya takutkan dan apa yang pernah terjadi dalam hidupnya.“Aku tidak ingin hasil kerja kerasku disepelekan karena menjalin hubungan dengan orang yang tidak seharusnya. Aku tidak ingin dianggap mendapatkan proyek darimu karena aku merayumu.” Anya memasang dinding yang membuat Trevor tidak suka.“Bukan kamu yang merayuku, aku yang lebih dulu menginginkanmu dan aku aka
“Gejalamu menunjukkan jika kamu sedang hamil, jadi lakukan test terlebih dahulu, jika benar kamu hamil, aku akan memberikan rujukan ke dokter kandungan untuk diperiksa lebih lanjut,” terang dokter yang memeriksa Anya.Seketika Anya memucat mendengar hal tersebut, dia baru menyadari jika beberapa bulan ini dirinya terlambat datang bulan. Dia pikir hal tersebut terjadi karena dia terlalu stress bekerja, tapi ternyata …Anya menggelengkan kepala cepat mengusir segala kemungkinan yang terjadi, dia berharap diagnosa dokter tersebut salah.Mengikuti perkataan dokter, dia melakukan tes kehamilan dan hasilnya begitu mengejutkan, tangannya gemetar melihat garis dua di alat yang dipegang.Air mata lolos dari pelupuk matanya dan jatuh membasahi pipi, mengingat kembali apa yang dirinya dan Trevor lakukan saat mereka mabuk beberapa bulan lalu. Mereka melakukannya tanpa pengaman dan selama ini dia tidak menyadari jika hal tersebut akan berakibat fatal.Untuk sejenak, Anya bersembunyi di kamar mand
“Aku belum sempat menyiapkan presentasi yang kamu butuhkan sore ini,” ujar Anya saat masuk ke ruang kerja Trevor.Melihat wanita itu datang, Trevor segera bangkit dari tempat duduknya dan berdiri sangat dekat menghapus jarak di antara mereka. “Bagaimana keadaanmu? Adam bilang kamu sakit.”“Adam terlalu berlebihan, aku baik-baik saja.” Anya memutuskan menyembunyikan kehamilannya setelah mendengar hubungan Trevor dengan Remy dan juga desas desus tentang dirinya.Jika ada yang tahu dirinya hamil, maka tamatlah riwayatnya.“Aku merindukanmu, kamu terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini dan terlihat pucat. Istirahatlah sehari atau dua hari, aku bisa menemanimu.” Trevor memberi tawaran yang menggiurkan.Anya menatap mata pria itu, ingin sekali mengangguk setuju, tetapi dia tahu apa yang akan terjadi jika mereka bersama. Perkataan dokter kembali terngiang dalam benaknya, kini dia harus memperhatikan anak yang ada di dalam kandungan.“Kamu tidak boleh seperti ini Trevor, kita sangat tahu ada ba
Anya terduduk di lantai menangis terisak karena perlakuan Adam dan kebimbangan dirinya untuk berkata jujur pada Trevor tentang kehamilannya. Dia harus memilih antara karir atau kebaikan anak yang sedang dikandung.Kebingungan dan rasa takut menghantui, umurnya masih sangat muda, dia punya impian dan masa depan yang ingin diraih tetapi kini semua terasa gelap dan menakutkan.Jika keluarganya tahu keadaan dirinya, mereka pasti akan segera menyeretnya pulang. Masa depan dan kebebasan yang selama ini diimpikan akan sirna, dia akan kembali menjadi putri seorang Jackson.Tak hanya itu, keluarganya akan dengan mudah menghancurkan bisnis Trevor dan membuat pria itu hancur.Kegelisahan dan kecemasan membuat Anya cukup lama bersembunyi di ruang kosong tersebut. Selain untuk menenangkan diri, dia menunggu rasa sakit di punggung dan perutnya reda.Khawatir ada yang mencari, Anya merapikan diri lalu pergi mencuci muka, menyembunyikan mata sembab akibat karena terlalu banyak menangis.Baru saja ing
Trevor mendorong Remy dengan kuat hingga wanita itu hampir terjatuh karena tiba-tiba memeluknya setelah dia mengatakan jika Remy boleh mengambil sementara proyek kerja sama dirinya dengan Peter, dengan satu syarat jika wanita itu harus mengembalikannya pada Anya setelah semua gosip yang beredar sekarang mereda.“Apa yang kamu lakukan?” geram Trevor merapikan pakaiannya tidak suka Remy memeluknya.“Maafkan aku karena terlalu senang akhirnya kamu memberiku kepercayaan. Percayalah gosip tentangmu akan segera mereda dan semua akan kembali seperti semula. Aku juga yakin kamu bisa menjaga kerja sama kita dengan baik.”Remy membuat alasan demi mendapatkan hati Trevor, tetapi tujuan utamanya adalah menyingkirkan Anya dari pria itu.“Sekarang pergilah! Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan,” usir Trevor.“Baiklah, terima kasih atas waktu dan kepercayaanmu. Semoga pekerjaanmu lancar,” ujar Remy yang kemudian melenggang pergi setelah tujuannya tercapai.Trevor duduk sambil memegangi k
Bau obat yang menyengat dan rasa sakit yang merayap mencengkram tubuh Anya membuatnya terbangun dari tidur panjang. Dia mencoba memfokuskan pandangan yang kabur dan mengamati keadaan sekitar.Rasa takut menyerang, dia merasa sendirian di negara asing dan tidak memiliki siapapun. Hal ini menyadarkannya jika orang yang tulus mencintainya adalah keluarganya. Dia menyesal telah pergi jauh dan kini yang dia inginkan adalah pulang ke rumah yang hangat.“Papa … Mama …,” tangisnya lirih.“Anya, kamu sudah bangun?” suara Arlo membuat hatinya lega dan ketakutannya lenyap, dia merentangkan kedua tangan yang lemah meminta kakaknya memeluknya.Dengan cepat Arlo mendekat lalu memeluknya hangat. Tangis Anya seketika pecah, dia tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar, yang dia inginkan adalah menangis sepuasnya.Arlo yang mengerti keadaan adiknya, membiarkannya menangis tanpa bertanya apapun. Dengan lembut dia mengusap punggung adiknya.“Aku ingin pulang,” ucap Anya di sela isak tangis.“Kita pulang
Satu tahun kemudian …“Adikmu terlalu menakutkan, dia bekerja terlalu keras dan bersaing dengan banyak perusahaan, Anya tidak bisa mengendalikan ambisinya. Apakah kamu bisa bicara dengannya?” ujar Richard pada Arlo, dia merasa khawatir dengan kesibukan Anya.“Aku akan bicara dengannya,” kata Arlo patuh.“Apakah kamu tidak merasakan perubahan adikmu setelah dia pulang setahun yang lalu? Sikapnya sekarang sangat dingin pada semua orang dan lebih kejam darimu saat memutuskan sesuatu,” Richard mulai curiga dengan perubahan sikap putrinya.“Papa tidak perlu khawatir, dia hanya ingin membuktikan diri jika apa yang diraihnya bukan karena dia seorang Jackson tetapi karena kerja kerasnya.”Arlo sengaja menyembunyikan apa yang terjadi pada adiknya meski sebenarnya dia tahu penyebab dari perubahan sikap Anya.“Untuk apa dia membutuhkan validasi diri? Siapa yang masih meragukannya sampai saat ini?”Tidak ingin papanya semakin curiga, Arlo memutuskan untuk mengakhiri obrolan mereka. “Aku akan perg
“Wow … Anya pintar mencari seorang pria, masa depannya akan terjamin jika dia menikah dengan keturunan Jackson,” celetuk Adam yang membuat rasa cemburu dan marah Trevor semakin memuncak.“Sayangnya pria itu sudah menikah dan keluarga mereka dikenal sebagai keluarga yang bahagia dan harmonis. Aku tidak akan membiarkan Anya menghancurkan keluarga itu.”Kening Adam mengerut penuh tanda tanya. “Benarkah kamu ingin melindungi keluarga Arlo dari Anya? Atau kamu cemburu melihat Anya bersama pria lain sehingga ingin memisahkan mereka? Siapa yang kamu pedulikan sebenarnya, Anya atau Arlo?”Trevor yang terus fokus pada Anya, tidak mempedulikan perkataan Adam. Dia meletakkan gelasnya lalu berjalan menjauh dari pria itu.“Trevor, kamu mau ke mana?” tanya Adam bingung dengan sikap teman sekaligus atasannya itu.“Menemui Anya, dia pasti terkejut melihatku di sini,” jawab Trevor dingin.Adam menggelengkan kepala, tidak mengerti dengan sikap Trevor yang labil setiap kali berhubungan dengan Anya. Pria
“Auuuw …” rintih Trevor saat Anya mengobati lukanya.Anya melirik selintas menatap wajah pria itu lalu kembali berkonsentrasi dengan luka yang sedang dia obati.“Katanya tergores sedikit, kenapa sekarang jadi manja dan meringis kesakitan,” gumam Anya seolah sedang bicara pada dirinya sendiri.Trevor tersenyum masam menanggapi sindiran Anya. “Jika kamu bersikap sedikit lebih lembut, aku tidak akan merasa kesakitan.”Bukannya bersikap lembut, Anya malah sengaja menekan luka Trevor hingga pria itu berteriak kesakitan, menarik tangannya lalu menghindari Anya.“Ini sangat menyakitkan, aku tahu kamu sengaja melakukannya,” gerutunya tanpa rasa marah.Anya kembali menarik tangan pria itu lalu kini benar-benar mengobatinya dengan hati-hati. “Ini bukan luka ringan dengan sedikit goresan seperti yang kamu katakan. Lukamu cukup parah dan terus mengeluarkan darah, besok kamu harus periksa ke rumah sakit.”Trevor terdiam sambil memperhatikan Anya yang sedang mengobati lukanya. Sebenarnya dokter sud
“Sudah cukup, aku tidak mampu memakan semua ini,” kata Anya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil mengusap perutnya yang kekenyangan, mengabaikan sopan santun di hadapan Trevor.“Kamu harus makan banyak, aku melihatmu terlihat sangat kurus dan kantung matamu tidak bisa kamu sembunyikan dari make up tebal,” ujar Trevor seakan tahu kondisi Anya.Anya kembali menegakkan tubuh dan mengusap wajahnya. “Sekarang kita bisa membahas pekerjaan,” ujarnya lalu mengeluarkan dokumen untuk menghindari Trevor banyak bicara.“Kenapa buru-buru, aku masih ingin bersamamu.”“Cukup, Trevor! Bersikaplah profesional. Kita di sini untuk urusan pekerjaan dan aku tidak ingin terlibat denganmu lebih dari ini.” Anya menekankan hubungan mereka saat ini.Dengan buru-buru Anya membuka dokumen yang dibawa lalu membacakan pasal-pasal yang mereka sepakati. Trevor yang muak dengan sikap Anya, merebut dokumen tersebut lalu menutupnya.“Aku ingin bicara denganmu soal Remy,” terang Trevor.“Aku tidak ada urusan den
“Apa yang kamu dapatkan dari penyelidikan Remy?” tanya Trevor pada Adam.“Ada berita bagus yang bisa membuatmu keluar dari jerat wanita itu?” jawab Adam sambil menyerahkan hasil penemuannya pada Trevor.Trevor menaikkan satu alis dengan senyum sinis terkembang di ujung bibir membaca dokumen yang Adam berikan padanya.“Jadi wanita itu tidak hamil? Selama ini dia sedang bermain-main denganku dan berbohong padaku?” ujar Trevor.“Dia tidak mungkin hamil darimu karena kamu tidak bercinta dengannya,” kata Adam.“Jadi kamu percaya padaku sekarang?” Trevor menyombongkan diri menyindir ketidakpercayaan Adam padanya.“Aku tidak sepenuhnya percaya dengan perkataanmu, aku hanya percaya pada data yang aku dapatkan.” Adam langsung mematahkan kesombongan Trevor.“Data apa yang kamu dapatkan?”“Apakah kamu ingat saat kamu melakukan tes darah saat itu?” Adam mengingatkan.“Ah … ya … sehari setelah aku mabuk aku merasa tidak enak badan sehingga aku memutuskan ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan
“Apakah aku bisa bertemu dengan papa tirimu?” tanya Trevor pada Remy dengan ekspresi tak terbaca.“Papaku …?” ulang Remy dengan cuping hidung kembang-kempis memperlihatkan kegugupan yang coba disembunyikan, “kenapa kamu ingin bertemu dengan papaku?”Tidak ingin dicurigai atas permintaannya, Trevor memilih kata dengan hati-hati sebelum mengucapkan.“Jika memang bayi yang kamu kandung adalah anakku, bukankah sudah seharusnya aku bertemu papamu? Karena papa kandungmu sudah meninggal, sudah sewajarnya aku bertemu dengan walimu saat ini.”Kecurigaan yang sempat terbesit dalam benak Remy, seketika lenyap ketika sikap Trevor berubah lembut padanya, bahkan pria itu tidak menolaknya lagi. “Aku tidak bisa janji, papaku susah untuk ditemui.”“Sayang sekali, apakah itu berarti tidak ada restu untuk kita?” pancing Trevor.“Re-restu …?” Kata-kata itu membuat mata Remy berbinar senang.“Lupakan saja permintaanku.” Trevor berusaha tarik ulur emosi Remy, dia kemudian beranjak dari tempat duduk hendak
Anya terbelalak mengetahui jika kakaknya yang masuk ke ruangan. Dia langsung berusaha bangun dan merapikan pakaian.“A-aku … ka-kami …” Otak Anya seketika kosong dan tak mampu menjelaskan apa yang terjadi.“Dia jatuh dari kursi dan aku berusaha menolongnya, aku harap kamu tidak salah paham dengan apa yang dilihat tadi,” jelas Trevor dengan santai sambil berdiri dan berjalan mendekati Arlo seolah tidak terjadi apa-apa.“Benarkah begitu?” tanya Arlo memastikan langsung ke Anya dengan tatapan penuh selidik.“Aku sedikit ceroboh hingga terjatuh dari kursi dan beruntung Trevor menolongku,” jelas Anya tak sepenuhnya berbohong.“Lalu bagaimana kamu bisa berada di sini? Bukankah seharusnya kamu menemuiku?” Tatapan curiga Arlo diarahkan pada Trevor.“Aku tersesat dan berakhir di sini.”Arlo terdiam berusaha memahami situasi yang terjadi, dia tipe orang yang tidak mudah percaya hanya dengan mendengar cerita dari orang lain. Banyak peristiwa dan proses dalam hidupnya yang membuat dia begitu hati
“Mereka memundurkan rapatnya karena kamu tidak datang,” ujar Adam yang kembali menemui Trevor.“Biarkan saja, aku masih bisa menanganinya. Apakah kamu sudah menemukan data tentang Remy? Apa yang kamu dapatkan?” cecar Trevor.“Tidak banyak yang bisa ditemukan, aku hanya bisa mengakses data pribadi dan keuangannya. Tidak ada hal yang mencurigakan dengan semua itu,” terang Adam.“Berikan semua data itu padaku dan tinggalkan aku sendiri, aku yang akan mengurusnya.”Adam kemudian menyerahkan sebuah flashdisk pada Trevor, tetapi tidak langsung pergi dari hadapan pria itu. Mengetahui hal tersebut, Trevor menatapnya dengan dingin. “Ada apa lagi?”“Arlo Jackson baru saja menelpon, dia ingin bertemu dan mengundangmu ke kantornya, ada kerjasama yang ingin ditawarkan,” ujar Adam menginformasikan tujuan Arlo.Rahang Trevor mengeras, rasa cemburu mengusik mengingat Anya sangat dekat dengan pria itu.“Bilang saja aku tidak berminat dengan semua yang dia tawarkan,” balas Trevor tanpa pikir panjang.“
“Sudah lama sekali aku tidak membicarakan papaku dan aku tidak berminat,” tolak Trevor enggan mengulik masa lalunya kembali.“Tapi ini berhubungan dengan keluarga Jackson, jika kita tidak menyelesaikannya maka hidup kita sebagai keluarga Smith tidak akan tenang,” terang Mattew.“Apa untungnya bagiku? Nama Smith tidak ada artinya bagiku dan aku tidak punya hubungan apapun dengan keluarga Jackson.” Trevor berusaha menghindar dari masalah yang lebih buruk.“Kamu dan Britne berteman baik, Arlo juga mengenalmu. Pertemananmu dengan Britne akan rusak dan bisnismu akan tersendat jika kita tidak menyelesaikan masalah keluarga kita.”Trevor menghela nafas panjang lalu memijit batang hidungnya. “Sepertinya keputusanku untuk pulang adalah sebuah kesalahan dan seharusnya aku tidak perlu mengenalmu sehingga masalah ini tidak mendatangiku.”Mattew tersenyum penuh pengertian. “Ini adalah kesalahan para orang tua kita yang tidak bisa kita hindari, jadi tugas kita sekarang adalah memutuskan semua kutuk
“Dasar anak pembawa sial! Mati saja kamu!” umpat mamanya sambil memukul dengan keras.Umurnya masih tujuh tahun saat itu tetapi bayangan itu masih sangat jelas di ingatan. Kekerasan, umpatan, pukulan selalu dia dapatkan di masa kecil.Dia sering disalahkan atas kehidupan mamanya yang buruk, papanya meninggalkan mereka dalam kemiskinan dan semenjak saat itu mamanya sering kali kehilangan akal sehat lalu memukul dirinya tanpa alasan.Tetapi bukan itu hal terburuk dalam hidupnya, hal terburuk yang dia alami adalah ketika menemukan mamanya bunuh diri dan meninggalkannya sebatang kara di dunia ini. Dia kemudian dibawa petugas sosial untuk dibesarkan di panti asuhan.Trevor terbangun dengan keringat dingin yang membasahi pakaian, rahangnya mengeras mengingat mimpinya. Hal itulah yang membuatnya begitu membenci papanya dan tidak ingin tahu siapa ayah kandungnya.Seumur hidup, dia membenci pria yang telah menghamili mamanya dan meninggalkannya begitu saja.Mimpi buruk itu membuatnya tidak bis
Trevor mengerang marah karena situasi sulit yang dihadapinya. Keadaan ruyam ketika dia mabuk dan terbangun dengan Remy tidur di sisinya dan sekarang wanita itu mengaku hamil anaknya.“Sudah ku bilang Remy akan menyulitkan hidupmu,” sindir Adam merespon sikap Trevor.“Bisakah kamu diam jika kamu tidak punya solusinya? Jangan membuatku semakin pusing,” geram Trevor.“Benarkah kamu tidak mengingat apapun malam itu?”Trevor menggeleng sambil memijat kepalanya yang berdenyut sakit. “Aku tidak mungkin bercinta dengan Remy, jika aku melakukannya aku pasti mengingatnya meski mungkin tidak secara detail. Itu yang aku rasakan pada Anya sehingga aku yakin jika anak yang Remy kandung bukan anakku, tetapi aku butuh bukti untuk menyanggahnya jika tidak Remy akan membuat media gempar dan nilai sahamku akan turun.”“Jadi kamu bercinta dengan Anya dalam keadaan mabuk? Dasar pria brengsek,” umpat Adam membuat Trevor sadar jika telah bicara terlalu banyak.“Enyahlah dari hadapanku, Adam! Aku sedang ingi