Share

Bab 3. Susah ditaklukkan

Author: RatuNna Kania
last update Last Updated: 2024-12-18 16:09:09

Kabar perselingkuhan Fani yang digerebek warga sudah terdengar kemana-mana. Tapi seminggu berlalu ternyata cukup mereda juga. Pagi ini Fani memutuskan keluar rumah setelah seminggu mengurung diri dan hanya berdiam di dalam rumah. Kebetulan Bima tadi memberinya kabar bahwa kebutuhan bulanan sudah disiapkan, tinggal mengambil di rumah ibunya.

Hubungan Fani dengan Retno jadi canggung dan seolah merenggang. Berbicara seperlunya, terkadang juga Fani hanya menjawab jika ditanya, itu juga hanya membahas tentang Giselle. Apalagi dengan Putri, sama sekali tak bertegur sapa sejak insiden itu terjadi. Putri langsung melengos jika tak sengaja bertatap, jampi-jampi yang Fani rapalkan ternyata tidak bisa membuat putri bersikap seperti mertuanya. Anak ini memang agak keras ditaklukan, bahkan secara terang-terangan, Putri seolah mengajak perang. Tapi Fani tak ambil pusing dengan sikap keluarga suaminya. Selama Bima masih berada di pihaknya, selama itulah hidupnya akan baik-baik saja.

“Kamu ambil sendiri, Fan? Nggak dianter aja nanti sama Putri?” tanya Retno saat menantunya itu melangkah ke dalam rumahnya.

“Nggak usah, Bu, biar Fani aja yang bawa. Mumpung Giselle tidur, kebetulan beras di rumah juga tinggal seliter.”

Retno mengangguk, sudah menjadi rutinitas sebulan sekali Bima akan membeli kebutuhan pokok seperti beras, teh, gula, minyak dan lain sebagainya di warung sembako milik Ibunya. Jadi dia bisa lebih mudah memastikan kebutuhan anak istrinya tak pernah terlewatkan.

“Bagus deh, nyadar diri! Lagian juga siapa yang mau anterin sembako ke rumah situ! Aura nerakanya kuat banget, kebanyakan dipakai adu dosa!” Putri yang kebetulan baru keluar dari kamar karena akan pergi langsung saja emosi saat melihat kakak iparnya datang.

“Sst, Putri!” Retno menggeleng, memberikan isyarat agar anak bungsunya itu mau diam.

“Pamit, Bu! Berangkat dulu!” Putri menyalimi tangan Ibunya yang masih berada di teras, tempat yang dijadikan warung sembako selama bertahun-tahun lamanya.

“Hati-hati, Nduk.”

Wanita yang hendak berangkat kuliah itu hanya mengangguk, dia melewati Fani begitu saja seakan tak ada orang di sana.

“Jangan diambil hati tingkah Putri, kamu sudah hafal kan sama dia?” Tanpa menatap, Retno berbicara. Dia hanya tak ingin menambah masalah untuk Bima.

“Iya, Bu, aku juga sadar kalau aku salah. Aku minta maaf karena sudah bikin malu keluarga. Apapun aku lakukan buat nebus semua kesalahanku ini, Bu. Aku janji akan berubah. Aku pasti berbenah, kasih Fani kesempatan ya, Bu?” Tiba-tiba saja Fani berdiri menghampiri Retno.

Tanpa ragu dia menunduk dan bersujud di kedua kaki mertuanya. Hal itu tentu membuat Retno kaget dan menjadi tidak nyaman. Walau berat hati tapi karena sikap Fani itu dia akhirnya menerima. Bukankah manusia memang tempatnya salah dan dosa? Selama mau berubah tidak ada salahnya untuk memaafkan. Lagipula Retno pikir hal kemarin bisa menjadikan pelajaran yang berharga untuk menantu perempuannya itu.

“Jangan begini, berdirilah!"

"Ibu memaafkan, Fani kan?" Wanita berbaju hijau itu mendongak menatap sang mertua dengan tatapan menyakinkan. Retno pun menghela napas saat mata keduanya saling menatap.

"Ibu maafkan! Tapi berjanji lah, jangan diulangi lagi, dan makin perbaiki diri, kasihan anak saya yang bekerja siang malam untuk menafkahi kamu disana dengan segala resiko!” Retno berbicara tegas meski hatinya terluka dan bertolak belakang dengan sikapnya saat ini. Dia sangat berharap Fani benar-benar bisa berbenah. Karena sang anak yang ternyata telah buta dengan cintanya untuk Fani.

Fani akhirnya berdiri sambil mengusap sisa air mata di sudut netranya. Entah kenapa dia merasa sangat lega, ternyata mertuanya masih mau berbicara dengannya. Seminggu lamanya dia melafalkan berbagi jampi-jamp dani akhirnya berhasil 100%. dia bisa dengan mudah mengembalikan simpati mertuanya.

“Bima di sana kerja keras buat kamu, buat Giselle. Ibu cuma minta sama kamu, jangan sia-siakan anak Ibu, ya? Jangan kecewakan Bima. Kamu juga pasti tau dia orangnya gimana. Ibu harap ujian kemarin bisa menghadirkan banyak hikmah, buat rumah tangga kalian.” Ego Retno pun kalah dengan sikap dan mimik wajah memelas sang menantu.

“Pasti, Bu! Aku sayang banget sama Mas Bima. Kemarin itu kesalahanku yang terlalu baik sama orang sampai mudah dimanfaatkan dan terlena, sampai timbul fitnah,” kata Fani dengan suara sendunya. Dengan pedenya dia mengelak.

“Sudah, lupakan! Kamis malam besok ada pengajian di rumah Bu RT, kamu datang ya? Katanya Bu RT undang Ustazah kondang juga. Kita ngalap barokah.” ucap Retno.

“Apa, Bu? P-pengajian? Di rumah Bu RT, ya?” Fani meneguk ludah dengan susah payah.

Pasalnya dua hari setelah dirinya digerebek, Fani nekat mendekati dan merayu serta menggoda Pak RT lewat pesan suara. Awalnya dia hanya ingin memastikan semua akan aman-aman saja. Tapi sayangnya Pak RT malah terpesona olehnya. Hingga lima hari belakangan, keduanya intens saling bertukar kabar.

“Iya, nanti datang sama Ibu. Nggak akan ada yang berani julid, Ibu pastikan semuanya sudah selesai. Kamu dateng aja,” titah Retno dengan wajah serius.

Fani meneguk salivanya dengan susah payah. “B-baiklah, Bu!”

***

Related chapters

  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 4. Teguran ipar

    Fani benar-benar menuruti apa yang Retno inginkan meski harus menahan malu, tapi itulah caranya dia merayu agar Retno percaya atas semua yang telah terjadi. Setelah pengajian di rumah Bu RT usai kemarin malam, Fani langsung menjaga jarak dengan Pak RT. Dari awal niatnya hanya memanfaatkan saja, tak ada sedikitpun pikiran untuk menjalin hubungan apalagi memberikan kenik matan. Membayangkan Pak RT yang suka me milin kumisnya saja membuat Fani bergidik geli. Runtutan pesan masuk ke dalam ponselnya hanya dibaca saja, hingga membuat Pak RT bertanya-tanya.Tapi setelah dijelaskan dan diancam akan diadukan pada Bu RT, barulah Pak RT mereda dan tak lagi mengganggunya dengan sapaan manis manja.Siang ini Fani hanya gegoleran di atas karpet bulu di ruang tamu. Asisten rumah tangga yang difasilitasi oleh Bima juga tampaknya sudah menyelesaikan tugasnya membersihkan rumah, serta memasak makanan sesuai permintaan Fani. Tak keluar rumah hampir sepuluh hari membuat wanita itu gelisah dan gunda gulan

    Last Updated : 2024-12-18
  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 5. Mencurigakan

    Fani sibuk merias diri meski masih pagi sekali. Peringatan yang diberikan kakak iparnya kemarin hanya masuk di telinga kanan, keluar lewat telinga kiri. Pikirnya, Eka hanyalah ipar tentu saja tidak berhak mengatur hidupnya. Seakan-akan semakin bertambahnya hari, kelakuan Fani kembali lagi.Putri yang pagi itu disuruh Retno mengantarkan sup ayam untuk Giselle pun terpaku sejenak, saat melihat Fani sudah rapi dengan riasan yang cukup menor.Perlahan gadis itu juga sudah mulai melupakan kejadian lalu, waktu bisa mengikis perasaan kesalnya pada sang ipar. Tapi pagi ini, entah kenapa perasaannya mulai tak enak. Putri merasa jika kemarin-kemarin Fani hanya bertaubat karena terpaksa, bukan dari kemauan hatinya.“Eh, Putri, pagi-pagi udah nongol aja. Ada apa?” tanya Fani seraya cengar-cengir tanpa dosa.Di hadapan adik iparnya dia memakai perhiasan seakan-akan ingin menunjukkan bahwa koleksi emasnya itu kini bertambah. Tak lupa dia menggerakkan tangan kanan dan kirinya di depan wajah Putri. P

    Last Updated : 2024-12-18
  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 6. Ani-ani kabupaten

    Dering ponsel Bima begitu meraung-raung. Panggilan kedua baru diangkat. "Mas! Kemana aja sih, kok lama banget ngangkatnya?""Assalamualaikum, Putri cantik!" "Ish!" Putri memutar kedua bola matanya dengan kesal."Biasakan, kalau menelpon itu, ucapkan salam yang utama!" "Iya! Iya! Maaf! Eh, Mas. Aku mau tanya, Mbak Fani ada izin sama kamu buat pergi pagi ini?" “Pergi? Ehm, kayaknya nggak ada bilang sih, Dek. Cuma nggak tau deh … ya, mungkin Mas lupa atau kurang dengar. Mbakmu tadi ada telepon sih.""Ikh, kamu ini gimana sih, Mas? Istrimu tuh, udah menor kayak mau konser dandannya. Katanya mau arisan!" ucap putri dengan kesal."Oh, ya udah kalau mau arisan, aku nggak apa-apa kok. Eh tapi, sekarang Giselle sama kamu jadinya?” Suara bariton yang khas dari seberang telepon membuat Putri bertambah kesal.Feeling-nya soal Fani yang tak izin pada sang suami ternyata benar. Tapi sang kakak seolah tak mempermasalahkannya.“Ya nggak lah! Anakmu sama Bu Nur, nggak tau juga itu istrimu nanti pe

    Last Updated : 2024-12-18
  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 7. Aduan bohong

    Malam harinya sekitar pukul sembilan, Fani menggedor pintu rumah mertuanya. Tadi saat dia pulang, Giselle dan Nur tak ada di rumah. Jadi feeling-nya berkata bahwa mereka pasti ada di rumah sang mertua. Dia pun mau tak mau harus kesana menyusul Gisel. Fani mengetuk pintu dan mengucapkan salam dengan sedikit kencang, karena terdengar suara siaran tv sampai di halaman. Kalau pelan, tentu tidak akan terdengar.Putri bangkit dan membuka pintu, tanpa aba-aba langsung saja menyemprot kakak iparnya. “Kamu dari mana aja sih, Mbak? Dari sore anakmu nangis terus kehabisan susu. Kamu ditelepon nggak bisa. Tiba-tiba nomornya nggak aktif. Katanya cuma pergi sebentar, tapi jam segini baru pulang. Lupa kamu sama anak?” “Put, apaan sih? Kok jadi marah-marah gini ke aku. Aku kan titip Giselle sama Bu Nur tadi, kenapa dia bisa ada di sini? Lagian juga aku kasih duit lebih buat upah Bu Nur momong Giselle! Udah ah, aku nggak mau debat. Mana Giselle?” tanya Fani dengan wajah angkuhnya.“Bisa-bisanya kamu

    Last Updated : 2024-12-19
  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 8. Semakin merasa bebas

    “Aku nggak ngapa-ngapain, Mas! Aku cuma nasehati dia aja tadi karena pulang malam. Dia juga lalai sampai susu Giselle kehabisan dan yang paling parah dia seenaknya nyuruh Bu Nur buat jaga Giselle di luar jam kerja. Mana gajinya Bu Nur juga terlambat dia kasih. Aku kayak gini juga karena aku masih peduli lho, sama dia, Mas!” Putri tak terima dia dituduh menyakiti Fani.Pantas jika sekarang jiwa emosinya meronta-ronta ingin disalurkan. Putri geram karena dia tahu pasti Fani sengaja memfitnahnya di depan sang Kakak.“Gini ya, Dek, menasehati Fani itu sudah menjadi bagian dari tugasku. Jadi kamu nggak usah lagi deh, ikut campur apalagi sampai pakai kata-kata nggak sopan. Minta maaf sama Mbakmu sekarang, kasihan dia sakit hati.” Dengan seenaknya Bima berkata demikian.“Nggak! Aku nggak mau. Aku nggak salah ya, di sini, Mas. Aku juga nggak tau apa aja yang udah diadukan sama Mbak Fani ke kamu. Tapi yang jelas aku nggak pernah ngerasa nggak sopan sama dia, kalau saja dia tau bagaimana carany

    Last Updated : 2024-12-19
  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 9. Dimabuk Asmara

    “Bu, jangan lupa besok datang lebih awal lagi ya, seperti biasa!” ujar Fani dengan suara manjanya.Bu Nur hanya mengangguk. “Bisa diatur, asalkan ….” “Aku paham! Tenang, duit kan?” Fani terkekeh.Bu Nur hanya mengangguk.Hampir seminggu ini Fani sering menyuruh asisten rumah tangganya itu untuk datang lebih pagi dan pulang larut malam. Semua itu demi memenuhi keinginannya ber sua dengan pacar-pacarnya.Bu Nur juga tak banyak tanya asalkan dia diberi haknya sesuai dengan perjanjian.“Ibu sama Putri masih ngerecokin nggak? Mereka sering kesini nggak waktu aku pergi, Bu?” tanya Fani. Dia masih membalurkan body serum di seluruh tubuhnya sebelum beranjak tidur.“Masih sering ke sini buat kasih jajan Giselle, kadang anter makanan. Cuma nggak banyak nanya sih,” jawab Bu Nur.“Jadi mereka anteng-anteng aja waktu tau aku sering keluar ya, Bu? Nggak ada masalah kan?” Fani kembali bertanya.“Iya aman, sepertinya begitu. Ya sudah kalau gitu aku pulang, ya? Giselle juga tidur nyenyak. Cuma perlu

    Last Updated : 2024-12-25
  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 1. Digerebek

    [Mas, istrimu digrebek! Rame banget ini, kamu nggak mau pulang?]Bima yang baru saja mendaratkan tubuhnya ke atas kursi pun mengerutkan kening. Seharian letih mengontrol jalannya proyek di lapangan membuatnya tak sempat melihat ponsel. Bahkan benda berbentuk pipih yang temperedglass-nya mulai retak sana-sini itu seharian dalam mode senyap.Pesan yang dikirimkan oleh Putri membuat bola matanya hendak keluar. Adik kandungnya itu juga mengirimkan sebuah video yang dengan cepat diputarnya. Tak terlihat jelas apa yang ada dalam video tersebut, selain kerasnya suara seruan yang saling bersahutan.Video itu masih tersisa 30 detik lagi untuk ditonton, tapi Bima sudah tak berminat meneruskannya. Dia buru-buru menelpon langsung adiknya untuk memastikan apa maksud dari pesan yang dikirimkan.Dering kedua panggilannya langsung diangkat oleh Putri. Baru juga Bima hendak mengucapkan salam, adik perempuannya itu sudah lebih dulu bersuara.“Mas, astaga! Kamu kemana aja, sih? Mbak Fani digrebek, ini

    Last Updated : 2024-12-18
  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 2. Mencoba berbenah

    “Masuk kamar dan temani Giselle tidur, Fan!” Retno—Ibu Bima itu menyuruh menantunya dengan suara tegas.“Iya, Bu. Sekali lagi … Fani minta maaf.”Retno hanya mengangguk, Fani langsung membawa putrinya yang baru berusia empat tahun itu masuk ke dalam kamar. Sesuai dengan perintah mertuanya.“Bu, ngapain sih pakai dibela segala? Udah bagus lho, wanita itu tadi minta Pak RT buat kasih hukuman sama Mbak Fani. Sesekali dia memang harus dikasih pelajaran, Bu! Memalukan!” Putri yang hanya berdiri di ambang pintu tampak kesal.Tadi sewaktu Pak RT diminta tegas oleh gadis yang kesal karena pacarnya berada di rumah Fani, Retno memang pasrah dan menurut saja jika itu yang terbaik dan dirasa adil. Namun permintaan dari Bima lah yang akhirnya membuat perdebatan alot pun bisa berakhir dengan damai. Tentu saja ditutup dengan gelontoran uang untuk membungkam semuanya.“Kan kamu tau itu tadi keinginan Mas-mu, Nduk. Ibu juga tadinya kesel, malu, rasanya seperti dikuliti hidup-hidup. Tapi mau gimana lag

    Last Updated : 2024-12-18

Latest chapter

  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 9. Dimabuk Asmara

    “Bu, jangan lupa besok datang lebih awal lagi ya, seperti biasa!” ujar Fani dengan suara manjanya.Bu Nur hanya mengangguk. “Bisa diatur, asalkan ….” “Aku paham! Tenang, duit kan?” Fani terkekeh.Bu Nur hanya mengangguk.Hampir seminggu ini Fani sering menyuruh asisten rumah tangganya itu untuk datang lebih pagi dan pulang larut malam. Semua itu demi memenuhi keinginannya ber sua dengan pacar-pacarnya.Bu Nur juga tak banyak tanya asalkan dia diberi haknya sesuai dengan perjanjian.“Ibu sama Putri masih ngerecokin nggak? Mereka sering kesini nggak waktu aku pergi, Bu?” tanya Fani. Dia masih membalurkan body serum di seluruh tubuhnya sebelum beranjak tidur.“Masih sering ke sini buat kasih jajan Giselle, kadang anter makanan. Cuma nggak banyak nanya sih,” jawab Bu Nur.“Jadi mereka anteng-anteng aja waktu tau aku sering keluar ya, Bu? Nggak ada masalah kan?” Fani kembali bertanya.“Iya aman, sepertinya begitu. Ya sudah kalau gitu aku pulang, ya? Giselle juga tidur nyenyak. Cuma perlu

  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 8. Semakin merasa bebas

    “Aku nggak ngapa-ngapain, Mas! Aku cuma nasehati dia aja tadi karena pulang malam. Dia juga lalai sampai susu Giselle kehabisan dan yang paling parah dia seenaknya nyuruh Bu Nur buat jaga Giselle di luar jam kerja. Mana gajinya Bu Nur juga terlambat dia kasih. Aku kayak gini juga karena aku masih peduli lho, sama dia, Mas!” Putri tak terima dia dituduh menyakiti Fani.Pantas jika sekarang jiwa emosinya meronta-ronta ingin disalurkan. Putri geram karena dia tahu pasti Fani sengaja memfitnahnya di depan sang Kakak.“Gini ya, Dek, menasehati Fani itu sudah menjadi bagian dari tugasku. Jadi kamu nggak usah lagi deh, ikut campur apalagi sampai pakai kata-kata nggak sopan. Minta maaf sama Mbakmu sekarang, kasihan dia sakit hati.” Dengan seenaknya Bima berkata demikian.“Nggak! Aku nggak mau. Aku nggak salah ya, di sini, Mas. Aku juga nggak tau apa aja yang udah diadukan sama Mbak Fani ke kamu. Tapi yang jelas aku nggak pernah ngerasa nggak sopan sama dia, kalau saja dia tau bagaimana carany

  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 7. Aduan bohong

    Malam harinya sekitar pukul sembilan, Fani menggedor pintu rumah mertuanya. Tadi saat dia pulang, Giselle dan Nur tak ada di rumah. Jadi feeling-nya berkata bahwa mereka pasti ada di rumah sang mertua. Dia pun mau tak mau harus kesana menyusul Gisel. Fani mengetuk pintu dan mengucapkan salam dengan sedikit kencang, karena terdengar suara siaran tv sampai di halaman. Kalau pelan, tentu tidak akan terdengar.Putri bangkit dan membuka pintu, tanpa aba-aba langsung saja menyemprot kakak iparnya. “Kamu dari mana aja sih, Mbak? Dari sore anakmu nangis terus kehabisan susu. Kamu ditelepon nggak bisa. Tiba-tiba nomornya nggak aktif. Katanya cuma pergi sebentar, tapi jam segini baru pulang. Lupa kamu sama anak?” “Put, apaan sih? Kok jadi marah-marah gini ke aku. Aku kan titip Giselle sama Bu Nur tadi, kenapa dia bisa ada di sini? Lagian juga aku kasih duit lebih buat upah Bu Nur momong Giselle! Udah ah, aku nggak mau debat. Mana Giselle?” tanya Fani dengan wajah angkuhnya.“Bisa-bisanya kamu

  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 6. Ani-ani kabupaten

    Dering ponsel Bima begitu meraung-raung. Panggilan kedua baru diangkat. "Mas! Kemana aja sih, kok lama banget ngangkatnya?""Assalamualaikum, Putri cantik!" "Ish!" Putri memutar kedua bola matanya dengan kesal."Biasakan, kalau menelpon itu, ucapkan salam yang utama!" "Iya! Iya! Maaf! Eh, Mas. Aku mau tanya, Mbak Fani ada izin sama kamu buat pergi pagi ini?" “Pergi? Ehm, kayaknya nggak ada bilang sih, Dek. Cuma nggak tau deh … ya, mungkin Mas lupa atau kurang dengar. Mbakmu tadi ada telepon sih.""Ikh, kamu ini gimana sih, Mas? Istrimu tuh, udah menor kayak mau konser dandannya. Katanya mau arisan!" ucap putri dengan kesal."Oh, ya udah kalau mau arisan, aku nggak apa-apa kok. Eh tapi, sekarang Giselle sama kamu jadinya?” Suara bariton yang khas dari seberang telepon membuat Putri bertambah kesal.Feeling-nya soal Fani yang tak izin pada sang suami ternyata benar. Tapi sang kakak seolah tak mempermasalahkannya.“Ya nggak lah! Anakmu sama Bu Nur, nggak tau juga itu istrimu nanti pe

  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 5. Mencurigakan

    Fani sibuk merias diri meski masih pagi sekali. Peringatan yang diberikan kakak iparnya kemarin hanya masuk di telinga kanan, keluar lewat telinga kiri. Pikirnya, Eka hanyalah ipar tentu saja tidak berhak mengatur hidupnya. Seakan-akan semakin bertambahnya hari, kelakuan Fani kembali lagi.Putri yang pagi itu disuruh Retno mengantarkan sup ayam untuk Giselle pun terpaku sejenak, saat melihat Fani sudah rapi dengan riasan yang cukup menor.Perlahan gadis itu juga sudah mulai melupakan kejadian lalu, waktu bisa mengikis perasaan kesalnya pada sang ipar. Tapi pagi ini, entah kenapa perasaannya mulai tak enak. Putri merasa jika kemarin-kemarin Fani hanya bertaubat karena terpaksa, bukan dari kemauan hatinya.“Eh, Putri, pagi-pagi udah nongol aja. Ada apa?” tanya Fani seraya cengar-cengir tanpa dosa.Di hadapan adik iparnya dia memakai perhiasan seakan-akan ingin menunjukkan bahwa koleksi emasnya itu kini bertambah. Tak lupa dia menggerakkan tangan kanan dan kirinya di depan wajah Putri. P

  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 4. Teguran ipar

    Fani benar-benar menuruti apa yang Retno inginkan meski harus menahan malu, tapi itulah caranya dia merayu agar Retno percaya atas semua yang telah terjadi. Setelah pengajian di rumah Bu RT usai kemarin malam, Fani langsung menjaga jarak dengan Pak RT. Dari awal niatnya hanya memanfaatkan saja, tak ada sedikitpun pikiran untuk menjalin hubungan apalagi memberikan kenik matan. Membayangkan Pak RT yang suka me milin kumisnya saja membuat Fani bergidik geli. Runtutan pesan masuk ke dalam ponselnya hanya dibaca saja, hingga membuat Pak RT bertanya-tanya.Tapi setelah dijelaskan dan diancam akan diadukan pada Bu RT, barulah Pak RT mereda dan tak lagi mengganggunya dengan sapaan manis manja.Siang ini Fani hanya gegoleran di atas karpet bulu di ruang tamu. Asisten rumah tangga yang difasilitasi oleh Bima juga tampaknya sudah menyelesaikan tugasnya membersihkan rumah, serta memasak makanan sesuai permintaan Fani. Tak keluar rumah hampir sepuluh hari membuat wanita itu gelisah dan gunda gulan

  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 3. Susah ditaklukkan

    Kabar perselingkuhan Fani yang digerebek warga sudah terdengar kemana-mana. Tapi seminggu berlalu ternyata cukup mereda juga. Pagi ini Fani memutuskan keluar rumah setelah seminggu mengurung diri dan hanya berdiam di dalam rumah. Kebetulan Bima tadi memberinya kabar bahwa kebutuhan bulanan sudah disiapkan, tinggal mengambil di rumah ibunya.Hubungan Fani dengan Retno jadi canggung dan seolah merenggang. Berbicara seperlunya, terkadang juga Fani hanya menjawab jika ditanya, itu juga hanya membahas tentang Giselle. Apalagi dengan Putri, sama sekali tak bertegur sapa sejak insiden itu terjadi. Putri langsung melengos jika tak sengaja bertatap, jampi-jampi yang Fani rapalkan ternyata tidak bisa membuat putri bersikap seperti mertuanya. Anak ini memang agak keras ditaklukan, bahkan secara terang-terangan, Putri seolah mengajak perang. Tapi Fani tak ambil pusing dengan sikap keluarga suaminya. Selama Bima masih berada di pihaknya, selama itulah hidupnya akan baik-baik saja.“Kamu ambil sen

  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 2. Mencoba berbenah

    “Masuk kamar dan temani Giselle tidur, Fan!” Retno—Ibu Bima itu menyuruh menantunya dengan suara tegas.“Iya, Bu. Sekali lagi … Fani minta maaf.”Retno hanya mengangguk, Fani langsung membawa putrinya yang baru berusia empat tahun itu masuk ke dalam kamar. Sesuai dengan perintah mertuanya.“Bu, ngapain sih pakai dibela segala? Udah bagus lho, wanita itu tadi minta Pak RT buat kasih hukuman sama Mbak Fani. Sesekali dia memang harus dikasih pelajaran, Bu! Memalukan!” Putri yang hanya berdiri di ambang pintu tampak kesal.Tadi sewaktu Pak RT diminta tegas oleh gadis yang kesal karena pacarnya berada di rumah Fani, Retno memang pasrah dan menurut saja jika itu yang terbaik dan dirasa adil. Namun permintaan dari Bima lah yang akhirnya membuat perdebatan alot pun bisa berakhir dengan damai. Tentu saja ditutup dengan gelontoran uang untuk membungkam semuanya.“Kan kamu tau itu tadi keinginan Mas-mu, Nduk. Ibu juga tadinya kesel, malu, rasanya seperti dikuliti hidup-hidup. Tapi mau gimana lag

  • Long Distance Marriage (Ketika Istri Kesepian)   Bab 1. Digerebek

    [Mas, istrimu digrebek! Rame banget ini, kamu nggak mau pulang?]Bima yang baru saja mendaratkan tubuhnya ke atas kursi pun mengerutkan kening. Seharian letih mengontrol jalannya proyek di lapangan membuatnya tak sempat melihat ponsel. Bahkan benda berbentuk pipih yang temperedglass-nya mulai retak sana-sini itu seharian dalam mode senyap.Pesan yang dikirimkan oleh Putri membuat bola matanya hendak keluar. Adik kandungnya itu juga mengirimkan sebuah video yang dengan cepat diputarnya. Tak terlihat jelas apa yang ada dalam video tersebut, selain kerasnya suara seruan yang saling bersahutan.Video itu masih tersisa 30 detik lagi untuk ditonton, tapi Bima sudah tak berminat meneruskannya. Dia buru-buru menelpon langsung adiknya untuk memastikan apa maksud dari pesan yang dikirimkan.Dering kedua panggilannya langsung diangkat oleh Putri. Baru juga Bima hendak mengucapkan salam, adik perempuannya itu sudah lebih dulu bersuara.“Mas, astaga! Kamu kemana aja, sih? Mbak Fani digrebek, ini

DMCA.com Protection Status