Share

Bab 20

Semburat warna jingga di ufuk Barat mulai memudar seiring matahari yang kian tenggelam. Berganti dengan kilauan cahaya putih yang bermunculan dari gedung, rumah warga, dan lampu jalan. Juga cahaya temaram lampu taman yang terpasang pada tiang di pinggir kolam.

Sudah setengah jam sejak diantar Bang Fajar tadi aku masih termangu di depan jendela kamar. Gemericik suara air pada kolam kecil itu sedikit membuat perasaan jadi tenang.

Apa yang paling menggigit pada rasa sepi? Adalah saat kau merasa sendiri di tengah keramaian. Sepertinya kalimat ini paling cocok untuk menggambarkan suasana hatiku saat ini.

Bagaimana tidak?

Aku punya ibu. Punya anak. Juga masih punya suami. Namun aku merasa sendiri. Benar-benar sendiri.

Statusku dengan Farhan yang masih ngambang, tidak berarti pernikahan siri kami berakhir.

Dan gilanya aku sudah punya calon suami lagi yang akan segera hadir. Hanya menunggu waktu yang tepat. Itu yang ditekankan Bang Fajar tadi saat menurunkanku di depan pintu gerbang.

“A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status