”Kita harus mendiskusikan ini dengan ayahku. Mengingat seberapa besarnya masalah ini—sampai pada titik di mana Kai mulai mempekerjakan pembunuh internasional—aku lebih suka untuk tidak melakukan panggilan telepon sendiri,” gumam Fujiko sambil menggelengkan kepalanya, mendorong Gerald untuk tetap diam.Sekitar tengah hari ketika mereka berempat tiba di rumah Futaba. Untungnya, Gerald tidak lagi merasakan adanya individu yang bersembunyi di dekatnya.Saat keluar dari mobil, kelompok itu disambut oleh pemandangan sekretaris Takuya yang telah menunggu mereka di luar selama ini. Setelah melihat mereka, sekretaris dengan cepat memegang barang-barang yang dibawa Fujiko lalu berkata, “Nona Fujiko! Tuan Crawford! Masuk! Tuan sudah menunggumu!"Hanya mengangguk sebagai jawaban, kelompok itu kemudian memasuki manor dan tak lama kemudian, mereka menemukan Takuya yang telah menunggu mereka di ruang tamu.Berdiri sambil melihat mereka, Takuya melirik Aiden dan Master Hantu sebentar lalu berbalik men
"Baik!" jawab sekretaris itu dengan anggukan lalu segera meninggalkan ruang tamu.Tak lama kemudian, semua hidangan disajikan dan sebelum semua orang meletakkan setidaknya selusin hidangan Weston. Selain ayam dan ikan, selebihnya jujur tampak seperti masakan rumahan biasa. Meskipun begitu, hanya aroma makanannya—dan cara penyajiannya—membuat semua orang sadar bahwa ini adalah karya koki kelas atas. Karena semua makanan telah disajikan, Takuya yang tersenyum dengan cepat mulai membagikan sumpit sambil berkata, “Ayo, nikmati makanannya selagi panas dan beritahu aku apakah itu sesuai dengan keinginanmu! Sejujurnya, sejak saudara Gerald datang, aku makin menyukai makanan Weston! Sejujurnya, aku bahkan tidak yakin apakah aku akan terbiasa dengan makanan Weston saat Fujiko meminta aku untuk mencobanya!”"Nah? Apa kubilang!” jawab Fujiko yang senang.Setelah itu, semua orang menikmati makanan mereka tanpa banyak bicara. Setelah semua hidangan selesai, Takuya memerintahkan pelayannya untuk
Mendengar itu, Takuya langsung menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil lalu berkata, “Kamu bercanda, kan?”Meskipun benar bahwa kekuatan Gerald sangat tidak manusiawi, tidak mungkin Gerald bisa menghadapi keluarga besar dan kuat seperti itu sendirian, bukan?“Oh, aku serius dengan setiap kata yang kuucapkan, Tuan Takuya. Apakah Anda tidak percaya padaku?” tanya Gerald dengan serius, menandakan bahwa ia tidak akan bercanda tentang hal seperti ini. Bagaimanapun, mengeluarkan Futaba dari krisis ini adalah tiket tercepatnya untuk mempelajari rahasia suku Seadom.Memikirkan semua kejadian saat Gerald melindungi putrinya—dan mempertimbangkan nada serius Gerald—Takuya akhirnya menjawab, “Aku percaya padamu!”"Bagus. Dengan mengatakan itu, beri aku waktu untuk memusnahkan Kanagawa. Ada pun Endo dan Izumi, aku mengusulkan agar kita menghabisinya sesegera mungkin,” jawab Gerald sambil tersenyum.“Yah, jika mereka tidak memiliki informasi yang kita butuhkan, aku akan membunuh mereka berabad-
"Jadi begitu. Nah, kalian berdua boleh ke depan dan istirahat dulu, kalau begitu. Jika ada sesuatu yang kalian butuhkan, katakan saja padaku,” jawab Takuya, yang tahu bahwa ia hanya bisa menunggu kembalinya Gerald jika menginginkan jawaban.Pindah kembali ke Gerald dan Fujiko, keduanya dengan cepat masuk ke salah satu mobil Futaba dan mulai mengemudi ke tempat tinggal Yamashitas.Dalam perjalanan mereka ke sana, Fujiko tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap Gerald sambil bertanya, "Kamu benar-benar tidak tahu apa-apa tentang lelaki tua itu?"Bagi Futaba, Gerald seperti kubus rubik. Terlepas dari kenyataan bahwa Gerald telah tinggal di manornya dan Fujiko sudah mengenalnya selama sekitar satu bulan sampai sekarang, namun Fujiko masih merasa bahwa ia hanya tahu sedikit tentang Gerald.“Fujiko, kamu dan keluargamu adalah penduduk lokal dan kamu nyaris tidak tahu apa-apa tentang mereka. Apa yang membuatmu berpikir aku tahu apa-apa tentang Yamashitas? Sejujurnya, aku menuju ke sana unt
Beberapa saat kemudian, pria itu kembali sendirian dan berkata, "Tuan mengizinkanmu masuk!" “Terima kasih telah menyampaikan pesan padanya,” jawab Gerald sambil menempelkan telapak tangan dan mengepal sebelum memasuki area bersama Fujiko. Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, keduanya akhirnya tiba di rumah lelaki tua itu. Karena pria itu tidak mengantar mereka, jadi mereka menuju ke sana hanya bermodal ingatan.Ketika Gerald mendorong pintu rumah hingga terbuka, dia berbisik pada Fujiko, “Begitu kita bertemu lelaki tua itu, jangan katakan apa-apa. Aku ingin mengujinya terlebih dahulu." "Aku mengerti," jawab Fujiko sambil mengangguk. Kemudian keduanya berjalan menuju ruang tamu di mana lelaki tua itu sedang duduk di lantai tatami. Di depannya ada ketel botol. Ia menyadari kehadiran Gerald dan Fujiko, tetapi ia tidak bergerak sedikit pun. Tahu bahwa lelaki tua itu bisa berbicara dalam bahasa Weston—dan karena tidak ada orang lain di sekitarnya—Gerald tidak repot-repot harus
“Seperti yang kamu katakan, Yamashita tidak banyak berkomunikasi dengan keluarga lain, tetapi kita tidak membahas itu. Oh, iya, kamu memiliki Roh Primordial Hercules di dalam dirimu, kan?” tanya lelaki tua itu setelah menatap Gerald beberapa saat. Mendengar itu, Gerald hanya bisa tertawa canggung. Meskipun lelaki tua itu telah melihatnya, ia tidak benar-benar mau mengakuinya. Gerald sangat sadar bahwa orang-orang berbakat dan sakti seringkali menjadi sasaran. Bahkan justru kekuatannya mengakibatkan masalah dengan departemen militer serta tiga keluarga besar Yanam! “Jadi ternyata benar. Ya, aku senang kamu tahu cara menyembunyikan kesaktianmu dengan baik,” tambah lelaki tua itu sambil menyeringai. Gerald mengangguk perlahan kemudian menatap lelaki tua itu sebentar sebelum akhirnya bertanya, “Siapa… Anda sebenarnya, Pak Tua? Aku yakin Anda bukan hanya sesepuh dari keluarga Yamashita. Benar, kan?” Ada banyak pertanyaan di kepala Gerald. Pertama, bagaimana seorang Westoner bisa men
Gerald menyanggupi karena lelaki tua ini sepertinya mengenal Daryl dengan baik. Ia tidak bisa memungkiri kalau ia juga penasaran dengan masa lalu kakeknya. Ia memang pernah bertemu dengan Daryl ketika masih kecil, tetapi ingatannya tidak terlalu jelas. Mungkin dengan bantuan orang tua ini, ia bisa mendapat informasi alasan kakeknya yang sekarang mengalami perubahan drastis seperti itu. “Bagus kalau begitu. Silakan minum tehnya selagi kita lanjut mengobrol. Aku akan menyiapkan kamar untuk kalian berdua malam ini. Sudah waktunya kamu menyuruhnya kembali ke dalam. Lagi pula, sebenarnya tidak ada yang disembunyikan. Dan kalian berdua adalah pasangan kekasih, kan?” jawab orang tua itu sambil tersenyum. "Anda tahu?" kata Gerald sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. “Meskipun kami tidak berkomunikasi denga orang-orang dari dunia luar secara langsung, bukan berarti kami tidak tahu apa yang terjadi di luar sana,” jawab lelaki tua itu sambil mengangguk.Gerald tidak tahu harus menanggap
“Hmm? Apa maksudmu?" tanya lelaki tua itu yang jelas merasa bingung."Ya, ia meninggalkan keluargaku untuk membentuk Keluarga Crawford baru di sebuah pulau di luar Laut Yanam yang sayangnya belum kutemukan," jawab Gerald sambil menghela napas. “Ia… membentuk Keluarga Crawford baru? Itu tidak mungkin! Daryl sangat mencintai keluarganya daripada hidupnya sendiri! Mana mungkin ia meninggalkanmu begitu saja dan membentuk keluarga baru?" seru pria tua itu saat matanya melebar tak percaya. Gerald mengangkat bahu dan menjawab, "Aku tidak tahu." Seperti mendengar sebuah cerita dongeng, lelaki tua itu bertanya, "Baik, jadi ... Bagaimana hubungan antara kedua keluarga itu sekarang?" “Keluarga Crawfordku tidak berhubungan baik dengan Crawford yang baru. Perlu aku tekankan juga bahwa aku satu-satunya anggota kekuarga yang tersisa,” jelas Gerald. "Apa? Lalu bagaimana dengan orang tuamu? Aku memang tidak tahu banyak tentang kamu, tapi aku ingat dengan jelas saudara iparku melahirkan seorang ana