Ternyata suara itu milik salah satu anggota Yamashita. Karena tahu bahwa Gerald memiliki hubungan yang baik dengan tetua keluarga, Kai tidak bertanya yang dilakukan Gerald di sini. Gerald hanya mengangguk dan menjawab, “Benar. Aku datang mau minum teh dengan dua pria ini. Antar mereka masuk." Menyaksikan Gerald berjalan lebih dalam ke wilayah mereka, pria Yamashita itu berbalik menghadap Kai dan asistennya dan berkata dengan ramah berkata, "Silakan ikuti saya, Tuan-tuan!" Tidak berani membantah, Kai dan asistennya hanya diam mengikuti mereka. Kai tahu bahwa jika ia tidak mengikuti perintah Gerald, Gerald akan dengan mudah berbalik dan membunuhnya dalam satu serangan! Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, Gerald akhirnya tiba di halaman rumah orang tua itu. Mendengar suara langkah kaki mendekat, lelaki tua itu—yang sedang mengambil teko teh—berbalik dan terkejut melihat Gerald berjalan masuk dengan tangan di belakang. Sambil meletakkan ketel, dia kemudian bertanya, “Oh? apa yan
Kai masih tidak mengerti. Bahkan meskipun Gerald berbohong kalau ia tidak biasa minum, tetap saja minuman itu mengandung tujuh puluh persen alkohol dan Gerald sudah minum enam gelas! Orang dewasa biasa pasti akan mabuk setelah meminum sebanyak itu.Anehnya Gerald terlihat baik-baik saja padahal Kai yakin Gerald menenggak enam gelas itu sampai habis. Bagaimana Gerald bisa mencerna semua alkohol itu dengan cepat? "Oh? Begitu, ya?" jawab Gerald dengan senyum tipis. Meskipun Kai mengatakan semua itu, matanya yang ketakutan memberi tahu Gerald bahwa semua dugaannya tepat. Sementara itu, lelaki tua Yamashita hanya diam. Ia tahu bahwa ia hanya perlu menyediakan ruang ini bagi Gerald untuk melakukan apa pun yang diperlukan. Meskipun ia penasaran kenapa Gerald tidak mengobrol di rumah Futaba, lelaki tua itu tidak mau menanyakan hal itu saat ini. Kai yang dahinya basah oleh keringat menambahkan, “A-aku serius! Kau harus tahu bahwa aku tidak mungkin melakukan apa pun untuk menyakitimu!” "Aku
Kai tidak sanggup bernapas apalagi menjawab meskipun sudah berupaya sekuat tenaga. Gerald tidak mendengar jawaban apa pun dan hanya menyaksikan dalam diam saat kematian Kai terus mendekat. Selama kejadian itu, lelaki tua Yamashita tampak sama sekali tidak terpengaruh dengan yang terjadi di hadapannya. Ia tetap acuh tak acuh dan memilih untuk minum teh sambil membaca buku yang tergeletak di sana. Di sisi lain, asisten Kai sangat ketakutan sampai ia hanya bisa membeku di tempat. Tak lama kemudian Kai akhirnya mati dengan tangan memegangi lehernya sendiri dan ekspresi kesakitan terukir di wajahnya. Sampai saat ia meninggal, Kai tidak tahu yang telah membunuhnya dan hal itu sudah tidak penting lagi.Setelah Kai mati, lelaki tua Yamashita melemparkan bukunya ke samping dan menatap Gerald dengan senyum lalu berkata, "Sesuai dugaan, kamu benar-benar kuat!" "Itu tidak seberapa dibandingkan dengan kemampuan Anda," jawab Gerald dengan nada sedikit malu sambil menggaruk bagian belakang kepal
Ini adalah tempat terbaik yang terpikir oleh Gerald untuk membuang Kai dengan aman. Kalau tidak, ia tidak akan membawa Kai ke depan pintu rumah orang tua itu.“Ah, sudah. Ini cuma urusan sepele. Jika orang-orang datang mencari mereka, aku akan bilang bahwa mereka sudah pergi bersamamu. Dengan kata lain, aku tidak tahu di mana kedua anggota Kanagawa itu,” jawab lelaki tua itu sambil mengedipkan mata. “Aku menghargainya. Oh, iya, tujuanku ke sini selain untuk membuang Kai, juga ada hal yang ingin kudiskusikan,” kata Gerald dengan nada yang jauh lebih serius. "Katakan," jawab lelaki tua itu dengan anggukan. “Mmm, aku sudah menemukan cara untuk sampai ke Pulau Yearning,” kata Gerald setelah menarik napas dalam-dalam. Sejujurnya, untuk membicarakannya saja sudah membuat Gerald sulit untuk bernapas.“Hmm? Lalu untuk apa kamu masih duduk di sini? Cepat selamatkan orang tua dan kakak perempuanmu! Kita tidak bisa terus membiarkan Daryl menyandera mereka untuk mengancammu!” kata pria tua itu
Setelah mendengar itu, Gerald terdiam sejenak. Meskipun Amare telah mengatakan padanya bahwa orang tua dan kakak perempuannya diperlakukan dengan baik, ia masih khawatir bahwa situasinya bisa berubah setiap saat. Tapi ia juga tidak bisa pergi begitu saja untuk menyelamatkan mereka dan meninggalkan Keluarga Futaba karena jika Kanagawa dan Hanyus tahu ia pergi, mereka pasti akan mengganggu Keluarga Futaba lagi dan Gerald cukup yakin bahwa Konsorsium Fareast tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan mereka.Setelah lelaki tua itu menawarkan diri untuk membantu, Gerald merasa lebih lega. Bagaimana tidak, keluarga paling misterius di Jepang membantunya! Tahu betapa kuatnya Yamashita, Gerald percaya bahwa tidak ada yang bisa menyentuh Keluarga Futaba jika mereka benar-benar membantunya. Melihat Gerald hanya diam, lelaki tua itu pun bertanya, “Jadi apa keputusanmu?” Gerald menatap lelaki tua itu sebentar kemudian menjawab, “Apakah Anda benar-benar mau membantuku?” "Tentu saja! Bagaiman
Saat memasuki manor, Gerald segera menyuruh semua orang untuk berkumpul di ruang tamu.Begitu Takuya dan Fujiko duduk di sisinya, Gerald dengan santai berkata, “Baik, mmm, aku sudah membunuh Kai.”“Kamu sudah… apa? Gerald, bukankah itu terlalu gegabah? Keluargaku baru saja pulih. Kalau Keluarga Kanagawa mengetahui hal ini, kami Keluarga Futaba akan mendapat masalah besar!” seru Takuya sambil melompat berdiri. “Jangan khawatir, Tuan, aku membunuhnya di wilayah Keluarga Yamashita. Jadi mereka yang akan menyelesaikan masalah selanjutnya dari pembunuhan Kai,” jelas Gerald dengan lambaian tangan. "Oh, jadi begitu. Ya, baguslah kalau begitu,” jawab Takuya sambil menghela napas lega. Untungnya Gerald dan Keluarga Yamashita berhubungan baik. “Oh, iya, aku akan berangkat besok pagi ke reruntuhan kuno di Yanam. Jangan khawatir, setelah memberi tahu Keluarga Yamashita tentang itu, mereka bersedia mengirim beberapa pengawal untuk menjaga kalian semua. Jad kalian tidak perlu khawatir akan di
Dengan ransel dan sebatang rokok di tangan, tidak lama kemudian Gerald bergabung dengan Master Hantu dan Aiden. Menatap manor untuk terakhir kalinya, Gerald kemudian menghela napas dan berkata, "Ayo, pergi." Setelah masuk ke dalam SUV, mereka bertiga akan pergi ketika tiba-tiba terdengar ketukan di samping mobil. Sesaat terkejut melihat yang datang, Gerald lalu menurunkan kaca mobil dan mengeluarkan rokok dari mulutnya, lalu bertanya sambil tersenyum, “Ada yang bisa kubantu, Nona Futaba?” “Aku… aku ikut denganmu!” kata Fujiko, nada suaranya menunjukkan tekad yang sangat kuat. Gerald tentu saja terkejut mendengarnya, ia pun menjawab, “Meskipun kamu adalah Ratu Prajurit Jepang, tolong pahami perjalanan ini tidak akan berjalan mulus. Jadi aku harus menolak permintaanmu.” "Karena kamu sudah tahu gelarku, jadi kamu harus percaya bahwa aku bisa membantumu!" kata Fujiko sambil mengitari SUV dan mengetuk pintu di sebelah kursi penumpang. Aiden yang duduk di situ dan tidak tahu harus
“Sebenarnya, belum lama. Aku memperkirakan kamu akan berada di sini sekitar waktu ini, jadi aku keluar sedikit lebih awal,” jawab lelaki tua itu dengan ceria sambil menyelipkan tangan ke saku bajunya."Hmm? Apakah kamu juga mahir dalam meramal?” tanya Gerald sambil berbalik menatap Master Hantu."Tidak. Aku hanya memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk kami sampai di sini jika kamu berangkat saat fajar! Jangan khawatir, saya baru sebentar menunggu di sini supaya kita bisa menyelesaikan sesuatu lebih cepat,” jawab lelaki tua itu sambil menggelengkan kepalanya.Merasa sedikit senang bahwa lelaki tua itu sangat ingin pergi—dengan demikian menunjukkan betapa dia peduli dengan urusan Gerald—Gerald kemudian mau tidak mau bertanya, “Baik. Apakah kita akan segera berangkat?”Mengangguk sebagai tanggapan, lelaki tua itu kemudian berbalik menatap anggota keluarganya lalu berkata, “Ingat pesanku tadi malam. Awasi terus Futabas dan segera hentikan siapa pun yang mengancam mereka. Jik