Share

Bab 5: Perjalanan ke Alpha Centauri

Penulis: Guyumay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah mengungkap konspirasi yang terjadi di Stasiun Antarbintang Galaktika, Maya, Zarak, dan kru Pengembaraan Kosmis merasa lega bahwa mereka telah berhasil menyelamatkan galaksi dari bahaya yang mengancamnya. Namun, mereka juga menyadari bahwa petualangan mereka masih belum berakhir. Mereka memiliki misi yang belum selesai: mencapai Alpha Centauri.

Dengan hati yang penuh semangat, Pengembaraan Kosmis melanjutkan perjalanan mereka melintasi ruang angkasa yang luas. Maya duduk di kursi pilot dengan tekad yang bulat, memimpin kapal mereka melalui gelombang asteroid dan medan asteroid yang berbahaya.

Zarak, di sampingnya, terus memantau sistem navigasi dengan cermat, memastikan bahwa mereka tetap pada jalur yang benar menuju tujuan mereka.

"Sudah dekatkah kita dengan Alpha Centauri?" tanya Zarak dengan suara yang penuh antisipasi.

Maya memeriksa layar kontrol dengan cermat sebelum menjawab, "Kami masih beberapa hari perjalanan dari tujuan kita. Tetapi kita sudah melalui sebagian besar rintangan yang ada di depan kita."

Zarak mengangguk setuju. "Bagus. Semoga perjalanan kita berlanjut dengan lancar."

Namun, seperti yang sering terjadi dalam petualangan mereka, kejutan tidak pernah jauh dari mereka. Saat malam tiba, Pengembaraan Kosmis tiba-tiba terperangkap dalam sebuah fenomena alam yang aneh: lubang hitam.

"Sialan!" teriak Maya, memandang dengan takjub ke gelapnya raksasa yang menganga di depan mereka. "Kita harus keluar dari sini secepat mungkin!"

Dengan kecepatan maksimum, Maya berusaha untuk menghindari tarikan gravitasi yang kuat dari lubang hitam yang menakutkan itu. Zarak membantu dengan memanfaatkan sistem navigasi untuk mencari jalan keluar terbaik.

Mereka berdua bekerja bersama-sama dengan cepat, mengatur kursi penggerak mereka dengan cermat untuk melewati lubang hitam dengan selamat. Setelah beberapa saat yang tegang, mereka akhirnya berhasil meloloskan diri dari cengkeraman lubang hitam yang ganas.

Setelah insiden itu, Pengembaraan Kosmis melanjutkan perjalanan mereka ke Alpha Centauri dengan hati-hati. Mereka melewati bintang-bintang yang gemerlap dan nebula yang indah, menikmati keindahan alam semesta yang luar biasa.

Namun, keberuntungan mereka tidak berlangsung lama. Saat mereka mendekati sistem Alpha Centauri, mereka mendapati diri mereka dihadapkan pada serangan yang tak terduga dari kapal-kapal bajak laut yang berteknologi tinggi.

"Pertahankan posisi kita!" teriak Maya kepada kru. "Kita tidak boleh menyerah begitu saja!"

Dalam pertempuran yang sengit, Pengembaraan Kosmis melawan kapal-kapal bajak laut dengan gigih. Mereka menggunakan senjata mereka dengan cermat, menghindari serangan musuh sambil mencoba untuk membalasnya dengan keberanian yang tak tergoyahkan.

Namun, meskipun keberanian mereka, penghancuran yang tak terelakkan semakin dekat. Kapal Pengembaraan Kosmis mulai mengalami kerusakan serius, dan mereka menyadari bahwa mereka dalam bahaya yang sangat besar.

"Saya tidak bisa mempertahankan kapal ini lebih lama lagi!" teriak Zarak, suaranya dipenuhi dengan kepanikan.

Maya menatap layar kontrol dengan determinasi. "Kita harus mencari jalan keluar. Ada lubang cacing di dekat sini. Kita bisa menggunakan itu untuk melarikan diri."

Dengan keputusan yang cepat, mereka mengarahkan kapal menuju lubang cacing terdekat, berharap untuk melarikan diri dari bahaya yang mengancam mereka. Mereka melewati lubang cacing dengan kecepatan yang luar biasa, merasa seperti sedang melewati terowongan waktu menuju keselamatan.

Ketika mereka keluar dari lubang cacing, mereka menemukan diri mereka jauh dari bahaya yang mengancam mereka. Mereka merasa lega karena mereka berhasil lolos dari serangan bajak laut dan mencapai Alpha Centauri dengan selamat.

Dengan perasaan lega dan lega, Maya, Zarak, dan kru Pengembaraan Kosmis menyambut kedatangan mereka di Alpha Centauri. Meskipun perjalanan mereka penuh dengan rintangan dan bahaya, mereka berhasil mencapai tujuan mereka dengan selamat.

Mereka menyadari bahwa petualangan mereka belum berakhir, dan bahwa di antara bintang-bintang yang tak terbatas, masih banyak misteri dan bahaya yang menunggu untuk diungkap. Tetapi dengan tekad dan keberanian mereka, mereka siap untuk menghadapi tantangan yang mungkin datang di masa depan.

Setelah kedatangan mereka di Alpha Centauri, Maya, Zarak, dan kru Pengembaraan Kosmis merasa lega karena berhasil mencapai tujuan mereka. Mereka segera memulai misi eksplorasi mereka di dalam sistem bintang ganda yang menakjubkan itu, menyelidiki planet-planet dan asteroid-asteroid yang mungkin mengandung sumber daya berharga atau kehidupan yang belum ditemukan.

Pertama-tama, mereka memutuskan untuk menyelidiki planet terdekat dari bintang, yang dikenal sebagai Proxima Centauri b. Dengan menggunakan peralatan pengindraan yang canggih, mereka memetakan permukaan planet tersebut dari jarak yang aman.

"Terlihat seperti ada potensi untuk kehidupan di sini," kata Zarak, saat dia memeriksa data yang dikumpulkan dari peralatan pengindraan. "Ada jejak air dan atmosfer yang cocok untuk kehidupan seperti yang kita kenal."

Maya mengangguk setuju. "Ini bisa menjadi penemuan besar bagi umat manusia. Kami harus menyelidiki lebih lanjut."

Dengan hati-hati, mereka mendaratkan Pengembaraan Kosmis di permukaan Proxima Centauri b dan memulai eksplorasi mereka. Mereka memeriksa sampel tanah dan air, mencari tanda-tanda kehidupan yang mungkin ada di planet tersebut.

Namun, saat mereka menjelajahi daratan yang luas dan hutan yang lebat, mereka tidak menemukan tanda-tanda kehidupan yang nyata. Mereka merasa kekecewaan yang mendalam, tetapi juga menyadari bahwa eksplorasi adalah tentang mengambil risiko dan menerima tantangan.

Mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke planet-planet lain dalam sistem Alpha Centauri. Mereka mengeksplorasi setiap sudut dan cranny, mencari tanda-tanda kehidupan atau sumber daya yang berharga.

Di planet kedua, mereka menemukan gurun pasir yang luas dan panas yang menakjubkan. Mereka merasa kagum oleh keindahan alam semesta yang luar biasa, tetapi juga sadar akan tantangan yang dihadapi oleh mereka di lingkungan yang keras dan tidak bersahabat ini.

Sementara itu, di salah satu bulan dari planet ketiga, mereka menemukan gua-gua yang luas dan misterius. Mereka memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut, mengikuti lorong-lorong yang gelap dan memeriksa formasi batu yang aneh.

Namun, saat mereka menjelajahi gua tersebut, mereka tiba-tiba dihadapkan pada makhluk asing yang tidak dikenal. Makhluk-makhluk itu tampaknya tidak senang dengan kehadiran mereka, dan mulai menyerang dengan kekerasan.

Pertempuran sengit pun terjadi di dalam gua yang gelap, dengan Maya, Zarak, dan kru Pengembaraan Kosmis berjuang untuk bertahan hidup. Mereka menggunakan senjata dan keterampilan mereka dengan cermat, berusaha untuk mengalahkan musuh yang tidak dikenal itu.

Namun, meskipun keberanian dan ketangguhan mereka, mereka mulai merasa terdesak oleh kekuatan musuh yang luar biasa. Mereka menyadari bahwa mereka mungkin tidak bisa menang dalam pertempuran ini.

Dalam momen yang kritis, sebuah cahaya terang tiba-tiba muncul di ujung gua. Itu adalah kapal Federasi Antariksa yang datang untuk menyelamatkan mereka.

Dengan bantuan kapal Federasi, mereka berhasil mengusir makhluk asing itu dan melarikan diri dari gua yang gelap. Mereka merasa lega dan bersyukur karena berhasil selamat dari bahaya yang mengancam itu.

Setelah insiden tersebut, Maya, Zarak, dan kru Pengembaraan Kosmis memutuskan untuk kembali ke Pengembaraan Kosmis dan melanjutkan perjalanan mereka ke sistem Alpha Centauri. Meskipun mereka telah menghadapi berbagai rintangan dan bahaya di sepanjang jalan, mereka juga menyadari bahwa eksplorasi ruang angkasa adalah tentang mengambil risiko dan menerima tantangan.

Dengan tekad yang bulat, mereka melanjutkan perjalanan mereka, siap untuk menghadapi segala hal yang mungkin menunggu mereka di bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya. Mereka tahu bahwa petualangan mereka belum berakhir, dan bahwa di antara bintang-bintang yang luas, masih banyak misteri dan keajaiban .

Bab terkait

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 6: Keberanian di Tengah Bintang-bintang

    Setelah melewati berbagai macam rintangan dan petualangan di dalam sistem Alpha Centauri, Maya, Zarak, dan kru Pengembaraan Kosmis merasa semakin dekat dengan tujuan akhir mereka. Namun, petualangan baru belum berakhir, dan mereka masih memiliki banyak hal yang harus dihadapi di antara bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya. Dalam perjalanan mereka, Pengembaraan Kosmis tiba di sebuah asteroid belt yang luas di sekitar sebuah bintang muda yang sedang terbentuk. Mereka memutuskan untuk menyelidiki asteroid-asteroid tersebut, mencari sumber daya yang berharga atau mungkin tanda-tanda kehidupan yang belum ditemukan. Namun, saat mereka menjelajahi asteroid belt tersebut, mereka tiba-tiba diserang oleh serangan tak terduga dari sekelompok kapal bajak laut yang berkeliaran di daerah tersebut. Kapal Pengembaraan Kosmis dikepung oleh kapal-kapal bajak laut yang bersenjatakan berat, dan mereka segera terlibat dalam pertempuran sengit. Maya dan kru Pengembaraan Kosmis tidak menyera

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 7: Misi Melawan Ancaman Galaksi

    Setelah mereka mendarat di planet baru yang indah itu, Maya, Zarak, dan kru Pengembaraan Kosmis memulai eksplorasi mereka dengan penuh antusiasme. Padang rumput yang luas, hutan lebat, dan pegunungan yang menjulang tinggi menyambut mereka dengan pemandangan yang menakjubkan. Saat mereka berjalan melalui padang rumput yang subur, mereka berdialog tentang rencana mereka. “Kamu lihat pemandangan ini, Maya?” kata Zarak sambil memandang sekelilingnya. “Aku belum pernah melihat tempat seindah ini. Kita harus berhati-hati tapi juga terbuka dengan apa yang bisa kita pelajari di sini.” Maya tersenyum dan mengangguk. “Benar, Zarak. Tempat ini tampaknya penuh dengan potensi. Mari kita pastikan kita menghormati lingkungan dan makhluk yang tinggal di sini.” Tidak lama setelah mereka memulai eksplorasi, mereka menemukan aliran sungai yang jernih. Mereka berhenti sejena

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 8: Ancaman dari Kegelapan

    lama yang hilang. “Salam, penjelajah dari masa depan,” kata hologram itu. “Jika kalian menemukan pesan ini, berarti peradaban kami telah lama hilang. Kami adalah bangsa Arkanis, dan kami meninggalkan pesan ini untuk memperingatkan kalian tentang bahaya besar yang mengancam galaksi kita.” Maya dan Zarak saling berpandangan dengan penuh perhatian. “Apa yang terjadi pada peradaban kalian?” tanya Maya kepada hologram tersebut. “Peradaban kami dihancurkan oleh entitas yang kami sebut sebagai 'Kegelapan Tanpa Akhir.' Mereka datang dari sudut galaksi yang belum dipetakan, membawa kehancuran ke mana pun mereka pergi. Teknologi dan senjata kami tidak mampu menahan mereka,” jawab hologram itu dengan nada sedih. “Kegelapan Tanpa Akhir...” gumam Zarak. “Apakah mereka entitas yang sama dengan yang menyerang kapal Captain Ryker?” Maya mengangguk.

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   bab 9. Awal dan Akhir Dari Kegelapan

    “...Kita perlu bekerja sama dengan Federasi Antariksa dan semua sekutu yang kita miliki. Ini bukan hanya pertempuran kita, tapi pertempuran seluruh galaksi.” Zarak mengangguk. “Kita harus mengirim pesan darurat ke seluruh sektor. Semua orang perlu tahu ancaman yang kita hadapi dan bersiap untuk melawan.” Maya segera menghubungi markas Federasi Antariksa. “Ini Kapten Maya dari Pengembaraan Kosmis. Kami telah menemukan ancaman besar yang disebut ‘Kegelapan Tanpa Akhir.’ Mereka adalah entitas yang telah menghancurkan peradaban Arkanis dan sekarang bergerak menuju wilayah kita. Kami membutuhkan bantuan semua kapal dan sumber daya yang tersedia untuk menghadapi mereka.” Setelah pesan dikirim, Maya berbalik kepada kru. “Kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Mulai siapkan senjata dan perisai baru yang kita pelajari dari catatan Arkanis.” Sementara kru bek

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 10. Misi di Hutan Kriptos

    Pada suatu hari yang cerah, Maya dan Zarak, bersama dengan kru Pengembaraan Kosmis, memulai petualangan baru mereka di galaksi yang belum terjamah. Mereka telah menerima laporan tentang kegiatan mencurigakan di wilayah terpencil yang dikenal sebagai Zona Senja, dan mereka bertekad untuk menyelidiki. Kapal Federasi Antariksa mereka melintasi ruang angkasa dengan anggun, menuju ke tujuan mereka dengan kecepatan cahaya. Di jembatan Pengembaraan Kosmis, Maya memantau layar holografik, memeriksa koordinat mereka. "Kita hampir sampai di Zona Senja," ujar Maya, suaranya penuh antusiasme. Zarak, yang berdiri di sampingnya, mengangguk. "Persiapan untuk pendaratan. Kita perlu mencari tahu apa yang sedang terjadi di sana." Para kru dengan sigap mempersiapkan diri untuk pendaratan. Mereka memeriksa peralatan mereka, memastikan semuanya dalam kondisi yang baik. Begitu kapal mendarat di permukaan planet yang tidak dikenal, Maya, Zarak, dan tim pendaratan lainnya keluar untuk memeriksa sekita

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 11. Petualangan di Gurun Xerath

    Mereka melanjutkan perjalanan mereka ke planet berikutnya dengan hati-hati, menyadari bahwa setiap langkah mereka bisa menjadi kunci bagi keselamatan galaksi. Setibanya di planet tersebut, mereka disambut oleh pemandangan yang sangat berbeda dari yang sebelumnya. Planet itu dipenuhi oleh lautan luas yang memantulkan cahaya bulan-bulan yang terang di langit malam. Maya, Zarak, dan timnya turun ke permukaan, siap untuk menjelajahi alam yang indah ini untuk mencari komponen berikutnya. Mereka menemukan diri mereka berjalan di sepanjang pantai yang luas, dengan ombak yang tenang menghantam pantai dengan lembut. Namun, ketenangan itu terganggu ketika mereka melihat bangunan kuno yang terletak di lereng bukit di kejauhan. "Apakah itu tujuan kita?" tanya Nia, sambil menunjuk ke arah bangunan kuno tersebut. Maya mengamati bangunan itu dengan cermat. "Mungkin. Kita ha

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 12: Pertarungan Terakhir di Hutan Talax

    Dalam perjalanan kembali ke kapal mereka, tim Pengembaraan Kosmis merasakan semangat yang membara. Meski menghadapi bahaya, mereka semakin yakin akan kemampuan mereka. Dengan dua komponen kristal dalam genggaman, tujuan mereka semakin jelas—mereka harus menyelamatkan galaksi dari ancaman Kegelapan Tanpa Akhir. Namun, tak lama setelah mereka meninggalkan piramida, mereka merasakan tanah di bawah mereka bergetar. “Gempa bumi lagi?” tanya Nia dengan suara cemas. “Tidak, ini berbeda,” kata Zarak, matanya menajam. “Ini lebih teratur, seperti ada sesuatu yang mendekat.” Benar saja, dari kejauhan muncul siluet besar. Makhluk mekanik raksasa dengan mata merah menyala muncul dari balik bukit pasir. “Kita harus lari!” teriak Maya, menyadari bahaya yang mengancam. Mereka berlari sekuat tenaga kembali ke kapal mereka, tetapi makhluk itu terlalu cepat. Dengan gerakan yang menggetarkan tanah, makhluk itu mendekat, mengayunkan salah satu lengannya yang besar ke arah mereka. Mereka berhasil me

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 13: Kembali Ke Markas

    tersebut adalah musuh terberat yang pernah mereka hadapi. Aura gelap yang memancar dari tubuhnya membuat seluruh ruangan terasa lebih dingin. Tim Pengembaraan Kosmis segera menyadari bahwa kali ini mereka menghadapi lawan yang jauh lebih berbahaya daripada sebelumnya. Maya, Zarak, dan Nia bersiap menghadapi ancaman ini dengan segala kemampuan yang mereka miliki. Mereka tahu bahwa pertarungan ini tidak hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang keberanian dan ketahanan mental. “Jangan takut,” bisik Maya kepada timnya. “Kita telah mengatasi banyak rintangan. Kita bisa melawan ini juga.” Sosok misterius itu melancarkan serangan pertama dengan memanipulasi bayangan di sekelilingnya menjadi senjata yang mematikan. Bayangan-bayangan itu melesat dengan kecepatan tinggi, mengincar tim dengan presisi mematikan. Maya dengan cepat mengaktifkan perisai energinya, memblokir serangan bayangan tersebut. “Nia, cari celah untuk menyerang balik!” teriak Maya, mencoba memberi perintah di t

Bab terbaru

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 26: Maya Menemukan Kabar Gembira

    Beberapa tahun kemudian, kemajuan yang dicapai Nia dan Goliath dalam mempererat hubungan antara Xyloria dan Federasi mulai memberikan dampak yang luas. Mereka telah berhasil menciptakan beberapa proyek lingkungan yang revolusioner, termasuk sebuah program restorasi alam yang berhasil memperbaiki ekosistem yang rusak di beberapa planet anggota Federasi. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup di planet-planet tersebut tetapi juga mempererat ikatan antara berbagai spesies yang berbeda. Nia dan Goliath menjadi ikon global, sering diundang untuk berbicara di berbagai konferensi dan seminar. Kehadiran mereka selalu menjadi inspirasi, memotivasi banyak orang untuk melihat melampaui perbedaan dan bekerja bersama demi kebaikan bersama. Di bawah kepemimpinan mereka, banyak planet yang dulu terisolasi kini bergabung dengan Federasi, membawa lebih banyak keragaman dan kekayaan budaya. Pada suatu hari yang cerah, ketika mereka sedang menginspeksi proyek pertanian berkelanjutan

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 25: Perubahan Goliath Xyloria

    Nia menatap langit malam di Xyloria, dengan Goliath di sisinya. Hubungan mereka telah berkembang jauh melampaui apa yang dia bayangkan ketika pertama kali bertemu dengan makhluk alien yang aneh namun penuh kasih ini. Dia tersenyum, memikirkan semua petualangan yang mereka lalui bersama. Suatu pagi, ketika matahari baru saja terbit di balik bukit-bukit hijau Xyloria, Nia dikejutkan oleh perubahan yang terjadi pada Goliath. Dari hari ke hari, Goliath tampak semakin kuat dan tampan, seolah-olah alam Xyloria memberinya kekuatan baru. Tubuhnya yang semula tampak besar dan berbulu kini mulai menunjukkan otot-otot yang lebih tegas dan proporsional. Wajahnya, yang dulu tampak aneh, kini memiliki garis-garis wajah yang lebih halus dan simetris, dengan mata yang memancarkan kecerdasan dan kedalaman. Nia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Goliath, kamu... kamu berubah." Goliath mengangguk dengan senyum lembut. "Aku juga merasakannya, Nia. Mungkin ini adalah efek dari kristal yang

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 24: Diplomasi di Tengah Ketegangan

    Kerusakan serius di dek utama," lapor Zarak. "Kita harus segera melakukan perbaikan." Tim terpaksa melakukan evakuasi sementara ke planet terdekat yang tampaknya aman. Nia, Maya, dan Zarak mendarat di planet dengan bantuan pesawat penyelamat. Mereka harus memperbaiki kapal **Aurora** sebelum bisa melanjutkan misi mereka. Planet tempat mereka mendarat memiliki ekosistem yang indah namun penuh dengan makhluk aneh. Nia, yang memiliki pengalaman dengan makhluk-makhluk alien di Xyloria, memimpin tim dalam menjelajahi planet tersebut. Mereka bertemu dengan berbagai makhluk yang tampak aneh namun tidak agresif. Di tengah eksplorasi, Nia menemukan sebuah gua yang tampaknya memiliki sumber energi yang bisa membantu memperbaiki kapal mereka. Saat memasuki gua tersebut, mereka disambut oleh sekelompok makhluk kecil yang tampak lucu dan bersahabat. Makhluk-makhluk kecil ini, yang mirip dengan Lumi namun dengan vari

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 23: Galau Seperti Bayi

    Goliath mengeluarkan suara keras sebagai jawaban, tetapi Nia tahu bahwa ini adalah janji yang sulit. Dia mengelus kepala Goliath untuk terakhir kalinya sebelum naik ke pesawat. Lumi melompat ke pangkuannya, memberikan ciuman kecil dengan hidungnya yang lembut. Nia merasa air mata mengalir saat pesawat mulai mengudara, meninggalkan Xyloria dan dua sahabat anehnya. Di dalam hati, dia berjanji akan kembali secepat mungkin. Setibanya di markas Federasi, Nia segera terjun ke tugasnya. Koloni yang sedang bermasalah menghadapi ancaman besar dari kelompok pemberontak. Keahlian Nia dalam komunikasi dan diplomasi sangat dibutuhkan untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi damai. Namun, meskipun sibuk dengan tugasnya, pikiran Nia selalu kembali ke Xyloria. Dia sering merenung tentang Goliath dan Lumi, bertanya-tanya bagaimana mereka menjalani hari-hari tanpa kehadirannya. Sementara itu di Xyloria, Goliath tamp

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 22: Malam Panjang

    Goliath melihat Nia dan segera berjalan ke arahnya. Dia mengeluarkan suara gembira dan menundukkan kepalanya untuk menyambut Nia. Nia merasa air mata kebahagiaan mengalir di pipinya saat dia mengelus kepala Goliath. "Aku kembali, Goliath. Aku merindukanmu," katanya dengan suara bergetar. Lumi muncul tidak lama kemudian, berlari kecil dengan antusiasme yang ceria. Nia tertawa melihat kelucuan makhluk kecil itu. "Lumi! Aku juga merindukanmu," katanya sambil mengangkat Lumi dan memeluknya. Maya dan Zarak, yang melihat reuni itu, merasa terharu. "Luar biasa, betapa kuatnya ikatan yang bisa terbentuk antara spesies yang berbeda," kata Zarak. Setelah reuni yang mengharukan, Nia dan timnya mulai bekerja. Mereka menjelajahi lebih dalam ke wilayah Xyloria yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. Goliath dan Lumi menjadi pemandu yang setia, menunjukkan tempat-tempat baru yang penuh dengan keajaiban alam

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   bab 21: Sikap Posesif Goliath

    Beberapa minggu setelah kembali ke Xyloria untuk misi penelitian yang lebih dalam, Nia mulai merasakan perubahan dalam sikap Goliath. Awalnya, dia hanya melihat Goliath sebagai penjaga lembah yang protektif, tetapi kini makhluk besar itu menunjukkan perilaku yang lebih aneh dan posesif. Goliath mulai mengikuti Nia ke mana pun dia pergi. Jika dia melihat anggota tim lain mendekati Nia, Goliath akan mengeluarkan suara geraman rendah, membuat mereka menjauh. Bahkan Lumi, yang selalu ceria, tampak bingung dengan sikap baru Goliath. "Ini aneh, Maya," kata Nia suatu malam ketika mereka berkumpul di basis. "Goliath jadi sangat posesif. Dia tidak ingin aku jauh darinya." Maya mengangguk sambil berpikir. "Mungkin dia merasa sangat terikat padamu. Mungkin juga, Nia, dia memiliki perasaan yang lebih dari sekadar penjaga." Nia terkejut mendengar ini. "Perasaan? Maksudmu... cinta?" Zarak yang sedang memeriksa peralatan, menambahk

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 20: Misi Selesai

    Beberapa bulan setelah kembali dari Xyloria, Nia merasakan kerinduan yang mendalam terhadap planet tersebut dan makhluk-makhluk yang ia temui di sana, terutama Goliath dan Lumi. Berita tentang keberhasilan misinya menyebar luas di kalangan ilmuwan dan penjelajah di Federasi, dan banyak yang tertarik untuk menjelajahi lebih lanjut planet tersebut. Akhirnya, Federasi memutuskan untuk mengirim tim ekspedisi lain ke Xyloria, dan tentu saja, Nia dipilih untuk memimpin tim tersebut. Dengan penuh semangat, dia kembali ke Xyloria bersama beberapa ilmuwan dan teknisi terbaik Federasi. Sesampainya di Xyloria, Nia segera menuju lembah tempat Goliath dan Lumi tinggal. Hatinya berdebar-debar dengan penuh antisipasi. Ketika mereka tiba di lembah, Lumi segera muncul dari semak-semak dan melompat ke arah Nia dengan ceria. "Lumi! Aku merindukanmu!" seru Nia sambil mengelus kepala makhluk kecil itu. Namun, Goliath tidak segera muncul. Nia m

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 19: Penemuan Ilmiah

    Setelah pernikahan Maya dan Zarak, tim Pengembaraan Kosmis kembali ke rutinitas mereka di markas Federasi. Suatu hari, Nia ditugaskan untuk memeriksa planet baru yang ditemukan di sektor jauh galaksi. Planet tersebut, bernama Xyloria, belum pernah dijelajahi sebelumnya, dan terdapat indikasi adanya kehidupan asing di sana. Maya dan Zarak mendukung penuh misi Nia, meski mereka harus tetap di markas untuk tugas lain. Dengan semangat petualangannya, Nia berangkat menuju Xyloria bersama beberapa anggota tim baru. Pesawat mereka mendarat dengan mulus di permukaan Xyloria, sebuah planet yang penuh dengan vegetasi eksotis dan pemandangan yang menakjubkan. Udara di planet ini segar dan kaya oksigen, memungkinkannya untuk dijelajahi tanpa bantuan alat pernapasan khusus. Nia dan timnya mulai melakukan survei awal, memeriksa flora dan fauna setempat. Mereka mendirikan basis kecil sebagai pusat operasi, dilengkapi dengan peralatan can

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 18: Kebahagiaan di Tengah Tugas

    Petualangan baru segera menanti tim Pengembaraan Kosmis. Federasi mendapat informasi bahwa Vortheks sedang mengembangkan senjata biologis yang dapat menghancurkan seluruh ekosistem planet. Maya, Zarak, dan Nia segera ditugaskan untuk menyelidiki ancaman ini. Misi dimulai dengan perjalanan ke planet terpencil bernama Draconis-5, tempat laboratorium rahasia Vortheks diduga berada. Mereka tahu ini akan menjadi salah satu ujian paling berbahaya yang pernah mereka hadapi. Untuk menyusup ke laboratorium, Maya dan timnya harus menyamar sebagai ilmuwan yang bekerja untuk Vortheks. Nia, dengan keahlian teknologinya, berhasil memalsukan identitas mereka dan menyusup ke sistem keamanan Vortheks. Dengan kostum dan peralatan canggih, mereka menyusup ke dalam markas musuh. Namun, menyamar di tengah-tengah musuh adalah ujian mental yang luar biasa. Mereka harus berhadapan dengan pemeriksaan ketat, dan setiap langk

DMCA.com Protection Status