"Sana mandi dulu, bukankah baju itu sudah menempel di tubuhmu selama tiga hari? Apa tidak gerah?"Alea tersenyum jutek, membuat wajah cantiknya terlihat semakin menggemaskan.Tristan mengangguk tanpa daya, pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sebelum kemudian menghampiri Alea yang sudah lebih dulu naik ke tempat tidur."Apa kau sudah makan?" tanya Tristan."Sudah," jawab Alea singkat."Baguslah, tadi itu apa yang ingin kau bicarakan?"Alea menoleh, kali ini dia menatap Tristan dengan serius."David, jujur saja aku sebenarnya tidak terlalu nyaman tinggal di hotel ini. Karena besok ibu akan kembali dari rumah sakit, bagaimana kalau tinggal di rumah ibu saja?"Tristan jelas tahu apa alasan Alea mengatakan tidak nyaman tinggal di hotel, yaitu dikarenakan tidak ingin melihat suaminya hidup menhamburkan-hamburkan uang.Andaipun Alea memiliki uang berlebih, dia tidak akan mau berlama-lama menginap di hotel, karena hanya akan memperkaya orang yang sudah kaya.Bagi Alea, lebih baik ua
Alea tercengang, lalu menoleh ke arah Tristan dengan tatapan menelisik. Alea tidak tahu apa yang membuat para pengawal itu berjatuhan, tapi Alea yakin sekali jika itu adalah ulah Tristan."David, apa kamu mempelajari ilmu sihir?"Tristan tersenyum geli, lalu mengusap kepala Alea."Ilmu sihir apanya? Orang-orang itu berjatuhan kerena aku melempar jarum untuk mengunci titik akunpuntur di tubuh mereka," jawab Tristan tanpa berniat menyembunyikan apa pun."Begitu, ya?" Alea mengangguk seperti orang bodoh, "Selain untuk menyembuhkan orang, teknik akupuntur juga bisa digunakan untuk melumpuhkan musuh?"Alea menyaksikan sendiri ketika Tristan menyembuhkan ibunya, Devina More dengan teknik akupuntur ajaib, tapi tidak menyangka jika teknik medis itu juga bisa digunakan untuk mencelakai orang."Bukan sekedar melumpuhkan, tapi membunuh mereka semua jika aku mau," jawab Tristan santai.Ekspresi Tristan terlihat seperti orang yang tengah bercanda, tapi tetap saja membuat Alea bergidik ngeri."Suda
Di bawah intimidasi Tristan, sekujur tubuh pria berkumis kotak itu menggigil ketakutan, seolah sedang berada di tepi jurang neraka."Sial!"Tristan mengumpat kesal, ekspresi wajahnya penuh dengan rasa jijik. Tristan berdiri lalu sedikit menjaga jarak dari pria berkumis kotak tersebut.Siapa yang akan menyangka, jika seorang pria berwajah seram, juga seorang ketua gengster meskipun abal-abal, akan buang air di celana hanya kerena tekanan mental.Tristan bahkan harus menutup hidung, karena tidak tahan dengan baunya yang teramat pesing."Cepat katakan, sebelum aku menjejalkan kepalamu ke air senimu itu!"Kali ini Tristan sudah tidak sabar, terlebih lagi dia bisa muntah jika berlama-lama berada di dekat pria berkumis kotak itu."Ampun, Tuan. Kami hanya menjalankan perintah dari Herman Ricci." ucap pria berkumis kotak dengan suara tersedu, dia hampir menangis ketakutan."Herman Ricci?" Tristan mengernyit, lalu menoleh ke arah Sarah Clarke yang saat ini telah dibebaskan oleh Alea, "Apa kau m
Sarah Clarke semakin tidak mengerti. Meski begitu, dia tetap melakukan apa yang diminta Tristan, mengeluarkan ponsel lalu menghubungi Sony Martin.Setelah mencoba beberapa kali, panggilan Sarah Clarke tetap tidak dapat terhubung, dikarenakan nomor milik Sony Martin sudah tidak aktif.Sarah Clarke tentu saja merasa keheranan, hal ini sangat tidak lazim. Sony Martin sudah menjadi kepala lab di Shining Corp selama dua tahun terakhir, dan selama itu tidak pernah sekali pun menonaktifkan ponselnya."Kenapa tidak bisa dihubungi?" gumam Sarah Clarke yang lebih kepada diri sendiri.Karena tidak dapat menghubungi Sony Martin, Sarah Clarke lantas menghubungi karyawan lab yang lain.Di sini akhirnya Sarah Clarke mengetahui bahwa Sony Martin tidak masuk kerja, bahkan kemarin sudah meyerahkan surat pengunduran diri ke departemen sumber daya manusia.Tristan melihat ekspresi kesal Sarah Clarke melalui spion di atas kepala, lalu tersenyum sedikit."Sebenarnya aku sudah menyadari jika pria bernama Son
Tristan memutus sambungan setelah membuat janji temu dengan Sammy Clarke. Selanjutnya Tristan langsung pergi, dan menyerahkan urusan pembuatan sampel baru pada Alea dan Sarah Clarke.Setelah bertemu Sammy Clarke, keduanya langsung menuju lokasi keberadaan Cadric Flow."Kau tahu apa tujuan Cadric datang ke Kota Fuji?" tanya Tristan.Sammy Clarke mengangguk, lalu menceritakan apa yang ia ketahui."Deckard Graham merasa terganggu dengan kematian Kenzo Glazier yang dinilai tidak wajar, jadi dia mengirim Cadric untuk menyeledikinya.""Dikarenakan istri alharhum Ansel Bartles sempat menyuarakan kejanggalan dari tragedi pengeboman waktu itu, Deckard curiga jika kematian Kenzo Glazier adalah upaya balas dendam dari keluarga Bartles.""Begitu rupanya." Tristan tersenyum dingin disertai sorot mata berkilat, "Kita anggap saja kedatangan Cadric ke sini adalah untuk mengantarkan nyawanya."Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, akhirnya Tristan dan Sammy Clarke tiba di rumah kecil yang m
Cadric Flow tidak bisa bernapas. Dia mengerahkan seluruh kemampuan untuk melepaskan diri, tapi lengan Tristan yang tampak halus itu tidak goyah sama sekali."Bajingan, entah siapa pun kamu, cepat lepaskan Jendral Cadric!"Melihat atasannya kesulitan, dua orang ajudan Cadric Flow langsung mengambil ancang-ancang untuk membantu.Tristan menoleh, disertai senyum meremehkan terukir di sudut bibirnya."Apa kalian berani?"Ditantang secara terang-terangan, keduanya saling bertukar isyarat lalu dengan kompak menyerbu ke arah Tristan.Melihat ini, senyum di wajah Tristan tidak surut sedikit pun. Tristan mengayunkan lengannya dengan ringan, membuat Cadrid Flow terlempar menghantam kadua ajudannya.Basis kultivasi ketiga orang ini tidak bisa dikatakan rendah. Meski begitu, mereka belum layak untuk menjadi lawan Tristan.Sammy Clarke baru saja turun dari mobil, dia berdiri beberapa langkah di belakang Tristan.Tristan melihat ke arah Sammy Clarke. "Sam, sekarang ini level kultivasimu sudah mencap
Lionel Xandro mendongak dengan mata melebar. Dia langsung membetuk formasi bertahan, demi memblokir pukulan tinju Sammy Clarke.Baaaam!Benturan keduanya menghasilkan ledakan teredam, Sammy Clarke terdorong mundur beberapa meter, begitu juga dengan Lionel Xandro.Raut wajah Lionel Xandro tampak begitu serius. Jika dia terlambat sedetik saja untuk memblokir serangan Sammy Clarke barusan, dapat dipastikan tubuhnya akan hancur menjadi abu."Jendral Clarke, sepertinya tidak peduli apa pun risiko yang menantimu, kau tetap ingin menjadi musuh militer, ya?"Sudut bibir Cadric Flow melengkung, menunjukkan senyum jahat.Dia sudah cukup terkejut melihat Sammy Clarke berani mengabaikan ancaman darinya, tapi tidak menyangka Sammy Clarke langsung menginisiasi serangan tanpa ragu.Sammy Clarke mendengus dingin, merasa jijik ketika mendengar perkataan Cadric Flow."Apa kau tidak malu mengatasnamakan militer?Kalian ini hanya orang-orang serakah, orang-orang yang berbuat semena-mena demi kepentingan ke
"Kalau aku monster, lalu sebutan apa yang cocok untuk dirimu?"Tristan tersenyum dingin, sambil terus memperpendek jarak dengan Cadric Flow."Oh, ya, hari ini, aku ingin mengirim kepalamu sebagai hadiah untuk Deckard Graham si serakah itu!"Cadric Flow sadar dirinya sedang berdiri di tepi jurang kematian. Dia ingin lari, tapi sialnya dia seakan tidak memiliki kuasa pada tubuh sendiri.Bahkan untuk bergeser dari posisinya berdiri pun ia tidak mampu, yang bisa ia lakukan hanyalah tertawa putus asa, dan mengeluarkan ancaman."Aku tidak tahu siapa kamu, tapi jika kamu membunuhku, maka kamu akan menjadi buronan militer!""Benarkah?" Senyum menghina di wajah Tristan tidak surut.Pada saat ini, Tristan hanya ingin mengakhiri permainannya sesegera mungkin. Dia memunculkan energi berbentuk pedang dari ujung jari, bersiap untuk memenggal kepala Cadric."Kakak, apa kamu benar-benar ingin mengirim kepalanya pada Deckard Graham?" tanya Sammy Clarke sesaat sebelum Tristan melakukan tebasan."Hmmm!"
"Ya, apa pun pasti aku lakukan!"Alfred Wilson sebenarnya masih ingin mempertahankan ego di depan Tristan, tapi dia tidak berdaya karena saat ini Tristan adalah satu-satunya harapan yang tersisa untuk kesembuhan istrinya."Baiklah, kalau begitu kalian berdua pergi temui istriku, dan minta maaf padanya. Lalu biarkan juga dia menamparmu seperti yang kau lakukan padanya kemarin malam."Tristan berkata dengan ringan, dan kilasan senyum jahat muncul di sudut bibirnya.Alfred Wilson melotot, tidak masalah baginya harus sedikit merendah di depan Tristan, tapi menemui Alea dan meminta maaf secara pribadi, benar-benar membuat martabatnya habis tak tersisa.Lagipula kapan ada sejarahnya seorang kakek mendatangi cucu untuk memohon maaf?"David, kamu jangan keterlaluan!" bentak Aldric Wilson, dia juga merasa keberatan untuk melakukan permintaan Tristan."Kenapa? Apa kalian berdua tidak mau? Kalau tidak mau juga tidak masalah, aku tidak akan memaksa. Lagipula jika bukan karena Alea, aku tidak pern
"Lancang, beraninya kau bicara seperti itu saat bertemu denganku!"Atmosfir di ruangan itu memanas dalam sekejap, Alfred Wilson menggertakkan gigi, dia ingin maju untuk memarahi Tristan."Ayah, abaikan saja dulu manusia tidak berguna itu, nanti biar aku yang memberinya pelajaran. Saat ini menemukan jalan keluar untuk penyakit ibu jauh lebih penting!"Melihat sang ayah tidak bisa mengendalikan diri, Aldric Wilson buru-buru mengingatkan. Dia tidak ingin ayahnya membuat Hendrik Liam tersinggung karena membuat keributan di ruangan tersebut.Terlebih lagi saat ini mereka sedang membutuhkan iinformasi penting dari Hendrik Liam.Alfred Wilson melengos, dia beralih menatap Hendrik Liam. Ekspresi kesal di wajahnya menghilang seketika, dan berganti dengan senyum menjilat.Dia berkata, ''Dokter Liam, kebetulan sekali Anda sedang berada di tempat. Kami di sini untuk menanyakan informasi keberadaan seseorang, jadi mohon bantuannya."Hendrik Liam tersenyum sarkas. "Apakah kalian sedang mencari seor
Di sisi lain, keluarga Wilson sedikit bernapas lega setelah berhasil mendatangkan seorang ahli bedah terbaik, meski harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.Begitu tiba di rumah sakit, Dokter Jimmy Laurent, ahli bedah yang didatangkan dengan susah payah oleh keluarga Wilson itu langsung meminta data Nenek Lena kepada tim medis.Sebagai orang yang sangat berpengalaman di dunia medis, dia selalu mempelajari dan mengalisa kasus pasien terlebih dulu sebelum membuat rencana operasi."Dokter, saya belum pernah menemukan pasien dengan riwayat penyakit sekompleks ini," ujar asisten pribadi dokter Jimmy Laurent, wajahnya tampak cemas.Dokter Jimmy Laurent mengangguk, dia juga merasa gelisah setelah membaca riwayat penyakit nenek Lena secara keseluruhan.Tidak ingin gegabah dalam menangani penyakit Nenek Lena sudah begitu memburuk, dokter Jimmy Laurent lantas membawa timnya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.Kurang lebih dua jam mempelajari kondisi nenek Lena dengan hati-hati, dokter Jimmy
"Tutup mulut busukmu itu dan berhentilah membual! Asal kau tahu saja, Alea. Jika bukan karena permintaan dari istriku, aib keluarga sepertimu tidak akan aku izinkan untuk menginjakkan kaki di rumah sakit ini!" bentak Alfred Wilson.Alea tercekat, dan pada saat bersamaan merasa sangat sedih.Dia hanya sedang berusaha menunjukkan jalan keluar agar neneknya bisa diselamatkan, tapi kakeknya malah sampai hati melontarkan perkataan yang sangat kasar padanya.Meski begitu, Alea sebisa mungkin mengabaikan sakit hatinya. Dia tidak ingin memedulikan hal lain, karena yang terpenting baginya adalah kesembuhan sang nenek tercinta.Alea kembali membuka mulut, dia tidak ingin menyerah begitu saja. "Baiklah, Kek. Tidak masalah jika Kakek tidak mau mempercayaiku, tapi tolong biarkan suamiku mencoba mengobati nenek saat ia datang nanti."Mendengar perkataan Alea, Alfred Wilson justru semakin marah dan tanpa pikir panjang mengayunkan tamparan hingga meninggalkan jejak merah lebam di pipi mulus Alea.Pla
Di rumah sakit Kota Fuji, Keluarga Wilson tengah duduk bersama di ruang tunggu.Masing-masing dari mereka terlihat lesu, setelah mengetahui kondisi terkini nenek Lena.Tim medis baru saja menyelesaikan pemeriksaan secara menyeluruh, kemudian memberitahu pihak keluarga bahwa terdapat tumor ganas kepala di bagian belakang nenek Lena, dan itulah yang menjadi faktor memburuknya kondisi kesehatan wanita tua tersebut.Kondisi terkini nenek Lena dikatakan sangat tidak optimis, dia diharuskan menjalani prosedur bedah selambatnya dalam dua hari kedepan. Jika tidak, nyawanya dipastikan tidak akan tertolong lagi.Keluarga Wilson termasuk salah satu keluarga teratas di Kota Fuji, mereka tentu saja tidak kekurangan uang, dan pasti mampu membayar prosedur operasi meskipun biayanya sangat mahal.Akan tetapi, penyakit nenek Lena sudah sangat kompleks dikarenakan faktor usia, dan sialnya di Kota Fuji belum ada ahli bedah syaraf yang memiliki kemampuan untuk menangani operasi nenek Lena.Negara Dentalu
Aeolus jatuh ke tanah, tubuhnya membusuk dengan cepat sebelum akhirnya hancur menjadi abu."Bisa-bisanya kau ingin kabur setelah membawa kembali kelompok ekstrimis memasuki negaraku!" desis Tristan dingin.Tak lama setelahnya, pihak aliansi bela diri telah sepenuhnya berhasil menghancurkan kelompok estrimis.Allison Mount datang memimpin aliansi untuk menghadap Tristan.Allison Mount langsung membungkuk hormat, diikuti oleh para tokoh senior lainnya."Tuan Graham, aku mewakili aliansi bela diri menuturkan rasa terima yang sebesar-besarnya. Entah apa yang akan terjadi pada kami semua jika kau secara kebetulan tidak ada di sini."Setalah apa yang terjadi hari ini, Allison Mount yang sebelumnya menyapa Tristan dengan sapaan Raja Martial Graham, kini tidak berani lagi menggunakan kalimat tersebut, karena jelas-jelas level Tristan jauh di atas raja martial art.Tristan mengibaskan tangan dengan ringan dan tersenyum rendah hati. "Untuk apa hanya berterimakasih padaku? Bukankah semua orang d
Hanya dalam waktu yang sangat singkat, teknik serangan aneh Bedros sudah berhasil membuat jiwa keduanya terikat, dan hal tersebut membuat Tiristan benar-benar tidak tahu bagaimana harus mengatasinya.Tidak masalah bagi Tristan ketika harus melawan musuh yang sangat kuat, bahkan musuh yang tidak bisa disentuh sekali pun.Namun, cukup sulit bagi Tristan untuk melakukan sesuatu jika jiwa keduanya terikat. Tristan bahkan tidak berani menggunakan api hitam pemusnah jiwa, karena itu dapat membuat dirinya sendiri ikut terbakar.Pada saat ini, Tristan hanya bisa bertahan sekuat mungkin agar jiwanya tidak terhisap ke dalam dimensi buatan Bedros.Tristan juga berpikir keras demi menemukan celah agar terlepas dari teknik aneh tersebut."Mungkinkah teknik ini hanyalah sebuah pengalihan? Bagaimana kalau aku serang saja tubuh aslinya?"Memikirkan kemungkinan tersebut, Tristan langsung melepaskan pukulan lurus berbalut energi sejati ke arah depan.Whuush!Hantaman telak menerpa tubuh Bedros, dan pad
Bola mata Tristan sedikit menyipit, dia menebak Bedros baru saja menelan pil pertumbuhan.Barang yang diciptakan secara khusus di laboratorium Castil Kegelapan itu sangat luar biasa, mampu memicu efek instan dalam pembentukan masa otot, serta memaksakan peningkatan energi internal.Sebelum menelan pil pertumbuhan, Bedros tinggal selangkah lagi untuk mencapai level manusia supreme. Kini berkat pil tersebut, level kultivasinya langsung melonjak tiga tingkatan, yang itu berarti ia sekarang berada di level menengah manusia supreme."Hiaaa!"Seperti tembakan peluru, Bedros melesat ke atas untuk menyerang Tristan."Heh, hanya trik kecil!"Meski sedikit takjub dengan peningkatan kultivasi Bedros, tapi tidak ada banyak perubahan pada ekspresi di wajah Tristan. Dia masih tetap santai dan hanya tersenyum main-main.Menghadapi manusia supreme level menengah, bagi Tristan itu tak ubahnya seperti menindas anak kecil.Terlebih lagi Tristan tahu betul jika sesuatu yang dipaksakan pasti akan memiliki
Begitu Bedros selesai bicara, dia mengepalkan tangannya dan energi internal pun melonjak dengan liar di sekujur tubuhnya.Tritan tersenyum aneh, sejak mendapatkan hidupnya kembali, ini adalah kali pertama Tristan merasa sedikit antusias ketika bertemu lawan.Meskipun Bedros belum sepenuhnya mencapai level manusia supreme, tapi dia tinggal selangkah lagi untuk memasuki ranah manusia supreme.Jadi, setidaknya Bedros dapat memberikan sedikit hiburan bagi Tristan.Tiba-tiba, Tristan melesat dengan cepat dari arah tribun, aliran udara di depannya terbelah dan langsung menuju ke arah Bedros."Hmmm?"Pupil mata petarung elit dari Organisasi Castil Kegelapan itu menyusut. Dia dengan cepat membuat perisai internal untuk membendung kekuatan Tristan.Meski begitu, tubuhnya tetap goyah seakan terdorong oleh kekuatan yang sangat besar."Hiaa!"Bedros berteriak keras, energi internal menyembur keluar dari kepalan tinjunya, kemudian melepaskan pukulan ke depan dan mengadu kekuatan internal dengan Tr