Share

Bab 10

Author: Lathifah Nur
last update Last Updated: 2022-09-27 06:46:36

Di pengujung senja yang bertabur gerimis, Xela pulang dari menikmati liburan bersama teman-temannya. Merayakan kelulusan sekaligus bersiap menyambut status baru sebagai mahasiswa.

"Anak kurang ajar!" umpat Tuan De Groot, menyeret dengan kasar lengan Xela begitu gadis itu menginjakkan kaki di ruang tamu.

"Akh! Ayah, sakit!"

"Kau pantas mendapatkan siksa yang lebih pedih dari ini! Kau mencoreng wajahku!"

Plak!

Tamparan Tuan De Groot meninggalkan cap lima jari pada pipi Xela yang berkulit cerah, juga jejak luka pada hatinya yang berdenyut perih.

"A–apa salahku, Ayah? Kenapa Ayah menamparku?"

"Kau! Masih tidak mengetahui kesalahanmu, hah?!" Tuan De Groot melotot geram. "Aku mengizinkanmu pergi dengan teman-temanmu untuk menikmati liburan, tapi apa yang kau lakukan, hah?! Kau menikah dengan laki-laki tak berguna!"

Xela merasakan suhu di ruangan itu turun ke titik minus. Membuat tubuhnya menggigil dan aliran darahnya membeku. Lidahnya mendadak kelu.

Tuan De Groot terus menyeret Xela. Meninggalkan rumah besar itu lewat pintu belakang, lalu mendorongnya dengan kuat memasuki sebuah gudang tua, gelap, dan pengap.

Dia mengunci gadis yang jatuh terjerembap itu tanpa rasa belas kasihan.

Xela menggedor-gedor pintu dengan tangannya yang lemah.

"Ayaaah ... keluarkan aku dari siniii! Aku takut! Aku tidak mau dikurung di tempat ini!"

Hingga tenggorokannya terasa kering, hanya keheningan dan desau angin yang membalas lengking ketakutan Xela.

Lutut Xela gemetar. Kepalanya tanpa sadar menggeleng. Dia tidak ingin pengalaman buruk itu terulang kembali.

Cukup di masa remaja saja ia menghabiskan malam dengan berteman kecoak dan tikus yang menjijikkan, di dalam ruangan berbau apak dan penuh debu.

"B–baik, Ayah. A–aku akan bersiap."

Rasa trauma memaksa Xela untuk mengalah.

Tuan De Groot melirik arloji di pergelangan tangannya. "Waktumu hanya tiga puluh menit!"

Xela mengempaskan napas putus asa dengan kedua bahu yang melunglai ketika ayahnya berjalan bak seorang tiran, meninggalkan kamar hotel.

Bergegas ia mengemasi barang pribadinya. Tak peduli apakah barang-barang itu tersusun rapi atau tidak. Otaknya hanya fokus pada limit waktu yang ditentukan sang ayah.

"Kau nyaris terlambat!" komentar Tuan De Groot saat Xela tiba di meja resepsionis untuk check out.

Di kamar presidential suite, Karel menerima panggilan telepon. Tegak di atas balkon, menghadap barisan pegunungan yang terlihat seperti bayang kelam menakutkan.

"Mereka baru saja meninggalkan hotel," lapor sebuah suara dari seberang telepon.

Karel menyeringai. Memutus panggilan tanpa menyahut sepatah kata.

Jika langit merestui niat seorang anak manusia, dia tidak perlu bersusah payah untuk mencari kesempatan ataupun menciptakan peluang. Peluang dan kesempatan itu akan datang dengan sendirinya.

Tugasnya hanyalah menyambar peluang serta memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin.

Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha.

Karel membuka sebuah tas kecil yang penuh dengan perlengkapan kosmetik.

Ia mematut diri di depan cermin. Jemarinya bergerak terampil memainkan kuas serta peralatan kosmetik lainnya.

Dalam waktu kurang dari satu jam, ia berhasil melakukan make over terhadap wajahnya.

Rupanya yang menawan dengan garis rahang kokoh serta bibir merah alami telah beralih rupa seperti monster.

Pipi kirinya yang semula mulus dan cerah, kini dihiasi dengan segaris bekas luka memanjang dari bawah pelipis hingga ke sudut bibir.

Sementara pada pelipis kanannya terdapat codet berbentuk petir, yang ujungnya menyentuh alis.

Kulit mukanya nan halus terlihat kusam dan kasar, penuh noda bekas jerawat.

Sebagai sentuhan terakhir, Karel menambahkan bekas luka yang cukup lebar pada punggung tangan kanannya.

"Wow!"

Karel terkesima dengan penampilannya sendiri.

Jangankan orang lain, dia saja tak mengenali dirinya jika bukan dia sendiri yang memermak wajahnya itu.

Rupanya kini berbanding terbalik hingga seratus delapan puluh derajat.

Hilang sudah pesona tampan yang membuat hati kaum hawa meleleh dalam sekejap. Yang tersisa pada saat melihat penampilan wajahnya kini hanyalah perasaan jijik dan ngeri.

"Ah, ada yang kurang!"

Karel membaca setiap label dari stok minyak rambut yang dia punya.

Senyumnya mengembang ketika menemukan kata wax.

Tampil dengan rambut sedikit kaku dan tegak akan menyempurnakan kesan preman dan aura menyeramkan dari dirinya.

Karel menaikkan kerah jaket kulit yang dikenakannya seraya menyeringai sinis. Setelah memasang kacamata hitam, ia menyalakan pemantik di tangan. Memperdengarkan bunyi 'ctak' yang cukup keras.

"Tuan De Groot," desis Karel, dengan seringai mengejek dan mata berkilat licik. Ia mengangkat pemantik, menatap tak berkedip pada nyala api yang meliuk. "Aku datang untuk menghancurkanmu!"

Fiuh!

Related chapters

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 11

    "Tuan, ada mobil yang mengikuti kita dari tadi," lapor sopir yang mengendarai kendaraan milik Tuan De Groot.Sorot matanya beriak cemas, melirik spion samping berulang kali."Kau pikir ini jalan pribadiku?" sentak Tuan De Groot, merasa kesal lantaran niatnya untuk memejamkan mata terganggu."Tapi ini mencurigakan, Tuan. Saya telah mengedipkan lampu dan menepi agar mereka bisa mendahului, tapi mereka justru memperlambat setelah berhasil menyejajari kendaraan kita.""John, kau berpikir terlalu jauh. Apa ini untuk pertama kalinya kau menempuh perjalanan jarak jauh?"Sebagai sopir, bukankah seharusnya kau tahu bahwa lebih baik mengurangi kecepatan daripada mengambil risiko beradu kambing dengan lawan dari arah depan?"Sudahlah! Berkendara saja dengan baik! Jangan ganggu aku! Aku ingin istirahat!"Ckiiit!John membanting setir ke kiri dan menginjak pedal rem dengan kuat."John! Kau ingin mati, hah?!"Tuan De Groot meledak. Baru saja ia berpesan pada sang sopir untuk membiarkannya beristira

    Last Updated : 2022-09-27
  • Lelaki Dua Wajah   Bab 12

    "Akh! Sial! Tangkap wanita itu! Jangan biarkan dia lolos!" lolong lelaki bergigi tonggos setelah Xela berhasil menggigit lengannya.Xela mencopot sepatu berhak tinggi yang dikenakannya, lalu berlari dengan kecepatan penuh."Terus lari, Xela! Jangan pedulikan aku!" teriak Tuan De Groot, menyemangati putrinya.Dua anak buah lelaki bergigi tonggos memenjarakan dirinya dalam cengkeraman erat mereka.Xela terus berlari menembus malam, menyelamatkan diri dari kejaran lelaki bergigi tonggos dan dua orang anak buahnya.Dugh!Sebuah sepatu menghantam belakang lutut Xela, membuatnya jatuh tersungkur mencium tanah."Hahaha ... mau lari ke mana lagi, Nona?"Xela tak akan membiarkan para pemburu nafsu itu mendapatkan apa yang mereka inginkan dari dirinya.Sambil meringis menahan perih pada wajahnya yang tergores permukaan jalan, Xela kembali bangkit. Berlari dengan tertatih-tatih."Tolooong!"Ckiit!Sebuah motor besar yang melintas menginjak rem, sejengkal sebelum menabrak Xela.Merasa mendapat per

    Last Updated : 2022-09-28
  • Lelaki Dua Wajah   Bab 13

    Karel menarik lepas tanda bekas luka yang menempel pada wajah dan punggung tangannya.Ia merendam benda yang terlihat seperti karet itu dalam cairan khusus, kemudian membersihkan wajahnya dari sisa-sisa polesan make-up."Kau keren, Bro! Dulu, aku tidak mengerti kenapa seorang mahasiswa kedokteran mengikuti kursus olah vokal dan program kecantikan."Ck! Ternyata kau menyiapkan senjata untuk balas dendam dari jauh-jauh hari."Kevin setia menunggu Karel menyelesaikan aktivitasnya sambil terus memperhatikan setiap detail gerakan tangan Karel.Apa memang gerakan tangan seorang dokter seluwes itu? Bahkan, saat menyapu wajah dengan perlengkapan kosmetik pun tampak sangat ahli dan lincah."Kevin, sukses itu tidak turun dari langit dalam hitungan hari. Kalau punya tujuan di masa depan, kau harus merintis jalan dengan mempersiapkan rencana yang matang."Aku butuh waktu bertahun-tahun untuk dapat menguasai keterampilan make over dan mengubah suara. Aku tidak ingin bekerja dengan setengah-setenga

    Last Updated : 2022-09-28
  • Lelaki Dua Wajah   Bab 14

    "Bagus kau akhirnya datang. Jika tidak, aku akan memaksamu dengan caraku.""Mana berani saya tidak menghargai undangan Anda, Tuan De Groot."Karel benci harus berpura-pura ramah pada permukaan, sementara hatinya dipenuhi gelegak amarah.Namun, demi membalaskan sakit hatinya yang berkarat, ia harus melakoni perannya dengan sangat baik."Itu artinya, kau setuju untuk bekerja sebagai sopir dan pengawal pribadi putriku, bukan?""Saya tidak bisa memutuskan, Tuan. Anda sendiri yang akan memutuskannya. Saya hanya bisa bekerja untuk putri Anda, jika Anda berkenan memenuhi persyaratan dari saya."Tuan De Groot tak berkedip menatap Karel. Lelaki berwajah jelek di depannya itu cukup punya nyali untuk bernegosiasi dengannya.Kalau bukan karena lelaki itu telah menyelamatkan harga diri putrinya, ia tidak akan bersikap lunak kepada seseorang yang berani meningkahi kata-katanya."Katakan!""Terima kasih! Anda sangat pengertian, Tuan."Pujian Karel melambungkan arogansi Tuan De Groot. Dagunya terangka

    Last Updated : 2022-09-29
  • Lelaki Dua Wajah   Bab 15

    "Kau boleh mengujinya!" Tuan De Groot berbalik ke dalam.Setelah merenungi rangkaian kalimat dari Lewis, keyakinannya pada Karel sedikit goyah. Akan tetapi, dia tidak mungkin menarik kembali kata-katanya pada Karel.Jalan satu-satunya hanyalah membiarkan Lewis menguji kemampuan Karel.Jika lelaki itu mampu mengalahkan Lewis, maka dia layak untuk dipertahankan. Sebaliknya, bila anak itu gagal, ia punya alasan untuk memecatnya.Dengan merestui Lewis untuk berhadapan secara langsung dengan Karel, dia tidak hanya mendapat kesempatan untuk membuktikan kemampuan Karel, tetapi juga memiliki alasan untuk menyingkirkan anak itu tanpa merasa bersalah.Tuan De Groot menyeringai licik. Membayangkan ia membunuh dua ekor burung dengan satu batu.Lewis tersenyum senang sembari mengusap tinju. Kesempatan untuk menyingkirkan saingan akhirnya datang.Ia berteriak lantang, menghentikan langkah Karel yang nyaris mencapai pintu gerbang."Berhenti!"Seiring dengan berakhirnya teriakan Lewis, lelaki itu mem

    Last Updated : 2022-09-29
  • Lelaki Dua Wajah   Bab 16

    Karel menyambut hantaman Lewis dengan tendangan bertenaga. Walau ia hanya mengerahkan sebagian kecil dari kekuatannya, akibatnya cukup fatal.Lewis terbang sejauh lebih dari sepuluh meter. Punggungnya menghantam batang pohon palem, sebelum akhirnya jatuh tertelungkup di atas bebatuan hias."Aaakh!"Lewis merintih kesakitan. Tulang rusuknya berderak patah.Baru saat itulah ia sadar kenapa Tuan De Groot memercayakan pengawalan putri semata wayangnya kepada Karel.Lelaki bertampang menyeramkan itu tidak hanya menakutkan dari segi penampilan, tetapi juga mengerikan dalam hal kekuatan.Tubuh Lewis berkeringat dingin. Ia terlalu bangga dengan kemampuannya, hanya karena ia menjadi pemimpin dari sebuah perguruan seni bela diri.Hari ini matanya terbuka lebar. Kekuatannya tidak ada seujung kuku dari keahlian Karel.Dia dan anak buahnya terkapar, sementara Karel tak sedikitpun menderita lecet.Jangankan mengalahkan Karel, berhasil menyentuh ujung rambutnya pun tidak.Karel mendekati Lewis dengan

    Last Updated : 2022-10-01
  • Lelaki Dua Wajah   Bab 17

    "Maaf, Tuan De Groot! Tidak ada data tentang pemuda bernama Deon itu.""Tidak mungkin!" sanggah Tuan De Groot, tak percaya. "Detektif Harold, apa hukum di kota ini selonggar itu hingga membiarkan penduduk ilegal menikmati hidup dengan bebas?"Dia bahkan memiliki kendaraan bermotor dan bisa melintasi perbatasan daerah. Menurutmu, dari mana dia memperoleh SIM? Tuhan kirim dari langit?!""M–maaf, Tuan De Groot! A–akan kuselidiki lagi! Mohon bersabar!"Lantaran kesal, Tuan De Groot memutus sambungan telepon secara sepihak."Dasar payah! Menyelidiki satu orang saja tidak bisa!"Tuan De Groot termenung. Berpikir dengan serius. Bukankah aneh bila data diri Deon tidak ada dalam catatan pemerintah?Jika dia memang penjahat seperti yang disangka Lewis, tentu nama Deon menjadi urutan teratas dalam DPO.Dilihat dari kemampuan bertarungnya, tidak mungkin keahlian sehebat itu hanya digunakan untuk melakukan tindak kejahatan kelas teri."Jangan-jangan ...."Tuan De Groot tak meneruskan tebakannya. I

    Last Updated : 2022-10-01
  • Lelaki Dua Wajah   Bab 18

    "Aku mengerti. Aku mengerti. Aku sangat mengenalmu. Kamu tidak mungkin tega meninggalkanku.""Ayah, Ayah tahu kan betapa aku sangat mencintai Ayah?" Karel menyeka bulir bening di sudut mata ayahnya."Ya. Kita hanya berdua dan selamanya akan saling memiliki." Tuan Jaffan tersenyum. "Kamu pasti telah melewati hari yang berat selama belasan tahun ini. Ayo berbagi cerita sambil minum teh!"Karel dan ayahnya bercengkerama hingga larut malam. Berbagi tangis dan tawa di ujung setiap kisah. Entah jam berapa mereka masuk ke kamar masing-masing.Karel terbangun saat telinganya menangkap suara ribut-ribut di luar rumah.Ia beranjak keluar dari kamar tanpa membasuh muka. Mengintip kejadian di luar rumah dari balik tirai jendela, yang telah robek di beberapa sudut.Tampak empat orang lelaki bertampang sangar berdebat dengan ayahnya."Dia!" Karel menggeram tatkala mengenali salah satu dari mereka.Karel berbalik ke kamar. Berdandan.Di halaman rumah papan itu, Tuan Jaffan mendongkol. Saking jengkeln

    Last Updated : 2022-10-02

Latest chapter

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 259

    "Bukankah kamu merasa puas setelah berhasil melampiaskan dendammu?" balas Xela, dengan suara yang juga bergetar.Bohong bila ia mengatakan membenci Karel dan tak lagi mencintainya.Karel melepaskan dekapannya, lalu memutar badan Xela."Tatap mataku!" pinta Karel. "Apa kau menemukan kepuasan di sana?"Xela memberanikan diri menantang netra kelam Karel. Yang ia temukan adalah secarik luka dan penyesalan yang mendalam.Entah kenapa Xela merasakan hatinya tersentuh dan tak tega melihat semburat derita yang bersemayam dalam manik mata Karel.Haruskah ia memberi kesempatan kedua kepada Karel?Allah saja Maha Pemaaf. Tidak sepatutnya ia menolak permintaan maaf yang tulus dari Karel.Karel tidak berselingkuh. Lagi pula, lelaki itu memperlakukannya dengan kasar karena ada alasan yang kuat. Andai dia yang berada di posisi Karel, mungkin dia akan melakukan hal yang lebih kejam dari itu.Dia mungkin tidak akan bersedia menyelamatkan mantan mertua yang telah menyiksanya.Berpikir bahwa masih ada ha

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 258

    "Anda baru saja kembali, Nona. Sekarang, mau pergi lagi. Tidak bisakah tinggal lebih lama?" rayu Bibi Lizzy, berdiri di depan pintu seraya menggenggam erat jemari Xela. Enggan untuk melepaskannya.Xela tersenyum tipis. "Bibi, hanya untuk beberapa hari. Aku akan kembali."Sungguh Xela juga enggan untuk beranjak dari desa nan bebas polusi itu, tapi apa daya, ia tidak ingin mengambil risiko jika nanti yang mencarinya ternyata benar-benar Karel.Ia belum siap untuk bertemu dengan lelaki yang masih mengisi relung hatinya itu. Bukan karena benci, bukan. Dia malu pada diri sendiri.Rasa bencinya pada lelaki itu atas perlakuan kasar yang diterimanya menguap setelah mengetahui kejahatan ayahnya.Rasa sakit yang ia derita sungguh belum seujung kukunya penderitaan Karel.Jiwanya bergetar setiap kali membayangkan Karel disiksa, lalu dibuang ke tengah belantara dalam kondisi sekarat.Belum lagi kejahatan lain yang ditujukan ayahnya untuk Karel dan keluarganya. Bahkan, Karel harus kehilangan saudar

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 257

    "Bersiaplah untuk menyambut kematian keduamu, Dokter! Ah, tidak, Karel! Panggilan 'Dokter' terlalu mewah untukmu. Cuih!" Lewis meludah jijik."Huh! Coba saja!" tantang Karel seraya mengayunkan rantai di tangan kirinya, melibas anak buah Lewis yang mulai menyerang.Enggan terlalu lama bermain tarik rantai dengan Lewis, Karel membetot kuat. Seketika suara gerincing memekakkan telinga.Di tangan Karel, dua rantai tersebut berubah menjadi senjata sakti yang meliuk di udara bak dua ekor kobra sedang menari.Jerit kesakitan melengking tinggi setiap kali rantai itu berhasil menghantam dan melilit tubuh lawan, lalu membantingnya dengan kuat.Sungguh Karel tak ingin berlama-lama menghabiskan waktu di ruang bawah tanah itu. Ia ingin menyudahi pertarungan tersebut secepatnya.Karel mengamuk seperti orang gila. Tak memberi kesempatan kepada lawan untuk menyentuh tubuhnya.Tas! Tas!Bunyi tebasan yang berpadu dengan gerincing rantai menjadi musik horror bagi Lewis dan anak buahnya. Satu per satu m

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 256

    "Heh, bangun!"Setengah sadar, Karel merasakan tamparan keras di pipinya, diikuti kalimat makian."Dasar lemah!"Karel berjuang membuka kelopak matanya yang terasa berat. Samar netranya menangkap cahaya temaram."Di mana ini?" lirih Karel dengan suara lemah."Bagus! Akhirnya kau sadar. Aku tidak suka bermain-main saat kau pingsan. Tidak asyik!"Kepingan ingatan Karel telah sepenuhnya menyatu, melukis gambaran peristiwa yang ia alami sebelum tak sadarkan diri.Darahnya seketika mendidih, teringat kecurangan yang dilakukan komplotan Lewis dalam pertarungan.Cuih!Karel meludahi wajah Lewis yang tersenyum mengejek."Pengecut! Kau menjijikkan!""Hahaha ... ya, ya ... terserah apa katamu." Lewis mencengkeram dagu Karel. "Bagiku, kau bodoh! Sama seperti keledai."Keledai terkenal sebagai simbol kebodohan lantaran masuk ke lubang yang sama sampai dua kali.Manusia yang cerdas akan belajar dari kesalahan dan pengalaman pahitnya. Sementara si bijak akan memetik hikmah dari pengalaman orang lai

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 255

    "Saya telah menemukan jejak istri Anda, Bos.""Katakan!"Netra kelam Karel berbinar penuh harapan. Tak sia-sia ia meminta bantuan Red."Istri Anda terbang ke Belanda. Di—""Terima kasih. Aku akan segera mentransfer bayaranmu," potong Karel, tak butuh penjelasan lebih panjang.Pikirannya hanya tertuju untuk menyusul Xela.Sebuah tas sandang cukup untuk memuat beberapa potong pakaian yang akan dibawanya.Agar lebih cepat tiba di Bandara, Karel memacu motornya.Ckiit!Decit rem membelah sunyi.Sebuah mobil SUV berwarna silver menggunting laju motor Karel, tepat di daerah sawangan."Mau kabur dariku? Dalam mimpi!" hardik suara yang sangat akrab di telinga Karel.Merasa keselamatannya terancam, Karel segera turun dari motor seraya menyingkirkan helm yang melindungi kepalanya."Aku tidak ada urusan denganmu! Kenapa kau selalu menggangguku?" balas Karel dengan nada dingin."Kau, lelaki berengsek yang membuat hidup Xela-ku menderita. Kali ini aku tidak akan mengalah lagi!"Plok! Plok!Karel be

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 254

    "Di mana istriku?" tanya Karel setelah mempersilakan Herds untuk duduk."Saya tidak tahu," sahut Herds, mulai mengeluarkan sesuatu dari tas kerjanya."Kau ke sini atas perintahnya, 'kan? Tentu berkomunikasi dengannya. Apa masuk akal kau tidak mengetehui keberadaannya?""Saya mengatakan yang sebenarnya, Dokter," timpal Herds, terlihat tak terpengaruh dengan kemarahan Karel. "Nona De Groot memang menemui saya untuk menyerahkan berkas gugatan cerai untuk Anda. Sayangnya, saya tidak berpikir bahwa di saat yang sama, dia juga meninggalkan rumah Anda." Herds menyodorkan berkas perceraian tersebut kepada Karel. "Tolong tanda tangani, Dokter!"Karel memeriksa kelengkapan berkas yang disodorkan oleh Herds. Matanya membelalak melihat fotokopi buku nikah yang terlampir. Seketika ia membanting berkas tersebut ke atas meja, kemudian berlari ke kamar.Karel memeriksa laci nakas dan mengobrak-abrik isinya."Berkas itu ... Ya Tuhan!"Karel mengusap mukanya dengan kasar kala tak lagi menemukan kumpula

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 253

    "Anda jangan main-main, Nyonya! Xela pergi dengan membawa koper. Ke mana lagi dia pergi bila tidak kembali ke sini?" sergah Karel, mengira Nyonya Beth sengaja merahasiakan keberadaan Xela dari dirinya."Sungguh, Dokter J. Saya tidak bohong," sanggah Nyonya Beth. "Semenjak datang terakhir kali menemui Tuan De Groot, Nona Muda tidak pernah ke sini lagi."Karel menyelami manik mata Nyonya Beth dengan tatapan lekat. Tak ada kebohongan yang ia temukan. Sebaliknya, riak kecemasan terpatri jelas di sana."Lalu, ke mana perginya Xela?" gumam Karel, seakan berbicara pada diri sendiri.Nyonya Beth juga terdiam. Sesaat kemudian ia berkata dengan nada bimbang, "Apa mungkin ... Nona Muda ... pergi membesuk Tuan De Groot?""Huh? Bukankah baru seminggu yang lalu ayah mertuaku keluar dari rumah sakit? Kenapa dia bisa kambuh?""B–bukan itu, Dokter. Kesehatan Tuan De Groot baik-baik saja. Tuan ... Tuan ... ah, saya juga tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi," kata Nyonya Beth, terbata-bata.Karel

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 252

    "Aaargh!" Karel mendengkus kesal. "Xela tidak ada di rumah Clara. Ke mana dia? Apa mungkin pulang ke rumah ayahnya?"Tak ingin kehilangan jejak Xela, Karel pun memacu motornya menuju kediaman Tuan De Groot.Namun, baru saja turun dari motor, sebuah tendangan membuatnya terjatuh. Motor pun ikut roboh."Berengsek! Masih berani kau menginjakkan kaki di rumah ini!" umpat Lewis.Matanya yang penuh kebencian menyala-nyala terbakar amarah.Karel bangkit seraya menepis debu dan kotoran yang melekat di tubuhnya. Abai akan motor yang masih tergolek."Ini rumah mertuaku. Kapan pun aku bisa datang ke sini.""Banyak bacot!" geram Lewis, kembali menyerang Karel.Karel yang masih kacau memikirkan Xela bereaksi lambat. Tak khayal serangan itu mendarat di dadanya. Seketika ia terjengkang. Untung kerimbunan tanaman hias menahan punggungnya."Jangan pernah bertingkah sok suci di hadapanku!" hardik Lewis. "Aku tahu siapa kau. Di balik nama besarmu, kau hanyalah seekor rubah licik!"Karel menyeringai. "Ba

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 251

    "Pergi kau dari sini dan jangan pernah kembali lagi!" Karel menyeret kasar lengan Xela, turun dari teras rumah kayu milik ayahnya."Akh!" Xela menjerit kesakitan.Karel mengempaskannya hingga tersungkur ke tanah."Simpan air mata buayamu itu! Aku tidak akan tertipu," sentak Karel dengan nada dingin. "Percuma kau mengarang cerita pada temanmu. Aku tidak akan percaya!"Xela tergugu."Apa salahku padamu?" tanya Xela. Suaranya terdengar parau."Banyak! Dan aku membencimu hingga ke sum-sum tulangku. Enyah!"Tes! Tes!"Aish! Hujan lagi!" gerutu Karel, melindungi kepalanya dari terpaan hujan dengan telapak tangan sambil berlari menuju rumah ayahnya.Ternyata segala luapan emosinya terhadap Xela hanyalah angan dalam lamunan."Sayang sekali kau terlambat, Nak!" kata Tuan Jaffan begitu Karel melangkah masuk setelah melepas kemejanya yang basah dan memerasnya."Dia baru saja pergi," imbuh Tuan Jaffan."Dia? Siapa?" tanya Karel, terbayang siluet sosok wanita yang mirip dengan Xela melangkah kelua

DMCA.com Protection Status