Share

Bab 295

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

David dan Bellona saling menjauh. Serentak menoleh ke pintu.

"Tunggu di sini, Honey! Aku akan mengecek keluar." David meninggalkan kursi tua tempatnya bertapa.

Tidak ada siapa-siapa di luar ruangannya. Bagaimana bisa pintu ruang pribadinya terbuka tanpa ada yang mendorong?

Sekali lagi David melongokkan kepala keluar. Mengedarkan pandangan ke sekeliling, hingga menjangkau koridor lengang.

'Aneh!' batin David, menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Ia menoleh ke jendela. Tirai melambai gemulai. Tapi angin yang berembus, tak cukup kuat untuk membanting pintu dengan penuh amarah.

"Siapa, Sayang?" Bellona berseru dari atas meja, memanjangkan leher untuk dapat menengok jelas ke pintu masuk.

David menarik daun pintu.

"Meong!"

Dugh!

Seekor kuncing melompat dan menabrak dinding di sisi pintu. Memburu seekor kupu-kupu yang tersesat.

"Kucing sialan! Kukira siapa?! Bikin cemas saja!" maki David, merapatkan daun pintu yang sempat terlepas dari pegangannya.

Kali ini David langsung mengunci pintu ruang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ahmad Kendi
aneh... yg tadinya begitu superior kok jadi melempem... seakan-akan koneksi dan kehebatan nya hilang dengan seketika...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 296

    Drap! Drap!Oknum polisi yang berjaga berlari mendatangi sel tahanan Tristan dan Gallen.Tristan mengguncang terali besi dengan kuat. Wajahnya tampak cemas dan memelas, "Tolong, keluarkan aku dari sini! Pendatang baru itu menyakitiku. Dia ingin membunuhku!"'Cih! Raja drama!' ledek Gallen dalam hati, tegak santai dengan kedua tangan bersembunyi dalam saku celana.Prang!Pentungan kayu di tangan polisi menghantam jeruji. "Diam!""Aku takut, Pak! Aku tidak mau mati di sini! Lihat!" Tristan mengancakkan pipinya pada oknum polisi tersebut. "Dia telah melakukan kekerasan padaku!"Gallen geleng-geleng kepala sambil mendecak ketika sang polisi melirik dirinya. Tristan layak mendapat tropi untuk aktingnya yang luar biasa."Jangan berisik!" Polisi itu pun berlalu setelah melihat siapa yang berada dalam sel tahanan itu bersama Tristan."Pak! Pak!"Plok! Plok!Gallen bertepuk tangan. "Kasihan! Bagaimana rasanya diabaikan? Tapi, kuakui kau sangat berbakat dalam memanipulasi keadaan.""Kau pasti t

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 297

    "Tamu untuk Anda, Tuan Muda Kyler!" beritahu oknum polisi yang sedang bertugas, menjemput Gallen.Gallen melempar seringai jahat pada Tristan yang tergeletak pucat, akibat aksi jahilnya semalam."B–bawa d–dia jauh-jauh, Pak!" lirih Tristan, terbata-bata.Dia benar-benar berharap Gallen tidak akan kembali ke sel tahanan untuk membunuh mentalnya.Senyuman miris Grizelle menyambut Gallen, begitu ia tiba di ruang kunjungan."Bagaimana kabarmu?" tanya Grizelle, memindai sekujur tubuh Gallen. Lintasan kekhawatiran berpendar pada manik mata jernihnya.Gallen mengukir senyum, "Tidak seburuk yang kau sangka.""Syukurlah. Kuharap kamu dapat bertahan sampai aku bisa mengeluarkanmu." Nada bicara Grizelle terdengar tidak meyakinkan."Ada apa? Sesuatu yang buruk terjadi di luar sana?"Jiwa—ketika sudah terikat kuat dengan pasangannya—akan sangat mudah bagi pemiliknya untuk membaca keresahan yang sengaja disembunyikan di balik topeng sikap tenang."Hanya masalah sepele. Tidak penting!""Sekalipun mas

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 298

    [Menyesal aku membeli saham Perusahaan Kyler. Rugi besar. Tahu bakal anjlok begini, lebih baik dijual saat harganya tinggi. Bukannya untung sekarang, malah buntung.]Perundungan di dunia maya lebih kejam daripada di kehidupannya. Kata-kata yang dilontarkan tak memiliki filter sama sekali.Setiap kata menggores luka batin yang membuat sisi psikologis seseorang merasakan kesakitan hebat, walau tak berdarah.Wajah sendu Grizelle terbayang di pelupuk mata Gallen. Pasti komentar tak berperasaan itu yang yang mengganggu pikiran Grizelle, dan membuatnya tak nyaman.[Ini hukuman atas kesalahan yang telah dilakukan oleh Tuan Besar Kyler. Dia telah menyakiti hati cucunya, Tuan Muda Atha Kyler. Coba kalau dia tidak mengganti pewarisnya, hasilnya pasti tidak akan hancur begini!][Dasar sampah! Didaur ulang secanggih apa pun, tetap saja tak berguna. Ayo buat petisi, supaya dia membusuk selamanya di penjara!]Mata Gallen memanas membaca rangkaian kata menyakitkan itu. Bukan menangisi dirinya, bukan.

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 299

    "A-Ayah?" Gallen menyeringai masam.Ghifari melotot, lalu melangkah cepat, mendatangi Gallen.Gallen hanya bisa pasrah ketika tangan Ghifari terulur ke depan. Dia memang salah. Lidahnya terlalu lemas mengucap kata tanpa mengecek kondisi sang ayah yang sebenarnya."Aku senang kau akhirnya pulang." Ghifari menubruk Gallen dan mendekapnya erat. Ia tergugu.Gallen tercengang. Ternyata Ghifari mengerjainya. Lelaki sepuh itu sama sekali tidak marah kepadanya."Tentu saja aku pulang, Ayah." Gallen balas memeluk Ghifari. "Keluargaku adalah rumahku. Sejauh mana pun aku pergi, keluarga adalah tempat ternyaman untukku kembali."Ghifari mengurai pelukannya dari tubuh Gallen, lalu melayangkan pukulan tinju.Bugh!"Kau suami yang menyusahkan! Gara-gara kecerobohanmu, menantu kesayanganku pontang-panting ke sana kemari, menyelidiki kasusmu." Ghifari memberengut.Sebelah alis Gallen terangkat menyaksikan warna emosi Ghifari yang berubah-ubah terlalu cepat.'Huh? Apa ayah tahu identitas Grizelle?' Gall

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 300

    Grizelle bersikap seolah-olah telinganya tuli. Ia terus membungkuk sambil bersungut-sungut tak jelas. Namun, kupingnya mendengar awas setiap gerakan di belakangnya, sekecil apa pun itu.Tap!Sebuah tangan menepuk pundak Grizelle, diikuti oleh suara bernada lembut, tetapi terkesan tegas."Apa ada masalah dengan mobilmu?"Dengar! Sang penanya bahkan menunjukkan seakan dia sudah kenal dekat dengan Grizelle.Bertemu dengan orang seperti ini harus lebih hati-hati. Banyak sekali penjahat yang memanipulasi niat buruk mereka dengan bersikap baik dan peduli.Grizelle pura-pura kaget. Ia balik badan dan tegak lurus. Seberkas tatapan heran terbersit dalam bola matanya yang terlindung keremangan cahaya.Seorang lelaki dan seorang perempuan berdiri di depannya. Wanita itulah yang tadi menepuk bahunya."Oh, hanya masalah kecil, Nyonya. Bannya kempis," sahut Grizelle, memaksakan tersenyum ramah di balik sikap waspada.Wanita itu memperhatikan kondisi ban mobil Grizelle yang rata."Kamu mau pulang ke

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 301

    "Bersikap patuh dan ikutlah dengan kami!""Cuih!" Grizelle meludah. "Dalam mimpimu!""Kurang ajar! Rupanya kau tidak bisa dibujuk dengan cara baik-baik!" Lelaki itu memberi perintah kepada rekannya, "Lumpuhkan dia! Cepat!"Tidak hanya sekadar mengomando, lelaki itu juga ambil bagian dalam menyerang Grizelle. Ia berteriak sambil melayangkan pukulan.Kembali adu jotos menimbulkan bunyi bak-buk-bak-buk tiada henti."Grizelle, awaaas!" Bugh!Telapak kaki bertenaga penuh yang dihasilkan dari lompatan Gallen menghantam punggung lelaki yang menyerang Grizelle dari belakang.Grizelle menoleh kaget pada Gallen, lalu mengangguk mantap. Senyuman tipis pertanda ucapan terima kasih mengembang di bibirnya."Lancang! Berani sekali kau mencampuri urusan kami, Bedebah!" Lelaki yang dijatuhkan Gallen bangkit dengan gelegak amarah yang membuncah."Huh! Kalian berniat menyakiti istriku. Mana mungkin aku diam saja menjadi penonton?! Kalian harus membayar setiap kesakitan yang dirasakan istriku!"Seiring

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 302

    "Lo, kenapa masih berdiri di depan pintu?" tegur Gallen, mengembalikan kesadaran Grizelle pada dunia nyata."Kamu ... ah, aku tadi ke toilet dulu," gugup Grizelle, beralasan sekenanya.Percakapan di dalam ruangan berubah hening setelah suara Gallen menginterupsi."Oh, kalian? Ayo masuk!" Wanita itu bergegas membukakan pintu untuk Gallen dan Grizelle.Grizelle mendeteksi binar kerinduan yang mendalam pada manik mata wanita itu untuk Gallen.Nyut!Hati Grizelle berdenyut nyeri menyadari bahwa ada wanita lain yang menyimpan sebongkah rindu yang besar untuk suaminya. Sungguh ia tak rela."Maaf, Nyonya. Seharusnya kami ikut mengantar ke rumah sakit kemarin malam," ujar Grizelle, merasa bersalah. Dan tentu saja dia harus menekan perasaan tak nyamannya atas tatapan beda yang dilayangkan wanita itu terhadap Gallen.Grizelle menyerahkan hampers yang dibeli Gallen kepada wanita itu. Dan langsung ditaruh si penerima di atas nakas."Tidak apa-apa. Defian hanya mengalami cedera ringan. Biasanya dia

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 303

    "Kakek?"Gallen tercengang melihat Stephen tiba-tiba muncul dengan beberapa orang pengiring."Kemasi barang-barangmu! Mulai hari ini, Atha akan mengambil alih posisimu.""Apa? Kek, aku yang menimbulkan masalah di perusahaan, aku juga yang akan bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Kenapa Kakek mengambil keputusan tanpa merundingkannya denganku?"Tak!Stephen memukulkan tongkatnya ke lantai. Raut mukanya menegang mendengar sanggahan Gallen."Jangan membantahku, Gallen! Bukankah kita telah membuat kesepakatan? Kalau kau lupa, baiklah, aku akan mengingatkanmu. Kau setuju untuk menyerahkan posisimu pada Atha bila kau gagal memajukan perusahaan."Faktanya, kau tidak hanya gagal, tapi telah menghancurkannya. Kondisi perusahaan saat ini lebih buruk daripada pertama kali aku menyerahkan tampuk kepemimpinan kepadamu."Gallen tak melupakan kesepakatan itu. "Tapi, Kek ... hal ini terjadi bukan karena aku tak mampu. Ada seseorang yang sengaja menjebakku.""Benarkah? Siapa?""Aku belum bisa me

Bab terbaru

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 448

    "Nyonya Bellona Hopkins?!" seru Gallen, kaget. "Tidak. Anda datang pada waktu yang tepat. Mari bergabung bersama keluargaku!""Iya, Nyonya. Ayo duduk sini!" Kimi menjemput Bellona."Terima kasih!" Bellona merasa terharu dengan sambutan Gallen dan keluarganya. "Sebenarnya, aku ke sini ingin minta maaf pada Gallen atas namaku dan juga Atha. Aku terlalu serakah dan mementingkan anakku.""Seorang ibu selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Itu bisa dimaklumi, Nyonya," sahut Gallen. "Kami juga minta maaf karena telah melaporkan Anda dengan beberapa tindak kejahatan yang tidak Anda lakukan."Wajah Gallen kecut, merasa bersalah."Itu bukan kesalahanmu sepenuhnya. Wanita berhati iblis itu yang sangat pandai menipu orang." Muka Bellona menggelap. "Kalau aku tahu Bibi Rose menggunakan wajahku untuk berbuat jahat, aku pasti telah lebih dulu menyeretnya ke penjara. Dia benar-benar licik!""Dia pasti mempelajari keterampilan make-up saat berada di Korea Selatan," timpal Kimi."Betul. Itu ar

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 447

    Gallen melangkah gontai memasuki rumah. Ia melewati Grizelle yang duduk santai di ruang tengah begitu saja.Namun, ketika sudut matanya menangkap bayang Grizelle saat hendak menaiki tangga, ia berbalik.Tanpa malu-malu ia merebahkan diri dan meletakkan kepala di pangkuan Grizelle yang duduk berjuntai di atas sofa.Grizelle mengelus rambut Gallen yang jatuh ke kening."Kamu dari mana saja? Aku sangat khawatir. Teleponmu tidak aktif."Gallen merogoh saku, mengeluarkan ponsel. "Ck! Baterainya habis.""Sini! Kubantu mengisikan dayanya.""Nanti saja! Aku masih mau seperti ini." Gallen menaruh ponsel di atas meja, lalu melingkarkan lengan pada pinggang Grizelle.Saat hatinya sedang galau dan pikiran kacau, berbaring di pangkuan Grizelle bikin nyaman.Wangi vanila berpadu dengan aroma alami tubuh Grizelle menghadirkan perasaan tenang di hati Gallen.Setelah cukup lama menikmati kehangatan pangkuan Grizelle, Gallen bangkit. Mengecup kening Grizelle."Terima kasih. Bersamamu, aku selalu merasa

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 446

    "Kenapa? Kaget? Hahaha ...."Wanita itu tak peduli dengan keberadaan polisi dan tangannya yang terbogol. Ia tertawa, seperti telah kehilangan kewarasannya.Gallen bukan hanya kaget, tapi syok. Tak menyangka orang yang selama ini dikenalnya begitu baik dan berada di pihaknya, ternyata merupakan dalang dari segala kemalangan yang menimpa keluarganya."Bibi Rose, katakan bahwa ini tidak benar!""Hahaha ... sayangnya, inilah kenyataannya."Gallen menggeleng-geleng. Masih sulit memercayai kebenaran yang terpampang di depan mata."Kenapa, Bi? Bukankah nenekku selalu memperlakukan Bibi dengan baik?"Gallen masih ingat, walaupun samar, neneknya tidak pernah memperlakukan Bibi Rose dengan kasar.Rianna bahkan memercayai Bibi Rose menjadi pelayan pribadinya. Neneknya bahkan tak pernah perhitungan dalam membelikan pakaian dan memenuhi kebutuhan Bibi Rose.Tapi lihat balasan yang diberikan wanita itu! Hanya pengkhianatan terhadap keluarganya."Baik? Cih! Nenekmu bahkan lebih licik dari seekor rub

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 445

    "Bro, target memasuki perangkap. Kau ingin melihat langsung?""Aku sudah berada di lokasi. Di mana kau?"Gallen berdiri di belakang sebuah tiang besar, mengawasi seorang wanita yang baru saja turun dari mobil.Wanita itu memakai setelan tunik dan celana panjang yang terlihat modis. Sehelai masker dan kacamata hitam berbingkai lebar menutupi wajahnya yang lonjong.Sebuah topi bulat dengan hiasan sekuntum bunga teratai mekar meneduhi wajahnya yang tersembunyi dari terik matahari."Arah jam sembilan."Gallen mengerling ke titik yang disebutkan. Tampak bayangan Regan duduk di belakang roda kemudi, berlagak sedang membersihkan dashboard. Namun, matanya sering kali mengerling ke pintu gerbang."Aku pada titik jam satu."Pandangan keduanya segera bertemu begitu Gallen menutup panggilan telepon.Regan tersenyum seraya mengangguk ringan.Wanita itu telah memasuki lobi hotel. Regan mengikuti dari belakang layaknya juga seorang pengunjung.Gallen berjalan memutar. Memasuki hotel lewat pintu khusu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 444

    "Laura, memaafkan dan kembali bersama adalah dua hal yang berbeda! Jangan mengharapkan lebih dari apa yang dapat kuberikan dan pantas untuk kau dapatkan!"Binar di mata Laura sirna seketika. Tatapannya luruh ke tanah."Tapi aku masih sangat mencintaimu, Gallen! Tak bisakah kamu menceraikan istrimu dan kembali padaku?""Laura, rumah tangga bukan hanya tentang rasa cinta, tapi tentang komitmen dan saling percaya."Cinta adalah ungkapan rasa hati. Dan asal kau tahu, hati itu sangat rapuh. Mudah sekali terbolak-balik, seperti musim yang terus berganti."Sementara komitmen adalah keteguhan hati dalam memegang janji suci. Tak peduli sekuat apa semesta mengguncangnya, ia tak akan berubah. Tetap setia melewati berbagai cobaan dan rintangan."Namun, sekali komitmen itu hancur, maka yang tersisa hanyalah serpihan tak berwujud, dan tak akan pernah bisa kembali utuh seperti semula."Kau bukan hanya telah menghancurkan komitmen cintamu denganku, Laura, tapi juga telah membuangnya. Apa lagi yang bi

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 443

    Hening!Orang itu tak menyahuti perkataan Gallen. Ia sama sekali tak membantah tuduhan Gallen."Siapa kau?"Gallen menekan beberapa titik di punggung orang itu dengan gerakan cepat. Mengunci tubuhnya agar tak bisa melarikan diri."Kamu apakan badanku, hah?! Lepaskan aku!"Gallen terkesiap. Ternyata sosok yang bersembunyi di balik coat panjang dengan kepala tertutup hoodie lebar itu adalah seorang perempuan."Kau tidak akan ke mana-mana sebelum aku mendapatkan apa yang kuinginkan darimu," bisik Gallen, dengan nada penuh penekanan.Beberapa pasang mata, dari orang-orang yang melintas hendak keluar masuk Rumah Sakit, mengerling curiga pada Gallen.Gallen pindah ke hadapan wanita itu. Tegak dengan sebelah tangan bersembunyi dalam saku celana.Posisi mereka seperti dua orang kenalan yang saling bercengkerama.Keinginan wanita itu untuk kabur dari Gallen melebihi kuatnya terjangan ombak yang mengempas batu karang. Sayang, sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan."Tolong, lepaskan aku! Aku janj

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 442

    "Ada apa ini? Kenapa semua terlihat canggung?" tanya Grizelle, merasa tak enak hati karena masuk tanpa mengetuk pintu."Ah, itu hanya perasaanmu saja!"Gallen menyongsong Grizelle, mengambil alih tas berukuran kecil, yang berisi pakaian Kimi."Instingku tak pernah salah," bisik Grizelle. "Aura ruangan ini agak aneh."Gallen tersenyum simpul. Ia akui Grizelle memiliki kepekaan yang luar biasa. Pantas saja ia tak pernah gagal dalam menyelidiki kasus kliennya."God! Ayah juga di sini?" seru Grizelle, bergegas menyalami Grath. "Huh! Sekarang aku tahu kenapa ruangan ini terasa aneh. Ternyata Adam dan Hawa bertemu kembali setelah terlempar dari surga ke belahan dunia yang berbeda.""Greeze, apa yang kamu katakan?" Pipi Kimi merona merah.Perumpamaan yang disematkan Grizelle pada dirinya dan Grath menurutnya terlalu berlebihan."Wah, Ayah juga sudah sembuh? Luar biasa! Memang ya ... lelaki akan melupakan segala rasa sakit dan kesedihannya begitu melihat senyum menawan sang istri," imbuh Griz

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 441

    "Penjahat seperti David Kyler tidak akan mampu menyentuhku, Bu. Ibu tidak perlu mencemaskan aku. Pikirkan saja kesehatan Ibu! Ibu harus segera sembuh.""Kamu juga tidak perlu mengkhawatirkan aku secara berlebihan."Gallen meraih jemari Kimi. "Bu, aku takut. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada Ibu, aku akan merasa bersalah seumur hidup. Aku akan dihantui perasaan menyesal.""Gallen, tidak ada yang perlu disesali dari sebuah takdir. Cepat atau lambat, kita semua akan meninggalkan dunia ini.""Aku tahu, Bu. Tapi aku akan menyesal karena aku belum sempat mempertemukan Ibu dengan ayah.""Kamu tidak perlu melakukan itu, Gallen." Kimi melengos. Matanya terasa panas."Kenapa? Apa Ibu tak lagi mencintai ayah?""Bukan. Bukan karena itu. Seumur hidupku, aku hanya mencintai satu orang pria. Dan Pria itu adalah ayahmu."Aku tidak pernah mencintai lelaki lain, dan tidak akan pernah bisa.""Tapi, kenapa Ibu tidak mau bertemu dengan ayah? Selama ini ayah juga menderita, Bu."Kimi berusaha untuk dudu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 440

    Bugh!Tendangan Gallen melempar David hingga menghantam dinding dan menyebabkan dinding itu jebol."Bawa dia!" titah Gallen pada dua orang anak buah Kenzie yang menonton aksinya."S–siap, Komandan!"Mereka gugup melihat kehebatan Gallen. Tak terbayang jika mereka yang berada di posisi David. Mengerikan.Cepat-cepat mereka mengangkat sosok David yang tergeletak di tanah.Suara dering ponsel memecah kesunyian di kamar isolasi Grath.Thomas meninggalkan komputer yang memuat laporan perkembangan kesehatan Grath. Berjalan sedikit menjauh setelah membaca nama Gallen pada layar monitor."Firasatku tidak enak menerima panggilan telepon darimu pagi-pagi begini," ujar Thomas dengan suara lirih."Apa istriku bersama Kakek? Aku tidak bisa menghubunginya.""Tidak. Ada apa?""Kek, kalau Grizelle datang menemui Kakek, tolong minta dia untuk ke rumah ibuku, mengambil baju. Ibuku dirawat di Rumah Sakit.""Ibumu dirawat?! Apa yang terjadi? Apa dia baik-baik saja?""Ceritanya panjang, Kek. Aku masih ada

DMCA.com Protection Status