#10. Sad Story
🍋 Selamat Membaca 🍋
6 tahun yang lalu....
"Maaahhh Beby telaaaatt!!" teriakkan heboh dari kamar.
Dengan seragam yang berantakan dan roti ditangannya, Beby langsung berlari menuju sekolah. Untung saja ia hanya butuh waktu berjalan selama 25 menit hingga sampai di sekolah. Ia berlari dengan sekuat tenaga.
"Ah siaaaall! Kenapa di hari pertama masuk langsung telat sih!!" umpatnya.
"PAAKK! JANGAN TUTUP!!" Teriak Beby dari kejauhan.
BRUK!!
"Aduh! Siapa sih yang nabrak!!" omel Beby.
Beby terjatuh karena seseorang menabraknya dengan sepeda.
"Sorry, kamu nggak apa-apa dek?" tanyanya langsung mengulurkan tangan.
"Eh iya."
"Aduh parah nih, Rio! Lagi-lagi kamu naik sepeda nabrak orang!" tegur Pak Satpam, marah.
"Aduh, maaf Pak! Rem blong!"
Di ruang gym, Dewa tengah berolahraga seperti biasa. Menghilangkan pikiran negatif yang ada dikepalanya.Tok tok tokKetukan pintu terdengar, Dewa sedikit melirik ke arah sumber suara. "Apa?" tanya Dewa dengan dingin. "Ini dokumen yang anda minta Tuan Muda." ucap Kepala Pelayan. "Dimana Revan?" tanyanya lagi. "Dia langsung pergi setelah memberikan dokumen ini," jawab Kepala Pelayan.Dewa langsung menghentikan kegiatannya dan menerima dokumen itu. Hanya dalam satu hari informasi yang ia minta sudah ada di tangan. Jadi, bagaimana Revan mendapatkan informasi secepat ini? Dewa tidak ingin memikirkan itu.Seulas senyum terukir, kenyataan yang indah ada di depan matanya. Rehan bukan ancaman baginya, sahabat dari mantan kekasih. Hubungannya pun tidak begitu baik dari pihak Beby.Dewa menatap jam dinding, masih ada waktu dua jam untuk bertemu dengan Beby di Kafe Ria. "Ji
Angin laut berhembus menerpa wajah cantik Beby. Rambut yang baru saja ia potong pendek bergoyang mengikuti arah angin. Suasana sangat menenangkan memang.Beby berjalan menelusuri garis pantai. Sesekali ia menatap lautan dan memejamkan mata. Sampai tiba-tiba ia mengingat banyak hal yang telah terjadi. Ia tersenyum pahit setiap kali mengingatnya. "Selalu saja memasang senyum itu," ucap seorang pria yang kini telah berdiri dihadapannya.Beby berhenti dan menatap pria yang berdiri cukup jauh di depan. Seperti biasa berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dadanya. Ciri khas pria itu. "Aku hanya membayangkan, bagaimana jadinya jika saat itu aku tidak menabrakmu?" ucap Beby.Pria itu menggelengkan kepala. "Harusnya aku yang mengatakan bagaimana jika saat itu aku tidak melihatmu?"Beby tertawa kecil dan menghela napas ringan. Ia tidak habis pikir bisa mendengar hal itu dari mulut pria itu. Sangat tidak coc
#1 Memories🍋🍋🍋Malam Minggu adalah milik anak muda. Sudah bukan hal aneh lagi ketika malam yang gelap menjadi terang karena cahaya lampu di perkotaan. “Selamat menikmati!” ujar Beby.Gadis muda yang kini tengah bekerja di sebuah kafe. Selalu ramai dan jam kerja pun diperpanjang.Jam menunjukkan pukul 11 malam dan kafe baru tutup setelah pelanggan terakhir pulang. Beby duduk sejenak untuk beristirahat. “Beby, ini giliran kamu buang sampah!” ujar Evie, staf gudang. “Oh iya Kak,” Beby langsung bangun dan mengambil dua kantong sampah besar berisi sampah.Dengan tergopoh-gopoh ia membawa dua kantong itu sendiri ke gedung bagian belakang. Setiap bangunan, memiliki lorong belakang. “Haahh, pengen cepat-cepat pulang,” gumamnya sendiri. Ia menatap langit malam sejenak dan menghela napas.Tanpa berlama-lama ia kembali d
#2 Meet🍋Selamat Membaca🍋Jam menunjukkan waktu makan siang. Dewa masih berkutat dengan dokumen perusahaan yang menumpuk di atas meja.Tok tok tokPintu ruangan Dewa diketuk. Tidak ada balasan dari sang pemilik ruangan.Tok tok tokSekali lagi pintu itu diketuk dan Dewa mendesah. Ia merasa terganggu dengan ketukan itu. “Masuk!” pintanya.Pintu dibuka menampakkan sosok Revan yang bekerja sebagai asistennya. “Ada apa?” tanya Dewa dengan nada datar. “Sudah waktunya makan siang,” “Duluan saja!”Revan menghela napas berat. Bukan hanya satu atau dua kali Dewa menolak ajakan makan siang dan memilih untuk bekerja. ‘Dasar penggila kerja’ batinnya. “Ayolah sekali-kali ikut makan siang! Ada restoran baru di seberang Kafe Ria,” ujar Revan. “....”Dewa hanya diam tidak menanggapi
#3 Meet Again🍋Selamat membaca🍋Dewa berdiri tepat di depan jendela kantornya. Menatap pemandangan kota dari lantai 17 memang cukup indah dan terasa menyenangkan.Sampai pandangannya tenggelam dalam bayangan dimana ia bertemu dengan gadis bernama Beby.“Apa yang membuatku gelisah?” Gumamnya sendiri.Tidak ada kesamaan apa pun dari diri Beby dengan mantan kekasihnya. Bener-benar berbeda, namun dalam dirinya menjadikan gadis itu pusat rasa gelisah.Tok tok tokSuara pintu diketuk.“Masuk!” ucap Dewa.Pintu dibuka dan Dewa masih memandang keluar jendela, mengabaikan sosok yang masuk ke dalam kantornya.“Ehem,” deheman terdengar.Dewa menoleh dan mendapati sekretarisnya berdiri disana. Setelan kantor yang bisa dibilang cukup seksi dengan rok span sebatas lebih dari 5 cm diatas lututnya.“Ada apa?”“Maaf Pak, ini anda mendapat undangan pesta ulang tahun perusahaan KL Corporation,” ucapny
#4. Secret🍋Selamat Membaca🍋Canggung, itulah yang cocok untuk suasana saat ini. Beby tidak tahu kenapa Rehan bisa datang ke kontrakan dengan keadaan cukup mengenaskan. Wajah penuh lebam dan pakaian kusut.Rehan tengah mengompres lukanya sendiri dengan air es yang sudah Beby siapkan di tambah handuk kecil. Sesekali terdengar ringisan dari mulut Rehan. "Jadi, kenapa kau datang kesini dengan luka?" "Maaf," ucap Rehan.Bukan itu yang ingin Beby dengar. Kata maaf tidak menjawab pertanyaannya sama sekali. Masih dalam keadaan diam. "Aku baru saja putus," ucap Rehan. "Umm.... Kenapa? Kalian kan udah pacaran hampir 5 tahun deh," "Selingkuhan." "Oh, Rena selingkuh." "Kok responnya biasa aja sih? Kaya udah tau gitu?" "Emang udah tau!" "Kalo udah tau kenapa nggak cerita?!"
#5. Matchmaking🍋Selamat membaca🍋Matahari pagi terasa begitu menyengat. Dewa masih terlelap dalam mimpinya.Tok tok tokKetukan pintu terdengar, tapi tidak membuat pemilik kamar itu enggan untuk bangun.Tok tok tokSekali lagi pintu itu diketuk, tapi tetap masih sia-sia. Pemilik kamar masih tertidur begitu pulas. “WOI BANGUN!! KEBAKARAN!!” Teriak dari arah luar kamar.Mendengar kata kebakaran, secara otomatis mata itu terbangun. Saat melihat sekeliling tidak terjadi apa-apa seketika wajahnya menjadi masam. Dengan kesal, Dewa bangun dan membuka pintu kamar. “Udah kesiangan Tuan Muda,” ejek Revan. “Ehem,” sebuah deheman terdengar dari arah belakang Revan.Revan menyingkirkan diri, membiarkan seorang pria tua yang berdiri di belakangnya berbicara. “Jadi seperti ini kelakuanmu selama ini?” ucapnya dengan si
#That Women🍋Selamat Membaca🍋Seperti pada umumnya, kafe terasa lebih lenggang di hari-hari biasa. Tidak seramai saat weekend atau saat hari libur. Alunan musik akustik barat khas kafe. Menenangkan dan enak di dengar. Hingga seorang pelanggan datang. “Selamat datang, silakan pilih pesanan anda!” sapa ramah Beby berikan. “Aku mau Coffee Latte and Banana Choco Cheese,” ucapnya. “Baik, ada tambahan?” “Um, tambah Cake cheese satu!” “Baik, Coffe Latte, Banana Choco Cheese dan Cake cheese masing-masing satu yah, total Rp. 89.000,- mau bayar cash atau pakai kartu debit?” “Cash aja.”Beby menerima selembar uang dengan nilai seratus ribu rupiah, dengan cekatan ia memberi kembalian. “Ditunggu sebentar ya!” pinta Beby langsung membuat minuman yang diminta dan bagian dapur membuat menu makanannya.Kurang d
Di ruang gym, Dewa tengah berolahraga seperti biasa. Menghilangkan pikiran negatif yang ada dikepalanya.Tok tok tokKetukan pintu terdengar, Dewa sedikit melirik ke arah sumber suara. "Apa?" tanya Dewa dengan dingin. "Ini dokumen yang anda minta Tuan Muda." ucap Kepala Pelayan. "Dimana Revan?" tanyanya lagi. "Dia langsung pergi setelah memberikan dokumen ini," jawab Kepala Pelayan.Dewa langsung menghentikan kegiatannya dan menerima dokumen itu. Hanya dalam satu hari informasi yang ia minta sudah ada di tangan. Jadi, bagaimana Revan mendapatkan informasi secepat ini? Dewa tidak ingin memikirkan itu.Seulas senyum terukir, kenyataan yang indah ada di depan matanya. Rehan bukan ancaman baginya, sahabat dari mantan kekasih. Hubungannya pun tidak begitu baik dari pihak Beby.Dewa menatap jam dinding, masih ada waktu dua jam untuk bertemu dengan Beby di Kafe Ria. "Ji
#10. Sad Story 🍋 Selamat Membaca 🍋 6 tahun yang lalu.... "Maaahhh Beby telaaaatt!!" teriakkan heboh dari kamar. Dengan seragam yang berantakan dan roti ditangannya, Beby langsung berlari menuju sekolah. Untung saja ia hanya butuh waktu berjalan selama 25 menit hingga sampai di sekolah. Ia berlari dengan sekuat tenaga. "Ah siaaaall! Kenapa di hari pertama masuk langsung telat sih!!" umpatnya. "PAAKK! JANGAN TUTUP!!" Teriak Beby dari kejauhan. BRUK!! "Aduh! Siapa sih yang nabrak!!" omel Beby. Beby terjatuh karena seseorang menabraknya dengan sepeda. "Sorry, kamu nggak apa-apa dek?" tanyanya langsung mengulurkan tangan. "Eh iya." "Aduh parah nih, Rio! Lagi-lagi kamu naik sepeda nabrak orang!" tegur Pak Satpam, marah. "Aduh, maaf Pak! Rem blong!"
#9. New Year's Eve🍋Selamat Membaca🍋Di akhir tahun, puncak promosi Kafe banyak sekali anak muda yang booking meja untuk malam tahun baru. Dengan menu spesial khusus hanya di tahun baru dan tentunya discount yang tidak main-main. "Ciee yang hari ini dapat shift pagi, bisa malam tahun baruan nich!" ucap Neo yang baru datang. "Neo, kok udah dateng aja? Kan shift sore masih ada dua jam lagi," ucap Beby. "Iya, bosen nich di rumah nggak ada kerjaan, yaa numpang WiFi lah di sini, nunggu di ruang pegawai," jelasnya dengan bahasa alay. "Ih, Neo udah mulai alay bahasanya!" "Nggak apa-apa, sekali-kali alay itu menyehatkan!"Beby tertawa mendengar penjelasan tidak masuk akal Neo. Di usia 18 tahun tentunya masih mencari jati diri dan kesenangan. "Malam tahun baru mau kesini nggak Kak?" tanya Neo duduk dekat Bar sembari bermain p
#8. Chandrawinata familyTriiinnggSuara dering telpon berbunyi. Sudah lebih dari setengah jam namun pemiliknya masih terlelap dengan bekas air mata yang mengering. Namun perlahan mata itu terbuka. Sebuah mimpi masa lalu membuatnya ingat bagaimana saat itu ia berada di titik terberatnya. Rasa sesak yang selalu ia rasakan setiap hari membuatnya mati rasa. "Kapan aku bisa bertemu dengan gadis itu?" gumam Dewa masih enggan bangun dari posisinya tidur.Suara dering telpon terus berbunyi, namun enggan ia angkat. Rasa sesak itu masih bersisa di hatinya. Namun keinginan bertemu gadis yang ia cari menjadi tujuannya saat ini.Tok tok tokPintu diketuk. Dewa menoleh sebentar namun tidak ia hiraukan. "Dewa!! Masih hidupkan?? Jangan karena cemburu jadi bunuh diri!!" teriak Revan dari luar kamarnya. "Dasar Revan, ada-ada saja."Dewa bangun dan membuka pintu yang bis
#7 Chess🍋Selamat Membaca🍋13 tahun yang lalu....Suasana sekolah begitu meriah. Pengumuman kelulusan menjadi penyebab ramainya sekolah. Dewa menatap kemeriahan itu dan ikut merasa senang walau tidak di tampakkan sama sekali oleh wajahnya. “Wa! Tahun depan kita pasti bakalan kaya kakak-kakak itu!” ujar Revan merangkul bahu. “Iya,” jawab Dewa acuh tak acuh. “Kalau abis lulus nih, mau kuliah dimana?” tanya Revan sembari berjalan menuju kantin. “Entah.” “Aku akan lanjut ke Univ. X dan lagi berusaha dapetin beasiswanya,” Revan begitu bersemangat.BRUK! “Eh, Sorry!” ucap Revan.Seragam siswi itu basah karena tumpahan air minumnya sendiri. Revan panik. “Eh, itu gara-gara aku ya? Em... Aku ada seragam olahraga, bisa kamu pakai!” ucap Revan. Dewa yang melihat itu langsung mengeluarkan sapu
#That Women🍋Selamat Membaca🍋Seperti pada umumnya, kafe terasa lebih lenggang di hari-hari biasa. Tidak seramai saat weekend atau saat hari libur. Alunan musik akustik barat khas kafe. Menenangkan dan enak di dengar. Hingga seorang pelanggan datang. “Selamat datang, silakan pilih pesanan anda!” sapa ramah Beby berikan. “Aku mau Coffee Latte and Banana Choco Cheese,” ucapnya. “Baik, ada tambahan?” “Um, tambah Cake cheese satu!” “Baik, Coffe Latte, Banana Choco Cheese dan Cake cheese masing-masing satu yah, total Rp. 89.000,- mau bayar cash atau pakai kartu debit?” “Cash aja.”Beby menerima selembar uang dengan nilai seratus ribu rupiah, dengan cekatan ia memberi kembalian. “Ditunggu sebentar ya!” pinta Beby langsung membuat minuman yang diminta dan bagian dapur membuat menu makanannya.Kurang d
#5. Matchmaking🍋Selamat membaca🍋Matahari pagi terasa begitu menyengat. Dewa masih terlelap dalam mimpinya.Tok tok tokKetukan pintu terdengar, tapi tidak membuat pemilik kamar itu enggan untuk bangun.Tok tok tokSekali lagi pintu itu diketuk, tapi tetap masih sia-sia. Pemilik kamar masih tertidur begitu pulas. “WOI BANGUN!! KEBAKARAN!!” Teriak dari arah luar kamar.Mendengar kata kebakaran, secara otomatis mata itu terbangun. Saat melihat sekeliling tidak terjadi apa-apa seketika wajahnya menjadi masam. Dengan kesal, Dewa bangun dan membuka pintu kamar. “Udah kesiangan Tuan Muda,” ejek Revan. “Ehem,” sebuah deheman terdengar dari arah belakang Revan.Revan menyingkirkan diri, membiarkan seorang pria tua yang berdiri di belakangnya berbicara. “Jadi seperti ini kelakuanmu selama ini?” ucapnya dengan si
#4. Secret🍋Selamat Membaca🍋Canggung, itulah yang cocok untuk suasana saat ini. Beby tidak tahu kenapa Rehan bisa datang ke kontrakan dengan keadaan cukup mengenaskan. Wajah penuh lebam dan pakaian kusut.Rehan tengah mengompres lukanya sendiri dengan air es yang sudah Beby siapkan di tambah handuk kecil. Sesekali terdengar ringisan dari mulut Rehan. "Jadi, kenapa kau datang kesini dengan luka?" "Maaf," ucap Rehan.Bukan itu yang ingin Beby dengar. Kata maaf tidak menjawab pertanyaannya sama sekali. Masih dalam keadaan diam. "Aku baru saja putus," ucap Rehan. "Umm.... Kenapa? Kalian kan udah pacaran hampir 5 tahun deh," "Selingkuhan." "Oh, Rena selingkuh." "Kok responnya biasa aja sih? Kaya udah tau gitu?" "Emang udah tau!" "Kalo udah tau kenapa nggak cerita?!"
#3 Meet Again🍋Selamat membaca🍋Dewa berdiri tepat di depan jendela kantornya. Menatap pemandangan kota dari lantai 17 memang cukup indah dan terasa menyenangkan.Sampai pandangannya tenggelam dalam bayangan dimana ia bertemu dengan gadis bernama Beby.“Apa yang membuatku gelisah?” Gumamnya sendiri.Tidak ada kesamaan apa pun dari diri Beby dengan mantan kekasihnya. Bener-benar berbeda, namun dalam dirinya menjadikan gadis itu pusat rasa gelisah.Tok tok tokSuara pintu diketuk.“Masuk!” ucap Dewa.Pintu dibuka dan Dewa masih memandang keluar jendela, mengabaikan sosok yang masuk ke dalam kantornya.“Ehem,” deheman terdengar.Dewa menoleh dan mendapati sekretarisnya berdiri disana. Setelan kantor yang bisa dibilang cukup seksi dengan rok span sebatas lebih dari 5 cm diatas lututnya.“Ada apa?”“Maaf Pak, ini anda mendapat undangan pesta ulang tahun perusahaan KL Corporation,” ucapny