Share

HADIAH

Penulis: Sugar Sweetnes
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-20 16:19:23

“Warren menepati janjinya untuk memberikan gedung itu padamu Cora. Untuk fungsi gedung itu akan digunakan apa, terserah kau saja." Setelah seisi kapal pesiar itu pergi, Tn. Edgar mengajak Cora bicara masih di kapal itu.

Shea yang mendengar itu menggeleng tak percaya. "Apa-apaan ini? Kenapa bisa?"

Tn. Edgar tak menghiraukan Shea. Dia malah langsung memberikan berkas kepemilikan gedung Flash House itu pada Cora. "Ayahmu dan Kakakmu, masih di rumah sakit…”

“Bisakah kau menolongku untuk mengurus jenazahnya?” potong Cora.

“Baiklah, aku pergi dulu.” Tn. Edgar turun dari kapal pesiar  ke sekoci yang sudah menunggunya.

“Ayo.” Cora menarik Shea agar berpindah ke sekoci terakhir untuk kembali ke dermaga. Sekoci yang berbeda dengan Tn. Edgar.

 “Jelaskan apa maksud penyerahan itu," tagih Shea yang sed

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Let's Play With Me   THE NEW ZERO O'CLOCK

    "Kau mau anggur?" tawar Shea sambil mengangkat botol anggur yang sudah habis setengah."Tidak. Aku lebih suka kopi," tolak Cora sambil mengangkat cangkii lalu menyeruput kopi hitam kesukaannya. Kopi yang dia dapat dari kedai yang berhasil menggeser racikan dari barista langganannya sebelumnya. Kedai di dekat kampusnya yang juga milik Tn. Warren, lebih ia sukai akhir-akhir ini.Mereka sedang berbincang-bincang di rumah Shea, tepatnya duduk di balkon sambil menikmati cahaya bulan."Ngomong-ngomong, kau sudah dapat ide untuk permainan Zero O'clock?" tanya Shea mulai masuk ke inti pembicaraan. Mereka ingin cepat-cepat memulai perjudian ciptaan mereka sendiri."Mungkin tidak akan jauh-jauh dengan permainan sebelumnya. Intinya kita buat peserta mencari kartu pair saja, tapi dengan cara yang berbeda. Tidak lagi menggunakan kue kering dan botol wine lagi," usul Cora."Kita harus me

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-24
  • Let's Play With Me   PENYEGELAN

    Tumpukkan kaset-kaset tua sudah menggunung di keranjang Cora . Beranekaragam jenispencipta, genre, dan juga tahunsudah berkumpul di san. Cora sangat semangat mengumpulkannya. Koleksi itu bukan hanya untuk Cora dengarkan sendiri, melainkan akan menjadi media perjudian yang akan dijalankannya. “Ini sudah sangat banyak, apalagi yang kau cari?” keluhShea. Rasa pegal sudah mulai menyerang otot-ototnya. Hampir 5 jam mereka berpindah-pindah toko antikdemi mencari itu. Puluhan rak sudah mereka jelajahi, namunCora masih tak berhenti melakukannya. Seolah tenaga Cora tak pernah habis. “Sekalian Shea. Lagipula kaset ini juga menjadi incaran kolektor lain. Daripada nanti kehabisan,” balas Cora,masih fokus memilih kaset-kasetnya. “Ini sudah cukup banyak, belum lagi yang ada di mobil.” Shea terus mengomel agar Cora mau mendengarkan isi hatinya. “Baiklah-baiklah, kit

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • Let's Play With Me   TEMPAT BARU

    “Kau yakin mau membeli tempat ini?” tanya Shea ragu. Dia dan Cora kini sudah berada di cafe klasik yang pernah dikunjunginya saat di pasar malam waktu itu.“Tentu saja. Lagipula tempat ini memang untuk berjudi. Dan setahuku tak ada polisi yang pernah mengobrak tempat ini,” jawab Cora dengan yakin.“Iya, juga.” Shea belum tahu kalau cafe ini juga milik Tn. Warren. Dia juga tidak tahu, kalau sebelum hari ini Cora sempat membahas tentang cafe yang menjadi plan B jika gedung Flash House disita. Dan si pintar Cora, hari ini datang hanya untuk berpura-pura membeli tempat yang memang sudah diberikan untuk Cora. “Kau sudah membawa uangnya, kan?”“Iya, aku bawa.” Cora meletakkan koper berisi uang puluhan miliar dari hadiah kemenangannya kemarin, ke atas meja.“Kau sudah mau semester 2 ya?” tanya Shea yang tiba-tiba mengalihkan pembicaraan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-02
  • Let's Play With Me   PERSIAPAN

    Suasana ramai yang identik dengn cafe klasik di tengah-tengah pasar malam yang sekarang menjadi milik Cora, hari ini tak terlihat lagi. Cafe itu sangat sepi detik ini. Di dalamnya hanya tersisa para pegawai yang berjejer membentuk satu barisan di depan Shea dan Cora.“Aku sudah mengurus kepemilikan cafe ini. Dan sekarang aku ingin menjelaskan peraturan baru yang harus kalian jalani mulai sekarang,” kata Cora membuka percakapan.“Jadi dengarkan baik-baik,” lanjut Shea.“Kau akan meneruskan cafe ini?” tanya Yoland, satu-satunya barista perempuan dari 3 barista lainnya.“Ya. Tn. Warren yang memberikannya sendiri padaku,” jawab Cora seadanya.Beberapa tukang, mulai mengisi cafe dengan meja gambling yang cukup besar dan cukup mencolok. Walaupun cafe ini memang sering digunakan untuk berjudi, meja yang digunakan hanya meja biasa.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-09
  • Let's Play With Me   PRIA ASING

    “Hai, Cora. Sudah lama tidak melihatmu,” sapa pria itu setelah mendudukkan dirinya di hadapan Cora.Mendengar kalimat itu, Cora langsung mengalihkan pandangannya dari cangkirnya untuk mengamati wajah pria itu. Setelah lama membolos dari perkuliahan, Cora jadi lupa dengan teman-temannya. Apalagi di awal-awal kuliah, dia lebih sering menyendiri untuk menutupi KDRT yang menimpanya. “Kita pernah sekelas?” tanyanya. Dia tidak ingat sama sekali dengan pria itu. Dia juga tidak merasa pernah melihat wajahnya.“Ternyata kau tidak mengingatku,” kekeh pria itu.Cora jadi malas menggubris pria itu dan memilih kembali menikmati kopi pesanannya. Dia merasa sangat terganggu. Sebenarnya niatnya ke cafe ini untuk menenangkan pikirannya dan tak ingin bicara dengan siapapun.“Kau sekarang terlihat lebih segar,” sahut pria itu lagi sambil menatap dalam mata Cora.&n

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-09
  • Let's Play With Me   MINI PARTY

    “Aku memang tak pernah melihatmu,” elak Cora dengan tatapan yakinnya. Dia tidak mungkin salah. Wajah Rexy tak pernah melintas di depan matanya, apalagi sekelas dengannya.“Tidak. Kita sering bertemu. Sangat sering,” ucap Rexy dengan nada lembut dan tatapan intens-nya.Cora membuang mukanya karena tatapan yang diberikan Rexy. Bukan salting, malas saja melihat tatapan seperti itu tapi bukan dari mata Max. “Kau mau jalan kapan?”Rexy mengulum senyum, menelan kecewa sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ternyata yang dikatakannya benar. Cora adalah orang yang berkepribadian dingin. “Mulai sekarang kalau kau butuh bantuan, kau bisa menghubungiku,” tawarnya. “Tingkahmu sangat mencurigakan,” sahut Cora masih enggan bertatapan lagi dengan Rexy.“Perubahan sikapmu juga karena sesuatu, kan?” b

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-16
  • Let's Play With Me   SUDAH WAKTUNYA

    Cora mendekati mobil yang sama dengan milik Axel dulu. Dia menekan tombol di kuncinya sebelum membuka pintu dan masuk. Sebelum melajukannya, dia mengamati tiap sudut mobil itu. Mencari kamera yang mungkin saja sengaja dipasang untuk mengawasinya. Ya, setakut itu dia dengan rencana Tn. Warren yang sama sekali belum tercium olehnya.Ternyata Cora tak menemukan apapun yang mencurigakan. Mobil ini benar-benar kosong. Hanya ada beberapa permen kopi di laci kecil yang ada di sebelah setir mobil. Dia kemudian mencomot permen itu sebelum melajukan mobil ke apartemennya.Dari kejauhan 50 meter, masih ada Rexy yang memang menanti mobil itu berjalan. Melihat mobil pemberiannya sudah jalan menjauh, diabaru melangkah kembalipulangke apartemennya. Diatinggal di apartemen yang tak jauh dari tempat pertemuan yang Cora gunakan tadi. Cukup berjalan kaki 5 menit, dia sudah berada di rumah.“Bagaimana Rex

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-19
  • Let's Play With Me   JUAL CURANG

    Cora mengawali pagi inidengan pergi ke kampus.Masih hari yang sama dengan hari pertama, ia membuka perjudiannya.Dia memang sudah terbiasa langsung beraktivitas di pagi hari tanpa tidursedikitpun. Jam tidurnya memang sering terbalik.Apalagi kebiasannya yang sering minum minuman bercafein saat malam hari. Alhasil walau hari sudah gelap, ia tak merasakan kantuk sama sekali. Tubuhnyabaru bisa tidurtengah hari, tepat setelah dia pulang kuliah.Sebenarnya dia sudah tidak ada niat untuk melanjutkan kuliahnya hingga lulus menjadisarjanakedokteran lagi.Alasan sekarang dia masih datang ke kampusnya adalah untuk mencari tahu di mana Finn sekarang. Tak peduli dia menjilat ludahnya sendiri, dia ingin segera bertemu dengan Finn.“Akhirnya selesai juga,” lega Corasetelah dosen mengucapkan kalimat terakhir untuk menutup kelasnya. Dia langsung membereskan buku-buku yang sama sekali

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22

Bab terbaru

  • Let's Play With Me   PENYERAHAN BUKTI

    “Siapa yang menolongmu?” tanya Ny. Beatrice pada Axel. Dia datang karena Rexy yang meneleponnya. Kalau tidak ada Ny. Beatrcie mungkin sampai pagi Cora masih memberontak sambil menangis kencang. Hanya ibunya yang bisa menenangkan Cora.“Tn. Edgar,” jawab Axel.“Edgar?” kaget Ny. Beatrice mendengar nama mantan suaminya itu. “Apa tujuannya?”“Entahlah. Saat setengah tubuhku sudah terkena api karena di bakar oleh Shea, tiba-tiba ada yang masuk sambil menyemprotkan alat pemadam kebakaran. Ternyata dia adalah Tn. Edgar. Setelah aku diobati dan tubuhku membaik, dia menyelamatkanku karena dia menganggapku sebagai anaknya. Itu agak aneh tapi, memang begitu,” jelas Axel, sesuai kejadian sesungguhnya.Ny. Beatrice sangat malas mendengar nama Tn. Edgar yang ternyata masih ada di sekeliling mereka. Dia sudah tidak bisa lagi mempercayai mantan suami

  • Let's Play With Me   AXEL MASIH HIDUP?

    “Sakha ditemukan tertembak di cafe-nya. Siapa yang menembak masih dalam penyelidikan karena tidak ada rekaman CCTV. Kenapa?” tanya komandan polisi bername tag ‘Edgar’.“Sakha itu anak buah Tn. Warren. Aku sangat yakin kematiannnya juga sangat berhubungan dengan dia,” duga Axel. Dia sengaja datang ke kantor polisi yang sedang menyelidiki kasus kematian Sakha. Kebetulan yang mengomandani kasus itu adalah Tn. Edgar. Kini mereka sedang berdebat di ruangan komandan Edgar.“Apa yang kau bicarakan? Permainan itu sudah selesai dan sudah diambil alih oleh Cora. Sebaiknya kau membantuku menemukan di mana tempat baru perjudian itu,” kata Tn. Edgar membantah dugaan Axel.“Tn. Warren tidak akan semudah itu melepas bisnis besarnya. Pasti dia sedang merencanakan sesuatu,” kata Axel menekankan dugaan yang pasti terjadi itu.“Bisa kau jelaskan ap

  • Let's Play With Me   MELIHAT SENJA

    Ny. Beatrice kembali dengan membawa makanan sehat. Dia memilih menu ayam dengan sandwich. Ibu hamil memang harus menjaga makannya untuk kesehatan bayinya. “Sayang, ayo turun, makanannya sudah datang!” panggil Ny. Beatrice dari bawah.“Ibu! Tolong aku!” sahut Cora dari atas.Ny. Beatrice sangat khawatir dan langsung berlari ke atas. “Astaga… Kalian sudah baikan rupanya,” kaget Ny. Beatrice ketika melihat anak dan menantunya sedang berpelukan. Tidak, yang benar Rexy sedang memeluk Cora seerat-eratnya.“Ibu, dia membuatku sesak napas,” keluh Cora.Ny. Beatrice terkekeh. “Nanti lagi bermesraannya. Sekarang makan dulu.”“Ayo makan, sayang.” Rexy langsung menggendong Cora membawanya turun ke meja makan.“Aku bisa jalan sendiri, Rexy!” Cora masih terus mengomel.&

  • Let's Play With Me   DITERIMA

    Cora baru membuka matanya saat hari sudah memasuki siang hari. Saat dia hendak mengucek matanya yang tertutup bunga tidur, namun tangannya tertahan kain yang terikat di ujung sandaran kasur. Jangankan mau memukul perutnya lagi, mengangkat tangannya saja sangat susah. “Astaga…” keluhnya. Cora kemudian menyisir pandangan dan menemukan Rexy yang sedang tidur di sofa tak jauh dari ranjang. “Rexy!” panggilnya.Rexy masih tidur. Suara Cora tadi ternyata tidak berhasil masuk ke telinga Rexy.“Rexy!” Kali ini Cora menambah volume teriakannya.Akhirnya Rexy mendengar panggilan itu dan membuatnya terbangun . Dia menegakkan duduknya dan langsung melihat Cora. “K-kenapa?” tanyanya canggung.“Lepaskan tanganku,” pinta Cora.“Kau tidak boleh memukul perutmu lagi,” larang Rexy.

  • Let's Play With Me   KEHAMILAN YANG MENDADAK

    5 menit, tentubukan waktu yang lama untuk di tunggu.Mereka sudah mendapat hasildari test pack itu. 2 garis biru terlihat jelas pada alat itu.Ny. Beatrice tidak tahu harus menempatkan dirinya bagaimana. Haruskah senang atau malah sedih?“Apa? Aku tidak hamil, kan?” tanya Cora berharap rahimnya masih kosong.“Kau, hamil sayang,”jawab Ny. Beatrice.Rexy tersenyum lebar mendengarnya. Dia akhirnya berhasil mengikat Cora sepenuhnya.Berbeda dengan Cora yang langsung mematung mendengar perkataan itu. Bukan mimpi, janin bayi memang mengisi rahimnya sekarang. Ia tidak mau harapan untuk bisa bersanding dengan pria lain hilang karena hal ini. Kembali lagi, dia tidak mau seumur hidup bersama Rexy seperti ketakutannya selama sebulan pernikahannya ini. Hal lain yang membuatnya tak bisa menerima kehamilannya adalah nama Max yang masih terukir di

  • Let's Play With Me   PERTEMUAN DENGAN IBU MERTUA

    Satu bulan kemudian“Kapal pesiarnya sudah jadi bu. Kau mau melihatnya?” tawar Finn.“Tentu saja.”Finn dan Ny. Beatrice langsung berangkat ke pulau yang waktu itu Cora dan Rexy datangi, menggunakan mobilnya. Seusai 5 jam perjalanan darat dan 30 menit perjalanan laut, mereka telah sampai. Di sekitar pulau itu sudah ada kapal pesiar yang sangat mewah terparkir. Tak hanya itu ada beberapa kapal kecil dan jet ski yang nantinya akan digunakan juga untuk penyerangan.“Kau mau mulai dari mana?” tanya Finn yang sudah naik ke kapal pesiarnya.“Ruang senjata dulu,” pinta Ny. Beatrice.“Ayo, itu ada di lantai bawah.” Finn menuntun ke sebuah pintu yang bisa mengakses ke lantai paling bawah. Biasanya ruangan itu digunakan untuk menyimpan sekoci darurat, tapi kali ini ruangan itu digunakan untuk menyimpan banyak

  • Let's Play With Me   RAHASIA BESAR

    *Flashback“Jangan ikut campur. Mulai sekarang kau harus tetap di rumah. Bagaimanapun caranya kau harus lulus karena aku sudah memilihkan kampus terbaik di Australia untuk S2-mu.”“Apa maksudmu? Kau memintaku melepas Cora begitu saja setelah merenggut semua keluarganya?”“Shea…”“Kau lupa? Kita sudah membunuh kakaknya!”“Ini demi kebaikanmu.” Kemudian 2 orang bodyguard datang lalu berdiri di samping kanan dan kiri Shea.“Apalagi ini?”“Mereka akan mengikutimu setiap kau keluar rumah untuk ke kampus. Kau tidak boleh kemana-mana selain ke kampus. Mana ponselmu?”“Kau juga mau men

  • Let's Play With Me   SANGAT MANIS

    Cora, Rexy, dan Finn tak menghabiskan banyak waktu, hanya mengobrol sebentar sekedar menjelaskan sedikit cara yang akan dilakukan nanti. Setelah 2 jam, Cora dan Rexy pamit pulang sedangkan Finn masih ingin di markas snipernya. Perjalanan dengan perahu selama 30 menit juga 5 jam perjalanan dengan mobil membuat mereka baru sampai saat malam hari sekitar jam sepuluhan.Sebelum ke apartemennya, Rexy memang sudah berencana untuk mampir ke cafe judi. Tetapi melihat Cora masih tertidur pulas, membuatnya tak tega membangunkannya. Akhirnya dia menggantikan Cora untuk mengatur kaset-kasetnya.“Kau, bukannya pemain ya?” bingung Yoland melihat ada pengunjung yang sudah datang padahal masih belum waktunya.“Aku sekarang sudah menikah dengan Cora. Dan Cora sedang tidur jadi aku yang akan mengatur kasetnya,” jawab Rexy.“Oh Cora sudah menikah. Kalau begitu silahkan masuk.” Yoland

  • Let's Play With Me   REXY MARAH

    Masalah yang satu persatu mencuat, semakin membuat Finn pusing. Di sangat menyesal menghilang sesaat untuk memberikan pelajaran pada Cora. Perbuatan cerobohnya membuat sang adik kembali merasa menderita. “Cora ternyata sudah menikah. Tapi Cora sepertinya tak menginginkan pernikahan itu terjadi,” ungkap Finn menceritakan kondisi Cora sekarang kepada ibunya. Mereka sedang berada di tepi kolam renang di rumah Ny. Beatrice. “Kenapa menikah kalau Cora tidak mau?” heran Ny. Beatrice.“Alasan dari keduanya sangat membingungkan. Rexy bilang diancam Axel dan Cora bilang dia menikah untuk mendapat perlindungan. Tapi Cora terlihat sangat sedih. Aku sempat melihat matanya sangat lebam,” jelas Finn sambil mengingat wajah Cora setelah dia bilang sudah memiliki suami.“Aku jadi penasaran dengan Rexy, itu.”“Kau mau bertemu?”

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status