Share

68. Jatuh Cinta

Penulis: Kennie Re
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-01 13:00:05

“Mengapa kau hanya diam, Emilia? Bahkan sejak tadi kau tidak menyentuh makananmu,” ucap Jeffry yang memandangi Emily sejak tadi seolah ia tersihir pesona wanita di hadapannya.

Tak ada yang tahu apa niat Jeffry sebenarnya, Emily hanya tak ingin bersikap naif seperti ketika dirinya mencintai Jason, hingga rela melakukan apa pun demi mendapatkan hati pria itu.

Kali ini, ia akan bermain perlahan. Jika memang Jeffry benar mencintainya, meski dalam kurun waktu lama dan sulit sekalipun, ia akan tetap memperjuangkannya.

Emily menggeleng mendengar pertanyaan Jeffry yang sesungguhnya ia tak ingin menjawab sama sekali. Jika ditanya mengapa ia tampak begitu galau, jawabannya adalah karena kondisi masalah yang harus ia jalani ternyata tidak seperti apa yang dihadapi kebanyakan orang.

Rahasia yang disimpan dan bahkan dikubur sekian lama pada akhirnya menjadi bumerang dan dirinya yang tidak ada hubungan dengan rahasia itu, turut menanggung akibatnya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   69. Sebuah Undangan

    Pembicaraan antara Emily dan Jeffry di telepon ditutup dengan undangan makan malam di kediaman Jeffry. Emily tak mampu menolak, karena sebagai jurusnya, Jeffry mengatakan kalau sang putri yang meminta agar ia mengundang Emily.Meski Emily masih sebal dengan pria itu, tetapi tidak dengan putrinya. Itu sebabnya ia tak sengaja langsung mengiyakan saat Jeffry dengan tegas mengundang Emily, bahkan wanita itu boleh membawa Shila jika mau.Sayangnya, Shila tak ingin mengganggu kesempatan untuk Emily dan Jeffry saling mengenal lebih baik.Dan hari itu tiba. Emily sudah mematut diri di depan cermin, memastikan kalau gaun yang ia kenakan itu pas di tubuhnya dan tidak tampak aneh karena perutnya yang mulai membuncit dan membuat Emily jadi lebih sering menyunggingkan senyum tiap kali memandang dirinya dengan perut besarnya itu di cermin.Ia tak sabar untuk segera menimang bayinya. Namun, tentu saja masih cukup lama dan untuk saat ini ia hanya bisa men

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   70. Kalah dan Menyerah

    Emily menyerah. Anggap saja ia kalah kali ini, kalah berkali-kali meski sudah membangun dinding tinggi, tetap saja pada akhirnya ia menyerah.Sentuhan Jeffry meruntuhkan pertahanannya. Namun, bukan berarti ia naif. Ia hanya ingin merasakan kembali apa yang sudah lama tidak ia rasakan. Begitu pula dengan Jeffry.Sekian lama sejak sang istri meninggal, Jeffry tak pernah menginginkan wanita mana pun, seperti ia menginginkan Emily kali ini. Dan itu benar.Emily layaknya opium yang membuatnya begitu mencandu. Kecupannya, desahannya, bahkan bagaimana cara wanita itu membalas gerakan ritmis yang ia berikan, membuatnya ingin mengulang kembaliEmily harus menjadi miliknya, tak peduli meski itu artinya ia harus mengalami kejadian yang sama seperti saat bersama mendiang istrinya terdahulu.Emily mengerjap saat sinar mentari menyeruak melalui celah tirai dan tentu saja ia tahu di mana dirinya berada. Ia melakukan itu atas kesadaran dan dengan kerelaan sepenuhnya. Ia tak akan menggantungkan harapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   71. Egois

    Emily bangkit dan menemukan dirinya di dalam dekapan Jeffry. Bergegas ia turun dari ranjang karena merasakan sesuatu yang seolah mengaduk-aduk lambungnya. Ia memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya, kecuali bayinya, tentu saja.Saat ia keluar dari kamar mandi, Jeffry sudah menanti di ambang pintu dengan raut cemas. Ia membantu Emily untuk kembali berbaring di ranjang dan menyelimuti tubuh wanita tercintanya itu.“Apakah ini tidak apa-apa, Emilia? Kau sudah memuntahkan segalanya sejak semalam. Tidakkah sebaiknya kita memanggil dokter? Dokter Avery pasti—““Urgh! Mengapa kalian para orang kaya memakai dokter yang sama?” keluh Emily, kemudian melorotkan tubuhnya hingga dalam posisi telentang. “Aku akan baik-baik saja. Kecuali kau mencari dokter lain.”“Baiklah. Aku akan mencari yang terbaik. Tunggu di sini!”Belum sempat Jeffry beranjak dan keluar dari kamar, Emily dengan cepat mencekal pergelangan tangan Jeffry hingga membuat pria itu hentikan langkahnya. Ia berbalik dan kembali d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   72. Emily Versi Terbaru

    Beberapa hari sudah Emily menghindari Jeffry. Tidak menerima panggilan darinya, setiap kali Jeffry datang ke kantor juga selalu ia tolak, dan sekadar pesan pun tidak pernah ia balas.Emily sungguh dirundung kegalauan yang tak terbendung.Ia tidak suka kondisi seperti ini, tetapi tak tahu harus berbuat apa. Jika Charles mengetahui segalanya, akan jadi masalah baru dan Emily tak siap akan itu.Hatinya sakit, sejujurnya. Terlebih kala ia menolak kedatangan Jeffry yang di tangannya membawa beberapa bungkusan, kala itu. Pasti ia ingin mengajak Emily menikmati makan siang bersama. Namun, tetap saja, Emily kukuh tidak menerimanya.“Em ... tidak bisakah kau bersikap sedikit lunak. Ia sepertinya benar-benar mencintaimu,” ucap Shila, kala melihat Emily memerhatikan ke luar jendela kantornya.Dari sana ia bisa melihat ke jalan besar, di mana Jeffry biasa memarkir kendaraannya. Dan apartemen yang ia rencanakan untuk di bangun tepat di depan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   73. Tidak Waras

    Beberapa hari ini sudah menjadi hari membosankan bagi Emily. Tidur dan bangun lebih awal, sarapan seorang diri, berangkat bekerja, lalu kembali ke rumah dan harus berada di dalam kamarnya hingga keesokan paginya. Seorang diri. Dan berulang.Ia masih terbayang bagaimana beberapa hari lalu ia lewati dengan adegan yang berbeda. Ia terbangun dalam dekapan Jeffry setelah malamnya mereka bercinta seolah tak ada hari esok. Dan kini yang terjadi justru sebaliknya.Apakah Emily merindukan pria itu? Atau hanya sentuhannya?Emily bangkit dari ranjang dengan malas. Hari ini, tak terasa sudah kembali ke hari Sabtu dan pastinya kelabu. Ia tidak ingin hanya diam di tempat dan tidak melakukan apa pun.Ia bergegas menuju ke dapur dan menemukan ponselnya masih tergeletak di atas meja bar, setelah semalam ia menyiapkan makan malam dan menikmatinya seorang diri. Beberapa panggilan tak terjawab dari Jeffry.Ia lelah menghindar. Ia rindu, bahkan mung

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   74. Sakit yang Baru

    Emily tak percaya dengan apa yang ia dengar. Jeffry memanfaatkannya selama ini hanya untuk kesenangan dan membalas dendam pada Charles.Dan yang paling mengejutkan adalah, Emilia merupakan istri dari Jeffry.Itukah alasan Charles tidak membolehkan Emily menjalin hubungan apa pun dengan Jeffry? Karena Charles memang tidak ingin Emily menjadi sarana balas dendam pria ini?“Em-Emilia? Sejak kapan kau ada di sini? Bukankah kau—““Cukup lama untuk mendengar semuanya, Jeff.”Raut wajah Jeffry berubah pias kala harus menerima kenyataan bahwa rencananya kemungkinan akan berantakan. Ia sama sekali tidak memperkirakan kalau Emily akan memergokinya berbincang dengan Charles.“Emilia, kau salah paham.”“Bagian mana yang salah paham? Apakah kalimat yang mengatakan kalau kau tidak akan memberikan cinta yang sama seperti yang kau berikan untuk Emilia? Atau kesan bahwa kau sedang berencana untuk membalas dendam?” jawab Emily, pahit.Wajar jika ia terluka, karena ia sama sekali tidak menyangka kalau J

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   75. Demi Kebahagiaan

    Emily melenggang dengan percaya diri memasuki ruang rapat. Kata siapa hatinya sudah baik-baik saja? Ia memang masih patah hati. Ia hanya tak ingin terlalu memperlihatkan apa yang ia rasakan saat ini, kecuali pada Shila.Bahkan saat di ruang rapat, matanya bertemu mata Charles yang kecewa, Emily berusaha meredakan gejolak hatinya sendiri.Ia akan menjelaskan segalanya pada Charles nanti. Ia tak ingin dirinya menjadi kambing hitam atas perseteruan antara Charles dan pria penipu yang telah memanfaatkan kerapuhannya untuk menjatuhkannya.Apa yang terjadi antara dirinya dan Jeffry, tidak ada hubungannya dengan Charles. Dan Emily tak akan terima jika Jeffry melibatkannya dalam hal ini.Rapat baru akan dimulai, dan satu sosok yang mulai saat ini sudah menjadi musuhnya, justru turut hadir dan mendapatkan tempat duduk tepat di samping Emily. Wanita itu enggan, bahkan mengalihkan pandangan ke arah lain tanpa peduli bahwa Jeffry berharap bisa berbicara sedikit dengannya dan menjelaskan segalanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   76. Pantaskah disebut cinta?

    Kesalah pahaman antara dirinya dan Charles ternyata hanya dugaannya belaka. Charles bahkan tak pernah marah atau melarang dengan siapa pun ia akan menghabiskan sisa hidupnya.Sampai kapan pun, Emily akan selalu menjadi seorang McKennel. Karena itulah harapan Charles.Masalahnya, ia terlanjur terluka akan sikap dan perkataan Jeffry. Karenanya, ia telah membuat keputusan mengenai hubungannya dengan pria itu.Emily kini berjalan menuju ke ruangannya. Namun, di tengah perjalanan, seseorang menarik lengannya dan membawanya menuju ke ruangan sempit di mana tak ada seorang pun yang melihat mereka, seolah pria itu tahu betul seluk-beluk perusahaan tempatnya berada.Memang benar. Bukan hal baru jika pria ini sangat mengenal EMZ Company bahkan seluruhnya yang ada di tempat itu.“Ssh ... Em, ini aku, Jason. Jangan berteriak, oke?”Emily mengangguk patuh. Tak ada yang harus ia takutkan dari pria ini dan lagi pula, ia mengenal betul

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03

Bab terbaru

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   ENDING PART

    Jason dan Emily sedang dalam perjalanan. Di dalam mobil, Emily terus menangis karena tidak menyangka bahwa anaknya masih hidup. Berkali-kali ia menanyakan hal yang sama kepada Jason mengenai Liam dan dijawab dengan jawaban yang sama pula oleh laki-laki itu. Jason mengerti bagaimana keadaan Emily. Dirinya juga rindu dengan Liam, darah dagingnya. Namun, setidaknya ia lega karena Liam sudah berada di tangan yang tepat saat ini. Mobil Jason berhenti di halaman rumah kediaman Charles dan Emma. Langsung saja mereka masuk. Di ruang tamu, semua orang berkumpul. Charles, Emma, Alex, Shila, bahkan Jared—kakaknya ada di sana. Emily lantas menghampiri Emma yang sedang menggendong bayi. Emma yang tahu perasaan Emily pun menyerahkan bayi itu. Dengan perasaan yang sulit dijelaskan serta air mata yang mewakili kebahagiaannya, Emily akhirnya kembali menggendong Liam. Anaknya yang sudah menghilang beberapa waktu. Emily menangis. Shila pun mendekat ke arah sahabatnya dan memeluknya. “Sekarang, Liam

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   117. Menangkap Penjahat Sesungguhnya

    Di tempat yang berbeda, Jason berkali-kali berdecak dan mengumpat karena Alex tidak kunjung datang. Ke mana laki-laki itu, apakah menuntaskan hajat sampai harus bermenit-menit. Jason curiga kalau sebenarnya Alex bukannya ke kamar mandi untuk buang air, tetapi justru bertapa. Jason melihat jam berwarna hitam yang melingkar di tangannya. Jarum panjang jam sudah berganti ke angka empat. Itu artinya sudah lebih dari dua puluh menit laki-laki itu di apartemennya.“Ke mana dia?” gumam Jason.Jason memeriksa ponselnya. Tadi, ponselnya mati jadi tidak bisa digunakan untuk menghubungi Alex. Setelah dicharger di dalam mobil, akhirnya ponselnya menyala. Jason buru-buru mencari kontak nama Alex. Begitu ingin dihubungi, ada tiga pesan muncul dari orang yang ditunggu. Jason membukanya. Ada satu video sedikit panjang di sana. Sedikit curiga, akhirnya Jason memutarnya. Di dalam video itu, ia hanya melihat gambar berwarna putih. Jason mendengus kesal. “Apa yang dilakukan dia sebenarnya.” Baru saja

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   116. Rencana dan Niat Jahat yang Gagal

    Jason tidak menghiraukan ucapan Alex. Tadi, di rumah Alex, Jason sempat berdebat sengit dengan pria itu. Shila bahkan sampai harus melerai. Karena ucapan wanita itu, Jason memilih keluar dan pulang ke apartemennya untuk mengambil sesuatu. Dia akan bersiap untuk menemui Jeffry. Siapa yang menyangka kalau ternyata Alex mengikutinya. Hingga akhirnya, laki-laki itu menghadang di depan pintu apartemen miliknya. “Minggir!” ucap Jason yang ke sekian kalinya namun tidak juga mendapatkan respon dari Alex. Alex menggeleng. “Kau mau mendapatkan masalah lain? Kalau sampai terjadi sesuatu pada Jeffry, maka dia bisa saja mengelak atas semua tuduhan,” jelas Alex. Wajah laki-laki itu terlihat sangat serius. “Lalu, kau mau aku hanya diam sementara dia berhasil membuat Emily menjadi korban kekerasan fisik dan seksualnya. Kau mau aku tetap diam dan membiarkan dia terbahak keras di ranjang rumah sakit?!” sorot mata Jason penuh kobaran api amarah.Alex bahkan sampai menunduk karena tidak kuat menatap

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   115. Puncak Kemarahan

    Shila menggigit bibir dan meremas jemarinya. Jantungnya berdetak kencang karena sejak tadi dua orang yang ia tunggu tidak kunjung keluar daei bangunan megah itu. “Mereka sebenarnya sedang mencari apa? Kenapa lama sekali? Apakah jangan-jangan mereka ketahuan lagi?”Pikiran buruk mengenai dua sahabatnya langsung terbayang. Namun, Shila segera menepis pikiran buruk itu agar tak menjadi sugesti baginya.Jantungnya nyaris mencelus ketika mendengar suara berisik di sampingnya. Ia mengira salah seorang pengawal berhasil mengetahui keberadaannya. Namun, jauh dari dugaan karena Jason dan Alex-lah yang datang. Shila yang semula tak berani bergerak dan hanya mematung di tenpat, menghampiri dua lelaki itu setelah memastikan bahwa mereka adalah kawan-kawannya. “Apakah kalian baik-baik saja? Kalian berhasil?”Jason mengangguk. “Sepertinya keberuntungan sedang berpihak. Kita berhasil mendapatkan rekamannya.” Jason mengambil flashdisk yang ia simpan dan menunjukkannya pada Shila. Wanita itu menghel

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   114. Menjalankan Misi

    Tiga orang yang baru saja datang dipersilakan duduk oleh seorang pria yang mengenakan jas berwarna hitam. Pria yang berumur sekitar empat puluhan itu tampak masih bugar, walau rambutnya memutih di beberapa bagian.“Jadi, apa rencanamu?” celetuk Jason sembari melihat-lihat dokumen di hadapaannya. “Kau belum mengenalkan mereka padaku.” timpal Mark yang bergantian menatap Alex dan Shila. "Kuharap kalian tidak tersinggung. Aku tidak bisa mengatakan langkahku pada orang asing, karena ijni menyangkut nyawa seseorang. Bukan begitu?""Kau benar. Perkenalkan, aku Alexander Danison, sahabat Emily."Mark menyambut jabatan tangan itu ramah dengan senyum terkembang. "Oh, Tuan Danison. Bagaimana mungkin aku tidak mengenalimu. Seorang pengusaha besar dan selevel dengan Jeffry Allen. Kuharap aku tidak salah.""Kau terlalu berlebihan, Tuan Jefferson." Alex membalas sambutan Mark dengan sikapnya yang rendah hati. Ia lantas menoleh pada Shila. "Ini Shila Andreas. Ia juga sahabat Emily." "Hmm ... aku j

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   113. Sebuah Bantuan

    Ide yang Jason lontarkan lantas membuat ketiga orang menaruh perhatian penuh pada Tamara. Mulai sekarang, Jason yang akan mengambil alih penyelidikan wanita itu. Sementara, Alex dan Shila akan mencari sesuatu soal Jeffry. Keduanya bertekat akan membuat laki-laki itu membayar atas apa yang dilakukan pada sahabatnya. “Aku akan pulang ke rumah,” ucap Jason setelah merancang rencana di kepalanya“Untuk apa?” kening Shila berkerut. “Bagaimana dengan Tamara? Bukankah kau mau menyelidikinya sendiri?” “Memang. Tapi, aku akan minta bantuan orang tuaku untuk menghubungi detektif Jefferson. Kemarin aku belum sempat bertemu dengan mereka.” “Baiklah. Pulang saja, kita berdua nanti akan mencari informasi soal Jeffry.”“Bagus. Kalau begitu, aku akan mengunjungi kwdua orang tuaku. Kalian urus dengan baik dan kabari aku perkembangannya.” Alex dan Shila mengangguk sebagai respon atas ucapan Jason yang layaknya seorang pimpinan. Jason pamit dan segera menuju ke kediaman orang tuanya. Ia tak sempat

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   112. Penjara

    Emily memang jauh lebih aman berada di mansion Alex. Setelah Shila dan Jason secara bergantian mengunjunginya, hari ini, dikarenakan akhir pekan, keempatnya berkumpul dan membahas mengenai Liam.Jason yang semula memang curiga pada Tamara, memutuskan membiarkan wanita itu untuk tinggal di apartemennya bersama Aaron. Namun, dengan adanya Emily di kediaman Alex, Jason harus bolak-balik apartemen dan rumah Alex untuk memastikan Emily benar-benar dalam keadaan baik-baik saja.Bagaimanapun, ia tak mengenal Alex dan lagi pula Alex adalah pria yang dulu sangat dekat dengan Emily. Bahkan sampai kini Jason tidak rela menerima kenyataan itu.“Aku tidak bisa mengatakan apa pun selain satu hal, aku tengah mengawasi seseorang yang mungkin akan memberi titik terang pada kita mengenai Liam,” ucap Jason sembari memeriksa berkas-berkas tentang pelaporan yang diajukan olehnya pada pihak kepolisian. “Mereka tidak bergerak sama sekali. Lihatlah!”Alex tampak

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   111. Rencana Tambahan

    Tamara baru saja selesai membersihkan diri dan tak juga menwmukan Jason pulang ke apartemennya. Ia menunggu Jason yang juga sama sekali tidak menghubungi. “Ke mana Jason sebenarnya? Dia bahkan tidak meneleponku seharian.” Tamara memberengut dan menuju meja riasnya. Ia melihat pantulan dirinya sendiri. Tamara melihat seorang wanita cantik dengan guratan senyum yang menawan. Ia menyukai bentuk wajahnya. “Tak heran banyak pria menggilaimu, Tamara. Kau memang memesona,” pujinya pada diri sendiri. Mengenang banyak lelaki yang masuk dalam hidupnya, Tamara hampir tidak percaya kalau dirinya sempat menjalin hubungan dengan Jared. Semua bermula dari kehadirannya di kediaman McKennel dan dirinya tak menemukan Jason di mana pun. Lalu ketika sedang berjalan-jalan di dalam rumah keluarga McKennel, ia menemukan sosok yang dikenalnya, tengah berada di dalam ruangan yang asing baginya.Tamara kala itu masuk dan mengunci pintu. Ia lalu mendekap tubuh Jared dari belakang serta memberikan sentruhan se

  • Love Me, Please ... (INDONESIA)   110. Tempat Berlindung

    Jeffry tak pedulikan ponselnya yang terus berdering. Ia terus menyumpah serapah Emily. Wanita itu berani sekali menusuknya. Jeffry mengabari dua penjaga untuk membantu. Tidak butuh waktu lama akhirnya anak buahnya menemukan Jeffry yang masih berada di ranjang dengan pisau menancap di tubuhnya. Salah satu penjaga memanggil ambulans. Sekitar lima belas menit kemudian, ambulans tiba dan membawa Jeffry ke rumah sakit. Laki-laki itu bersumpah akan membuat Emily merasakan penderitaan yang jauh lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Karena perempuan itu, ia sampai masuk ke tempat yang sangat dibencinya. ***Di lain tempat, Emily berhasil sampai di telepon umum. Ia pun menghubungi Alex dan menceritakan garis besar tentang kondisinya saat ini. Tentu saja, Alex terkejut ketika mendengar penuturan Emily. Meski larut, Alex segera melajukan tunggangannya membawa Emily ke mansionnya. Alex juga menghubungi Shila untuk datang begitu juga dengan Jason. Kini, mereka bertiga ada di kediaman Alex. Sh

DMCA.com Protection Status