"Be-berikan?" Gadis rubah mengangguk, karena dia tahu membunuh satu roh kesadaran di dalam tubuh juga akan menyakiti tubuh fisik nyata itu sendiri. Melakukan apa yang diungkapkan oleh Gadis Rubah. Kini Hao Shan mengeluarkan pill pemulih luka dalam tingkat lima yang dia miliki. Perlahan memecahkan formasi yang mengurung tubuh Xiao Chen, dia memberikan pill itu dengan cara membuka mulut Xiao Chen lalu membiarkan pill itu melebur dan secara alami masuk kedalam tubuh itu. Namun yang mereka tidak sedari di bawah alam sadarnya Xiao Chen. Apa yang mereka lakukan membuat roh Xiao Chen yang tengah melihat duel sengit itu sedikit tersenyum pahit. "Kenapa luka di tubuhku pulih secara perlahan? Sial, jika seperti ini bukankah sama saja tidak ada hasil dari apa yang aku rencanakan?" Mencoba memahami apa yang salah, rohnya secara diam diam kembali mengendalikan tubuhnya. Menatap heran karena Hao Shan ada di depannya, kini diaa berkata secara sopan, "senior apa yang kamu lakukan?!"
Membelalakan mata karena terkejut, kini giliran sosok Iblis Hati yang harus dibuat terpental akibat kelalaiannya. Kedua sosok kesadaran abadi mulai bangkit. Keduanya mulai menyerang satu sama lain tanpa pikiran yang jernih akibat kesalahan mereka. Namun yang tak di duga, Xiao Chen harus menahan rasa sakit secara terus menerus akibat pertempuran yang mengakibatkan salah satu diantara keduanya terkena pukulan, maupun serangan dari bagian tubuh yang berbeda. Terdiam, dan mengamati pertempuran brutal di depannya. Xiao Chen mencoba berpikir bagaimana membunuh keduanya sekaligus. Namun semua itu tak semudah yang dia bayangkan. Selain belum mengetahui dampak jika membunuh salah satu kesadaran itu. Dia juga tidak boleh lengah, hingga akhirnya sebuah ide terpikirkan olehnya. "Mengurung mereka dengan formasi yang pernah dibentuk oleh guru...," tersenyum tipis, lalu terlihat sedikit menyeringai. Kini Xiao Chen mulai mencari jarak yang aman agar salah satu diantara keduanya tidak menyerang
Chen Long bergegas menarik tubuh Gadis Rubah secara paksa keluar dari ruangan itu. Sama halnya dengan Hao Shan, dan Nan Ziyan. Keduanya ikut keluar dari ruangan yang bangunannya terbentuk dari bebatuan keras namun sesaatnya terlihat meleleh. "Bantu aku!" Swuuuuuuuuuung! Tidak ingin banyak kerusakan yang ditimbulkan oleh hawa panas. Kini Nan Ziyan mengeluarkan segenap energi Qinya untuk menyegel tubuh Xiao Chen. Tidak hanya Nan Ziyan, Hao Shan segera ikut memperkuat perisai energi Qi dengan segenap kemampuannya. Melihat kedua saudaranya kewalahan, karena esensi api Hati Naga terus mengamuk, bahkan dua energi gabungan tidak mampu menahannya. Akhirnya sang legenda pendekar Pulau Es mulai menunjukan kemampuannya! Terbang keatas langit tanpa bantuan sayap Qi, dia mulai mengulurkan kedua telapak tangan ke arah depan. Swooooooosh! Seketika kulit tangan berwarna kuning langsat, kini berubah menjadi putih sebening es. Hawa yang begitu dingin mulai menyebar diikuti oleh bola
Setelah dua tahun berlatih secara gila gilaan, bahkan harus menderita karena pelatihannya begitu berat dan dipenuhi rasa sakit. Untuk kembali ke tempatnya pun tidak semudah itu, selain dia harus membawa tubuh Xiao Chen ke Aula Langit. "Ayah... Kamu selalu membuatku dalam kondisi seperti ini... Apa ini memang jalan hidupku?" * Disisi lain. Xiao Chen kembali menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul di depan kota yang cukup besar, dan terlihat mewah di setiap bangunan yang menjulang tinggi ke atas langit. "Berapa lama lagi kita tiba di wilayah Pohon Kepahitan?" "Emmm, mungkin jika lima kali menggunakan kekuatan ruang dengan jarak yang sama, kita akan segera tiba!" timpal gadis rubah. Xiao Chen terdiam, meski terdengar mudah. Tapi menggunakan kekuatan ruang membutuhkan banyak energi Qi untuk menggunakannya. Dan setelah dua kali menggunakannya, tubuhnya terasa lemas! "Jika begitu mari kita singgah di kota Abadi..." Gadis Rubah sedikit tak rela untuk singgah di kota besar da
Duduk sembari menikmati pemandangan yang indah dari dalam ruangan vip yang disediakan kedai arak. Gadis Rubah yang diam mulai membuka pembicaraan. "Apa kamu tidak takut?" "Takut untuk apa?" tanya balik Xiao Chen sembari menaikan salah satu alisnya. Saat akan menjawab, seorang pelayan memasuki ruangan. Dan dia meletakan guci arak terbaik milik mereka diatas meja milik Xiao Chen. Setelah pelayan itu pergi. "Orang yang menyamar menjadi dirimu pasti bukan orang biasa... Mungkin kultivasinya cukup tinggi, mengingat banyak kultivator dibalik bisnis Di Guan mempercayai bahwa dia adalah kamu..., " sembari melirihkan suaranya. "Ooh, kamu tenang saja... Mungkin banyak Kultivator tahap Kaisar Bumi bintang lima di kota Abadi ini... Tapi semua itu tidak perlu aku takuti." ucap Xiao Chen kemudian menuangkan minuman ke arah gelasnya. Meneguknya, dan akan melanjutkan ungkapannya. Tiba tiba dari bilik ruangan VIP lainnya terdengar suara yang cukup membuat Xiao Chen penasaran. "Kemampuan d
Kemunculan Xiao Chen, bahkan melihat temannya telah menjadi sandera membuat sosok Xiao Chen palsu itu menyatukan kedua giginya secara kuat. "Lepaskan dia... Maka aku bisa membiarkan jasadmu tetap utuh!" "Ooh benarkah? Kurasa jika hanya mengandalkan pria pria bodoh dibelakangmu, hal ini tidak akan pernah terjadi loh? Apalagi, bukankah kamu menggunakan tampilan wajah orang lain?" Membelalakan matanya, karena selama dua tahun tidak ada yang membicarakan hal ini. Namun mendengar pria bertopeng mengetahui penyamarannya itu, tentu membuatnya berpikir. Apakah dia melakukan kesalahan? "Saudara biarkan aku yang membunuhnya!" pemuda berambut merah sangat berambisi, dia akan melesat, namun Xiao Chen segera mengangkat tangannya agar Gadis Rubah segera menahan tubuh pemuda berambut merah. "Klan Wang? Seharusnya aku dapat menemukanmu disaat pembantaian itu terjadi... Tapi tak apa, hanya tersisa kamu, dan kini ingin membunuhku? Itu tak layak!" sosok Xiao Chen palsu melesat sembari mengarahkan
"Ingin membunuhku? Tidak semudah itu!" Swoooooooosh! Melihat seekor naga api melesat kearahnya, kini pendekar Seribu Wajah mulai melancarkan tinju tepat kearah kepala sang Naga. Boooooooooom! Fluktuasi energi yang sangat mengerikan menyebar begitu kuat. Akibat gelombang itu, bahkan Pendekar Seribu Wajah harus dibuat terpental, bahkan menabrak perisai tipis pelindung kota Abadi yang kini telah muncul. Menyeimbangkan tubuhnya, kini pria berwajah jelek itu mulai mengibaskan tangannya dari kobaran api Hati Naga yang mencoba membakarnya. Menyipitkan matanya, semua itu karena apinya padam. Xiao Chen mulai tersenyum tipis, dia melihat cairan hijau kental yang cukup familiar baginya. "Pantas kamu tidak menakuti api surgawi milikku... Nyatanya kamu memiliki cairan pemadam api surgawi milik cacing penghisap jiwa ya?" Terkejut melihat ungkapan Xiao Chen. Dia mulai mengingat ingat bagaimana bisa seseorang mengerti cairan itu. "Jadi Xiao Chen adalah Chen Xiao yang membunuh raja cac
"Maka kalian akan mati?!" Xiao Chen memotongnya. Swooooooooooosh! Kemarahan jelas diperlihatkan oleh Xiao Chen. Aura yang begitu mengerikan berputar putar mengelilingi tubuhnya. Diikuti oleh Api hati Naga yang sangat panas menyebar begitu hebat kini mulai membakar seluruh tubuhnya. "Pa-panas sekali?!" Bahkan sepuluh tetua, Gadis Rubah, dan Wang Lie segera menjauh dari keberadaan Xiao Chen. Jelas kini Xiao Chen mengeluarkan semua kemampuan dari api Hati Naga. Kemarahannya telah mencapai puncak dari kejernihan pikirannya melihat bagaimana kondisi gurunya saat ini. Membuat Xiao Chen benar benar terlihat seperti iblis yang siap menelan hidup hidup lawannya. Bahkan kedua bola matanya mulai bersinar terang menembakan cahaya emas ke segala arah. "Kenapa marah? Sekarang berikan inti sumber api Hati Naga, maka kami akan melepaskannya!" "Pertanyaan ini simpan saja didalam kehidupan baru kalian!" Swuuuuuuush! Menggenggam pedang Naga Langit, Xiao Chen seketika melesat seperti menem
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.