Share

Berada di dua hati

Author: Juniarth
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Aku dilamar. Menjadi...surrogate sexual partner."

"Apa?!!"

Matshushima membuang sampahnya asal lalu duduk di sebelah dan menatapku lekat. "Apa kamu sangat kekurangan uang sekali sampai melakukan hal ini? Katakan Jayka?"

Aku mengangguk.

"Astaga Jay! Ada apa denganmu? Itu....itu menjijikkan sekali. Memberi kepuasan orang-orang bertubuh tidak sempurna. Apa gaji menjadi TKI dan DJ jika digabungkan tidak cukup banyak?"

"Aku butuh lebih banyak."

Matshushima menggeleng. "Kalau kamu tahu realita di lapangan, kamu tidak akan menerimanya. Bersama perempuan aneh.... lalu bercinta. Dimana otak warasmu Jay?" Dia menunjuk pelipisku.

"Kami tidak bercinta, hanya memuaskan dia saja. Dan kedatanganku kemari untuk mendengar pendapatmu Shima, bukan mendapat penghakiman."

Matshushima menyandarkan tubuhnya di sofa dengan menghela nafas kasar. "Apa yang ingin kamu dengar selain penghakiman?"

"Aku membutuhkan uang banyak untuk membeli tanah di Indonesia. Aku ingin membanggakan keluargaku disana.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Pelukan penenang pertama

    Kehadiran Harumi di club berada di luar perkiraan. Dia hanya berkata akan keluar bersenang-senang dengan para sahabatnya tapi tidak menyangka mereka akan menghabiskan waktu itu disini, di Yokoha Club. Aku kebingungan mencari jalan keluar dari dalam club. Apalagi Harumi sangat mengenal postur tubuhku meski kututupi menggunakan hoodie. Lalu aku kembali ke ruangan Matsushima dengan terburu-buru. "Kamu harus menolongku!" "Ada apa?" Tanyanya polos sambil merapikan sofanya. "Harumi di dalam club. Aku tidak bisa melewatinya begitu saja Shima!" Matsushima tertawa sambil memegangi perutnya. "Kamu mau aku melakukan apa? Kamu takut ketahuan ya?" "Diamlah!! Aku harus lewat mana?!" Tanyaku geram. "Minaki sudah menunggu." Dia masih tertawa. "Tenang kawan. Tenang. Selirmu sudah tidak tahan ya?" Aku gusar memikirkan cara keluar. "Tenang katamu!?" "Jangan lupa komisi untukku yang sudah berbaik hati membantumu Jay." Matsushima berjalan keluar ruangan lalu tiba tiba.... Hlap! Suasana clu

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Akting peluluh hati

    Sudah ada lima menit lamanya Minaki memelukku erat. Tangisnya juga sudah mereda. Angin malam yang berhembus melewati balkon kamar 1212, membuat rambut rapi Minaki sedikit terburai. Dan aroma wanginya terbang memasuki indera penciumanku. Rambut Minaki kurapikan seadanya dengan lembut. Seperti sentuhan kasih sayang seorang kakak laki-laki pada adik perempuannya. Perlahan Minaki merenggangkan pelukan namun tubuhnya tetap menempel di dadaku. Wajahnya mendongak menatapku. "Apa?" Dia tersenyum malu lalu menggeleng. Apakah aku boleh menyebutnya aneh? "Kamu kenapa senyam senyum? Apa ada yang lucu dengan wajahku?" Obrolan itu mengalir begitu saja dari mulutku. Aku harus pintar mengolah suasana dan kondisi saat kami bersama. Atau lebih tepatnya saat Minaki butuh diperhatikan. "Kemarin kamu bilang butuh waktu untuk beradaptasi dengan hubungan ini. Aku senang kamu beradaptasi dengan cepat Jayka." "Aku sangat mengidolakanmu dan sering memutar videomu saat mengerjakan tugas kuliah.

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Mau kubuat lebih meleleh?

    Laki-laki adalah makhluk terpintar saat merayu perempuan demi harta. Kami akan berusaha melalui jalan apa saja asal harta yang sudah berada di depan mata bisa berada dalam genggaman. Bahkan kami tidak perlu bahkan peduli dengan apa itu cinta. Minaki merona malu dan tersenyum bahagia saat aku menawarkan diri mencium pipinya. Jelas terpancar kebahagiaan itu dari tatapan matanya. "Boleh." Ucapnya lirih. Aku mendekatkan wajah ke pipinya yang putih halus dan wangi, lalu mengecupnya sekilas. Tidak masalah bagiku. "Terimakasih cantik." Bisikku. Aku memang perayu gila harta!!! Pintar sekali berakting di depan perempuan malang seperti Minaki demi meraih uangnya. Minaki mengangguk lalu mengusap lembut pipinya bekas ciumanku. "Aku sangat bahagia Jayka. Terimakasih banyak kamu mau belajar banyak demi aku." "Akan kulakukan apapun itu demi kamu." "Ini ciuman pipi pertama dalam hidupku Jayka." Aku terkekeh. "Aku bahagia karena menjadi yang pertama mencium pipi ranum ini." Ketika jarum

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Merayu kesedihan Harumi

    Begitu sampai di asrama setelah makan malam yang benar-benar malam dengan Minaki, kusembunyikan dengan cepat ransel berisi uang 120.000 Yen itu ke dalam lemari. Lalu kutumpuki dengan baju-baju agar lebih aman kemudian kukunci rapat. Aku kembali keluar kamar dengan cepat memakai sepatu. Saking tergesa-gesanya kakiku sampai sulit masuk. "Sialan!!" Andai ini bukan Jepang, aku pasti sudah berlari menggunakan sandal jepit keluar asrama. Tapi di musim gugur seperti ini, cuaca di Jepang mencapai 10 derajat. Sudah cukup dingin sekali bagi manusia tropis sepertiku. "Kemana Jak?" Tanya Rinto baru pulang entah dari mana. "Keluar bentar." Ucapku sambil memakai sepatu dengan benar. "Jam segini?" Aku mengangguk. "Aku berangkat." Jaket tebal yang kupakai cukup menghangatkan tubuh. Ditambah aktivitas berlarian menuju halte bis terakhir yang menuju Nichinan, tempat asrama Harumi berada. Kemarin aku sudah berjanji akan menemaninya di asrama namun aku lebih memilih menemani Minaki di resto

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Belajar memahami Minaki

    Sepulang dari pabrik, aku langsung mandi di asrama dan berganti pakaian. Malam ini tidak ada jadwal manggung karena belum jadwalku. Jadi aku berpakaian biasa saja menuju Yokoha Club. "Kemana lagi Jak?" Tanya Rinto begitu melihatku mengambil sepatu. "Setiap hari keluar terus. Nggak capek?" Nama asliku Jaka Prayoga, teman-teman TKI memanggilku Jaka. Sedang saat menjadi DJ aku memiliki nama panggung DJ Jayka. "Ke club Rin. Ada urusan bentar." "Aku heran deh Jak. Setiap hari kamu sibuuuk melulu. Biasanya kamu nggak serepot ini." Aku hanya tersenyum. "Nanti aku traktir kalau gaji DJ-ku udah keluar." "Naaah gitu dong." Jika sudah berhubungan dengan makanan atau traktir mentraktir, sesi interogasi Rinto pasti akan berakhir dengan sendirinya. Aku tidak mau teman-teman asrama sesama TKI tahu profesi baruku sebagai surrogate partner Minaki. Bagaimana pun juga, hal itu masih belum terlalu diterima dengan baik oleh lingkungan Jepang meski yayasan Blue Hands telah berdiri sejak tujuh t

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Harapan yang terwujud

    Aku mengajak Matshusima pergi ke Fukuoka, salah satu kota besar yang ada di Jepang. Bersebelahan dengan prefektur Miyazaki, tempatku bekerja sebagai TKI. Kebetulan sekarang hari minggu, pabrik sedang libur. Ini kesempatan bagiku untuk segera mengirim uang 120.000 Yen itu pada bapak di Indonesia. Di Fukuoka, ada sebuah bank yang menawarkan jasa penukaran mata uang dan melayani pengiriman uang ke luar negeri. Berhubung nominal yang harus kutransfer sangat banyak, jadi aku mengunjungi bank ini. Namanya Travelout Japan. Jarak Kiyotake menuju Fukuoka yang lumayan jauh, jadi kami menaiki bis tujuan Stasiun Besar Shin-Yatsushiro yang menghubungkan prefektur Miyazaki dan Fukuoka. Lalu menaiki Kyusu Shinkansen Sakura 550 Sakura Shin-Osaka. Total lama perjalanan darat menggunakan transportasi umum mencapai 4,5 jam. Sebenarnya Matshusima enggan kuajak ke Fukuoka, mengingat semalam dia baru saja berolahraga malam dengan gadis belianya hingga menjelang pagi. Matshusima sinting! Aku tetap

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Impian yang terenggut

    Aku turun dari bis lalu menuju lobby hotel dengan mengeratkan jaket tebal yang membalut tubuh gagahku. Suhu sedang sangat dingin malam ini karena berada di angka 8 derajat. Itu artinya musim gugur akan segera berakhir dan berpindah ke musim dingin. Sama seperti perjalanan hidupku, yang sebentar lagi akan memasuki babak baru dengan profesi sampingan baru pula. Hotel yang dipesan Minaki adalah hotel berbintang empat dengan lapis kenyamanan dan keamanan yang terjaga. "Silahkan, tuan. Mari ikuti saya." Aku mengikuti petugas hotel. Setelah aku masuk lift sendirian, penjaga menekan angka lantai tujuanku dan mengangguk sopan. "Selamat menikmati malam terbaik anda di hotel kami." Aku sedikit ambigu dengan ucapannya. "Malam terbaik?" Aku mengangkat kedua alis lalu menggeleng. "Dia pikir aku mau begituan?" Setelah pintu lift terbuka, aku melangkah menuju kamar 2502 yang berada di dekat lift. Mengetuk pintunya perlahan, lalu menampilkan Minaki yang lain dari biasanya. Duduk di atas

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Terlelap dalam pelukan

    Banyak yang berucap janji setia namun akhirnya dikhianati, sama sepertiku yang mengkhianati Harumi demi uang Minaki. Lalu mengenai pertanyaan Minaki barusan, aku tidak bisa menjawabnya lagi. Hanya pelukan erat yang bisa kuberikan saat Minaki masih menangis meratapi kesedihannya. Tubuh kurusnya yang berada dalam pelukanku ini cukup memberitahu bahwa sang pemilik raga terlalu larut dalam kesedihan. Hingga tubuhnya kering kurang berisi. Bisa jadi Minaki mengalami stres yang tidak berkesudahan. "Semua orang juga bilang begitu Jayka. Tapi nyatanya itu tidak akan merubah masa depanku jadi lebih baik." Isaknya dalam. "Aku tidak bisa membanggakan siapapun dengan keterbatasan ini. Malah aku membebani keluarga." Imbuhnya. "Itu tidak benar Minaki. Kalau kamu adalah beban mana mungkin orang tuamu datang padaku dengan bersimbah air mata? Membujukku untuk menjadi partnermu." Ia menggeleng lalu tangisnya berubah menjadi isakan. Syukurlah itu artinya Minaki mulai bisa dikendalikan. Buku meng

Latest chapter

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Satu Tahun Kemudian (TAMAT)

    POV MINAKI Satu Tahun Kemudian … Jayka benar-benar menunjukkan keseriusannya padaku selama satu tahun kami menjalani pernikahan kedua ini. Semua terasa indah dan melenakan karena sesungguuhnya hati ini masih lah miliknya meski sedalam apapun kesalahan yang Jayka perbuat. Sungguh cinta sebodoh ini. Hari-hari penuh cinta selalu Jayka tawarkan padaku. Perlakuannya di ranjang juga tidak kalah hebatnya hingga aku diam-diam selalu menginginkannya. Maklum, usia kami masih tergolong pasangan muda. Meski kakiku memiliki keterbatasan, namun aku tidak menjadikan itu sebagai penghalang untuk memuaskannya juga. Aku ingin kami sama-sama menikmati dan bahagia. Satu bulan kemudian setelah pernikahan kami, Jayka membawaku ke Spanyol untuk melakukan pengobatan. Ditemani Mayka, pengasuh, dan manajer Jayka. Kaki yang terkena polio membuatku tidak bisa berdiri dan itu menyebabkan tulang punggungku tertekan dan terasa nyeri. Akhirnya dokter melakukan beberapa tindakan dan aku diwajibkan menjalani ter

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Pernikahan Kedua Kami

    POV MINAKI "Aku tidak hamil, Jay," selaku cepat kemudian menunduk. Menatap kedua tanganku yang ia genggam erat. Kemudian Jayka menghela nafas panjang dan menggunakan tangan kanannya untuk menaikkan daguku. Lalu memberiku satu ciuman di bibir. Meski hanya sekilas namun cukup membuatku panas dingin. "Setelah dari Spanyol, kita akan berusaha memberi Mayka adik. Tidak ada protes." Lalu ia kembali mencium bibirku sedikit lebih lama hingga dering ponselnya meminta perhatian. Dengan kedua tangan, aku mendorong dada Jayka agar menyudahi ciuman ini lalu menerima panggilan itu. Panggilan yang berasal dari manajernya. "Halo? Ada apa?" "Semua sudah beres." Jayka tersenyum lalu jemari kirinya mengusap sudut bibirku. "Terima kasih, manajer." Kemudian Jayka menekan tombol merah pada layar ponselnya lalu menghubungi seseorang kembali. Kali ini siapa yang ia hubungi? "Halo, Michiya. Apa kabar?" "Baik, Jay." "Terima kasih sudah mau menerima panggilanku. Sekali lagi, aku minta maaf untuk

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Bukan Lagi Lelaki Pemuas Mingguanmu

    POV MINAKI Kepulangan Dina ke Indonesia membuatku kehilangan adik sekaligus sahabat terbaik. Meski kami masih saling bertukar kabar melalui pesan singkat, namun aku berharap esok hari dia mau ikut calon besanku kembali menuju Jepang untuk menghadiri upacara pernikahanku dengan Jayka. Masih di lokasi yang sama di Kuil Aoshima, rencana pernikahanku dengan Jayka agar digelar. Segala sesuatunya telah diurus oleh manajer Jayka dan dipastikan kuil tidak akan dibuka untuk umum selama pernikahan kami berlangsung. Tidak banyak yang kami undang mengingat banyaknya pro dan kontra yang terjadi di luar sana. Fans Jayka terutama, ada yang mendukung tapi tidak sedikit yang menghujat hubungan kami dengan melontarkan komentar negatif. Tapi Jayka selalu berkata 'jangan diambil pusing'. Agar tidak membuatku merasa tertekan dan tidak nyaman. Bahkan ia sengaja tidak mengatakan kapan upacara pernikahan kami akan digelar agar tidak ada paparazi yang menguntit. Cukup menyewa fotografer profesional dan me

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Perginya Saudara Terbaikku

    POV MINAKISepeninggal Sagawa dari villa keluargaku di Ebino, aku mengajak Dina kembali ke Miyazaki. Aku menyarankan dia agar tidur di rumah kedua orang tuaku beberapa hari ke depan untuk membuat hatinya tenang.Dan betapa terkejutnya Jayka ketika melihat Dina telah berada di rumahku esok harinya, karena Jayka fikir Dina sedang menemani Sagawa di Ebino. Untuk masalah patah hati itu, aku sengaja menyembunyikannya dari Jayka. Biarlah Dina sendiri yang mengatakan pada kakaknya itu. Khawatir jika ada kata-kataku yang tidak sesuai dengan apa yang Dina rasakan. "Mas, pesanin aku tiket pulang ke Indonesia," ucap Dina pada Jayka.Wajah sendu dan tidak bersemangat menunjukkan betapa sedih suasana hatinya. Padahal tadi aku sudah mengatakan padanya agar tidak menunjukkan betapa hancur hatinya agar Jayka tidak bertanya-tanya. Jayka yang sedang menyuapi Mayka, akhirnya menoleh ke arah adiknya itu. "Kenapa? Tiga minggu lagi aku dan Minaki mau nikah, Din. Ibu Bapak juga bakal kesini. Kok kamu mal

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Seperti Inilah Akhirnya

    POV MINAKI "Aku dan Sagawa ... kami sudah ... " "Sudah apa, Dina?" tanyaku semakin penasaran hingga tidak terasa aku meremas tangannya sangat erat. "Kami ... pernah seranjang bersama, Minaki San." *** Usai Dina mengakui hubungannya dengan Sagawa sudah sejauh itu, kepalaku teramat pusing sekali. Aku hanya khawatir Dina hamil dan keluarga Sagawa tidak mau mengakuinya. Berulang kali aku melihat jam di dinding dengan hati kesal karena Sagawa belum kembali juga padahal senja sudah tiada. Dan aku sudah menghabiskan dua cangkir kopi hitam sembari menunggunya. "Kamu kemana, Sagawa?!" geramku dengan jemari mengetuk-ngetuk sandaran tangan di kursi roda. Sengaja, aku menyuruh Dina istirahat agar dia tidak terlihat seperti mayat hidup. Aku paham sekali bagaimana terpukul dirinya menyadari jika mimpi indahnya bersama Sagawa telah usai. Dia harus bangun dan menyadari bahwa Sagawa haruslah kembali ke Tokyo seperti kemauan ibunya. Soal mahkotanya yang telah diambil Sagawa, bukankah mere

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Satu Masalah Besar Yang Tertinggal

    POV MINAKI Terpaan angin pantai itu membuat pakaian dan rambutku berkibar-kibar namun kedua mataku tidak lepas menatap Mayka dan Jayka yang sedang bermain pasir dan hewan-hewan kecil di pesisir pantai. "Aku meulis harapan, semoga tidak lagi hidup dengan Jayka." "Minaki!" seru Kak Yamada dengan suara tidak terima. Kedua matanya menatapku dengan sorot emosi lalu aku memberikan senyum terbaik. "Aku belum selesai berucap, Kak." "Ingat Mayka jika kamu menolak Jayka. Anakmu itu akan menjadi korban. Dia akan merasa kosong karena kehilangan sosok ayah dalam dirinya!" "Aku menulis harapan semoga tidak lagi hidup dengan Jayka, bila sekali lagi dia menyelingkuhiku." Kak Yamada menghela nafas panjang lalu berbalik menatap Jayka dan Mayka yang masih bersenang-senang disana. "Jayka sudah berjanji padaku bahkan dia sudah mengganti beberapa aset kekayaannya atas namamu. Demi meyakinkanku dan Papa untuk diberi izin kembali meminangmu." "Benarkah?" *** Pagi-pagi sekali aku teringat dengan ag

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Menuliskan Harapan Yang Tak Biasa

    POV MINAKI "Jay, sudahlah. Temui saja pendetanya. Aku menunggu disini saja." Usai mengatakan itu, tanganku perlahan menurunkan tangan Jayka dari lipatan belakang lutut kakiku yang tadi sudah bersiap mengangkat tubuhku ke dalam gendongannya. Kedua mata tajam Jayka menyorotku dengan tatapan sedikit tidak suka namun aku memilih memalingkan wajah. Masalahnya, keseriusannya masih tidak terbaca oleh kata hatiku hingga rasanya perasaan ini masih saja meragu. "Aku mengajakmu ke Kuil Aoshima untuk mendengarkan dari pendeta sendiri kapan tanggal terbaik untuk kita menikah. Apa pesan yang akan pendeta katakan untuk pernikahan kedua kita nantinya, Minaki. Agar keraguan yang ada di hatimu juga hilang." Aku menggigit bibir dengan perasaan bingung tak karuan karena ucapan Jayka. "Sekarang, ayo kita masuk. Kamu mau 'kan?" Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba saja ada suara bisik-bisik dan derap langkah kaki yang tidak biasa di belakangku. Begitu tatapan Jayka mengarah ke belakangku dengan se

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Omikuji Keberuntungan Cinta

    POV MINAKI Terowongan berbentuk hati warna merah yang membentang indah dengan beragam gantungan kayu bertuliskan nama para nama pasangan yang ingin hubungannya diberkahi sepanjang pernikahan ketika akan menuju Kuil Aoshima seakan menambah kesan tak kira di dalam hati. Ketika Jayka mendorong kursi rodaku perlahan-lahan, aku segera memejamkan kedua mata lalu membayangkan wajahnya dan Mayka sembari memohon pada para dewa agar hubungan kami dilanggengkan. Kalaupun kami menemui rintangan dalam rumah tangga, semoga baik aku dan Jayka sama-sama diberi kekuatan untuk melewatinya. Juga, semoga tidak ada perselingkuhan diantara kami. Dan aku kuat menghadapi ujian apapun ke depannya setelah Jayka kembali mengambil sumpahnya menjadikanku satu-satunya istri. "Sudah," bisik Jayka ketika aku merasakan kursi rodaku berhenti didorong. Begitu membuka mata, benar saja jika aku sudah usai melewati terowongan berbentuk hati itu. Lalu Jayka kembali mendorong kursi rodaku menuju Chozuya, sebuah batu b

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Tidak Ada Kata 'Tidak'

    POV MINAKI Niat Jayka untuk menikahiku lagi mendapat beragam tanggapan dari para fans dan netizen. Ada yang memuji kerendahan hatinya karena mau meminang perempuan tidak sempurna sepertiku. Bahkan ada yang menganggap aku menggunakan ancaman untuk membuat Jayka bertekuk lutut. Hasilnya, aku sendiri yang merasa sakit hati karena membaca beragam komentar dan pemberitaan tentang kami. Dan jalan satu-satunya adalah tidak memegang ponsel sama sekali untuk sementara waktu. Kini, aku sudah bersiap dengan pakaian musim semi dan make up natural yang menghiasi wajah. Begitu juga dengan Mayka, sudah terlihat manis dengan pakaian barunya yang dibelikan Jayka hampir satu koper banyaknya. “Kenapa aku begitu cemas, Kak?” tanyaku pada Kak Yamada. “Wajar.” Rencananya hari ini, kami akan pergi ke Kuil Shinto yang ada di Aoshima. Itu adalah Kuil Shinto kuno di pulau kecil yang rimbun dengan patung Dewa Buddha yang indah. Aku masih belum tahu mengapa Jayka memilih kuil itu sebagai tempat pernikahan

DMCA.com Protection Status