Cedera Chester hampir sepenuhnya sembuh. Jadi Gerald mengajak Chester dan membawa surat itu. Mereka tiba di Kota Qerton saat senja hari. “Hari sudah mulai gelap. Haruskah kita pergi ke gunung hari ini?” tanya Chester. “Kita akan mencari hotel untuk bermalam dulu. Kita akan pergi ke gunung besok pagi-pagi sekali!” Gerald menjawab sambil menatap langit. Dia juga melihat sekeliling Kota Qerton. Kota ini dikelilingi oleh gunung-gunung menjulang yang tak terhitung jumlahnya.Kemudian Chester mencari hotel dan memesan dua kamar. Setelah meletakkan barang bawaan mereka di kamar masing-masing, keduanya pergi makan di sebuah restoran sederhana. Mereka memesan beberapa hidangan khas lokal dan kembali ke hotel setelah cukup kenyang. Namun tiba-tiba resepsionis di meja depan memanggil mereka.“Tuan! Saya benar-benar minta maaf!” Resepsionis itu menghampiri dengan senyum memelas. "Ada apa?" tanya Chester. “Mmm, hotel kami hampir penuh dipesan. Jadi, kami membatalkan pesanan Anda. Barang-barang
“Berlutut dan bersujud di depan Nona Sime sekarang juga! Siapa tahu Nona Sime mau memaafkanmu!” Pengawal itu berkata dengan suara dingin. “Saudaraku, kau harus memaafkan ketika kau mampu untuk memaafkan. Tidak perlu berlebihan. Kami sama sekali tidak bermaksud menyinggungmu," kata Gerald. Setelah itu, dia berjalan untuk mengambil kopernya yang tadi ditendang oleh pengawal itu dan bersiap untuk pergi lagi. “Pfft! Apakah aku mengatakan bahwa kau diizinkan untuk pergi? Siapa tadi yang mengatakan bahwa dia tidak peduli apakah aku Nona Sime atau Nona Some? Dave, aku ingin kau mematahkan semua giginya!” ujar wanita muda itu dengan dingin. Chester sangat geram dan hanya bisa menahan amarahnya. Ketika salah satu pengawal mendengar kata-kata Nona Sime, dia menendang lagi koper yang diambil Gerald. "Kau mau cari mati rupanya!" Keempat pengawal itu berteriak serempak. Sambil mengatakan itu, mereka mengeluarkan tongkat dan mengayunkannya ke arah Gerald dan Chester."Hmph?” Meskipun Gerald a
Aiden bersama sekelompok pria dan wanita. Gerald melirik mereka beberapa kali karena dia merasa ada kekuatan batin di sekeliling mereka. Tampaknya mereka semua adalah orang-orang yang mahir bela diri. “Aku baru tiba pagi ini, Kakak! Kenapa kamu ada di sini? Apakah untuk mengikuti pelatihan juga?” tanya Aiden heran. “Pelatihan apa?” tanya Gerald. "Uhuk! Ugh!” Tiba-tiba seorang gadis yang berdiri di samping Aiden terbatuk sebagai isyarat kepada Aiden agar tidak melanjutkan omongannya."Ini adalah kakakku. Kami berdua mau ngobrol sebentar. Kalian pergi duluan saja,” kata Aiden sambil menatap mereka. Gerald awalnya bermaksud mengangguk pada mereka untuk menyapa. Toh, bukankah mereka teman Aiden? Tetapi rupanya tak satu pun dari mereka memandang Gerald atau menyapanya. Mereka langsung masuk ke dalam lift."Siapa mereka? Apakah mereka dari wilayah militer?” Gerald tidak bisa menahan rasa penasarannya begitu mereka tiba di kamar Gerald. Terutama karena Gerald sangat ingin tahu tentang p
Tidak lama setelah itu, Gerald, Aiden, dan Chester turun.“Hei! Aiden, sini!”Gadis-gadis itu melihat mereka dan segera menyapa Aiden. Pemimpin gadis-gadis itu adalah seorang gadis bernama Lijane. Lijane dan Aiden sama-sama lulusan dari Universitas Sunnydale. Setelah lulus, Lijane bekerja di kota kelahirannya, Kota Qerton. Tetapi dia selalu berkomunikasi dengan Aiden.Meskipun semua gadis itu sangat cantik dan mempesona, masih ada peringkat di antara mereka. Lijane berada di peringkat kedua. Karena di antara mereka, ada seorang gadis dengan rambut yang sangat panjang. Dia sangat cantik dan sempurna dengan riasan make-up tipis. Setiap kali dia tersenyum, seolah dunia sekitarnya langsung membekuBeberapa pria yang sedang menunggu bus di halte di sebelah mereka langsung mengeluarkan ponsel dengan niat jahil. Mereka diam-diam memotret gadis jangkung nan cantik itu.Namanya Xola, dia adalah teman akrab Lijane.Hari ini mereka mau jalan-jalan dan bersenang-senang bersama. Mereka sudah s
Jadi mereka memutuskan duduk di meja ujung.Gerald tidak menyadari bahwa kedatangannya menarik perhatian salah satu pelayan yang ada di sana. Pelayan itu diam-diam melirik Gerald beberapa kali.Setelah mengkonfirmasi identitas Gerald, dia meletakkan piring yang dipegangnya sebelum kemudian berbalik dan pergi. Pada saat yang sama, dia juga mengatakan sesuatu di walkie-talkie-nya.Sementara itu, seorang wanita cantik yang berpakaian sangat mewah dan elegan muncul dan langsung menarik perhatian banyak orang. Dia memiliki senyum yang sangat indah dan berjalan menuju meja di depan yang sudah ditempati oleh orang-orang dari tim pelatihan."Fernando! Kamu di sini?"Wanita itu tersenyum sambil menyapa seorang pria bermata sipit yang duduk di sana. Kemudian ia tersipu. Wajahnya yang cantik bersemu merah begitu melihat pria bernama Fernando."Matilda, lama tidak bertemu!" jawab Fernando yang hanya mengangkat matanya dan memaksakan senyum di wajahnya yang dingin.“Nona Matilda! Kau berjanj
Pada saat yang sama, Fernando juga kebetulan melihat kedua pria itu setelah mengikuti arah yang ditunjuk oleh si pengawal. Sudah ada puluhan pengawal mengelilingi kedua pria itu saat ini. “Berengsek! Habislah kalian kali ini! Fernando, aku juga ingin kamu mencongkel matanya dan mematahkan semua anggota tubuhnya!” kata Matilda dengan marah sambil mengepalkan tinjunya. Fernando mengangguk setuju. Sementara itu, Gerald, Chester, dan Aiden, sedang fokus memperhatikan pertarungan yang terjadi di dalam arena.Kedua petarung itu tampaknya telah berlatih keras dalam waktu yang lama. Skill dan kemampuan mereka juga luar biasa. Jadi pertarungan mereka juga sangat seru. "Tuan Crawford, sepertinya ada yang tidak beres. Pengawal itu tampaknya mau menghampiri kita. Di tambah lagi, aku juga sempat melihat Nona muda yang kita temui tadi siang!” kata Chester sambil meminum jusnya dan masih memperhatikan pertarungan yang sedang berlangsung di arena.“Mm. Aku sudah memperhatikannya sejak tadi. Aku mel
Saat mendengar itu, semua orang langsung gemetar karena takut. Keahlian dan kekuatan Fernando sangat terkenal di seluruh Asosiasi Seni Bela Diri. Sejak Fernando masih remaja, seorang top master pun tidak bisa melawannya. Fernando sangat berbakat dan juga sangat menakutkan! Detik kemudian, semua orang melihat seorang pria muda dengan aura yang sangat luar biasa perlahan berjalan menaiki panggung tinggi sambil sedikit menyipitkan matanya. Setelah itu, dia menunjuk Gerald dan berkata dengan dingin, “Matilda mengatakan bahwa kau sangat pandai bertarung. Jadi, kenapa tidak menerima tantanganku? Aku ingin lihat seberapa kuat kau sebenarnya!” Fernando menggelengkan kepala dan tersenyum kecut sambil mengamati orang-orang yang hadir. Sementara itu, Aiden tidak menyangka bahwa Matilda benar-benar bisa membuat Fernando bertarung untuknya. Saat ini dia sudah berkeringat dingin di seluruh wajah."Maaf, tapi aku tidak tertarik sama sekali!" Gerald hanya menjawab enteng. Gerald benar-benar tidak
“Tuan Crawford dari Kota Mayberry?” Matilda juga terkejut. "Mustahil! Hmph! Kau pasti cuma berpura-pura menjadi Tuan Crawford karena kau tahu bahwa kau akan mati di sini, kan?” Matilda buru-buru berkata setelah berpikir cepat. Sementara itu, gadis-gadis yang datang bersama Aiden, cara mereka memandang Gerald mulai berubah. “Menurutku dia cuma berpura-pura menjadi Tuan Crawford dari Kota Mayberry karena dia telah mengganggu Nona Sime. Mungkin itu satu-satunya cara dia menyelamatkan hidupnya hari ini. Kalau tidak, dia akan menjadi cacat!” Orang-orang mulai kasak-kusuk.Saat Gerald akan pergi, Yuno langsung berjalan menuju panggung arena dan menatap tajam ke arah Gerald. “Hei, Berengsek! Kalau kau berani melangkah, aku pastikan darahmu akan berceceran di mana-mana!" teriak Yuno dingin. “Yuno juga seorang master dari Asosiasi Seni Bela Diri. Tentu saja dia tidak akan membiarkan orang yang berpura-pura menjadi Tuan Crawford ini bisa pergi begitu saja” “Kurasa anak muda ini sudah sanga