Alya merasa Nino masih marah kepadanya. Karena sejengkel apapun Alya kepada Nino, tidak seharusnya ia menyinggung mamanya Nino yang sudah tiada.
'' Nino,'' panggil Alya dan Nino berhenti. Alya mencoba mendekati Nino yang sedang berdiri di hadapannya, ada yang harus ia luruskan dengan Nino.
'' Gu-gue minta maaf ... soal omongan gue soal nyokap lo. Gue enggak tau kalau nyokap lo sudah enggak ada,'' jelas Alya,'' Tapi semuakan gara-gara lo juga. Kalau lo enggak bikin gue jengkel, gue enggak akan menyinggung soal nyokap lo.''
Nino tersenyum miring, kemudian berbalik menghadap Alya. Ekspresi wajahnya terlihat sangat serius saat melihat Alya.
'' Lo minta maaf ... tapi kemudian lo menyalahkan gue!'' seru Nino,'' lo serius minta maaf enggak sih? Kalau lo enggak serius minta maaf mendingan enggak usah.''
'' Tapi ...''
'' Enggak perlu minta maaf!!'' teriak Nino yang memotong ucapan Alya kemudian pergi.''Iiiiih ... egois banget sih jadi manusia,'' Alya sewot,'' dasar manusia aneh!''
Alya kembali naik kelantai dua dan menyusul ketiga sahabatnya. Alya membutuhkan sesuatu untuk meredam kemarahannya.
Kenapa gue harus minta maaf sama orang kaya dia, batin Alya.
Alya masuk kekelas dengan amarah di hati. Alya langsung duduk di kursi, wajahnya terlihat begitu tegang, nafasnya terdengar begitu cepat yang memompa dadanya naik turun, sementara bibirnya tidak ada senyuman sedikitpun, sementara ketiga temannya kembali menatap heran.
'' Dia egois banget tau enggak? Kenapa gue yang harus minta maaf, sementara dia enggak mau minta maaf. Padahal dia jugakan salah, handphone gue rusak karena dia. Tapi apa? dia enggak mau minta maaf.''
'' Lo kenapa si Al?'' tanya Syiffa yang terlihat heran saat Alya tiba-tiba datang dan ngomel engga jelas.
'' Alyaa!!!'' teriak Amel saat tiba-tiba Alya menghabiskan minumannya.'' Itukan minuman gue. tinggal dikit lagi,'' ucap Amel sambil mengangkat botol minuman yang isinya hampir habis.
'' Lo kenapa sih? Gue yang jadi korban."
'' Amel, lo tau enggak? Amarah gue sudah sampai ke ubun-ubun. Ingin rasanya gue iket tu orang, terus gue lempar ke kandang buaya biar lenyap sekalian.''
'' Nino maksud lo? tanya Rara menebak.
'' Siapa lagi! masa cuma gue yang harus minta maaf, dianya enggak mau.'''' Sabar Al, sabar,'' kata Syiffa berusaha menenangkan Alya sambil mengusap pundaknya berulang kali.'' Seperti yang gue bilang Al, selamat datang di SMA Bina Negeri. Dan selamat datang di dunianya Nino, yang tengil dan nyebelin,'' tutur Rara sambil tersenyum lebar.Alya mendengus kesal, ia berusaha tenang dan beruaha meredam emosinya. Sementara ketiga temannya hanya memperhatikan Alya sambil sesekali mereka saling melempar senyum.
'' Hati-hati lo Al,'' bisik Amel,'' jangan teralu dipikirin, karena kalau terlalu dipikirin lama-lama jadi suka. Jangan terlalu benci juga, karena kalau nanti jatuh cinta, sakitnya lebih terasa kalau cintanya bertepuk sebelah tangan.''
Alya reflek membalik badan, menghadap Amel yang duduk di belakangnya. Alya menatap Amel serius, tidak ada tanda bercanda apalagi main-main.
'' Gue jatuh cinta sama manusia kaya dia,'' Alya mendekatkan wajahnya.'' Enggak akan!''
'' Di sinetron juga awalanya kaya gitu, tapi ujung-ujungnya hidup bersama,'' celetuk Amel yang membuat Alya semakin geram.'' Ameel!!"
'' Sorry!'' Amel mengacungkan dua jarinya membentuk huruf "V''.*******
Alya berjalan pelan saat memasuki halaman rumahnya. Sementara sang Bunda terlihat sedang menyiram tanaman di teras depan.
" Assalamualaikum Bunda."
Bu Laras tersenyum, saat Alya berjalan menghampiri sambil menyapa.
" Waalaikumsalam, sayang.''
Bu Laras memperhatikan Alya sebentar, ada yang aneh dengan tingkah anaknya siang itu.
'' Kamu enggak apa-apa? kayanya lemas banget sayang.'''' Enggak Bunda, Alya enggak apa-apa,'' sahut Alya setelah mencium tangan Bu Laras.'' Alya cuma kecapean saja.'''' Oh gitu.''" Alya kekamar yah Bunda, Alya mau mandi badan Alya sudah lengket."
" Pantes badan kamu bau Acem " canda Bu Laras.
'' Iiih Bunda, walau Alya nggak mandi, badan Alya tetap wangi. "
" Ya sudah sana mandi. Setelah mandi, kamu makan yah,'' pinta sang Bunda.
Alya meninggalkan Bundanya dan pergi kekamar. Di kamarnya tanpa membuang waktu, Alya langsung mandi dan berganti baju. Setelah berganti baju, Alya teringat sama alamat blog pribadinya Nino yang dia catat kemarin.
Alya bangkit dari tempat tidurnya, kemudian duduk dan membuka laptop yang dia ambil dari meja. Alya mengetikan alamat blog milik Nino setelah laptopnya siap di gunakan.
Alya beruntung, karena baru satu menit yang lalu Nino memperbaharui isi blognya. Alya coba membaca tulisan yang baru saja di tulis oleh Nino. Alya coba memahami apa yang di curahkan oleh Nino lewat tulisan itu.
Dear mama
Mam besok Cindy ulang tahun ,Nino ingat saat mama masih ada, Cindy maunya mama yang buat kue ulang tahunnya. Cindy enggak mau kue ulang tahunnya di buat oleh orang lain.
Nino nggak tau ma Nino harus gimana, Nino bingung cara membahagiakan Cindy bagaimana. Cindy pasti teringat moment-moment indah saat bersama mama.
Doakan Cindy ya ma, biar Cindy nggak kaya Nino, biar Cindy selalu bahagia terus dalam hidupnya. Nino sayang mama.
Nino
Setelah membaca curahan hati Nino di blognya. Dalam hati Alya sebenarnya masih ada rasa kesal kepada Nino, tapi saat membaca curahan hati Nino timbul rasa iba di hati Alya.
Alya mencoba mengirim komentar di Blognya Nino. Alya mengetik beberapa kalimat untuk memberi dukungan.
Angel
1 Agustus 2019 at 13.30 pmSelamat untuk adiknya yang berulang
tahun semoga sehat selalu. Membahagiakankeluarga yang masih hidup adalah tanggungjawab mereka yang masih hidup.Kebahagiaan itu bisa kita ciptakan sendiri, dan kamu harus
menciptakan kebahagiaan itu untuk adikmuNino
1 Agustus 2019 at 13.35 pmBagaimana kalau gue nggak bisa
menciptakan kebahagiaan gue sendiri?.Angel1 Agustus 2019 at 13.37 pmOrang yang tidak bisa menciptakan
kebahagiaannya sendiri, berartidia menyimpan ego dan kemarahanyang sangat besar. Kalau kamu inginbahagia, hilangkan ego dan kemarahan itu.Balas
Nino
1 Agustus 2019 at 13.38 pmLo nggak tau apa yang gue rasain,
jadi lo enggak akan ngerti.Angel1 Agustus 2019 at 13.40 pmGue memang enggak mengerti. oleh sebab itu, seharusnya kamulah
yang lebih tau gimana caranya menciptakan kebahagiaan untuk kamu dan adikmu.Nino tidak membalas kembali komentar yang di kirimkan oleh Alya, Nino langsung menutup laptopnya dan tidur di kasur. Sebelum dia terlelap, Nino memikirkan kembali apa yang di katakan oleh Angel .Tapi tetap saja kemarahan yang besar di tambah ego dia, Nino merasa sulit untuk menghilangkan amarahnya.
Nino teringat dengan secarik kertas yang dia temukan di buku diarynya. Angel, nama yang sama seperti nama si pengirim surat yang disisipkan di buku diarynya. Nino berfikir apakah ini angel yang sama.
***
Malam harinya tanpa sepengetahuan Alya. Pak Alfin ayahnya Alya tiba di rumah setelah pulang dari surabaya, Pak Alfin selama ini memang lebih sering di luar kota di bandingkan berada dirumah.
'' Alya sudah tidur Bunda? tanya Pak Alfin berbisik, sedang Bu Sania menganggukan kepalanya sambil mengambil barang-barang bawaan dari tangan Pak Alfin.
'' Alya sudah tidur dari tadi sore. Kecapean mungkin.''
'' Syukurlah,'' sahut Pak Alafin sambil berjalan mengendap-endap.'' Ayah sengaja pulang malam karena ingin memberi kejutan sama Alya.''Pak Alfin dan Bu Sania berjalan secara perlahan masuk ke kamar. Pak Alfin tidak mau rencananya gagal untuk memberi kejutan kepada Alya.
'' Ini apa yah?'' tanya Bu Sania sambil menggenggam bungkusan yang ada di tangannya.
'' Itu handphone ... Alya bilang handphonenya rusak. Makanya ayah beliin buat dia.'' sahut Pak Alfin,'' Bunda sudah beli kue ulang tahunnya kan?'''' Sudah. Bunda taruh di lemari dapur.''
'' Ayah,''
Alya replek terbangun saat telinganya mendengar suara ayahnya berbicara. Alya mencoba melebarkan telinganya, mencoba mencari kebenaran apakah ia tidak salah mendengar.
Kata Ayahkan pulangnya minggu depan. Apa gue salah dengar yah? gue cek ah,'' batin Alya
'' Ssst!!''
Pak Alfin memberi isyarat dengan menempelkan satu jari ke bibirnya, saat telinga peka Pak Alfin medengar pintu kamar Alya berderit.
'' Alya bangun,'' bisik Pak Alfin sedang Bu Sania terlihat sedikit panik.
Secepat kilat Pak Alfin masuk kekolong tempat tidur bersama dengan barang-barang yang dia bawa. Sepersekian detik kemudian, pintu kamar di buka dan Alya muncul dengan tatapan penuh tanya.
'' Maaf Bunda, tadi Alya mendengar suara Ayah. Apa Ayah sudah pulang?''
Bu Sania terenyum, kemudian berjalan mendekati Alya yang masih berdiri di pintu.
'' Kamu salah dengar, orang enggak ada siapa-siapa disini. Atau kamu tadi mimpi,'' kilah Bu Sania, sedang Alya terlihat Alisnya mengkerut.
'' Enggak Bunda, tadi Alya mendengar jelas suara Ayah di kamar ini.''
'' Enggak ada ah ... kamu lihat sendiri, enggak ada siapa-siapakan?'''' Tapi ...'''' Sudah, kamu tidur besok kamu sekolah,'' kata Bu Sania meyakinkan.'' Mungkin kamu berhalusinasi, karena kamu terlalu kangen sama Ayah.'''' Mungkin si Bund,'' kata Alya yang masih terlihat berpikir.'' Ya udah, Alya balik kekamar.''
'' Iyah, tidur yang nyenyak yah.''Alya mengangguk, Alya berjalan kekamarnya dengan perasaan yang belum yakin, kalau ia hanya berhalusinasi.
Sebagai anak tunggal, Alya memang sangat di sayang oleh kedua orang tuanya. Meski selama ini Alya lebih sering tinggal berdua sama sang bunda, karena ayahnya lebih sering pergi keluar kota, tapi tidak mengurangi rasa sayang Alya ke Ayahnya, begitu juga sebaliknya.
'' Happy Birthday to you ...happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you.'' " Selamat ulang tahun sayang.'' Alya reflek mendongakan kepalanya, saat ia membuka pintu kamar hendak pergi kekamar mandi. Ayah dan Bundanya sedang berdiri di depan pintu dengan kue ulang tahun di tangan. Mata Alya yang awalnya malas untuk terbuka, sekarang terbuka lebar dan menatap kedua orang tuanya haru. Alya terdiam, alya benar-benar terharu atas kejutan yang di berikan oleh ayah bundanya. Alya langsung memeluk Ayah Bundanya dengan penuh Cinta. " Terima kasih Ayah, Bunda,'' kata Alya sembari tersenyum, tapi kemudian wajahnya mengernyit.''Berarti yang tadi malam Alya dengar, benar-benar suara Ayah dong?'' Pak Alfin dan Bu Sania saling tatap, kemudian tersenyum. '' Iyah, Ayah sengaja sembunyi. Kan mau ngasih kamu kejutan! kalau Ayah sampai ketahuan, kejutannya bisa gagal dong.'' '' Tapi tetap saja Alya kecewa, Alya merasa di bo
Di hari ulang tahunnya, Cindy harus memendam dua kesedihan sekaligius. Pertama, harapan Cindy untuk melihat kaka dan papanya bisa akur sekarang pupus sudah. karena Nino menolak untuk berdamai. Dan masalah yang paling berat yang Cindy alami adalah masalah kedua. Masalah ini sangat sulit untuk Cindy ceritakan ke siapapun. Malam itu Cindy menangis di kamar, anak itu memiliki masalah yang sulit untuk dia selesaikan. Bahkan yang biasanya dia selalu menceritakan semua masalahnya ke Pak Arif dan Nino, untuk masalah ini Cindy tidak berani. Bahkan merasakan ketakutan yang teramat sangat. Beruntungnya di rumah itu masih ada sosok lidya. Walau bukan ibu kandungnya, tapi nalurinya sebagai perempuan membimbingnya untuk peka terhadap masalah yang sedang di hadapi oleh anak tirinya. Perempuan itu merasakan ada sesuatu yang aneh dari prilaku Cindy beberapa hari terakhir ini. Cindy memang beberapa terakhir ini tidak seperti biasa, dia terlihat lebih murung & serin
Nino termenung di kamarnya. Nino masih menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga Cindy. Nino berjalan keluar kamar, Nino menengok Cindy di kamarnya, dia masuk secara perlahan, Nino melihat adiknya itu sudah tertidur pulas. " Kaka minta maaf. Kaka belum bisa menjadi kaka yang baik. " Di belainya rambut sang adik penuh kasih sayang. Nino berdiri, tapi seketika matanya teralihkan ke handphonenya Cindy yang tergeletak di atas meja. Ada rasa penasaran yang mengusik pikirian Nino terutama tentang Dewa. Dengan hati-hati, Nino membuka handphonenya Cindy, terutama isi Chat W******p. Mata Nino terbelalak seketika saat membaca isi Chat Itu, tangannya semakin mengepal dan urat di wajahnya semakin menegang saat Nino membaca isi Chat dari Dewa yang terkesan merendahkan Cindy. Nino meletakan handphonenya kembali di atas meja, kemudian keluar kamar. Tanpa sepengetahuan Nino, Cindy ternyata masih terjaga dan mengetahui apa yang di lakukan oleh Nino. Ada ke
'' Buat apasih Video itu?'' tanya Ucup heran.'' Sudah, lo enggak perlu tau,'' jawab Nino,'' gue kirim videonya ke handpone gue, terus video di handpone lo gue hapus.'' Ucup masih terlihat bingung dengan apa yang di lakukan oleh Nino. Ucup tidak tau apa yang sedang di rencanakan oleh Nino pada Alya, Ucup hanya di perintahkan oleh Nino untuk merekam kejadian saat Alya tadi berebut kunci dengan Nino. Dan beruntungnya Nino, ia mendapatkan Video saat Alya terjatuh dan mencium pipinya. Kemudian Nino melihat Alya mulai menjauh dengan sepedanya, meninggalkan halaman sekolah. Nino bergegas berlari menuruni anak tangga satu persatu, Nino berlari cepat ke parkiran sekolah kemudian mengambil motornya. Tanpa membuang waktu lebih banyak lagi, Nino segera menyakalan motornya kemudian mengejar Alya yang sudah menjauh. Beruntung, Nino melihat Alya dari kejauhan sedang menggoes sepedanya. '' Hai!'' sapa Nino, sedang Alya reflek menengok ke arah Nino.'' Ngapain
'' Alya kamu kenapa?'' tanya Bu Sania di luar kamar, saat mendengar teriakan dari Alya.'' Enggak apa-apa Bunda, ada kecoa aja.'' Tring. Mata Alya semakin terbelalak saat Nino mengirimkan video lagi. 0821 xxxxKerenkan Videonya? Apalagi kalau Video ini di tonton oleh anak satu sekolah. Ya Tuhan! Tenang Alya, tenang. Manusia aneh itu hanya menggertak, batin Alya. 0838 xxxxApanya yang keren? Gue malah jijik tau nggak. Hapus enggak Videonya. 0821 xxxxKenapa harus di hapus? Rugi kalau gue hapus, karena besok gue akan sebarin Video ini di sekolah. Alya memejamkan matanya, seketika pikirannya terasa berat saat memikirkan apa yang akan terjadi kalau benar Nino menyebarkan Video itu. Alya menarik napas, mencoba kembali mengumpulkan keberaniannya. 0838 xxxxLo pikir gue takut? Gue nggak takut. 0821 xxxxYakin? Gue pengen tau, seheboh apa di sekolah besok kalau Video ini tersebar. '' Aduh!'' Al
" Eh Al, bukunya mana? " tanya Syiffa ke Alya, " Ada nih, " Alya menunjukan bukunya ke Syiffa."Awas aja lo kalau nggak di bawa, gue jodohin lo sama si Adit.'' Alya menoleh kebelakang dan di balas oleh kedipan mata genit oleh Adit. Alya hanya mengernyitkan wajahnya melihat si adit seperti itu. " Eh Al, lo beneran sekarang jadi bendahara OSIS?'' tanya Amel dengan ekspresi sangat penasaran. Alya memang di tunjuk oleh Denis sang ketua Osis untuk menjadi bendahara Osis. Alya sebenarnya sudah menolak, kerena dia merasa banyak anak yang lain yang lebih pantas. Tapi karena Denis terus merayunya Alya dengan berat hati menerimanya. " Iya, kenapa? " jawab Alya singkat sambil menganggukan kepalanya. " Asik dong, tiap hari lo bisa ketemu terus sama ka Denis." " Emang kenapa? Gue si biasa ajah. " " Iiih Alya ka Deniskan ganteng , ketua OSIS, masa lo nggak tertarik sama sekali.'' " Enggak, " Alya kembali menggelengkan kepalany
Di kamarnya, Alya masih sulit untuk memejamkan mata. Alya masih terus teringat ucapan Nino barusan. Di pikirannya masih ada keraguan, dan belum mempercayai apa yang Nino ucapkan. Alya masih trauma dengan mantan pacarnya dahulu, Alya pernah menjalani hubungan toxic dengan mantan pacarnya. Dan itu membuat Alya sedikit trauma, Alya takut apa yang di alaminya dahulu terulang lagi. Tanpa terasa, waktu sudah hampir tengah malam, rasa lelah dan rasa kantuk sudah bercampur menjadi satu di diri Alya. Beberapa kali Alya terlihat menguap, Alya sudah tidak bisa menyembunyikan rasa kantuknya, sampai akhirnya Alya tertidur karena sudah tidak kuat menahan rasa kantuk. ****** Pagi harinya, saat Alya sedang bersiap mau berangkat sekolah, Alya mendengar suara seseorang sedang mengobrol dengan budenya. Alya membuka gorden kamar, Alya terkejut Nino sudah berada di depan dan sedang mengobrol sama budenya. "Cepet amat tu anak akrab sama Bude,padahal tadi malam sika
Di kamar, Nino kembali memikirkan Alya. Nino masih heran, kenapa Alya belum memberi jawaban. Padahal selama ini kalau Nino mau, banyak perempuan yang bersedia menjadi kekasihnya. Nino berdiri, dia berjalan ke meja belajarnya. Saat ini dia butuh seseorang yang bisa memberinya pendapat, di ingatannya muncul nama Angel teman onlinenya. Nino membuka laptop yang tergelatak di meja belajar, secara perlahan Nino menyalakan Laptop itu. NinoNinoAdrian@g***l.comKepada:saya Kemarin gue sudah mengungkapkan perasaan gue sama gadis itu.Tapi sayang, sampai sekarang gue belum mendapatkan jawabannya.Menurut lo gimana ? ketika seorang cewek mengulur-ngulur waktuuntuk memberi jawaban. AngelAngelli@g***l.comKepada: Saya Cinta itu masalah perasaan, seorang perempuan kadang tidakmudah untuk mengambil keputusan, apalagi menyangkut ma
'' Tolong keluarin gue,'' teriak Alya, matanya mulai berkaca-kaca.'' Buka pintunya ... gue takuut'' rengek Alya sambil memukul-mukulkan tangannya ke pintu. Di luar sana, rupanya perbuatan Lola dan kedua temannya di ketahui oleh anak ospek yang lainnya. '' Eh, tadi ada anak perempuan yang di kurung di gudang sama kaka senior,'' bisik anak itu, dan kedengeran oleh Tristan yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka. Tristan langsung bergegas menuju tempat yang di sebutkan oleh anak tadi. Secara bersamaan Nino yang juga kuliah di kampus ini, tidak sengaja mendengar teriakan Alya, saat Nino lewat di dekat gudang itu. '' Alya,'' bisik Nino, Nino paham dengan suara kekasihnya itu. Nino langsung berlari dan mencari sumber suara itu. Setelah menemukannya Nino mencoba membuka pintu itu, tapi tidak bisa karena pintunya di kunci. '' Tolong buka ... !! tolongin ...,'' teriak Alya dari dalam. Nino berusaha mencari kuncinya, sampai akhirn
Setelah ijazah di dapat, Alya dan ketiga sahabatnya sepakat untuk kuliah di tempat yang sama, walau mengembil jurusan yang berbeda. Hari ini Alya sudah mulai melaksanakan Ospek di Kampus Bina Sarana.Di kamarnya, Alya memandangi penampilannya yang tampak aneh. Alya memakai kemeja putih dan Rok hitam selutut, tidak lupa pula rambutnya di kepang dua dengan pita berwarna biru'' Malas banget gue pake beginian. Memang apa manfaatnya si ada acara beginian, aneh banget dunia pendidikan di Indonesia ini.'' gerutu Alya sambil memandangi penampilannya.'' Haaah ...'' Alya menghela nafasnya, kemudian mengambil tas dan keluar kamar.'' Bunda Alya berangkat yah ....''Bu Mia yang sedang membereskan meja makan, terlihat menahan tawa saat Alya keluar dengan penampilan seperti itu.'' Bunda jangan ngetawain Alya'' omel Alya ke Bundanya.'' Maaf sayang ...,'' Bu Mia mendekati Alya, kemudian ia genggam wajah anaknya itu dengan kedua tangannya,'' Kamu te
Lidya berfikir sejenak, memikirkan apa yang di inginkan oleh Nino.'' Nino kalo kamu tinggal di Jakarta kamu mau tinggal sama siapa?'' tanya Lidya ke Nino.'' Nino bisa ngekos Tante, sekalian Nino juga mau belajar mandiri,'' jawab Nino serius.Lidya menarik nafas dalam, Lidya berkata.'' Ya sudah nanti Tante pikirkan terlebih dahulu ya Nino,'' Lidya menaruh majalah di tangannya di atas meja. Lidya berdiri.'' Kalo gitu Tante ke kamar dulu yah, tante mau istirahat.''Nino mengangguk,'' Iya Tante,'' jawab Nino singkat.Lidya berjalan meninggalakan Nino, dan masuk ke kamaranya. Di dalam kamar, Liday duduk di atas tempat tidurnya Lidya memikirkan apa yang menjadi keinginan Nino.Walau Nino bukan anak kandungnya, tapi Lidya sudah menganggap Nino seperti anak kandungnya sendiri. Lidya menganggap Nino adalah amanah dari Almarhum suaminya yang harus ia jaga.Lidya berdiri, wanita itu mengambil pas Foto Papanya Nino yang di taruh di atas meja rias
Alya dan kedua temannya berjalan keluar dari bandara. Alya masih berat meninggalkan tempat itu, bayang-bayang kepergian Nino masih melintas di kepalanya.'' Sudah Al lo jangan sedih. Lo pasti bisa bertemu lagi sama Nino,'' kata Syiffa sambil merangkul Alya, yang terlihat beberapa kali menengok ke dalam bandara.'' Iya Fa gue tau, suatu saat Nanti gue bakal merindukan gombalan Nino, ketengilan Nino. Gue pasti merindukan momen-momen itu Fa.''Ketiga sahabatnya kembali merangkul dan mengusap pundak Alya pelan. Alya kembali terlihat bersedih, saat mengingat moment bersama Nino.'' Al ... lo tau enggak? sebelum Nino kenal sama lo, Nino itu bandeeel banget, susah di atur, tengil, tukang bolos, tauran, tapi semenjak Nino kenal sama lo, Nino berubah drastis. Itu sebabnya gue yakin, Nino enggak bakalan ninggalin lo, karena lo orang yang bejasa merubah hidup dia jadi lebih baik Al,'' tutur syiffa menasihati.Amel yang ada di samping Alya menyeka air mata Aly
Alya kembali akur dengan Rara, mereka kembali utuh sebagai sahabat . Setelah mereka pulang sekolah, Alya, Syiffa, Rara dan Amel berkumpul di rumah Rara.Mereka berkumpul di taman belakang rumah Rara.'' Eh kalo nanti kita kuliah kita kuliahnya di tempat yang sama yah,'' kata Amel mengawali pembicaraan.'' Ya boleh tapikan kita ngambil jurusannya beda,'' sahut Rara,'' lo mau ngambil jurusan apa Al?'' tanya Syiffa ke Alya.'' Gue mau ngambil ekonomi,'' sahut Alya.'' Gue juga,'' celetuk Amel menimpali ucapan Syiffa.'' Kalo gue hukum,'' sahut Rara.'' Kalo gue si dari dulu mau ngambil sikologi'' kata Syiffa.'' Makanya kita nyari kampusnya yang ada ketiga jurusan itu, supaya kita bersama terus. Paling tidak kalo kita mau janjian kita masih satu kampus.'' pinta Syiffa.Alya berbaring di kursi panjang sendirian, matanya memandang langit yang terlihat cerah siang itu.'' Cepet banget ya waktu, enggak kerasa kita udah mau lulus aja,'
Alya pulang kerumahnya bersama Syiffa, Amel dan Rara. Di kamar Alya mereka berkumpul untuk melepas rindu.'' Syukurdeh Al, lo enggak apa-apa. Kita khawatir tau lo kenapa-napa!'' ucap Syiffa sambil tersenyum.'' Iyah kita panik banget tau, pas lo ngilang kemarin siang," celetuk Amel yang menimpali ucapan Syiffa.'' Gue minta maaf yah, gara-gara gue kalian jadi ikut susah,'' sahut Alya kepada teman-temannya.'' Seharusnya gue yang minta maaf. Gara-gara gue kita semua jadi enggak waspada, makanya Haikal punya ruang buat nyulik lo.''Alya tersenyum, kemudian Alya mengusap tangan Rara yang duduk di hadapannya, '' Kalian sahabat terbaik gue, kita mungkin pernah saling jengkel. Tapi seorang sahabat yang baik, dia akan kembali memeluk sahabatnya, saat sahabatnya meminta maaf dan dalam keadaan susah.''Ucapan dari Alya membuat Rara, Syiffa dan Amel ikut terharu, mereka kemudian saling berpelukan.'' Kaya gue nih, walau gue sering teraniyaya sa
Pagi ini Nino memutuskan pergi ke jakarta ikut mencari Alya. Nino cemas dengan Alya yang belum di temukan sampai malam ini.Sesampainya di jakarta. Nino langsung pergi ke sekolahnya Alya, untuk bertemu dengan Syiffa dan yang lainnya.Motor Nino berhenti tepat di depan Pak Mamat, yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah.Pak Mamat terperanjat kaget dan mundur satu langkah. Sampai kemudian pak Mamat mengamati siapa pemilik motor itu.'' Dek Nino,'' kata Pak Mamat sambil menunjuk ke arah Nino yang baru saja membuka helmnya.''Iya Pak.''Nino turun dari motornya kemudian menyalami Pak Mamat, yang juga ikut menghampiri.'' Dek Nino ini kemana aja ko baru kelihatan?'' tanya Pak Mamat sambil tersenyum lebar.'' Saya tinggal di Bandung Pak. Saya kuliah di sana,'' jawab Nino.'' Teng,teng,teng ''Terdengar bel pulang berbunyi, tidak lama kemudian terlihat anak-anak mulai behamburan keluar dari kelas mereka masing-masin
'' Untuk hari ini cukup sekian, kita lanjutkan minggu depan,'' kata Pak Jamal. kemudian Pak Jamal menatap kursi Alya yang kosong. '' Alya kemana yah. Dia sakit atau kemana?'' tanya Pak Jamal.'' A-Alya di UKS Pak sakit,'' jawab Syiffa berbohong.'' O gitu, ya sudah nanti bilang ke Alya untuk menyalin pelajaran dari Bapak yah.'' pinta Pak Jamal.'' Iya Pak, nanti saya bilangin ke Alya,'' jawab Syiffa.Pak Jamal kemudian pergi meninggalkan kelas menuju kantor. Setelah Pak Jamal keluar, Syiffa dan Amel buru-buru keluar untuk mencari Alya.Revan yang sedari tadi menyembunyikan kesalahannya juga ikut keluar. Revan berjelan cepat menuju ke gudang, dan itu memancing kecurigaan dari Rara yang sedari tadi memperhatikannya.Revan kaget saat masuk ke gudang ternyata Alya sudah tidak ada, dan talinya sudah terlepas. Revan panik, Revan terus mencari keberadaan Alya di gudang itu.'' Akh ....''Revan teriak saat seseorang memukulnya dari belakan
Alya memang belum membuka Email dari Nino. Alya memiliki dua Email dan semenjak putus dari Nino, Alya sudah tidak pernah lagi menggunakan Email itu.'' Kamu benar-benar sudah melupakan aku Al? Padahal aku masih sayang sama kamu." Gumamnya kembali.Esok harinyaNino yang sedang berada di perpustakaan, terus di ikuti oleh Clara. Clara terus mendekati Nino walau sebenarnya Nino sudah merasa tidak nyaman.'' Lo suka baca sastra?" tanya Clara sambil melihat Cover buku yang sedang di baca oleh Nino.Nino menoleh sebentar kemudian mengangguk. Nino tidak merespon pertanyaan dari Clara, Nino tetap melanjutkan aktivitas membacanya.'' Kalo lo suka sastra, kenapa lo enggak ngambil sastra kuliahnya?''Clara kembali bertanya pada Nino, tapi Nino tetap fokus membaca. Clara semakin kesal karena Nino bersikap cuek.'' Lo udah lama suka sastra?'' tanya Clara kembali.Nino menutup bukunya, dan menatap Clara tajam.'' Gue suka sastr