Share

Bab 430

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Gallen tak bisa tenang. Isi surat dalam amplop lusuh itu terus menari-nari di pelupuk matanya.

Sudah tak terhitung kali ia menghubungi Kimi, hingga akhirnya terdengar suara letih dan mengantuk dari seberang telepon.

"Maaf, Gallen. Aku ketiduran begitu tiba di rumah. Ada apa?"

Gallen mendesah lega. Kimi hanya kelelahan. Ia sempat khawatir wanita itu menjadi korban kejahatan Nyonya Kedua.

"Lanjutkan saja tidur Ibu kalau masih mengantuk!" sahut Gallen, merasa tak enak hati karena telah membangunkan sang ibu. "Aku akan menelepon lagi nanti."

"Aku tidak bisa tidur lagi kalau sudah bangun. Lagi pula, aku lapar. Bicaralah! Aku akan mendengarkanmu sambil menunggu makan malam siap."

"Um, aku ingin bertanya tentang Tuan Besar Kyler."

"Bukankah dia masih di penjara?"

"Benar, tapi bukan itu yang ingin kutanyakan?"

"Lalu?"

"Apa Ibu tahu dia punya anak laki-laki selain David?"

"Apa?! Kamu dapat informasi dari mana?"

"Jadi Ibu juga tidak mengetahuinya?"

"Tidak. Aku juga tidak pernah tahu jika Stephe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 431

    "Katakan! Di mana Anda menyembunyikan David?""Hah!" Claretta mendongak kaget.Gallen menyeringai sinis. "Berhenti berpura-pura, Nyonya Claretta! David dinyatakan bebas bersyarat setelah kunjungan Anda. Bukankah itu aneh jika Anda tidak mengetahui keberadaannya?""Hah! D–dia bebas?" Sekali lagi Claretta menunjukkan roman terkejut di sela rasa gugup yang menyelimuti hatinya.Mata Gallen menyipit disertai kening yang mengerut. Claretta tampak bersungguh-sungguh. Apa dia sangat pandai bersandiwara?"Anda benar-benar berbakat untuk menjadi aktris papan atas, Nyonya!""T–Tuan Muda, a–aku sungguh tidak mengetahuinya. Aku hanya kebetulan singgah menyapa. Itu pun tak lebih dari lima menit."Akhirnya Claretta mengakui fakta tentang dirinya yang membesuk David, tapi itu sungguh sebuah kunjungan yang tak disengaja."Lima menit sudah cukup untuk sekadar memberitahu David bahwa ia akan bebas!""Tidak, Tuan. Bukan itu tujuanku ke penjara. Aku ...."Claretta membuang pandang ke lantai. Jemari tangan

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 432

    Claretta membelalak melihat kemunculan putrinya sambil membanting pintu."Miranda!""Katakan itu tidak benar, Mommy! Aku anak daddy! Bukan anak penjahat itu!"Miranda mengguncang Claretta. Claretta hanya bisa menangis. Miranda melorot ke lantai.Plok! Plok! Plok!Gallen bertepuk tangan. "Ibu dan anak benar-benar bintang hebat! Layak melenggang di karpet merah dan mendapat penghargaan sebagai aktris terbaik."Claretta mengeritkan gigi. Sindiran Gallen sungguh menyayat hati sekaligus membuat darahnya mendidih.Ia mengentak, masuk ke kamar. Tidak lama kemudian ia keluar dengan menenteng amplop cokelat."Silakan baca sendiri, Tuan Muda!" Claretta membanting amplop itu ke atas meja. "Itu adalah hasil tes DNA kedua anakku dengan paman Anda!"Claretta sengaja melakukan tes DNA setelah anak-anaknya lahir untuk mengantisipasi jika hal buruk terjadi pada dirinya dan Abizam.Rencananya ia akan memanfaatkan hasil tes itu untuk menuntut biaya hidup dari David bila lelaki itu tidak mau menikahinya

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 433

    "Aku sedang dalam perjalanan. Apa mereka sudah terbang?""Baru saja, Bos!""Bagus! Kau boleh kembali ke posisimu dan terus kerahkan anak buahmu untuk melacak keberadaan David.""Siap, Bos! Tapi, Bos ... apa aku boleh menemani Faly?""Kau masih sempat berpikir untuk berkencan dalam situasi seperti ini?""Hehe ... aku hanya ingin melindungi Faly, Bos. Hari ini dia akan menghadiri undangan pesta ulang tahun salah satu teman kampusnya. Bos pasti tahu seperti apa pesta anak-anak kalangan atas, apalagi acaranya di hotel.""Apa? Di hotel?"Ingatan Gallen segera memutar ulang teman-teman sekampus Falisha. Sepertinya pesta itu sekaligus sebagai acara perpisahan menjelang perayaan wisuda.Kalau Elyas dan Bram juga hadir di sana, Falisha bisa terancam bahaya."Jaga dia untukku!" ujar Gallen setelah mengembuskan napas panjang."Siap! Thanks, Bro!" Kenzie menyahut penuh semangat.Pusing memikirkan polemik Stephen Kyler beserta anak dan cucunya, Gallen memutuskan untuk ke kantor polisi. Ia sudah me

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 434

    "Sial! Jelas-jelas aku melihat seseorang yang mirip dengan Tuan Muda Dayyan barusan," omel seorang lelaki beranting bulat.Gallen pura-pura tak mendengar omelannya. Sibuk berbalas pesan dengan ponselnya."Permisi, apa Anda melihat orang ini?" Lelaki beranting bulat itu menyodorkan foto Tristan dalam galeri ponselnya pada Gallen.Gallen melirik sekilas, kemudian menggeleng. Ponsel di tangannya berpindah ke saku. Gallen memutar balik, melangkah menuju mobilnya. Lalu, mengucapkan selamat tinggal pada Bandara.Di seberang jalan toko kelontong milik Claretta, sepasang mata yang bersembunyi di balik kacamata hitam terpaku pada toko itu.Sesekali lelaki pemilik sepasang mata itu melirik pengukur waktu di pergelangan tangan."Sudah hampir dua jam aku menunggu di sini. Kenapa Claretta masih belum kelihatan?" gerutu lelaki itu. "Aku akan mendatangi toko itu!"Namun, sebelum ia sempat membuka pintu mobil, gawai dalam sakunya bergetar."Bagaimana? Kalian berhasil mencegah anak itu pergi?""M–maaf

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 435

    Turun dari mobil, David membuka kacamata hitam. Memandangi rumah dua lantai milik Claretta.Halaman rumahnya terlihat asri, dengan beberapa pepohonan yang menghadirkan hawa sejuk.Tidak sia-sia ia mengancam karyawan Claretta. Hasilnya, di sinilah ia sekarang. Berjalan melintasi taman dari pintu gerbang yang tak terkunci.David mengetuk pintu."Siapa?" Terdengar suara lelaki berseru dari dalam.David mengernyit. 'Apa itu Tristan? Pantas saja anak buahku tidak bertemu dengannya di Bandara. Ternyata dia pulang ke rumah.'Membayangkan pertemuan pertamanya dengan putra biologisnya itu, dada David berdebar-debar."Cari siapa?"Lamunan David buyar. "Kau ... Tristan?"Lelaki berusia pertengahan dua puluhan itu melangkah mundur ketika David mengulurkan tangan hendak memeluknya."Anda salah orang!"David mencoba tersenyum. Ia maklum. Mungkin Tristan bersikap waspada karena ia baru saja keluar dari penjara. "Tristan, ini papa, Nak!" Lagi, David mengulurkan tangan, hendak meraih tubuh pemuda itu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 436

    Entah pada kali ke berapa akhirnya kursi kayu di punggung Defian menderak patah, disertai lengking kesakitan yang tertahan dari mulutnya yang terikat lakban.Sendi bahu dan siku Defian bagai dipreteli satu persatu. Nyerinya tak tertahan. Ribuan bintang bertaburan dalam penglihatan Defian akibat rasa sakit yang luar biasa."Nyonya Kimi," lirih Defian, berjuang untuk mengangkat punggungnya dari lantai setelah berhasil melepas lakban yang membekap mulutnya."Aaakh!" Ia merintih. Namun, ia menahan semua penderitaan itu.Ia anggap rintih kesakitan itu sebagai suara latar yang menyemangatinya untuk membuka ikatan pada kakinya.Meraba-raba dalam gelap, Defian berhasil menemukan pintu. Sesaat ia menempelkan telinga pada daun pintu. Tak terdengar suara apa pun. Sepertinya aman. Orang-orang itu tak melakukan penjagaan ketat.Terseok-seok Defian menyeret langkah setelah berhasil membuka pintu dengan tendangan bertubi-tubi.Semesta gulita. Bentang cakrawala tak bertabur bintang. Defian berjalan m

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 437

    Seringai mengejek dan tatapan meremehkan memantul dari kaca spion tengah."Sudah sangat terlambat bagi Anda untuk menyadarinya sekarang, Nyonya!""Kamu ... bukan kerabat Defian?""Nyonya ... Nyonya ... apakah saya pernah mengatakan bahwa saya kerabat dari lelaki lemah itu? Tidak, kan? Yang saya katakan adalah hari ini saya menggantikan dia menjemput Anda.""Berhenti! Aku ingin turun!"Kimi meraih tas yang tergeletak di sampingnya. "Mana ponselku?"Ia mengacak-acak isi tas, tapi tak menemukan benda penting itu. Ia juga memeriksa saku, tapi semua kosong."Kamu mencuri ponselku? Kembalikan!""Saya telah membuangnya!""Apa?!"Darah Kimi mendidih. Berani sekali lelaki itu melenyapkan benda berharga miliknya."Tetap diam di tempat, Nyonya! Atau pisau ini akan memutus urat nadi Anda!"Kimi dapat merasakan sepotong besi baja dingin berujung runcing menempel di lehernya saat ia hendak bangkit, mencoba menjangkau ponsel sang sopir yang tergeletak di atas dashboard.Huh! Dia benar-benar ceroboh.

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 438

    "J–jangan, Tuan. Jangan laporkan saya ke polisi! Saya cuma menemukannya. Sumpah!"Pemuda itu menjatuhkan diri ke lantai. Memohon pada Gallen dengan kedua tangan tertangkup dan kepala tertunduk."Bangunlah! Jangan membuatku merasa buruk!""Tidak, Tuan ... saya tidak mau ke kantor polisi.""Siapa yang akan melaporkanmu ke polisi, huh?""T–tapi ... tadi Tuan—""Aku bilang, ikut aku!" potong Gallen. "Cepatlah! Aku tidak punya banyak waktu."Takut-takut, pemuda itu akhirnya mengekori langkah Gallen.Gallen membuka jok motor. Memperlihatkan sebuah bagasi yang dipenuhi buntalan kantong keresek berwarna hitam."Buka kantong itu!" titah Gallen pada pemuda yang tegak bengong."I–ini?" Jari telunjuk pemuda itu nyaris menempel pada kantong keresek.Gallen menyalakan senter ponsel, mengarahkan tepat ke dalam bagasi."Iya. Bukalah!"Ragu-ragu dan dengan jemari sedikit bergetar, pemuda itu membuka simpulan kantong keresek."Hah!"Mulutnya ternganga melihat lembaran uang berwarna merah tersusun rapi

Bab terbaru

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 448

    "Nyonya Bellona Hopkins?!" seru Gallen, kaget. "Tidak. Anda datang pada waktu yang tepat. Mari bergabung bersama keluargaku!""Iya, Nyonya. Ayo duduk sini!" Kimi menjemput Bellona."Terima kasih!" Bellona merasa terharu dengan sambutan Gallen dan keluarganya. "Sebenarnya, aku ke sini ingin minta maaf pada Gallen atas namaku dan juga Atha. Aku terlalu serakah dan mementingkan anakku.""Seorang ibu selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Itu bisa dimaklumi, Nyonya," sahut Gallen. "Kami juga minta maaf karena telah melaporkan Anda dengan beberapa tindak kejahatan yang tidak Anda lakukan."Wajah Gallen kecut, merasa bersalah."Itu bukan kesalahanmu sepenuhnya. Wanita berhati iblis itu yang sangat pandai menipu orang." Muka Bellona menggelap. "Kalau aku tahu Bibi Rose menggunakan wajahku untuk berbuat jahat, aku pasti telah lebih dulu menyeretnya ke penjara. Dia benar-benar licik!""Dia pasti mempelajari keterampilan make-up saat berada di Korea Selatan," timpal Kimi."Betul. Itu ar

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 447

    Gallen melangkah gontai memasuki rumah. Ia melewati Grizelle yang duduk santai di ruang tengah begitu saja.Namun, ketika sudut matanya menangkap bayang Grizelle saat hendak menaiki tangga, ia berbalik.Tanpa malu-malu ia merebahkan diri dan meletakkan kepala di pangkuan Grizelle yang duduk berjuntai di atas sofa.Grizelle mengelus rambut Gallen yang jatuh ke kening."Kamu dari mana saja? Aku sangat khawatir. Teleponmu tidak aktif."Gallen merogoh saku, mengeluarkan ponsel. "Ck! Baterainya habis.""Sini! Kubantu mengisikan dayanya.""Nanti saja! Aku masih mau seperti ini." Gallen menaruh ponsel di atas meja, lalu melingkarkan lengan pada pinggang Grizelle.Saat hatinya sedang galau dan pikiran kacau, berbaring di pangkuan Grizelle bikin nyaman.Wangi vanila berpadu dengan aroma alami tubuh Grizelle menghadirkan perasaan tenang di hati Gallen.Setelah cukup lama menikmati kehangatan pangkuan Grizelle, Gallen bangkit. Mengecup kening Grizelle."Terima kasih. Bersamamu, aku selalu merasa

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 446

    "Kenapa? Kaget? Hahaha ...."Wanita itu tak peduli dengan keberadaan polisi dan tangannya yang terbogol. Ia tertawa, seperti telah kehilangan kewarasannya.Gallen bukan hanya kaget, tapi syok. Tak menyangka orang yang selama ini dikenalnya begitu baik dan berada di pihaknya, ternyata merupakan dalang dari segala kemalangan yang menimpa keluarganya."Bibi Rose, katakan bahwa ini tidak benar!""Hahaha ... sayangnya, inilah kenyataannya."Gallen menggeleng-geleng. Masih sulit memercayai kebenaran yang terpampang di depan mata."Kenapa, Bi? Bukankah nenekku selalu memperlakukan Bibi dengan baik?"Gallen masih ingat, walaupun samar, neneknya tidak pernah memperlakukan Bibi Rose dengan kasar.Rianna bahkan memercayai Bibi Rose menjadi pelayan pribadinya. Neneknya bahkan tak pernah perhitungan dalam membelikan pakaian dan memenuhi kebutuhan Bibi Rose.Tapi lihat balasan yang diberikan wanita itu! Hanya pengkhianatan terhadap keluarganya."Baik? Cih! Nenekmu bahkan lebih licik dari seekor rub

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 445

    "Bro, target memasuki perangkap. Kau ingin melihat langsung?""Aku sudah berada di lokasi. Di mana kau?"Gallen berdiri di belakang sebuah tiang besar, mengawasi seorang wanita yang baru saja turun dari mobil.Wanita itu memakai setelan tunik dan celana panjang yang terlihat modis. Sehelai masker dan kacamata hitam berbingkai lebar menutupi wajahnya yang lonjong.Sebuah topi bulat dengan hiasan sekuntum bunga teratai mekar meneduhi wajahnya yang tersembunyi dari terik matahari."Arah jam sembilan."Gallen mengerling ke titik yang disebutkan. Tampak bayangan Regan duduk di belakang roda kemudi, berlagak sedang membersihkan dashboard. Namun, matanya sering kali mengerling ke pintu gerbang."Aku pada titik jam satu."Pandangan keduanya segera bertemu begitu Gallen menutup panggilan telepon.Regan tersenyum seraya mengangguk ringan.Wanita itu telah memasuki lobi hotel. Regan mengikuti dari belakang layaknya juga seorang pengunjung.Gallen berjalan memutar. Memasuki hotel lewat pintu khusu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 444

    "Laura, memaafkan dan kembali bersama adalah dua hal yang berbeda! Jangan mengharapkan lebih dari apa yang dapat kuberikan dan pantas untuk kau dapatkan!"Binar di mata Laura sirna seketika. Tatapannya luruh ke tanah."Tapi aku masih sangat mencintaimu, Gallen! Tak bisakah kamu menceraikan istrimu dan kembali padaku?""Laura, rumah tangga bukan hanya tentang rasa cinta, tapi tentang komitmen dan saling percaya."Cinta adalah ungkapan rasa hati. Dan asal kau tahu, hati itu sangat rapuh. Mudah sekali terbolak-balik, seperti musim yang terus berganti."Sementara komitmen adalah keteguhan hati dalam memegang janji suci. Tak peduli sekuat apa semesta mengguncangnya, ia tak akan berubah. Tetap setia melewati berbagai cobaan dan rintangan."Namun, sekali komitmen itu hancur, maka yang tersisa hanyalah serpihan tak berwujud, dan tak akan pernah bisa kembali utuh seperti semula."Kau bukan hanya telah menghancurkan komitmen cintamu denganku, Laura, tapi juga telah membuangnya. Apa lagi yang bi

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 443

    Hening!Orang itu tak menyahuti perkataan Gallen. Ia sama sekali tak membantah tuduhan Gallen."Siapa kau?"Gallen menekan beberapa titik di punggung orang itu dengan gerakan cepat. Mengunci tubuhnya agar tak bisa melarikan diri."Kamu apakan badanku, hah?! Lepaskan aku!"Gallen terkesiap. Ternyata sosok yang bersembunyi di balik coat panjang dengan kepala tertutup hoodie lebar itu adalah seorang perempuan."Kau tidak akan ke mana-mana sebelum aku mendapatkan apa yang kuinginkan darimu," bisik Gallen, dengan nada penuh penekanan.Beberapa pasang mata, dari orang-orang yang melintas hendak keluar masuk Rumah Sakit, mengerling curiga pada Gallen.Gallen pindah ke hadapan wanita itu. Tegak dengan sebelah tangan bersembunyi dalam saku celana.Posisi mereka seperti dua orang kenalan yang saling bercengkerama.Keinginan wanita itu untuk kabur dari Gallen melebihi kuatnya terjangan ombak yang mengempas batu karang. Sayang, sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan."Tolong, lepaskan aku! Aku janj

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 442

    "Ada apa ini? Kenapa semua terlihat canggung?" tanya Grizelle, merasa tak enak hati karena masuk tanpa mengetuk pintu."Ah, itu hanya perasaanmu saja!"Gallen menyongsong Grizelle, mengambil alih tas berukuran kecil, yang berisi pakaian Kimi."Instingku tak pernah salah," bisik Grizelle. "Aura ruangan ini agak aneh."Gallen tersenyum simpul. Ia akui Grizelle memiliki kepekaan yang luar biasa. Pantas saja ia tak pernah gagal dalam menyelidiki kasus kliennya."God! Ayah juga di sini?" seru Grizelle, bergegas menyalami Grath. "Huh! Sekarang aku tahu kenapa ruangan ini terasa aneh. Ternyata Adam dan Hawa bertemu kembali setelah terlempar dari surga ke belahan dunia yang berbeda.""Greeze, apa yang kamu katakan?" Pipi Kimi merona merah.Perumpamaan yang disematkan Grizelle pada dirinya dan Grath menurutnya terlalu berlebihan."Wah, Ayah juga sudah sembuh? Luar biasa! Memang ya ... lelaki akan melupakan segala rasa sakit dan kesedihannya begitu melihat senyum menawan sang istri," imbuh Griz

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 441

    "Penjahat seperti David Kyler tidak akan mampu menyentuhku, Bu. Ibu tidak perlu mencemaskan aku. Pikirkan saja kesehatan Ibu! Ibu harus segera sembuh.""Kamu juga tidak perlu mengkhawatirkan aku secara berlebihan."Gallen meraih jemari Kimi. "Bu, aku takut. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada Ibu, aku akan merasa bersalah seumur hidup. Aku akan dihantui perasaan menyesal.""Gallen, tidak ada yang perlu disesali dari sebuah takdir. Cepat atau lambat, kita semua akan meninggalkan dunia ini.""Aku tahu, Bu. Tapi aku akan menyesal karena aku belum sempat mempertemukan Ibu dengan ayah.""Kamu tidak perlu melakukan itu, Gallen." Kimi melengos. Matanya terasa panas."Kenapa? Apa Ibu tak lagi mencintai ayah?""Bukan. Bukan karena itu. Seumur hidupku, aku hanya mencintai satu orang pria. Dan Pria itu adalah ayahmu."Aku tidak pernah mencintai lelaki lain, dan tidak akan pernah bisa.""Tapi, kenapa Ibu tidak mau bertemu dengan ayah? Selama ini ayah juga menderita, Bu."Kimi berusaha untuk dudu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 440

    Bugh!Tendangan Gallen melempar David hingga menghantam dinding dan menyebabkan dinding itu jebol."Bawa dia!" titah Gallen pada dua orang anak buah Kenzie yang menonton aksinya."S–siap, Komandan!"Mereka gugup melihat kehebatan Gallen. Tak terbayang jika mereka yang berada di posisi David. Mengerikan.Cepat-cepat mereka mengangkat sosok David yang tergeletak di tanah.Suara dering ponsel memecah kesunyian di kamar isolasi Grath.Thomas meninggalkan komputer yang memuat laporan perkembangan kesehatan Grath. Berjalan sedikit menjauh setelah membaca nama Gallen pada layar monitor."Firasatku tidak enak menerima panggilan telepon darimu pagi-pagi begini," ujar Thomas dengan suara lirih."Apa istriku bersama Kakek? Aku tidak bisa menghubunginya.""Tidak. Ada apa?""Kek, kalau Grizelle datang menemui Kakek, tolong minta dia untuk ke rumah ibuku, mengambil baju. Ibuku dirawat di Rumah Sakit.""Ibumu dirawat?! Apa yang terjadi? Apa dia baik-baik saja?""Ceritanya panjang, Kek. Aku masih ada

DMCA.com Protection Status