"Pertama, karena nama Di Guan bisnis diambil dari nama pemilik sebelumnya... Kini akan berganti menjadi Paviliun Phoenix Abadi!" ungkap Xiao Chen tegas. "Pffft! Paviliun? Kami semua ini pedagang! Kamu kira kami ini seorang kultivator berdarah dingin sepertimu? Xiao Chen yang benar saja!""Itu benar... Kami ini pedagang senjata, Swooooooooosh! Hanya mengulurkan kedua telapak tangannya, kedua pria yang merupakan boss besar pedagang senjata tidak bisa menggerakan tubuh mereka. Bahkan sesaatnya, daya hisap yang begitu kuat menarik tubuh mereka. "Kapan aku berkata ingin mengganti bisnis yang kalian geluti? Aku hanya mengatakan pusat bisnis Di Guan berubah menjadi Paviliun Phoenix Abadi... Yang diartikan, semua bawahan ku harus seorang kultivator yang pandai bertarung, tidak hanya berdagang, atau mengandalkan kemampuan orang lain...," suara Xiao Chen berubah menjadi begitu dingin. "Jika ada yang keberatan, silahkan pergi dari tempat ini... Tapi ada syarat yang harus kalian jalani, pert
Fluktuasi yang ditimbulkan oleh hentakan kaki menyebar begitu kuat. Apa yang dilakukan Xiao Chen juga membuat patung diatas bangunan bisnis Di Guan retak, lalu memperlihatkan sosok pria tua yang memiliki jenggot panjang dengan tatapan tajam. Kini menatap kearah atas langit menunjukan raut wajah datarnya."Dua kali adanya fluktuasi energi sepertinya kota Abadi yang telah tenang selama puluhan tahun ini sudah tidak seperti dulu lagi..." terasa terganggu, dia meminta kepada dua rekannya untuk tiba. Swuuuuuuush! Retakan dimensi muncul disamping pria tua, lalu kedua pria paruh baya memberikan hormat kearah pria tua itu. "Pak tua... Kenapa menganggu pelatihan kami?""Lihatlah diatas sana... Cari tahu apa yang terjadi! Jika terjadi masalah pada bisnis Di Guan, lenyapkan mereka tanpa sisa!"Keduanya menaikan sebelah alis mereka, memang mereka merasakan adanya fluktuasi energi yang terjadi selama dua hari ini. Namun mereka tidak menyangka, kota Abadi yang belum pernah mengalami kekacauan ki
Kraaaaaack! Retakan dimensi terjadi sekali lagi, namun perbedaannya, retakan itu memanjang lebih dari sepuluh meter. Lalu retakan itu berubah menjadi robekan ruang kosong yang cukup lebar! Booooooooooshhh! Mundur dari tempatnya, wajah pemimpin kota Abadi sedikit berkerut. Dia merasa racun api Perak seperti tidak mampu menekan kemampuan bocah didepannya. Sama halnya dengan Xiao Chen, dia kembali mengawali serangannya dengan cara memasuki retakan dimensi dan kemudian bergerak ke arah belakang tubuh pemimpin kota Abadi sembari berteriak. "Sembilan Pedang Phoenix! Langkah Pertama!" Swuuuuuuuuush! Sebuah pedang muncul di belakang tubuh Pemimpin Kota Abadi yang kini segera menepis arah gerakan yang dilakukan oleh Xiao Chen. Seketika pertukaran pedang terjadi, namun serangan pedang milik Xiao Chen begitu cepat. Seolah pedang ditangannya seperti cambuk yang bebas bergerak kesana kemari. "Pedang Petir! Amukan Surgawi?!" kesal karena serangan Xiao Chen terus menunjukan
Tidak ada senyum tipis yang terukir, hanya ada sebuah senyum pahit melihat kenaifan yang akan dilakukan pemimpin kota Abadi. "Apa tubuhku dapat be regenerasi lagi ketika lonceng misterius pernah menghancurkan tubuhku?" berkata dalam hati. Xiao Chen yang tidak ingin mengambil langkah maut. Kini mulai untuk memejamkan matanya. Swuuuuuuuuuuung! Tubuhnya bergetar hebat! Diikuti oleh kedua tangannya yang kini bergerak membentuk segel formasi. "Amarah Phoenix! Kehancuran Semesta!" Disela sela terjangan Petir yang tiada habisnya. Kini muncul puluhan lingkaran formasi dari berbagai sudut. Pancaran energinya pun sangat mengerikan, bahkan sesaatnya lingkaran formasi menembakan cahaya yang membentuk seekor Phoenix mulai keluar dari dalam. Kyaaaaaaaaaat! Kyaaaaaaaat! Boooooooom! Boooooooooom! Sang Phoenix terbang mengantarkan tubuh mereka kearah serangan petir yang kini masih belum berhenti menunjukan eksistensi mereka. Hingga petir besar muncul kearah tubuh pemimpin kota
Traaaaack! Bruuaaaaaaag! Xiao Chen melancarkan serangan pedangnya. Hal ini diikuti oleh pemimpin kota Abadi yang mulai menghindar, dan menangkis pedang Naga Langit menggunakan petir yang berada ditangannya, namun yang tak dia duga. Xiao Chen tidak hanya menggunakan pedangnya. Karena sebuah tendangan keatas, mengenai rahangnya yang begitu cepat harus membuat tubuhnya terpental begitu jauh. Memuntahkan seteguk darah merah, tiba tiba dia harus membelakakan matanya. Karena saat ini, dia melihat Xiao Chen memutarkan tubuhnya searah jarum jam. Swoooooosh! "Langkah keempat!" Perputaran pedang ditangan Xiao Chen menimbulkan angin tornado yang begitu cepat. Bahkan daya hisap yang ditimbulkan oleh perputaran pedang dapat menarik sedikit tubuh dari pemimpin kota Abadi. "Tinju Guntur Pembelah Raga!" teriak gila pemimpin kota Abadi kemudian meninju udara untuk beberapa kalinya. Swuuuuuuush! Kini tinju yang terbentuk dari energi Qi, dan terbalut oleh elemen petir melesat kearah angin
"Ke-kenapa tuan muda begitu kejam? Bukankah Wang Lie juga melupakan dendamnya?" "Yaa itu benar! Wang Lie saja sudah ikhlas?!" "Ikhlas?" suaranya masih dingin, dia menatap Wang Lie dengan santai. "Saat ini dia memang terlihat pasrah, karena kemampuannya untuk membunuh kalian di satu tempat itu tidak ada... Tapi bagaimana di masa depan nanti? Lihatlah kemampuannya saat ini, dibandingkan dengan kalian yang berpikir tentang kekayaan..., Jika dia membalas di suatu saat nanti, dan aku tidak ada disisi kalian, apa kalian dapat bertahan?" Mereka kembali menelan ludah secara bersamaan. Secara tidak langsung, tindakan Xiao Chen ini memang terlihat kejam. Tapi semua ini demi memutus hubungan dendam agar kelak Wang Lie tidak melakukan semua itu! "Atau kalian ingin, kesalahan kalian di masa lalu, akan membuat keluarga yang kalian sayangi satu persatu musnah ditangannya?" Mereka semua menatap keluarga mereka dengan wajah yang tak rela. Benar memang benar, apa yang dikatakan Xiao Chen bukan
Xiao Chen menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal, dia kemudian berkata, "memang apa yang kamu lihat? Bukankah didepan kita hanyalah hutan biasa?"Gadis Rubah tidak menjawab apapun, dia kemudian menyentuh kening Xiao Chen dengan salah satu jarinya. Secara ajaib, entah apa itu. Yang pasti sepasang bola mata Xiao Chen sedikit bersinar. Dan dia melihat adanya kehidupan yang ada didalam hutan. Sebuah kota, kecil. Dengan kegiatan hiruk pikuknya terlihat jelas dimatanya. Namun yang membuatnya heran, kenapa wajah Gadis Rubah terbelalak? "Sejak aku keluar dari klan rubah, klan kami tidak mengizinkan satupun kultivator luar berkegiatan di wilayah klan rubah. Melihat banyak anggota klan Yin yang tengah beraktivitas, apa maksudnya ini? Apa para tetua ingin melanggar aturan ku?"Xiao Chen menggelengkan kepalanya, dia teringat akan perkataan Chen Long perihal bergabungnya klan Rubah dengan klan Yin. "Jadi sejak kau pergi, tetua klan rubah membangun hubungan dengan klan Yin... Aku...""Dar
Tapi sebelum dia mencari Gadis Rubah, informasi adalah hal yang penting. Sebelum bertindak, dia harus tahu masalahnya. Karena itu dengan santai, Xiao Chen mencari sebuah kedai arak yang terlihat ramai. "Sepertinya kedai di depan sana tepat..." berkata pada dirinya sendiri, kini Xiao Chen telah tiba di kedai yang dituju. Pesan beberapa guci arak, dan menajamkan pendengarannya. Xiao Chen sedikit menyipitkan matanya ketika melihat dua tetua pengurus bisnis Paviliun Phoenix berada di kedai yang sama. "Bagaimana ini? Pihak klan rubah malah mengusir kita padahal niat kita baik...""Apa yang kita takuti? Laporkan saja pada tuan muda yang terjadi...""Kamu benar... Dan hal mengejutkannya lagi, nasehat yang diberikan oleh tuan muda benar benar terjadi pada kita... Kekayaan tidak terlalu penting bagi para kultivator yang haus akan kekuasaan...""Sudahlah, aku juga muak untuk terus tinggal di hutan ini..." Melihat wajah kedua tetua yang berantakan, Xiao Chen hanya tersenyum kecil. Dia tahu a
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.