Audrey ingin keluar untuk pergi ke supermarket hari ini. Semoga saja Vano tidak akan datang kerumahnya setelah diusir kemarin.
“Gerbangnya tolong dibuka!” ucap Audrey pada pak satpam
Saat Audrey akan keluar melewati gerbang, dia malah dihadang oleh beberapa orang.
“Ada apa ini?” tanya Audrey
Dia turun dari mobilnya dan mengecek pintu gerbang.
“Maaf. Kami mendapat perintah untuk tidak membiarkan anda pergi kemanapun.” Jelas seseorang yang berpakaian hitam lengkap.
Mereka terlihat seperti bodyguard.
“Maksudnya kami?” tanya Audrey
Dia hanya melihat seorang pria disana.
“Saya dan beberapa rekan saya. Totalnya 10 orang.” Jawabnya
Audrey melepaskan kacamatanya dan mulai shock.
“10 orang?” ulang Audrey
Dia berjalan untuk memeriksa depan rumahnya untuk memastikan.
“Are you serious?” ujar Audrey
Bodyguard itu han
Tiga hari telah berlalu. Dan bodyguard suruhan Vano itu masih juga berjaga di depan rumah Audrey. Kalau seperti itu, lalu apa gunanya satpam di rumah Audrey?Audrey sengaja memasak lebih banyak pagi ini. Dia sudah meminta asisten di rumahnya untuk berbelanja kemarin.Dia memasak juga untuk bodyguard itu. Audrey tahu mereka berjaga 24 jam. Walau akan bergantian saat jam makan.“Bi!” panggil Audrey“Makanan ini tolong dikeluarin di halaman yah bi.” Ucap AudreyHalaman di rumahnya cukup luas. Ada juga tempat duduk disana. Biasnya, Audrey akan berbincang bersama pekerja di rumahnya di tempat itu.“Halo!” panggil Audrey pada seorang bodyguard“Ada yang bisa saya bantu?” tanya pria itu“Begini. Saya membuat makanan lebih banyak hari ini. Sengaja untuk kalian juga.” Jelas Audrey“Jadi silahkan masuk. Saya tahu kalian belum sarapan pagi ini.” Lanjut Audrey
Saat ini, Vano baru saja selesai dengan urusan bisnisnya. Dia akan segera pergi mengunjungi Audrey. Dia tidak akan mengulur waktu lagi kali ini.Vano ingin menelpon Audrey. Tapi sepertinya, dia harus memastikan keadaan Audrey lewat Bodyguard-nya lebih dulu.“Halo!” ucap bodyguard Vano“Bagaimana Audrey? Dia baik-baik saja bukan?” tanya Vano langsung“Nyonya baik tuan. Kami baru saja selesai sarapan pagi.” Jawabnya“Sarapan pagi? Di rumahnya Audrey?” tanya Vano“Iya tuan.” Balas bodyguard-nya“Siapa yang memasak?” tanya Vano lagi“Nyonya yang memasak tuan.”Vano menjadi geram setelah mendengar itu.“Sebentar lagi saya kesana!” ucap VanoDia langsung mematikan panggilan itu.“Aku beneran nggak bisa tahan untuk nggak ketemu kamu Aud!” ucap VanoBodyguard yang tadi berbicara dengan Vano di t
“Aku juga capek beib. Dua tahun ini aku nyari kamu. Tapi kamu nggak pernah ada kabar sama sekali!” kata Vano sembari berjongkok.“Aku nggak lagi ngerasain perasaan apapun selain marah karena jadi penyebab kamu pergi!”“Aku nggak bisa tidur nyenyak setiap harinya karena mikirin kamu.”“Aku nggak baik-baik aja setelah kepergian kamu.”“Aku minta maaf untuk itu. Pliss jangan nyuruh aku ngehindar dari kamu!”Vano mengeluarkan semua perasaan yang selama ini menumpuk. Dia harus meyakinkan Audrey saat ini.“Kenapa jadi kamu yang marah-marah?” tanya Audrey“Aku nggak marah!” balas Vano cepat“Terus barusan apa?” kata Audrey“Itu ungkapan perasaan aku. Kamu kok bodo amat gitu sih?” balas Vano“Siapa yang bodo amat?” kata Audrey“Kamu!” jawab VanoMereka berdua menjadi terdiam ses
Vano menggenggam erat tangan Audrey dan mereka keluar bersama.“Tolong gerbangnya dibuka aja.” Ucap Audrey pada pak satpamVano memanggil semua bodyguard yang dia tugaskan untuk berjaga di depan rumah Audrey.“Baiklah. Sekarang tugas kalian sudah selesai. Jadi kalian boleh pergi.” Jelas VanoMereka semua terlihat mengangguk.“Makasihnya mana?” tanya Audrey pada VanoSemua bodyguard Vano menunggu disana. Mereka sudah tahu bahwa boss mereka tidak akan mengucapkan hal itu.“Terimakasih!” ucap Vano.Para bodyguard itu terlihat tercengang.“Tuh kan mereka kaget. Kamu sih datar banget mukanya.” Kata Audrey“Baiklah. Terimakasih karena sudah menjaga calon istri saya.” Ucap VanoAudrey bisa melihat Vano yang tersenyum disana.“Gitu dong!” kata Audrey“Kan sudah saya bilang, tidak perlu memberitahu bossmu.”
Hari ini, Vano pergi untuk menemui mamanya yang memang sedang berada di London. Tidak lupa, dia juga membawa Audrey ikut serta untuk berkunjung kerumah mamanya.“Mama dimana?” tanya Vano karena dia tidak mendapati mamanya saat datang kesana.“Nyonya sedang berada di dapur tuan.” Balas BibiVano mengangguk sebagai jawaban. Dia lalu berjalan menuju dapur. Untuk menemui mamanya.Percaya atau tidak. Mama Vano itu jika sudah berada di dapur, maka pasti akan sangat lama. Vano saja bingung apa yang mamanya sukai hingga berlama-lama berada dapur.Vano memerhatikan keadaan dapur. Dan menemukan mamanya berada disana.“Halo ma!” sapa VanoMama Vano yang sedang sibuk memeriksa kulkas, langsung berbalik menatap putranya.“Mimpi apa sampai kamu datang kesini?” ucap mamaHaduhh. Baru saja datang. Vano malah sudah disemprot mamanya.“Kamu baru datang?” tanya mama tanpa m
“Beib!” panggil Vano saat Audrey akan turun dari mobilnya.“Iyaa?” tanya Audrey“Kamu kapan balik ke Aussie?” tanya Vano“Rencananya sih lusa. Aku masih ada urusan lagi besok.” Jawab Audrey“Memangnya kenapa?” tanya Audrey“Aku mau nganterin kamu ke Aussie. Sekalian ketemu sama Mami kamu.” Kata Vano“Loh. Kamu nggak kerja?” ujar Audrey“Aku kira kamu balik ke Jakarta besok.” Lanjut Audrey lagi“Iyaa sih. Tapi aku nggak bisa ninggalin kamu sendirian disini.” Jelas VanoAudrey menatap pria itu sembari menghembuskan napas berat.“Aku nggak akan pergi lagi. Kalau itu yang kamu takutin.” Kata Audrey“Bukan gitu beib.” Bantah Vano cepat.“Terus apa? Kamu nggak percaya sama aku?” ucap AudreyVano menggeleng dengan sekuat tenaga.“Iya deh iya. Bes
Vano baru saja sampai di Jakarta. Dia dijemput supir pribadinya dan sengaja tidak meminta Dika untuk ikut menjemput.Vano mengutak-atik ponselnya, dan mencoba menelpon Audrey.Panggilan itu beedering hingga beberapa detik. Namun Audrey belum juga mengangkat panggilan dari Vano.Saat Vano ingin mematikan panggilan yang sudah dia coba untuk ketiga kalinya itu, Audrey malah mengangkatnya.“Halo beib!” sapa Audrey“Kok lama banget sih angkatnya? Kamu kemana tadi beib?” tanya Vano“Barusan dari lantai bawah tadi. Ponselnya aku tinggal di kamar.” Jawab Audrey“Baru juga panggilan pertama kan?” lanjut Audrey“Apa beib? Panggilan pertama?” balas Vano cepat“Ini udah panggilan ketiga tahu. Kamu itu suka banget bikin aku khawatir!” jelas VanoPria itu bisa mendengar tawa Audrey diseberang sana.“Iyaa maaf. Aku kan nggak ngecek dulu tadi.&rd
“Selamat siang pak!” ucap seorang pegawai yang berpapasan dengan Vano di kantor“Iyaa. Selamat siang.” Balas VanoPegawai itu merasa terkejut karena sapaannya dijawab oleh si boss besar.“Siang pak!”“Siang pak Vano!”Semua orang yang berpapasan dengan Vano selalu menyapa dirinya.“Iyaa. Siang semua..” jawab VanoVano berjalan dengan senyum lebar yang tidak pernah hilang sejak tadi.“Apa yang terjadi? Apa itu benar boss?” tanya Tiara“Gue juga nggak tahu. Tapi aneh banget kan.” Balas yang lain“Tumben banget. Biasanya kan nggak pernah seramah itu.” Lanjut DitaSemua pekerja terus saja membicarakan tentang sikap Vano siang ini. Walau begitu, mereka merasa senang karena boss sudah lebih ramah kali ini.Vano berjalan keruangan kerjanya dan berpapasan dengan Dika.“Selamat siang pak!” sapa D