Beranda / Romansa / Love The Way You Lie / 13. Setelah kepergianmu

Share

13. Setelah kepergianmu

Penulis: Erdes04
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-18 21:45:08

“Antar aku ke rumah,” titah Dave seraya mendudukkan dirinya di kursi belakang mobil. Theo menoleh, “Duduk di depan. Aku bukan sopirmu.” Dave menatapnya tajam, sontak saja membuat Theo gelagapan dan segera menyalakan mesin mobil. Perjalanan itu diisi dengan rasa penasaran Theo, pria itu melirik bingung pada wajah cerah Dave lewat kaca spion. “Apa sesuatu yang menyenangkan terjadi?” tanyanya. “Fokus saja pada jalan, jangan sampai mobil ini lecet!” ujar Dave tegas. Theo mendengus, “Kenapa kau hobi sekali marah-marah. Aku kan cuma bertanya.”

“Pertanyaanmu yang aneh, hal menyenangkan apa yang akan terjadi di pertemuan bisnis dengan pria setengah baya. Jangan membuatku tertawa,” ucap Dave. Theo tersenyum lebar, “Aku rasa tebakanku benar. Seorang Dave tidak mungkin membalas perkataan anehku, tetapi kali ini kau menjelaskannya dengan panjang. Sesuatu benar-benar terjadi, hm?” Dave mengalihkan pandangannya ke luar kaca, pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang dilewati sepertin

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Love The Way You Lie   14. Peduli?

    Dave mendongak saat telinganya menangkap langkah seseorang yang mendekat, Bella tampak canggung saat menghampirinya. Dave tidak berniat membantu Bella yang masih terlihat lemah itu berjalan, dia lebih senang memperhatikan ekspresi yang ditampilkan perempuan itu. Dave meraih cangkir berisi kopi, kemudian meneguknya sambil terus memandang Bella. Perempuan itu tampak manis dengan kaos kebesaran miliknya, tentu bukan Dave yang mengganti. Namun, pria itu terlihat menyukainya. “Pa.. pagi,” sapa Bella. Dave rasanya ingin tertawa, mendengar nada gugup perempuan itu. Dia berdeham seraya meletakkan cangkir itu kembali, Dave menatap Bella. “Kau terbangun?” tanyanya. Bella tersenyum kaku, “Maaf. Aku menggunakan tempat tidurmu.” Dave mengernyit, “Kau dapat melanjutkan tidurmu.” Bella menggeleng cepat, “Tidak. Aku sudah cukup beristirahat, lagi pula akan sangat merepotkan bila aku hanya tidur.” “Dave, terima kasih telah menolongku. Maaf merepotkanmu,” ujar Bella seraya memainkan j

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-20
  • Love The Way You Lie   15.1 Kau tidak merepotkan

    Dave kembali menghembuskan napas kasar, matanya tak pernah berpindah ke objek lain. Bella mengusapkan kedua telapak tangannya untuk sekedar memberikan kehangatan, angin malam ini masih berembus kencang. Ia mengeratkan mantel usang di tubuhnya, Bella tidak tahu apa yang dilakukannya. Ia mana mungkin kembali ke apartemen Dave, pria itu sudah sangat baik telah menolongnya ketika sakit. Dan Bella tidak mungkin merepotkan pria itu lebih jauh, ia tidak ingin Dave merasakan hal seperti Ed ketika bersamanya. Bella termenung, sebulan sudah berlalu sejak kepergian Ed. Hingga saat ini Bella tidak mengetahui ke mana Ed pergi, pria itu telah membawa seluruh hatinya. Bella mendongak ketika merasakan seseorang berdiri di depannya, sosok menjulang tinggi itu terlihat di matanya. Ia harus mengernyit untuk menghalau sinar matahari, Bella tidak dapat menebak siapa gerangan sosok itu. “Kau bodoh?” hardik suara tersebut. Bella berdiri, ia mengenal suara tersebut. Pria yang beberapa jam lalu men

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-23
  • Love The Way You Lie   15.2 Kau tidak merepotkan

    ~ Dave menyeruput secangkir kopi yang telah dibuatkan Bella, dari aromanya saja dia sudah yakin dengan rasa kopi tersebut. Dave meletakkan cangkir itu kembali, matanya memandang bingung pada Bella yang telah rapi. “Kau akan pergi?” tanya Dave. Dia tidak dapat menahan rasa penasaran, perempuan itu selalu berhasil membuat sisi lain dirinya muncul.Bella menoleh, “Aku akan mencari pekerjaan.” Dave mengernyit, “Pekerjaan?” Bella mengangguk, “Ya. Aku baru kehilangan pekerjaan di restoran, Madam Choo telah menemukan pengganti karena itu sekarang aku mencari kerja.” Ah, Dave ingat sekarang. Bella sudah tidak bekerja selama sebulan waktu itu, tentu saja pemilik restoran tidak ingin rugi dengan terus memperkerjakan karyawan yang menghilang tanpa kabar. “Ke mana kau akan mencarinya?” Bella mengangkat bahunya, “Aku masih belum tahu. Tetapi biasanya mudah menemukan pekerjaan sebagai pelayan di restoran-restoran kecil pinggir jalan.”, Dave menatapnya serius, “Apa kau tidak ing

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • Love The Way You Lie   16. Kembali

    “Kita akan kembali ke Seoul besok,” ucapan Dave sontak mengejutkannya. Bella menghentikan kegiatan mencuci piringnya, ia menoleh cepat pada Dave yang tengah mengerjakan pekerjaan di dalam laptop. “Kita?” Bella mencoba memperjelas ucapan Dave. Pria itu menghentikan ketikan tangannya, dia ikut menoleh pada Bella. “Ya, aku tidak mungkin memberikanmu gaji bila terus bekerja di apartemen kosong. Kau tentu harus ikut denganku ke mana pun aku pergi,” ujarnya. Bella terdiam, ia kembali berbalik menghadap wastafel dan melanjutkan mencuci piringnya. Ke Seoul, ya? Entahlah, terlalu sulit menjabarkan perasaannya saat ini.Bella merasa enggan pergi ke kota itu, lagi pula ia tidak bisa meninggalkan tempat yang menyimpan banyak kenangan indah dengan Ed. Lalu bagaimana jika Ed kembali ke rumah, sedangkan ia tengah berada di Seoul. Gerakan tangannya yang tengah mengelap piring otomatis terhenti, Bella tidak dapat berpikir jernih saat ini. Ia dengan cepat menyelesaikan p

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-28
  • Love The Way You Lie   17. Tidak terduga

    “Jadi, perempuan ini yang menjadi alasan kau pergi ke Busan meskipun tidak ada pekerjaan di sana? Dia yang membuatmu mengabaikan pesan ibu?” nada tak suka terdengar jelas dari wanita dengan pakaian elegan itu. Bella menunduk, entah mengapa ia merasa tidak nyaman. “Ibu, berhenti mengatakan hal itu. Aku lelah,” balas Dave acuh. Dia menarik tangan Bella memasuki rumah mewah itu, mereka telah tiba di Seoul satu jam yang lalu. Dave sengaja membawa Bella ke kediaman keluarga Lay, hal itu dirinya lakukan karena ada dokumen penting yang tertinggal di kediaman Lay. Tetapi dia harus segera membawa Bella ke rumah miliknya, karena Dave tidak bisa membiarkan orang-orang mengusik Bella. “Dave! Ibu belum selesai bicara!” suara wanita itu terdengar kembali. Bella melirik takut-takut ke arah Dave, pria itu terus menariknya ke lantai dua. Dia bahkan mengabaikan seruan ibunya, Bella menggigit bibir bawahnya. Ia bingung harus melakukan apa, memang seharusnya Bella tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-29
  • Love The Way You Lie   18. Tersandung

    “Kau tidak pusing terus melakukannya?” tanya Dave. Pasalnya Bella tidak kunjung berhenti mondar-mandir, kini mereka tengah berada di dalam kamar yang ditempati Bella. Perempuan itu sungguh dibuat pusing oleh kejadian di meja makan, bagaimana bisa pria itu mengucapkan hal tanpa mempertimbangkan semuanya. “Kenapa kau mengatakan itu di depan ibumu? Calon istri? Aku bahkan tidak pernah membalas lamaranmu.” Dave menatap datar, “Belum pernah. Bukan tidak pernah, Bella. Jangan mengatakan sesuatu seolah-olah kau memang ingin menolakku.” Bella memandang Dave tidak percaya, “Apa kau tahu arti pernikahan itu apa? Jangan bermain-main dengan hal itu, apa alasanmu melamarku?” Dave melipat tangannya di depan dada, dia memiringkan kepalanya sedikit. “Apakah perlu alasan?” tanyanya. Bella menghela napas pelan, “Tentu. Kau tidak bisa melamar seorang perempuan secara tiba-tiba, bahkan kita baru mengenal kurang lebih lima bulan.” Kedua alis Dave bertautan,

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-30
  • Love The Way You Lie   19. Apa kau yakin?

    “Pakai itu,” ujar Dave seraya melempar sebuah paper bag ke arah Bella. Perempuan itu mengernyit, kemudian meraih paper bag tersebut. “Untuk apa ini?” tanyanya seraya membentangkan sebuah dress selutut dengan model tumpukan di bagian bawah dan pergelangan tangan. Dress itu tampak cantik dengan warna coklat muda, tetapi harganya terlihat mahal.“Tentu saja untuk kau kenakan,” balas Dave. “Kita akan pergi berbelanja, buang semua pakaian jelekmu itu! Aku akan membelikan yang baru,” sambungnya. Bella mengerutkan alisnya, ia tidak suka mendengar kalimat pria itu. “Aku tidak memerlukan pakaian baru, lagi pula pakaianku masih layak pakai dan semua masih bagus.” Dave menghela napas pelan seraya meletakkan kacamata bacanya ke meja, dia menatap Bella serius. “Jangan bertingkah seperti itu lagi, kau akan menjadi Nyonya di keluarga ini. Aku bisa saja menghentikan para media, tetapi aku tidak ingin melakukan hal merepotkan itu.” Bella memutar bola matanya malas, “Ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-02
  • Love The Way You Lie   20. Cukup dengarkan aku!

    “Bersiaplah,” titah Dave membuat Bella menoleh dengan kening mengernyit. “Kita akan pergi?” tanyanya. Dave mengangguk, dia masih sibuk mengancingkan kemeja putihnya. “Ke mana?” tanya Bella kembali. Dave menghela napas pelan, dia berjalan menghampiri Bella dan duduk di sampingnya. “Kita akan ke California,” jawabnya. Kerutan di kening Bella semakin terlihat, “Untuk apa? Jika untuk masalah pernikahan, kita bisa melakukannya di sini, kan?” Dave menatap Bella datar, “Aku tidak suka orang lain mencampuri urusanku.” Bella terdiam, jawaban Dave membuat hatinya sedikit sakit. Apa Dave masih menganggapnya orang asing? “Aku tidak membicarakanmu... “ sahut Dave yang seolah dapat menebak apa yang ada dalam pikiran Bella. Perempuan itu menoleh, Dave melanjutkan ucapannya. “.. kita akan pindah ke sana. Sekaligus aku akan mulai mengurus perusahaan cabang di sana, kau tidak masalah, ‘kan?” Bella tersentak, ia menggeleng cepat.Kemudian melirik Da

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-05

Bab terbaru

  • Love The Way You Lie   32. Semuanya berakhir sekarang (END)

    Bella terus menunduk, ia tidak berani mendongak untuk memandang dua sosok yang kini duduk di depannya. Entah bagaimana kedua pria itu datang bersamaan, mendatanginya dan mengajaknya kembali. Bella mendongak, kedua pria itu saling menatap tajam. “Bisakah kalian pergi?” ucapannya sontak saja membuat kedua pria itu menatapnya.“Tidak bisa,” ujar mereka bersamaan. Bella menghela napas lelah, ini tidak akan mudah. “Kau harus ikut denganku,” terdengar nada perintah dalam ucapan Dave. “Kau tidak bisa memaksanya,” kini giliran Ed yang berbicara. Ya, kedua pria itulah yang sedari dua jam memaksanya.Sudah seminggu Bella berada di Los angeles, beruntung baginya karena bertemu dengan salah satu ibu panti ketika tiba di bandara. Panti kini telah pindah ke salah satu bangunan sederhana milik seorang pengusaha, bahkan pengusaha yang tidak diketahui namanya itu telah menjadi penyumbang terbesar untuk panti.

  • Love The Way You Lie   31. Keputusan akhir

    Kelopak mata itu tampak bergerak-gerak, sebelum akhirnya terbuka secara perlahan. Hal pertama yang tertangkap oleh retina matanya adalah langit-langit ruangan berwarna putih, kepalanya menoleh ke samping. Dinding bercat putih juga menyambutnya, Bella mengerutkan hidungnya ketika bau obat-obatan tercium jelas. Ah, rumah sakit. Bella menghela napas pelan, ia melirik pergelangan tangan kirinya yang terbalut perban. Ingatan kembali membawanya pada kejadian sore tadi, ketika Bella dengan bodohnya melukai pergelangan tangannya. Ia tersenyum miris, dibandingkan dengan bodoh, Bella akan menyebutnya sebuah usaha melarikan diri.Tentu saja dirinya tidak akan mungkin bertahan lebih lama dari penjara yang dibuat Dave, pria itu sungguh-sungguh sudah tidak memedulikannya lagi. Bella tidak dapat mengetahuinya dengan pasti berapa lama Dave pergi, tetapi Maid beberapa kali yang mengantarkan makanan untuknya. Ia tidak dapat menahannya lagi, terlebih ketika hujan badai terjadi sor

  • Love The Way You Lie   30.2 Aku lelah..

    Bella terus mundur, hingga kemudian punggungnya menyentuh tembok. Bella jatuh terduduk, ia meringkuk disudut kamar, matanya memandang takut ke arah Dave yang melangkah mendekat. “Kau sakit, Dave.” Dave membulatkan matanya mendengar perkataan Bella, “Aku tidak sakit.” Bella menggeleng cepat, “Mentalmu sakit!” ekspresi mengeras di wajah Dave, berganti menjadi raut wajah datar. “Katakan sekali lagi dan kau akan mati,” desis Dave. Entah mengapa keberanian Bella mulai terkumpul, ia menatap Dave dengan ekspresi wajah meremehkan. “Kau tidak akan berani melakukannya, Dave.” “Karena selama ini hanya aku yang masih bertahan denganmu, benarkan?” rahang Dave mengeras kembali. Dia berjongkok, lalu jari telunjuk dan jempol tangan kanannya mengapit dagu Bella. “Apa kau mau aku melepaskanmu?” suara Dave terdengar dalam. Bella mengepalkan kedua tangannya, intimidasi yang dilakukan Dave, nyatanya telah membuat ketakutan kembali menghampiri. Ia mengang

  • Love The Way You Lie   30.1 Aku lelah..

    “Dave, kumohon buka pintunya! Ayo kita bicara! Dave!” seru Bella seraya terus menggedor pintu di depannya. Ia menghela napas lelah, tangannya terasa kebas setelah menggedor-gedor pintu selama beberapa menit. Bella tahu Dave berada di luar ruangan, karena itulah ia terus berteriak hingga membuat tenggorokannya terasa kering. Bella berbalik, ia memandang hampa pada ruangan tempatnya berada kini. Bukan kamar dengan ranjang empuk dan cahaya lampu yang terang, melainkan sebuah ruangan tanpa ada satu pun perabotan dan jendela. Hanya ruangan kosong dengan satu lampu temaram dan sebuah lubang ventilasi kecil, Bella menunduk. Entah sudah berapa hari dirinya berada di sini, Dave benar-benar mengurungnya seperti seorang tahanan. Pintu yang merupakan satu-satunya jalan keluar, tidak pernah terbuka seperti ketika ia dikurung di kamar. Makanan akan tiba di ruangan melalui sebuah lubang yang hanya muat untuk satu nampan, tidak lagi melalui Maid. Bella benar-benar

  • Love The Way You Lie   29.2 Aku bersamamu

    Bella tidak dapat memercayai penglihatannya sekarang, matanya tak pernah lepas pada layar laptop di depannya. Sebuah video sedang di putar, terdapat seorang anak laki-laki dengan seorang wanita berpakaian dokter. Wanita tersebut tampak mengajak bicara anak itu, tetapi respons yang diperlihatkan anak laki-laki itu sungguh membuatnya terkejut.Tanpa diberitahu, Bella dapat menebak bahwa anak itu adalah Dave kecil. Video enam menit itu akhirnya berakhir, Bella masih mencoba mencerna apa yang dirinya lihat tadi. Ia melirik ke arah kertas-kertas yang kini berada dalam pangkuannya, Bella telah selesai membaca beserta dokumen-dokumen lain yang kini tercecer di atas lantai.Tangannya terangkat untuk meraih sebuah foto usang dengan bergetar, foto yang memperlihatkan seorang anak laki-laki tengah menatap ke arah kamera dengan tatapan hampa. Tanpa sadar air matanya jatuh, lihatlah tubuh yang tampak seperti hanya tulang berbalut kulit.Bahkan perban yang

  • Love The Way You Lie   29.1 Aku bersamamu

    Pemandangan di sore hari ini tampak indah, pantulan cahaya jingga menerpa kaca besar ruangan yang terlihat gelap itu. Bella memandang lurus pada pemandangan langit sore dari balik kaca kamarnya yang membentang luas, sekalipun pandangan itu tidak benar-benar menikmati apa yang tersaji. Di tengah lamunan, suara gemercik air sesekali terdengar dan memecahkan keheningan ruangan itu.Empat belas hari sudah berlalu semenjak kejadian besar itu, hingga saat ini Bella tidak pernah mengetahui kabar Ed. Apakah pria itu baik-baik saja? Bagaimana kehidupannya sekarang? Pertanyaan yang beberapa hari terakhir mengganggu pikirannya itu terus menghantui, Bella bahkan tidak dapat tidur nyenyak.Tidak ada hal berarti yang dilakukannya, setiap hari ia selalu melamun di kursi yang menghadap ke arah kaca. Sudah dua minggu itu pula, Bella terkurung dalam rumah mewah Dave. Pria itu benar-benar tidak membiarkan dirinya melangkah sejengkal pun keluar dar

  • Love The Way You Lie   28.2 Sekeping hati yang dipatahkan

    “Bella!” suara tak asing yang memanggil namanya, sontak membuat Bella dan Ed sama-sama menoleh ke asal suara. Mata mereka membulat, kehadiran Dave dan Clara juga sekitar lima orang pria berbadan besar dalam balutan pakaian serba hitam, mengejutkan mereka. Bella terlebih dahulu berdiri, ekspresi wajahnya berubah panik.“Dave?’ gumamnya. Dave melangkah menghampiri, diikuti Clara dan kelima pria itu. “Jadi, ini yang kau lakukan di belakangku saat aku sibuk bekerja? Kau mengkhianatiku?!” sentak Dave. Ekspresi dingin yang kentara di wajah Dave, tanpa sadar membuat tubuh Bella bergetar. Karena dibandingkan dengan ekspresi itu, Bella lebih memilih Dave berekspresi marah.“Ed,” suara lirih itu berasal dari satu-satunya perempuan selain Bella. Clara memandang Ed dan Bella bergantian, tatapan mata yang terluka itu sontak membuat Bella diliputi rasa bersalah. Ia mendekat ke arah Clara, kemudian berdiri di depanny

  • Love The Way You Lie   28.1 Sekeping hati yang dipatahkan

    Arah matanya tak pernah lepas dari pintu masuk kedai, tak berapa lama senyuman manis terbit di bibir merah meronanya. Seorang pria dalam balutan mantel hitam tengah mendekat dengan buket bunga di tangannya, senyumnya terukir indah ketika matanya menangkap sang terkasih. “Maaf, sudah membuatmu menunggu lama,” ujar pria tersebut seraya mendudukkan dirinya di depan perempuan itu. Bella menggeleng, senyum tak jua lepas dari bibirnya. “Tak apa, kau pasti sangat sibuk. Eum.. apa bunga itu untukku?” tanyanya seraya menunjuk buket bunga di tangan pria di depannya.Ed terkekeh geli, kemudian mengangguk. “Untuk perempuan istimewa yang menempati seluruh ruang dihatiku,” sahutnya seraya menyodorkan buket berisi bunga anyelir putih. Bella menerimanya, senyumnya semakin lebar ketika menghirup aroma bunga anyelir yang harum. “Terima kasih, Ed. Padahal kau tidak perlu repot-repot membawakannya untukku, kau datang saja aku sudah sangat bahagia.&

  • Love The Way You Lie   27. Hanya kau dan aku

    Cengkeraman kuat pada sabuk pengaman seolah menjadi satu-satunya cara agar sesuatu yang buruk tidak terjadi, sekalipun Bella tahu harapannya itu tidak akan pernah terjadi. Meskipun ketakutan merasuki, ia tidak dapat menghentikan atau setidaknya meminta Dave menurunkan kecepatan mobil. Pria itu tengah kalap, terlihat dari wajahnya yang memerah.Bahkan di saat emosi mengusai, Dave tetap bisa mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Beberapa kendaraan lain mencoba menghindar agar tidak terjadi kecelakaan, tak jarang ada yang menghentikan kendaraannya ketika mobil Dave melintas dengan cepat.Bella sungguh takut, seperti dalam adegan film laga. Dave mengendarai mobil dengan kegilaan, Bella tidak bisa lagi menahan ketakutannya. Ia harus menghentikan Dave, terlebih ketika seorang pejalan kaki yang hendak menyeberang hampir tertabrak.“Dave, hentikan mobilnya. Sadarlah!” sebisa mungkin dirinya berteriak, meskipun yang keluar hanya seruan yang tercekat. Dave

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status