Share

Bab 251

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa kau masih belum mau bercerita?"

Tak tahan dipagut sunyi dan didera rasa penasaran, Gallen buka suara.

"Aku lelah." Grizelle mengatupkan kelopak mata.

Gallen mengalah. "Istirahatlah!" lirihnya, kemudian menyelimuti Grizelle.

Ia mengeluarkan kartu debit yang dikembalikan Grizelle dari dompet. Memegangnya dengan perasaan bersalah.

"Maafkan aku, Greeze! Aku belum bisa menjadi suami yang bertanggung jawab untukmu. Gara-gara aku, kau mengalami kejadian buruk.

"Kau berhak marah. Kau juga boleh menghukum aku. Tapi, percayalah padaku ... sungguh tak pernah terbersit niat di hatiku untuk membohongimu.

"Aku akan menjelaskan semuanya padamu bila saatnya tiba. Tolong, bersabarlah! Saat ini aku hanya bisa bilang, uang yang kuberikan padamu tidak bersumber dari Perusahaan Kyler, apalagi uang haram.

"Itu adalah sebagian gaji yang kutabung saat bekerja di luar negeri dulu. Selain itu, aku juga berinvestasi pada perusahaan yang dikelola oleh temanku.

"Memang tidak banyak keuntungan yang ditransfer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 252

    Cukup lama Grizelle dimintai keterangan sebagai saksi sekaligus korban."Apa Anda ingin melihat pelaku, Nyonya?" tanya oknum polisi setelah mem-BAP Grizelle."Tidak usah," tolak Grizelle.Lebih baik ia tidak bertatap muka dengan salah satu dari empat lelaki yang berniat untuk menodainya."Kalau tidak ada lagi keterangan yang dibutuhkan, saya undur diri, Pak.""Oh, silakan, Nyonya. Untuk saat ini saya rasa cukup. Nanti kalau masih ada keterangan tambahan yang diperlukan, pihak kami akan menghubungi Anda.""Baik, Pak. Terima kasih."Grizelle meninggalkan ruangan petugas BAP.Sandra langsung bangkit dari tempat duduk begitu melihat Grizelle keluar dari ruangan. "Bagaimana? Lancar?""Begitulah."Keduanya mengayun langkah, keluar dari kantor polisi."Benaran pelakunya sudah tertangkap?""Cuma satu. Tiga masih buron.""Kamu harus lebih hati-hati, Greeze. Bisa jadi mereka dendam dan semakin berambisi untuk mencelakai kamu.""Polisi mengintai, tidak mungkin mereka berani. Jangan khawatir, San

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 253

    Gallen tak memperhatikan suasana sekitar saat dia memasuki Kantor Polisi, tetapi insting tajamnya membuat ia menoleh ke belakang setelah melewati pintu masuk.Ia merasa sepasang mata mengawasinya sejak menginjakkan kaki di teras Kantor Polisi itu."Apa yang kau lihat?" tanya Regan, ikut melempar pandang pada titik penglihatan Gallen."Bukan apa-apa."Gallen melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. 'Ah, mungkin itu hanya perasaanku saja.'Dia penasaran seperti apa rupa bergajul yang telah melukai istrinya. Kemarin malam, setelah keluar dari kamar, ia mengambil kamera dashboard mobil Grizelle. Memeriksanya dengan ketelitian tingkat tinggi.Tak banyak informasi yang terekam di sana, tapi setidaknya ia mengetahui lokasi kejadian. Hal itu memudahkan pergerakan anak buahnya dalam melakukan penyelidikan."Sampai detik ini pelaku masih bungkam. Karena itulah aku terpaksa merepotkanmu lagi," cerocos Regan. Tangannya menampung kunci yang disodorkan penjaga ketika melewati meja piket lelaki

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 254

    "Aku hanya menemukan catatan kasus Nona Dayyan. Tidak ada laporan atas namamu. Kapan kau mengadukan kasus yang menimpa istrimu?"Lengang sesaat.Alis Gallen naik sebelah. "Apa aku belum memperkenalkan istriku padamu?"Regan menggeleng."Hah! Pantas saja kau tak menyadarinya," seru Gallen."Tunggu! Maksudmu ... Nona Dayyan benar-benar istrimu?"Gallen mengangguk.Kembali sunyi.Regan berkedip. Ia seperti mimpi mengetahui istri Gallen adalah seseorang yang dikenalnya. Betapa sempitnya dunia ini.Regan menepuk pundak Gallen. "Selamat, Bro! Kau beruntung bisa menikahi wanita yang luar biasa."Jadi, wanita hebat yang dimaksud Regan benar-benar Grizelle. Ya Tuhan! Logika Gallen menolak untuk percaya bahwa Grizelle adalah perempuan yang jago berkelahi.Dalam keseharian istrinya itu terlihat lembut, tenang, dan cenderung mengalah. Kalau memang dia sehebat itu, kenapa Grizelle membiarkan dirinya ditindas oleh Miranda dan keluarganya selama bertahun-tahun?"Tapi, Bro ... kau harus menjaga sikap

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 255

    Lelaki itu tahu siapa pemilik tombak emas di tangan Gallen hanya dengan melihat ukiran inisial 'P' pada pangkal tombak.Prima. Dia adalah pemimpin Tombak Emas yang menderita kekalahan beberapa waktu lalu.Sikap acuh tak acuh lelaki kurus itu seketika berubah gusar.Jika tombak emas itu bisa berpindah tangan dari pemilik aslinya, artinya lelaki di depannya ini bukan orang sembarangan.Namun, teringat konsekuensi yang akan ia terima jika berkata jujur, lelaki itu kembali memasang wajah datar."Kau bisa terus menyimpan benda tak berguna itu. Aku tak tertarik untuk memilikinya."Gallen terkesiap. Tak menyangka lelaki yang tampak lemah itu tetap teguh dengan pendiriannya.Gallen menyimpan kembali tombak emas ke balik jaket, kemudian menarik keluar benda yang lain."Bagaimana dengan ini? Apa kau juga tak tertarik untuk mengenalnya?"Kali ini lelaki itu tersentak, duduk tegap. Tangannya terulur, hendak merebut sehelai foto dari tangan Gallen.Gallen mengangkat tangannya tinggi-tinggi."Sama

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 256

    Gallen masuk ke mobil begitu Regan membuka kunci pintu. Ia mengatur posisi duduknya agar terasa nyaman."Apa yang harus kulakukan jika dia tetap memilih untuk tutup mulut?" Regan mengulang pertanyaan sebelumya dengan redaksi yang sedikit berbeda."Re, kau bisa menduduki posisimu sekarang tentu dengan mempertimbangkan kemampuanmu, bukan?"Aku yakin kau bisa mengatasinya andai sangkaanmu itu benar-benar terjadi. Jika kau terus bergantung padaku dalam menyelesaikan setiap kasus, itu tidak baik untuk pengembangan dirimu, dan juga kariermu."Regan membuang napas kasar. "Terkadang, aku merasa tak berguna setiap kali teringat pada kelebihanmu.""Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Kemampuanku mungkin memang sangat berguna dan dapat membantumu bila perlu, tapi hal itu tidak terjadi sepanjang waktu. Apa kau akan membekukan setiap kasus yang tidak mendapatkan sentuhan tanganku? Tidak, kan?"Aku akan sangat kecewa kalau kehadiranku justru membuat performa terbaikmu sebagai aparat kepol

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 257

    "Apa aku ketinggalan bahasan penting?" tanya Gallen, melangkah mendatangi meja di mana tiga orang yang dikenalnya terlibat obrolan serius."Ah, tidak, Tuan Muda Kyler. Anda datang tepat waktu. Kami baru saja memulai diskusi."Hanum bangkit menyongsong kedatangan Gallen. "Silakan duduk, Tuan!"Gallen menarik kursi yang berada sisi kanan Jack. Tindakannya itu membuat Hanum terkesiap, tetapi lirikan penuh makna dari netra biru Gallen memaksanya untuk bersikap wajar.Dia duduk, menempati kursinya semula. Dan membiarkan kursi yang seharusnya dihuni Gallen—sebagai pimpinan D & Co—kosong."Mengingat waktu semakin mendekati jam makan siang, ada baiknya kita langsung ke pokok pembicaraan," tegas Gallen. "Perusahaan Kyler sangat mengharapkan kerja sama ini. Kami janji, investasi dari D & Co dan GK Group tidak akan merugi. Cukup beri kami waktu tiga bulan, dan kalian akan mendapatkan keuntungan."Jack sedikit terkejut mendengar kata-kata Gallen. Selama malang melintang mendampingi Stephen di dun

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 258

    "Kakek?" Gallen mendongak, tetapi dia tetap bergeming di tempat duduknya."Lihat, Hanum! Bosmu bahkan tampak tidak senang dengan kedatanganku.""Bukan begitu, Kek." Gallen disergap perasaan tidak enak. Ia mendorong kursi ke belakang, lalu berjalan menghampiri Dirga. Dibantunya Dirga untuk duduk di kursi."Aku cuma tidak menyangka Kakek akan datang hari ini. Bukankah Kakek masih harus lebih banyak beristirahat?" imbuh Gallen, "Apa sekarang Kakek sudah merasa lebih baik?""Bagaimana bisa aku merasa lebih baik kalau kau terus membuatku khawatir," gerutu Dirga."Ya ampun, Kakek! Memangnya apa yang telah kulakukan sampai Kakek cemas begitu?Aku baru saja menandatangani kerja sama dengan Perusahaan Kyler. Apa itu yang mengganggu pikiran Kakek? Apa Kakek takut D & Co akan ikut jatuh bangkrut?"Ctak!Ujung sepatu Dirga mendarat pada tulang kering Gallen."Kakek, kenapa menendangku?" Gallen bersungut-sungut. Mengusap tulang keringnya yang terasa ngilu."Kau pikir aku peduli dengan aset perusah

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 259

    Kenzie bersandar di dinding dengan melipat sebelah kakinya sambil bermain ponsel. Jaraknya sangat dekat dengan lift.Begitu melihat Gallen berjalan dengan langkah panjang meninggalkan ruang rapat, ia menyimpan ponselnya ke dalam saku."Kau menungguku?" tanya Gallen, kaget mendapati Kenzie masih berada di lantai yang sama dengannya."Bukan! Menunggu Tukang Bakso lewat!" omel Kenzie, memasang tampang kesal. "Sudah tahu masih bertanya!"Keduanya masuk ke lift. Saling melempar tatapan dingin."Kau tidak bilang bahwa kau akan menungguku," protes Gallen."Iya sih, tapi harusnya kau sadar, Bro ... yang memintaku memberikan laporan secepatnya siapa? Kakekmu? Dasar enggak peka. Pantas saja kakak iparku sampai celaka. Cih! Dasar payah!""Kau semakin berani ya sekarang. Sudah tidak butuh restu dariku, huh?"Seketika Kenzie terdiam. Ya Tuhan! Kenapa dia bisa lupa tentang Falisha? Gawat kalau sampai Gallen mengeluarkan taring gara-gara tersinggung dengan perkataannya."Hehe ... santai, Bro! Cuma b

Bab terbaru

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 448

    "Nyonya Bellona Hopkins?!" seru Gallen, kaget. "Tidak. Anda datang pada waktu yang tepat. Mari bergabung bersama keluargaku!""Iya, Nyonya. Ayo duduk sini!" Kimi menjemput Bellona."Terima kasih!" Bellona merasa terharu dengan sambutan Gallen dan keluarganya. "Sebenarnya, aku ke sini ingin minta maaf pada Gallen atas namaku dan juga Atha. Aku terlalu serakah dan mementingkan anakku.""Seorang ibu selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Itu bisa dimaklumi, Nyonya," sahut Gallen. "Kami juga minta maaf karena telah melaporkan Anda dengan beberapa tindak kejahatan yang tidak Anda lakukan."Wajah Gallen kecut, merasa bersalah."Itu bukan kesalahanmu sepenuhnya. Wanita berhati iblis itu yang sangat pandai menipu orang." Muka Bellona menggelap. "Kalau aku tahu Bibi Rose menggunakan wajahku untuk berbuat jahat, aku pasti telah lebih dulu menyeretnya ke penjara. Dia benar-benar licik!""Dia pasti mempelajari keterampilan make-up saat berada di Korea Selatan," timpal Kimi."Betul. Itu ar

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 447

    Gallen melangkah gontai memasuki rumah. Ia melewati Grizelle yang duduk santai di ruang tengah begitu saja.Namun, ketika sudut matanya menangkap bayang Grizelle saat hendak menaiki tangga, ia berbalik.Tanpa malu-malu ia merebahkan diri dan meletakkan kepala di pangkuan Grizelle yang duduk berjuntai di atas sofa.Grizelle mengelus rambut Gallen yang jatuh ke kening."Kamu dari mana saja? Aku sangat khawatir. Teleponmu tidak aktif."Gallen merogoh saku, mengeluarkan ponsel. "Ck! Baterainya habis.""Sini! Kubantu mengisikan dayanya.""Nanti saja! Aku masih mau seperti ini." Gallen menaruh ponsel di atas meja, lalu melingkarkan lengan pada pinggang Grizelle.Saat hatinya sedang galau dan pikiran kacau, berbaring di pangkuan Grizelle bikin nyaman.Wangi vanila berpadu dengan aroma alami tubuh Grizelle menghadirkan perasaan tenang di hati Gallen.Setelah cukup lama menikmati kehangatan pangkuan Grizelle, Gallen bangkit. Mengecup kening Grizelle."Terima kasih. Bersamamu, aku selalu merasa

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 446

    "Kenapa? Kaget? Hahaha ...."Wanita itu tak peduli dengan keberadaan polisi dan tangannya yang terbogol. Ia tertawa, seperti telah kehilangan kewarasannya.Gallen bukan hanya kaget, tapi syok. Tak menyangka orang yang selama ini dikenalnya begitu baik dan berada di pihaknya, ternyata merupakan dalang dari segala kemalangan yang menimpa keluarganya."Bibi Rose, katakan bahwa ini tidak benar!""Hahaha ... sayangnya, inilah kenyataannya."Gallen menggeleng-geleng. Masih sulit memercayai kebenaran yang terpampang di depan mata."Kenapa, Bi? Bukankah nenekku selalu memperlakukan Bibi dengan baik?"Gallen masih ingat, walaupun samar, neneknya tidak pernah memperlakukan Bibi Rose dengan kasar.Rianna bahkan memercayai Bibi Rose menjadi pelayan pribadinya. Neneknya bahkan tak pernah perhitungan dalam membelikan pakaian dan memenuhi kebutuhan Bibi Rose.Tapi lihat balasan yang diberikan wanita itu! Hanya pengkhianatan terhadap keluarganya."Baik? Cih! Nenekmu bahkan lebih licik dari seekor rub

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 445

    "Bro, target memasuki perangkap. Kau ingin melihat langsung?""Aku sudah berada di lokasi. Di mana kau?"Gallen berdiri di belakang sebuah tiang besar, mengawasi seorang wanita yang baru saja turun dari mobil.Wanita itu memakai setelan tunik dan celana panjang yang terlihat modis. Sehelai masker dan kacamata hitam berbingkai lebar menutupi wajahnya yang lonjong.Sebuah topi bulat dengan hiasan sekuntum bunga teratai mekar meneduhi wajahnya yang tersembunyi dari terik matahari."Arah jam sembilan."Gallen mengerling ke titik yang disebutkan. Tampak bayangan Regan duduk di belakang roda kemudi, berlagak sedang membersihkan dashboard. Namun, matanya sering kali mengerling ke pintu gerbang."Aku pada titik jam satu."Pandangan keduanya segera bertemu begitu Gallen menutup panggilan telepon.Regan tersenyum seraya mengangguk ringan.Wanita itu telah memasuki lobi hotel. Regan mengikuti dari belakang layaknya juga seorang pengunjung.Gallen berjalan memutar. Memasuki hotel lewat pintu khusu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 444

    "Laura, memaafkan dan kembali bersama adalah dua hal yang berbeda! Jangan mengharapkan lebih dari apa yang dapat kuberikan dan pantas untuk kau dapatkan!"Binar di mata Laura sirna seketika. Tatapannya luruh ke tanah."Tapi aku masih sangat mencintaimu, Gallen! Tak bisakah kamu menceraikan istrimu dan kembali padaku?""Laura, rumah tangga bukan hanya tentang rasa cinta, tapi tentang komitmen dan saling percaya."Cinta adalah ungkapan rasa hati. Dan asal kau tahu, hati itu sangat rapuh. Mudah sekali terbolak-balik, seperti musim yang terus berganti."Sementara komitmen adalah keteguhan hati dalam memegang janji suci. Tak peduli sekuat apa semesta mengguncangnya, ia tak akan berubah. Tetap setia melewati berbagai cobaan dan rintangan."Namun, sekali komitmen itu hancur, maka yang tersisa hanyalah serpihan tak berwujud, dan tak akan pernah bisa kembali utuh seperti semula."Kau bukan hanya telah menghancurkan komitmen cintamu denganku, Laura, tapi juga telah membuangnya. Apa lagi yang bi

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 443

    Hening!Orang itu tak menyahuti perkataan Gallen. Ia sama sekali tak membantah tuduhan Gallen."Siapa kau?"Gallen menekan beberapa titik di punggung orang itu dengan gerakan cepat. Mengunci tubuhnya agar tak bisa melarikan diri."Kamu apakan badanku, hah?! Lepaskan aku!"Gallen terkesiap. Ternyata sosok yang bersembunyi di balik coat panjang dengan kepala tertutup hoodie lebar itu adalah seorang perempuan."Kau tidak akan ke mana-mana sebelum aku mendapatkan apa yang kuinginkan darimu," bisik Gallen, dengan nada penuh penekanan.Beberapa pasang mata, dari orang-orang yang melintas hendak keluar masuk Rumah Sakit, mengerling curiga pada Gallen.Gallen pindah ke hadapan wanita itu. Tegak dengan sebelah tangan bersembunyi dalam saku celana.Posisi mereka seperti dua orang kenalan yang saling bercengkerama.Keinginan wanita itu untuk kabur dari Gallen melebihi kuatnya terjangan ombak yang mengempas batu karang. Sayang, sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan."Tolong, lepaskan aku! Aku janj

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 442

    "Ada apa ini? Kenapa semua terlihat canggung?" tanya Grizelle, merasa tak enak hati karena masuk tanpa mengetuk pintu."Ah, itu hanya perasaanmu saja!"Gallen menyongsong Grizelle, mengambil alih tas berukuran kecil, yang berisi pakaian Kimi."Instingku tak pernah salah," bisik Grizelle. "Aura ruangan ini agak aneh."Gallen tersenyum simpul. Ia akui Grizelle memiliki kepekaan yang luar biasa. Pantas saja ia tak pernah gagal dalam menyelidiki kasus kliennya."God! Ayah juga di sini?" seru Grizelle, bergegas menyalami Grath. "Huh! Sekarang aku tahu kenapa ruangan ini terasa aneh. Ternyata Adam dan Hawa bertemu kembali setelah terlempar dari surga ke belahan dunia yang berbeda.""Greeze, apa yang kamu katakan?" Pipi Kimi merona merah.Perumpamaan yang disematkan Grizelle pada dirinya dan Grath menurutnya terlalu berlebihan."Wah, Ayah juga sudah sembuh? Luar biasa! Memang ya ... lelaki akan melupakan segala rasa sakit dan kesedihannya begitu melihat senyum menawan sang istri," imbuh Griz

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 441

    "Penjahat seperti David Kyler tidak akan mampu menyentuhku, Bu. Ibu tidak perlu mencemaskan aku. Pikirkan saja kesehatan Ibu! Ibu harus segera sembuh.""Kamu juga tidak perlu mengkhawatirkan aku secara berlebihan."Gallen meraih jemari Kimi. "Bu, aku takut. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada Ibu, aku akan merasa bersalah seumur hidup. Aku akan dihantui perasaan menyesal.""Gallen, tidak ada yang perlu disesali dari sebuah takdir. Cepat atau lambat, kita semua akan meninggalkan dunia ini.""Aku tahu, Bu. Tapi aku akan menyesal karena aku belum sempat mempertemukan Ibu dengan ayah.""Kamu tidak perlu melakukan itu, Gallen." Kimi melengos. Matanya terasa panas."Kenapa? Apa Ibu tak lagi mencintai ayah?""Bukan. Bukan karena itu. Seumur hidupku, aku hanya mencintai satu orang pria. Dan Pria itu adalah ayahmu."Aku tidak pernah mencintai lelaki lain, dan tidak akan pernah bisa.""Tapi, kenapa Ibu tidak mau bertemu dengan ayah? Selama ini ayah juga menderita, Bu."Kimi berusaha untuk dudu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 440

    Bugh!Tendangan Gallen melempar David hingga menghantam dinding dan menyebabkan dinding itu jebol."Bawa dia!" titah Gallen pada dua orang anak buah Kenzie yang menonton aksinya."S–siap, Komandan!"Mereka gugup melihat kehebatan Gallen. Tak terbayang jika mereka yang berada di posisi David. Mengerikan.Cepat-cepat mereka mengangkat sosok David yang tergeletak di tanah.Suara dering ponsel memecah kesunyian di kamar isolasi Grath.Thomas meninggalkan komputer yang memuat laporan perkembangan kesehatan Grath. Berjalan sedikit menjauh setelah membaca nama Gallen pada layar monitor."Firasatku tidak enak menerima panggilan telepon darimu pagi-pagi begini," ujar Thomas dengan suara lirih."Apa istriku bersama Kakek? Aku tidak bisa menghubunginya.""Tidak. Ada apa?""Kek, kalau Grizelle datang menemui Kakek, tolong minta dia untuk ke rumah ibuku, mengambil baju. Ibuku dirawat di Rumah Sakit.""Ibumu dirawat?! Apa yang terjadi? Apa dia baik-baik saja?""Ceritanya panjang, Kek. Aku masih ada

DMCA.com Protection Status