Share

Chapter 4

Penulis: EfraSainaSada
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah terlihat beberapa orang berdiri di depan pagar dan sedang berbicara dengan seorang satpam.

"Selamat siang ada yang bisa saya bantu," tanya Satpam tersebut.

"Kami dari RP crop ingin bertemu dengan pemilik rumah ini," kata Arga yang juga berdiri disana.

"RP crop, sebentar, Pak, saya kasih tuan rumah dulu," kata satpam tersebut lalu menelpon pemilik rumah.

"Silakan masuk, Pak," ucap satpam tersebut lalu membuka gerbang. Beberapa orang itu masuk ke dalam rumah termasuk Arga dan Radi. 

"Selamat datang di rumah kecil ini tuan, suatu kehormatan bertemu langsung dengan sang raja bisnis," ucap Bambang (ayah angkat Serena).

"Silakan duduk tuan," ucap Lastri ( ibu angkat Serena). Radit dan Arga pun duduk di ikuti 3 orang lainnya

"Sebentar, Pak, Say panggilkan Alexa dulu," ucap lastri berbisik.

"Iya, Bu jangan lupa suruh bibi buatkan minum terenak dan camilan," ucap Bambang berbisik. Ehemmmm

"Eh tuan mohon maaf," ucap Bambang yang kaget dengan suara dehem Radit. Di kamar rumah pak Bambang terlihat Lastri sedang membangunkan anaknya yang tidur. 

"Alexa bangun," ucap Lastri berusaha membangunkan anaknya.

"Mah apaan sih Alexa masih ngantuk," ucap Alexa tanpa bangun.

"Alexa cepatan bangun, lalu mandi dan jangan lupa dandan yang sedikit cantik di bawah ada orang dari RP crop, Raditya Prasetyo," ucap Alexa.

"Mama kenapa nggak bilang dari tadi sih," ucap Alexa secepat kilat berlari masuk ke kamar mandi.

Di Ruang Tamu

"Pak bambang dimana putrimu," tanya Radit dingin.

"Ah sebentar lagi akan turun tuan," kata pak Bambang.

"Halo semuanya," sapa Alexa yang berdiri di tangga terakhir.

"Sini, Sayang, duduk di sini," ucap Lastri. Alexa pun berjalan mendekat dengan gaya jalan yang sedikit pelan dengan gaun yang sedikit seksi berharap Radit tergoda.

"Apakah itu putrimu?" tanya radit dengan suara dingin.

"Ah iya tuan ini putri semata wayang kami," ucap Lastri dengan bangga.

"Oh yah kudengar kalian masih memiliki satu putri lagi," tanya Radit dengan sinis.

"Itu dia tuan adik saya itu suka keluyuran sampai malam, dia pembakang yang suka menggoda laki-laki kaya, kamu tau tuan pacar saya di rebut sama dia, tapi nggak apa-apa tuan saya ikhlas kok yang penting adik saya bahagia," ucap Alexa pura-pura pura.

"Silahkan tanda tangan dokumen itu," ucap Radit dingin karena dia tidak suka alexa menjelekkan nama Serena.

Bambang yang terlalu senang pun langsung langsung menanda tangani dokumen yang dia pikir itu adalah dokumen kerja sama perusahaan Pratama dengan RP crop, setelah selesai dia pun memberikan dokumen itu kepada Radit.

"Semua hutang kalian sudah lunas," kata Arga lalu memberikan satu lembar kertas yang sudah di tanda tangani oleh Bambang.

"Terimakasih, Tuan," kata Bambang.

"Dan jangan pernah cari Serena Narayana ataupun mengusik kehidupannya karena dia sudah jadi milik saya," kata Radit lalu berdiri dan berjalan keluar.

"Tuan tunggu apa maksudnya," tanya Alexa sambil memegang tangan Radit.

Radit yang tidak suka di pegang sama Alexa pun menepis tangannya dengan kasar dan menatap Alexa dengan tajam yang membuat nyali Alexa pun menciut.

"Dokumen yang sudah di tanda tangan oleh ayahmu itu adalah bukti bahwa hutang kalian lunas dengan syarat bahwa  nona Serena akan menikah dengan tuan Raditya Prasetyo," ucap Arga yang membuat keluarga Pratama kaget.

"Apa Serena akan menikah dengan tuan Raditya Prasetyo," tanya Alexa.

"Iya itu benar sekali nona Alexa Pratama," jawab Arga.

"Nggak, itu nggak mungkin, itu tidak benar kan kenapa tuan radit mau menikah dengan anak adopsi itu, dia itu persmpper ngga benar, mendingan menikah dengan saya saja tuan," ucap Alexa percaya diri.

"Nona Alexa tapi tuan tidak tertarik dengan Anda," ucap Arga.

"Kenapa?" tanya Alexa.

"Karena kamu bermuka dua," jawab Radit skakmat, Radit dan Arga pun melanjutkan langkahnya. Alexa yang mendengar Serena akan menikah dengan orang kaya nomor satu di dunia pun tidak terima, mengapa Serena selalu berada di atasnya.

"Pa, aku nggak terima anak pungut itu menikah dengan Raditya Prasetyo, pokoknya harus aku yang akan menikah dengan radit dan menjadi nyonya Prasetyo", ucap Alexa

"Iya sayang mama juga nggak suka dia menikah dengan pria kaya," ucap Lastri

"Kita harus merencanakan sesuatu agar Serena kembali kesini," ucap Bambang

"Pokoknya bagaimana pun caranya kita harus menemukan Serena dan menikahkan dengan pria tua itu," ucap Alexa.

"Mama setuju bila perlu kita tekankan dia supaya berada di kendali kita," ucap Lastri membara.

"Halo, kamu cari Serena anak angkat saya secepatnya," ucap Bambang menyuruh anak buahnya. Mereka tidak sadar semua pembicaraan mereka di dengar oleh Radit karena Radit suda memasang alat penyadap suara di sofa yang dia duduk di rumah keluarga Pratama.

"Mereka benar-benar serakah dan licik tuan," kata Arga

"Suruh beberapa bodyguard untuk menjaga Serena dan mamah, jangan sampai kentara," ucap Radit.

"Baik, hallo Joni tolong kirimkan sepuluh bodyguard untuk menjaga nyonya Prasetyo dan Serena, jangan lupa pake pakaian biasa saja supaya tidak ketahuan," ucap Arga lalu mematikan ponselnya.

Rumah Sakit 🏥

Radit dan Arga sudah sampai di rumah sakit lalu melangkah ke arah kamar mamanya, saat sampai di depan pintu terdengar suara tawa dari dalam, diapun masuk kedalam di lihatnya Serena dan mamanya sedang bercanda.

"Kamu tau saya waktu umur satu tahun Radit sudah bisa berjalan dan berbicara," ucap nyonya Prasetyo.

"Benarkah, Ma, waaah, hebat sekali kak Radit, tapi mah Radit kok sekarang itu sifatnya kadang dingin kadang cair, apakah waktu kecil dia sering makan es kirm," ucap Serena polos.

"Hhhh sayang Radit itu tidak pernah makan eskrim," kata nyonya Pras.

"Apakah kak Radit dulu ompong, yang kayak kakek-kakek tidak memiliki gigi," ucap Serena polos.

"Haha ada-ada saja kamu sayang, Radit ngga suka makan eskrim karena sering sakit gigi," nyonya Prasetyo.

"Wah dulu aku pengen maja eskrim tapi nggak ada uang," ucap Serena sedih mengingat dulu untuk membeli eskrim hara lima ribu saja tidak mampu.

"Bagaimana kalo sepulang dari sini kita borok eskrim," kata nyonya Prasetyo

"Wah benarkah nanti kalo ada uang aku akan beli banyak buat adik-adik di panti tempat saya tinggal dulu," kata Serena dengan antusias.

"Kamu tinggal di panti sayang," tanya nyonya Prasetyo.

"Iya, Mah Serena juga baru tau kemarin dari orang tua angkat yang mengadopsi saya," kata Serena sendu.

"Apa nama panti asuhannya sayang," tanya nyonya Prasetyo.

"Saya dengar dari kakak saya Bana panti asuhannya Kasih Bunda, Mah?"

"Mama dulu sering kesana loh, kamu tau dulu ada seorang anak kecil namanya Rena, dia dulu dekat dengan mama loh," kata nyonya Prasetyo

"Benarkah, Mah?" ucap Serena antusias.

"Iya, bagaimana kalo kita kesana lusa?" ucap nyonya Prasety.

"Oke, Mah," jawab Serena senang. Ehemmmm

"Mah apakah di sini ada hantu," tanya Serena.

"Nggak ada sayang memangnya kenapa," tanya nyonya Prasetyo.

"Soalnya aku denger suara begini mah, ekhemmm," kata Serena.

"Oh, itu coba kita lihat ke belakang," ucap nyonya Prasetyo yang dari awal sudah tau bahwa itu suara putranya.

"Oke mah satu, dua, tiga," ucap Serena lalu menoleh ke belakang dan di sana Radit berdiri dengan mata yang melotot langsung saja Serena berteria. Aaaaaaaa

"Ma ada hantu Eh salah ada pangeran mah, aduh bisa gila saya," kata Serena ceplos. HahahahaNyonya Prasetyo pun tidak tahan untuk tidak tertawa melihat tingkah Serena sedangkan Radit mukanya sudah masam dari tadi

"Siapa yang kamu bilang," tanya Radit.

"Kakak,eh enggak itu emm pangeran," ucap Serena yang membuat Radit tersenyum.

"Apakah saya tampan?" tanya Radi.

" Iya, eh tidak iya," jawab Serena gelagapan karena malu.

"Oh yah berarti kamu sudah mengakui kalau aku tampan," kata Radit.

"Emmmm," jawab Serena

"Sudah sudah, radit kapan kami keluar rumah Sakit, mama udah nggak betah disini," ucap nyonya Prasetyo.

"Iya, Ma, aku juga nggak betah disini," sambung Serena.

"Mungkin sebentar lagi ma, saya psnggil dokter dulu," kata Radit.

Selang beberapa menit dokter Heru masuk dan memeriksa nyonya Prasetyo dan Serena

"Nyonya dan nona boleh pulang, untuk nyonya Prasetyo tidak bileb terlalu bergerak dulu dan usahakan tetap menggunakan kursi roda dulu karena kaki nyonya masih terlalu lemah untuk berjalan, sedangkan nona Serena. Tolong jaga pola makan yang sehat dan tidak boleh terlambat makan juga jangan minum kopi dulu," jelas  Heru

"Terimakasih dokter," kata Serena.

Sama-sama nona, kalo begitu saya permisi," ucap dokter Heru lalu keluar ruangan.

"Yuk mah kita pulang," ucap Serena semangat.

"Iya sayang nanti kita singgah di mall buat shopping," ucap nyonya Prasetyo tak kalah semangat.

"Benarkah nanti aku Juga mau beli baju Dora Emon, yang ada kupu-kupunya, inih uangnya ada lima puluh ribu kita beli di pasar saja lebih murah dan bisa menawar" ucap Serena semangat

"Kita beli di mall saja sayang, beli barang yang limit edition bila perlu kita borok saja," ucap nyonya Prasetyo.

"Tapi mahal, Mah," kata Serena.

"Tenang kan ATM kita ada di sini, nggak bakalan habis hartanya sampai tuju turunan," ucap nyonya Prasetyo sambil melirik ke arah Radit.

"Ya belanja lah sepuasnya, kita juga akan singgah makan di sana," ucap Radit.

"Ayo sayang kita keluar" ucap nyonya Prasetyo yang sudah duduk di kursi rodanya

"Iya, Ma, biar Serena aja yang dorong kursi rodanya," kata Serena hendak mendorong kursi roda nyonya Prasetyo namu di halangi oleh Radit.

"Biar aku saja kamu juga baru sembuh," ucap Radit mengambil alih kursi roda.

"Tapi, jak," ucap Serena terpotong.

"Biarkan saja sayang, benar kata Radit kamu juga baru sembuh," ucap nyonya Prasetyo memegang tangan Serena.

"Baiklah," ucap Serena. Mereka keluar rumah sakit, di depan sudah ada Arga menunggu merek.

"Tante," ucap Arga lalu mencium tangan nyonya Prasetyo.

"Arga tolong buka pintu belakang, biar saya yang mengangkat mama," ucap Radit.

Arga pun membuka pintu belakang lalu Radit mendudukkan mamanya di ikuti Serena sedangkan Radit duduk di depan bersama Arga.

"Ga nanti singgah di mall Pras dulu," ucap Radit.

"Oke," jawab Arga.

 Sesampainya di mall mereka masuk dengan Radit yang mendorong kursi roda mamanya, seorang pelayan yang melihat pemilik mall datsng, diapun langsung menyapanya.

"Selamat siang tuan,nyonya," sapanya ramah.

"Tolong Carikan baju paling bagus satu set, serta aksesoris, tas, sepatu dan make up untuk nona ini," kata Radit.

"Baik tuan mau langsung di bungkus atau di kirim ke rumah saja tuan," tanya pelayan bernama Lulu dengan ramah.

"Kirim ke rumah saja,malam harus sudah sampai," ucap Radit

"Baik tuan," kata Lulu.

Radit, Serena, Vivi (nama nyonya Prasetyo) dan juga Arga berlalu dari hadapan Lulu dan langsung menutup tempat makan mewah dan mahal yang berada di dalam mall tersebut.

"Tolong pesankan makan yang paling enak," ucap Radit kepada sang waiters.

"Baik, Tuan," kata waiters bernama Desi.

"Sayang kamu tidak alergi sesuatu," tanya nyonya Vivi kepada Serena

"Serena hanya phobia dengan tempat yang sempit dan gelap mata selain itu tidak ada," jawab Serena.

 Mereka makan dengan tenang dan damai karena nyonya Vivi melarang keras berbicara saat makan, setelah 30 menit akhirnya mereka pun selesai makan.

"Mah, di rumah mama ada orang," tanya Serena

"Iya sayang ada sepuluh orang, memangnya kenapa sayang," kata nyonya Vivin

"Em boleh nggak Serena bungkusin makan ini buat mereka," kata Serena pelan

"Boleh sayang," kata nyonya Vivi.

"Pelayan tolong bungkuskan sepuluh bungkus makanan enak," ucap radit kepada Desi.

"Baik tuan tunggu sebentar," Desi pun membungkus kan makanan yang di pesan oleh Radit dan tidak lama kemudian dia memberikan sepuluh bungkus itu, dan Radit pun menyuruhnya untuk bawa ke mobil dan mereka juga keluar menuju mobil dan langsung pulang.

Bab terkait

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 5

    Sesampainya di rumah Serena terkagum sampai matanya tak berkedip melihat rumah mewah di depannya. "Ayo masuk," ajak Radit. "Wah besar sekali kayak istana," ucap Serena tanpa sadar sehingga membuat orang di sekitarnya tersenyum. "Ayo sayang masuk," ucap nyonya Vivi. "Ah iya, Mah," ucap Serena sambil berjalan masuk. Sesampainya di dalam di terkaget karena pelayan di rumah terdeter berdiri dalam bentuk barisan untuk menyambut mereka. "Selamat datang nyonya, tuan dan nona Serena," ucap pelayan itu serempak, sebelumnya mereka tahu bahwa ada anggota baru di kediaman Pras. "Bibi Leni tolong antar kan Serena ke kamarnya di lantai tiga," ucap nyonya Vivi. "Baik nyonya, mari non Serena saya antar kan," kata bibi Leni. "Ah iya, Bi," kata Serena sambil mengikuti langkah bibi Leni. "Ini, Non, kamarnya saya tinggal dulu," kata Bu Leni setelah sampai di kamar Serena. "Iya, Bi terimakasih," kata Serena te

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 6

    Sesampainya di butik Luna mereka langsung di sambut langsung Luna. "He Vivi," sapa Luna. "Heiii jeng apa kabar?" tanya Vivi. "Baik banget gimana keadaan kamu udah mendingan kan" tanya Luna sambil menggandeng tangan Vivi lalu duduk ruang kerjanya. "Udah mendingan kok, ohh iya ini calon menyukai saya Luna," kata Vivi lalu menarik tangan Serena untuk duduk di sampingnya. "Wow, Vi, si kutub Utara pintar banget cari bini, udah cantik nih, siapa namamu," tanya Luna. "Serena, Tante," jawab Serena tersenyum. "Nama yang cantik sama seperti orangnya kenalkan nama saya Luna mamanya Arga," kata Luna tersenyum lalu mengulurkan tangannya. "Iya Tante," kata Serena menyambut uluran tangan Luna. "Oh ya, si kulkas mana," tanya Luna. "Oh itu tadi katanya nunggu makan siang baru mampir ke sini," kata Vivi. "Cikk, si kulkas sudah menikah tapi anakku itu lemot banget pacar aja nggak ada," cerocos Luna. "Sudahl

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 7

    Hari pernikahan kita telah tiba, di sebuah kamar besar Rena sedang di dandani oleh MUA." Nona anda sangat cantik sekali" kata MUA tersebut" Terimakasih mbak" kata Rena" Sama-sama nona, semuanya sudah selesai kami keluar dulu" kata MUA tersebut" Sayang kamu cantik sekali" kata Vivi" Terimakasih mah" kata Rena tersenyum" Iya sayang sama-sama" kata Vivi" Wow pengantin wanitanya cantik sekali" kata Luna yang baru masuk" Terimakasih tante" kata Rena" Iya sayang sama-sama" kata Luna" Sayang mama keluar sebentar ya mau lihat Radit" kata Vivi" Iya mah" kata rena****Di sebuah kamar yang tak kalah besar terlihat Radit sudah siap dengan jas pengantinnya." Sayang kamu sudah selesai" kata Vivi yang baru masuk" Iya maha" kata Radit' sebentar lagi kamu sudah jadi suami jadi jangan pernah menyakiti hati istrimu, wanita itu tipis seka

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 8

    Serenatidak pernah menyangka bahwa ternyata pernikahan yang terjadi hanyalah pernikahannya kontrak. "Sayang kok ngelamun sih," kata Vivi yang sedari tadi melihat menantunya melamun. "Ahh nggak apa-apa mah," kata Rena. "Oh iya sayang nanti temani ibu ke rumah sakit yah buat kontrak kaki ibu ini," kata Vivi. "Iya mah, Serena siap-siap dulu yah," kata Rena lalu bangkit dari tempat duduknya menuju kamar untuk bersiap-siap, setelah itu ia turun lagi. "Sudah sayang," tanya Vivi. "Iya, Rena kita masuk," kata Vivi setelah sampai di rumah sakit. "Iya, Ma," kata Rena lalu melangkah masuk ke dalam rumah sakit. Setelah dari rumah sakit kini nyonya Vivi dan Rena sedang duduk di sebuah restoran mewah. "Oh iya sayang kapan kalian bulan madu," tanya Vivi. "Rena terserah kak Radit aja mah," kata Rena tersenyum. "Heiii, Vi," sapa Luna yang baru masuk restoran. "Luna ayo sini," kata Vivi melamba

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 9

    Setelah sampai di kampus, Rena masuk ke kelas setelah di bertemu dengan rektor berkaitan dengan jurusan dan kelas yang dia pilih. "Hai mahasiswa baru ya," tanya seorang perempuan yang duduk di samping Rena. "Ah, iya," kata Rena tersenyum. "Kenalin aku Stella baru dua minggu masuk kampus ini," kata perempuan yang bernama stella sambil mengulurkan tangannya ke pada Rena. "Aku Rena," kata Rena menerima uluran tangan Stella sambil tersenyum. "Selamat pagi adik-adik," kata dosen yang baru masuk "Pagi, Pa," kata semua mahasiswa. Dua jam mengikuti pelajaran akhirnya kini waktu untuk beristirahat. "Rena kamu tinggal di mana?" tanya Stella "Aku tinggal bersama sua, ahh maksudnya aku tinggal sama majikan aku?" kata Rena yang hampir keceplosan bilang suami. "Ohhhh ya terus kamu di ijinin kerja," tanya Stella. "Iya asal kan pekerjaan rumah di kerjakan pagi hari biar pulang kampus langsung masak makan m

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 10

    Sore harinya Rena sudah ada rumah, sepeese biasa dia membersihkan semua pekerja rumah dan memasak makan malam meskipun itu tidak akan pernah di sentuh oleh suaminya namun dia tetap melakukan itu berharap suatu saat suaminya mau mencicipi masakannya. "Mending mandi dulu deh sambil nunggu tuan Radit," kata Serena lalu berlalu ke kamar untuk membersihkan badannya tidak lama kemudian terdengar suara deru mobil yang masuk ke pekarangan rumah. Rena pun berlari membuka pintu depan. "Malam tuan, mau makan atau mandi dulu," tanya Rena tersenyum, namu orang yang di tanya tidak menjawabnya malah langsung berjalan menuju ke kamarnya. Rena yang melihat itupun menunduk kan kepalanya Setelah Radit benar-benar tidak keluar makan dari tadi Rena pun pergi menuju meja makan. "Ekhmmmmm," dehaman Radit membuat Rena kaget dan langsung berdiri dari meja makan. "Tuan Radit mau makan apa?" tanya Rena "Saya cuma mau bilang besok saya akan ke luar ko

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 11

    Kedatangan Stella yang menjemputnya. Tidak lama kemudian Stella datang. "Heiii Rena," kata Stella. "Hai, ayo langsung berangkat saja," kata Rena lalu naik ke motor Stella. "Sudah siap, Baby," kata Stella terkekeh. "Sudah ayo," kata Rena. Tidak sampai beberapa menit di perjalanan kini mereka sudah sampai di tempat yang mereka janjikan. "Kamu pesan apa, Beb," tanya Stella. "Aku cappucino saja," jawab Rena. "Mbak capuccinonya dua, yah," kata Stella kepada pelayanan yang sudah berdiri di meja mereka. "Tunggu sebentar ya, Mbak," kata pelayan itu ramah. Setelah menunggu lima menit akhirnya pesanan mereka pun datang. "Silahkan mbak selamat menikmati," kata pelayan tadi. "Terimakasih, Mbak," kata Rena. "Ohhhh yah bagaimana kamu sudah ijin belum sama majikan kamu soal kompetisi," tanya Stella. "Sudah kata majikan aku dia senang banget mendengarnya," kata Rena. "Wah baik ban

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 12

    Sudah dua bulan Rena dan Radit tidak bertemu. Rena dan Stella juga sudah memenangkan kompetisi di luar negeri. Radit juga sudah bertunangan dengan Bianca meskipun tidak banyak yang tahu hanya Arga dan orang tua Bianca yang tahu. Keluarga Bagaskara juga sudah dua bulan berada di Surabaya namun belum menemukan putri mereka yang hilang. Rena sering menginap di rumah mama Vivi dan Stella. "Rena gimana kalo hari ini kita jalan-jalan," kata Stella. "Stella, aku nggak bisa untuk hari ini soalnya perasaan aku nggak enak," kata Rena murung. "Kamu sakit Rena" tanya Stella khawatir. "Nggak Stella cuma nggak tau kayak akan ada terjadi sesuatu," kata Rena gelisah. "Ya sudah yuk kita pergi ke kafe seberapa jalan aja buat nenangin diri kamu, hari ini kafe di sana akan ada penyanyi loh tuh teman-teman kampus kita sudah pada ke sana semua," kata Stella sambil menunjuk ke arah kafe yang sedang ramai. "Kamu duluan aja ya aku ke toilet sebentar," ka

Bab terbaru

  • Lelaki Sang Penguasa   42

    Hari demi hari telah lewati kini tak terasa waktu yang telah ditetapkan untuk pertemuan kedua kelurga dalam membahas perjodohan telah tiba. Kedua keluarga tersebut sepakat untuk melakukan pertemuan di sebuah restoran mewah." baiklah karena kita semua sudah ada disini , mari kita mulai tentukan tanggal pertunangan mereka " ucap kakek Aleta" yah, paman benar, karena keluarga kita ada disini kita biacarakan tanggalapertunanganamereka " ujar Radit" kalo begitu bagaimana minngu depan, satu minngu lagi mereka bertunangana" usul Serena yang disetuju keluluarga kecuali Aleta dan Rayhan yang sedariatadi selalu diam.Hasil dari pertemuan tersebut ditentukan bahwa pertunangan tersebut dilakukan dalam waktu seminggu. Keluarga juga meminta agar Aleta dan Rayhan lebih dekat dan saling mengenal supaya mereka bisa menjadi suami istri yang saling mencinta diamasa depan.Setelah di tentukan sebagai tunangan, Aleta dan Rayhan mulai rutinitas seperti biasa, yaitu fokus kuliah namun ada yang berbeda se

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 41

    " Baiklah aku akan menuruti kata kakek" jawab Aleta setelah memikirkannya." Kalo begitu minggu depan kita atur pertemuanya" ucapa kakek AletaSetelah semuanya selesai dibicarakan mereka kembali kekamar masing-masing untuk istrahat. Pagi-pagi sekali Aleta sudah siap untuk ke kampus." Semuanya Aleta pergi ke kampus dulu" pamit Amanda" iya sayang/ hati sayang" balas semua keluargaSetelah pamit Aleta langsung ke kampus dan bertemu dengan tema-temanya. Sesampainya dikampus Aleta langsung ke kelesnya dan di sana tema-temanya sudah dudum di kursi masing-masing. " pagi semuanya" sapa Aleta saat sampai di tempat duduknya" pagi juga Aleta" jawab serempak tema-temanya Tak lama setelah Aleta duduk, dosen pun masuk dan mulai mengajar. 🌲🌲🌲Di lain sisi Ray sedang dalam suasana hati yang buruk karena banyak pekerjaan yang belum kelar, yah saat ini dia sedang duduk di kursi kerjanya di kantor " Sayang, aku rindu" tiba-tiba seorang wanita cantik yang berpakaian seksi langsung masuk ke

  • Lelaki Sang Penguasa   Pemberitahuan

    Hallo teman-teman reader jadi disini author mau kasih tau kalo cerita "Lelaki Sang Penguasa " lagi dua chapter lagi bakal tamat. Mungkin kalian bakal nanya gini " kenapa ceritanya cepat tamat? Nah karena cerita ini awalnya hanya fokus pada kisah Raditya dan Serena dan untuk Amanda dan Rayhan hanya tambahan cerita, nanti bakal ada cerita lain dari Rayhan dan Amanda ya teman-teman. Tapi bukan sekarang up date ceritanya karena author lagi bikin cerita lain, dan pastinya cerita ini juga bakal menarik teman-teman. Semoga teman-teman nggak bosan ya baca cerita author dan jangan lupa like dan komennya supaya author lebih semangat lagi nulisnya.Terimaksih.

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 40

    Tak tersasa seminggu pun berlalu, Ray masih menunggu kabar dari orang suruhannya terkait informasi tentang kekasihnya. Saat ini Ray sedang duduk santai di balkon kamar apartemennya, ya Ray memiliki apartemen sendiri, dia jarang pulang ke rumah. Saat sedang asik-asiknya duduk hp Ray bergetar tanda ada panggilan masul, dan ternyata itu dari orang suruhannya. " Halo, bagaimana apakah kalian sudah mendapatkan informasinya?" tanya Ray tanpa basa-basi " ya bos kami sudah mengumpulkan informasi dan bukti tentang nona Rosa Angelina, saat ini dia sedanh berada di Grand hotel bersama seorang pria, nanti kami kirimkan informasi selanjutnya di email bos" jawab orang suruhan Ray. " baik" singkat rehan lalu memutusakan sambingan teleponnya. Ting Ting Ting Bunyi notifikasi hp Ray segera ia membukanya dan apa yang ia lihat membuat rahangnya mengeras dengan tangan yang terkepal menandakan bahwa iya sedang emosi dan marah. " Jalang sialan" desis rehan ******* Sementara dibandara terlihat seora

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 39

    FLASHBACK END****Setelah mengingat percakapannya dengan Danial segera Ray menelepon orang suruhannya." Hallo saya mau kalian cari tau tentang Rosa Angelina, nanti saya kiri fotonya, saya beri waktu satu minggu" perintah Ray" ,,,,,,,,,,,,"Tut tutRay mematikan teleponnya setelah mendapatkan jawaban dari orang suruhannya. Sementara di kamar kembar mereka sedang berdebat tentang kekasih Zaki. Zaki itu tekenal playboy, makanya Zara tidak mau berjalan bersama Zaki karena dikira kekasihnya oleh pacar-pacar Zaki, Zara pernah didorong sama kekasih Zaki namanya Tina seperti namanya dandannya begitu menor seperti badut. Seperti halnya saat ini Zaki sedang membujuk Zara untuk jalan-jalan namun Zara tetap kekuh tidak mau, bukannya takut di dorong atu di maki sama pacar kembarannya itu namu Zara sangat malas berdebat dengan pacar-pacar Zaki yang nggak ada akhlak." Ayo lah Ra, nanti aku beli es krim deh ya, please" bujuk Zaki" Aku

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 38

    Hari yang begitu cerah, sinar matahari sudah mulai menampakan dirinya. Orang-orang juga sudah mulai melakukan aktivitasnya masing-masing. Di sebuah rumah tepatnya di kediaman Prasetyo, sedang dalam suasana menegangkan karena Radit baru saja mengatakan hal yang mengejutkan bagi mereka terutama Rayhan."Ray, papa dan mama sudah menjodohkan kamu dengan anak teman papa" perkataan Radit membuat Rayhan terkejut." Pa Ray nggak mau dijodohin, Ray bisa pilih sendiri pasangan hidup, lagian Ray juga sudah ada pacar" Ray menentangan perjodohan tersebut karena sudah memiliki kekasih yang beranama Roda Angelina. Ray dan Rosa sudah menjalin hubungan selama 1 tahun, Rosa merupakan model papan atas yang sedang naik daun. Namum sudah tiga bulan Rosa tidak ada kabar sama sekali dia hanya bilang ada pekeŕjaan di luar negeri." Model yang sedang naik daun itu kekasihmu?" tanya Radit dengan penekanan kata kekasihmu" ya, Ray sangat mencintainya pa, jadi Ray nggak mau me

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 37

    Aleta dan Meta berjalan ke kelas setelah makan. Mereka berjalan sambil ngobrol seputar kehidupan mereka, sampai di kelas terdengar suara cempreng yang memanggil Meta. Dan yang memanggil Meta adalah Jingga sahabat Meta." META KAMU DARI MANA AJA, PRINCES YANG CANTIK INI SUDAH LELAH MENCARIMU EH TAU-TAUNYA UDAH DI DEPAN KELAS" teriak Jingga yang mengalahkan toa dan Nana yang disampingnya hanya bisa menutup kupingnya." Jingga nggak usah teriak-teriak gw nggak budek tau" ketus Meta yang kesal dengan sahabatny yang nggak ada akhlak." ihh aku kesel tau, udah di cariin dari tadi tapi nggak kelihatan, kamu kemana aja" Kata jingga dengan bibir monyongnya seperti monyet" Jijik jingga, itu bibir minta di tabok ya pake monyong seperri pantan ayam saja" ucap Nana" Sorry tadi aku ke kantin, oh iya kenalin ini Aleta Mahasiswa baru pindahan dari Korea" ucap Meta" Hallo anyeong-meong ehh aduh gimana sih, Hallo Aleta perkenalkan Namaku Jingga Pertiwi pal

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 36

    Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahu, begitu pula kehidupan yang berubah seiring bejalannya waktu. Delapan belas tahun telah berlalu, kini Rayhan menjadi sosok pria tampan dan dingin, tak lupa pula dengan kedua adiknya Zaki dan Zara yang kini telah menjadi remaja, mereka juga tak kalah cantik dan tampan. Berbeda dengan sang kakak yang memiliki sifat dingin dan jangan lupa muka datarnya, zaki B.Prasetyo memiliki sifat yang ramah namun playboy. Sedangkan Zahara adalah gadis cantik yang memiliki sifat bar-bar, keras kepala namun baik hati dan penyayang. Rangga dan Irene memiliki anak laki-laki yang tampan namun lebih tampan Rayhan tentunya, Juna bagaskara, ya itu adalah nama dari anak Irene dan Rangga. Reno dan Anisa memiliki dua anak, anak pertama bernama Dina Prasetyo dan Rifki Prasetyo. Semunya memiliki kebahagian masing-masing, mereka selalu berkumpul untuk melepaskan rindu. *

  • Lelaki Sang Penguasa   Chapter 35

    Seminggu kemudian, hari ini adalah hari pernikahan dan juga merupakan hari kebahagiaan dari Keluarga besar Prasetyo, Bagaskara, Arga Wiguna, Pratama dan juga keluarga dari pihak Anisa dan Irene, termasuk Sisil dan Galang. Setelah beberapa jam mengikuti acara pernikahan itu, kini semua tamu mulai keluar dari gedung Hotel bintang lima, yang merupakan salah satu hotel milik keluarga Prasetyo. " Siapa dia, Kenapa cantik sekali?" tanya seseorang tamu yang merupakan rekan bisnis dari Rangga, dia datang dari New York bersama dengan seorang perempuan seksi yang merupakan sekertarisnya. Dan di sampingnya juga terdapat seorang pria yang merupakan asisten sekaligus tangan kanannya. Dia adalah Marco Simoncelli, Seorang pengusaha terkenal dari New York yang merupakan King mafia terkejam di New York yaitu Dark knight. Dia itu sangat licik dan juga sombong, dan juga sangat menyukai wanita cantik. Selama acara berlangsung, dia terus memperhatikan salah satu keluarga pengantin yaitu Rena B.

DMCA.com Protection Status