Teguh tertawa terbahak-bahak saat mendengar itu. Lalu, dia menanggapinya dengan nada menghina, "Apa aku perlu kabur ketika berhadapan dengan orang seperti ini? Kapan kamu melihat aku kabur?"Ucapan Teguh yang penuh sarkasme seketika membuat dua orang itu naik pitam.Janadi segera berdiri, lalu memukul meja dan berkata dengan nada menantang, "Teguh, apa kamu berani bertaruh kepadaku?""Selama kamu menunggu Tuan Yusman datang ke sini ... ""Aku, Janadi Yuwono, nggak akan terlibat dengan Rumah Produksi Locita lagi mulai sekarang. Jadi, kamu boleh melakukan apa pun yang kamu mau," putus Janadi.Rina langsung merasa panik.Apakah Teguh tahu siapa Yusman yang dimaksud?Dia adalah tetua sekte yang sangat kejam!Wanita itu refleks meraih lengan baju Teguh.Namun, Teguh tampak acuh tak acuh, kemudian dia menjawab, "Baik, akan kutunggu di sini. Ingat ucapanmu itu, jangan sampai kamu ingkar janji."Jawaban ini makin membuat Rina khawatir.Tidak peduli dengan banyak orang yang melihatnya, Rina ter
"Brak!"Pintu ruangan pribadi itu didobrak paksa hingga serpihan kayunya beterbangan ke mana-mana.Sekelompok orang datang dengan raut wajah yang garang.Seorang pria tua berada di paling depan, raut wajahnya terlihat sangat marah.Ternyata pria tua itu adalah Yusman Janendra, tetua kedua dari Sekte Naga Langit sekaligus kakek dari Kadafi.Setelah menerobos pintu ruangan itu, Yusman langsung terbang cepat ke dalamnya.Kecepatannya begitu tinggi.Bahkan, dia menunjukkan postur tubuh yang jarang dilihat oleh orang-orang.Gerakan itu seketika membuat orang-orang terkesima.Mereka terus menyaksikan itu dengan penuh perhatian.Yusman tampak berjinjit. Kakinya menginjak tanah bagai capung tengah menyentuh air, tak tergoyahkan. Baju kuno miliknya tampak bergoyang-goyang, memperlihatkan gaya seorang ahli.Melihat situasi ini.Janadi makin yakin dengan kemampuan Yusman.Ahli seperti tetua ini tidak bisa mengalahkan Teguh?Tentu saja mustahil!Kadafi yang tersiksa sejak tadi benar-benar merasa s
Masuk akal juga ...Kalimatnya langsung menyinggung dua orang sekaligus!Rina seketika marah, namun dengan terpaksa ia tetap mundur.Sementara itu, Yusman langsung murka terhadap situasi yang terjadi.Rupanya, setelah bicara panjang lebar, Teguh hanya menganggapnya angin lalu. Bahkan, pria ini tak hanya tidak bereaksi, tapi juga seolah-olah tidak memperhatikan sama sekali!Apa maksudnya?Ini jelas penghinaan!Seketika, Yusman dipenuhi niat untuk membunuh. Dengan nada sinis ia mencibir, "Nak, cepat keluarkan senjatamu. Kalau nggak, kamu nggak akan pernah punya kesempatan lagi setelah ini!"Teguh tertawa mendengarnya.Dia adalah raja tanpa mahkota dari jutaan Pasukan Serigala yang gagah perkasa.Berbekal tangan besinya, tantangan seberat apa yang belum bisa dia lewati?Teguh mengamati Yusman dengan pandangan tajam. Lalu, sambil tersenyum menggelengkan kepala, dia berkata, "Untuk tubuh sepertimu milikmu, aku nggak perlu pakai senjata. Sepasang tinjuku saja sudah cukup," ucapnya.Dasar som
"Wush!""Wush, wush, wush!"Kali ini, Yusman tidak mengayunkan pedangnya sama sekali. Sebaliknya, dia berdiri dengan kedua tangan memegang pedang sembari terus mengumpulkan kekuatan.Semua orang bisa melihat dengan jelas.Cahaya dingin pada pedang giok itu semakin menyilaukan.Silaunnya begitu kuat, sehingga tak ada yang berani membuka mata untuk melihatnya secara langsung!Semuanya tercengang!Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa pedang itu mampu mengguncang langit dan bumi?Sungguh sulit untuk dibayangkan!Sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata!Cahaya dingin pada bilah pedang semakin terang. Sekalipun semua orang telah menutup mata, rasanya mereka akan tetap ditikam hingga buta.Tak sedikit orang sampai menitikkan air mata akibat cahaya terang tersebut.Selain itu, aura membunuh yang menusuk tulang membuat tubuh mereka gemetar tak terkendali.Di bawah pengaruh dua serangan ini.Banyak yang merasa takut untuk diam di tempat. Mereka segera mundur dan menjaga jarak aman."Sa
"Aku adalah Kapten Tim Penegak Hukum, Zaid Lesmana!"Zaid menunjukkan kartu identitasnya. Kemudian, dia menunjuk ke arah Teguh dan berkata tanpa basa-basi, "Nak, kamu diduga terlibat perkelahian massal dan berencana membunuh orang ... ""Sekarang, ikutlah denganku!"Setelah mengatakan itu, dia memberi isyarat kepada para petugas penegak hukum untuk maju dan mengamankan Teguh."Kapten Zaid!" teriak Rina tiba-tiba.Rina merasa tidak terima. Dia menunjuk ke arah Janadi dan menjelaskan, "Mereka yang mulai pertama, kami hanya berduel ... ""Kalau kalian memang mau membawanya pergi, bawa juga semuanya!" titah Rina dengan lantang.Dia tidak tahu.Janadi yang memanggil Zaid kemari, jadi mana mungkin Zaid akan membawa Janadi ke biro?Zaid langsung menatap Rina dan mencibir, "Kamu bilang mereka yang mulai lebih dulu. Kalau gitu, bilang padaku, gimana cara dia melakukannya?"Rina langsung terdiam.Memang bukan Janadi yang melakukannya, melainkan Kadafi dan Yusman.Hanya saja, mereka sudah kabur l
"Ctak, ctak, ctak!"Tak ada satu pun pecahan yang jatuh ke lantai, semuanya menancap pada meja kayu mahoni yang ada di sebelah.Zaid dan para petugas penegak hukum lainnya sontak merasa lega. Hati mereka perlahan menjadi lebih tenang, ketegangan pun turut mereda."Ayo!" seru Zaid dengan lantang.Tanpa basa-basi, Zaid maju dan memborgol Teguh. Lalu, dia membawanya menuju mobil Tim Penegak Hukum di luar.Sementara itu, Teguh berjalan santai.Di dalam ruangan.Janadi mengembangkan senyuman licik.Berbanding terbalik dengannya, Rina justru terlihat sangat khawatir.Dia bergegas pergi, bersiap mencari cara untuk segera membebaskan Teguh."Krek!""Krek, krek!"Saat ini, tiba-tiba terdengar suara aneh di dalam ruangan.Janadi dan Jagat tidak tahu apa yang terjadi, membuat keduanya mencari asal suara dengan kebingungan.Tak lama, mata mereka segera tertuju ke arah meja kayu mahoni yang kokoh tadi."Ssh ... ""Ini ... " Suara mereka tercekat.Melihat situasi yang tersaji di depan, keduanya mena
Zaid menatap marah pada Teguh. Dia segera mengeluarkan surat pernyataan kesalahan dan melemparkannya ke atas meja. "Teguh, kusarankan untuk segera menandatanganinya. Jangan buang waktuku," ujar Zaid.Teguh meliriknya sebentar, lalu mengalihkan tatapannya.Setelah itu, dia mengisap kembali rokok khusus dari militer miliknya, sungguh mengabaikan kehadiran Zaid."Apa-apaan ... "Ekspresi Zaid langsung berubah dingin, tatapannya pada Teguh tampak dipenuhi kemarahan sebelum melanjutkan ucapannya, "Apa kamu berniat melawan perintah dan nggak mau tanda tangan? Kamu nggak peduli akibat dari tindakanmu, 'kan?"Teguh balas bertanya dengan nada menghina, "Kamu sudah memikirkannya matang-matang?"Pertanyaan ini membuat Zaid tertegun sejenak. "Apa yang perlu dipikirkan matang-matang?" jawab Zaid, mengembalikannya dengan pertanyaan."Duk, duk, duk ... "Teguh mengetuk-ngetukkan jarinya di atas surat pernyataan tersebut.Lantas, Zaid pun mengerti. Senyum mencemooh tersungging di bibirnya, lalu diriny
"Cepat tanda tangani!" paksa Zaid.Sambil terus berbicara.Zaid mendorong surat pernyataan kesalahan ke hadapan Teguh.Alih-alih melihat Zaid, Teguh justru kembali mengeluarkan rokok khusus militer dan mulai mengisapnya, seolah-olah menolak mendengarkan segala ucapan Zaid.Zaid sontak geram. Dia maju dan merampas rokok Teguh, lalu membentak, "Sialan, siapa yang mengizinkanmu merokok ... ""Plak!"Teguh menampar wajah Zaid dengan keras.Zaid seketika murka dan menunjuk Teguh. "Teguh, apa-apaan kamu ... "Sebelum kata-katanya selesai, Teguh sudah mendekat dan menariknya."Plak!""Plak, plak, plak!""Plak, plak, plak ... "Teguh bolak-balik menampar Zaid tanpa jeda hingga dia berteriak.Wajahnya bengkak.Mulutnya juga bergeser miring.Setelah membereskan semuanya, Teguh perlahan berdiri. Lalu, dirinya berbalik dan meninggalkan Biro Penegak Hukum."Bum, bum, bum!""Duk, duk, duk!"Tiba-tiba, terdengar suara bergemuruh dari luar.Ini bukan guntur, tetapi terdengar persis seperti guntur!Ini