"Gunakan nyawamu untuk membayar harga sepasang sayap yang ada di punggungmu itu!"Setelah mengatakan itu.Tiga sosok orang itu menyambar ke bawah.Wush!Teguh yang menyadari lawannya begitu kuat dan ganas pun segera menggunakan jurus terkuatnya. "Teknik Kekuatan Langit."Bayangan tombak yang berkilau terlihat di udara dan langsung melesat ke arah tiga orang tersebut.Namun, ..."Usaha yang sia-sia!"Anggota Klan Siluman Burung Langit pun mendengus, kemudian menghentikan serangan itu dengan mudah.Hanya mengurangi kecepatannya sedikit, lalu menyambar lagi.Teguh tahu betul.Ketiga orang ini merupakan kultivator tertinggi dari Tahap Dewa Misterius tingkat akhir.Bang!Bang, bang!Serangan gabungan itu seketika menjatuhkan Teguh ke tanah.Kekuatan mereka sangat kuat dan mengerikan.Swush!Teguh tak punya pilihan selain melesat cepat menghampiri Yuni dan terbang menjauh untuk melarikan diri."Sebuah tindakan bodoh untuk beradu kecepatan dengan kami, Klan Siluman Burung Langit.""Kalau kamu
"Pemimpin Klan Siluman Burung Langit.""Meski kekuatannya lemah, dia sangat aneh. Keanehan yang ada pada dirinya nggak berhenti sampai di situ saja."Dewa Surgawi Adiluhung segera menjelaskan segalanya, "Dia berasal dari Dunia Sekuler, kekuatannya ada di Tahap Batara, tapi mampu menghancurkan salah satu bayanganku.""Ketika kami dipertemukan kembali, dia sudah berada di Dewa Langit Tahap awal hanya dalam waktu sebulan.""Selain itu ...""Waktu itu, di tubuhnya mengalir darah suci yang sangat langka!""Aku menyerap habis darah suci dan memasukkan darah monster ke tubuh orang tersebut, lalu membuangnya ke Lembah Dedemit. Karena kukira sudah pasti tewas, aku nggak menghiraukan lagi.""Tapi, nggak disangka-sangka.""Lima tahun kemudian, bocah ini hadir lagi dan sudah menyatu dengan darah monster. Kekuatanya pun sudah mencapai Tahap Dewa Misterius tingkat awal. Bahkan, aku bukan tandingannya."Menghadapi musuh seperti Teguh ini, Dewa Surgawi Adiluhung tahu dirinya tak berdaya untuk melakuka
Yuni Autumn terkejut sejenak dan tidak menerima Medali Labuda yang Teguh berikan. "Teguh, apa maksudmu?""Kamu pikir ...""Diriku adalah tipe orang yang lari seorang diri saat ada bahaya?""Bukan gitu."Teguh melihat dia yang enggan menerimanya, lalu dia beralasan, "Meskipun kita berhasil kabur dari kejaran Master Klan Siluman Burung Langit, tapi sekarang belum bisa dibilang aman.""Klan Siluman Burung Langit bisa mengeluarkan tiga Master berkekuatan Tahap Dewa Misterius Tingkat Akhir dengan mudah. Mungkin ada kehadiran yang lebih kuat dalam klan.""Kalau masih mengejar ...""Kita berdua pasti akan tertangkap, nggak ada yang bisa lari.""Setelah itu ...""Kuharap kamu bisa bawa Medali Labuda ini, lalu cari bantuan."Setelah mendengar penjelasan Teguh, Yuni memercayainya dan mengambil Medali Labuda itu.Tak lama setelah itu.Teguh juga mengeluarkan beberapa harta karun, ramuan, dan yang lainnya dari Cincin Penyimpan Barang miliknya, lalu memberikan barang-barang tersebut pada Yuni untuk
Teguh baru saja keluar dari penginapan."Tuan, tunggu sebentar!" Pemilik penginapan berlari keluar dan menahan Teguh.Teguh bertanya, "Ada apa?""Tentu saja aku bisa membantu."Bos terlihat percaya diri sembari menggesekkan ibu jari dan jari telunjuknya.Di Dunia Sekuler, gerakan ini pertanda membutuhkan uang.Ternyata, hal seperti ini masih sama dengan hal di Alam Nirwana.Teguh juga tidak terkejut. Dia mengeluarkan sejumlah besar uang perak yang dibutuhkan orang biasa dan menyerahkannya kepada bos itu. "Asal kamu kasih tahu informasi yang benar, kuberi imbalan besar."Bos mengambil koin perak itu dan mengukurnya dengan hati-hati. Dia berkata sambil tersenyum, "Oke, baiklah!""Jujur, aku baru dapat berita.""Gadis yang kamu cari, memang pernah hadir di Kota Eira ini.""Ada beberapa orang luar, tampaknya adalah murid suatu sekte. Kata mereka, saat pergi ke Sekte Gunung Salju, mereka bertemu dengan sosok penuh kecantikan yang tiada tara.""Kamu harus tahu, 'kan?""Kalau para murid-murid
"Selama asalmu dari Kota Eira, kamu harusnya benar-benar tahu bahwa Sekte Gunung Salju kami nggak menerima orang asing.""Terkecuali dengan kegiatan pertemuan antar aliran, diskusi, dan sejenisnya.""Kalau nggak, akan sulit buatmu masuk ke Sekte Gunung Salju."'Apa arti tindakannya ini?'Teguh melirik Carl sejenak, melihat matanya berkedip, dan wajah yang masih tampak tersenyum licik. Seketika, dia mengerti.Anak ini mungkin sama seperti bos penginapan tersebut, sedang memikirkan hal-hal yang menguntungkan.Hanya, dia tidak berani mengatakannya dengan jelas."Jadi, ..."Teguh melanjutkan dengan kata-katanya, "Saudaraku, kamu nggak datang ke sini secara khusus buat menghambatku, 'kan?""Tentu saja nggak.""Aku hanya ingin kasih tahu kamu sesuatu ..."Carl mencondongkan tubuh ke telinga Teguh dan berkata, "Aku dapat membantumu, tapi itu tergantung ketulusanmu!"Setelah berbicara, Carl kembali dan melihatnya dengan sorot mata penuh makna.Ternyata, sama seperti tebakan Teguh.Segera, Tegu
Teguh menggerutu dalam hatinya sembari turun dari kereta kuda dengan tegas.Mengamati sekeliling, tidak ada lagi bayangan Carl Xavier.Teguh berjalan beberapa langkah ke depan, tetapi dia menabrak dinding tak terlihat dan terpental kembali.Setelah itu ...Teguh mencoba bergerak ke beberapa arah. Ternyata, sudah dipasang formasi semacam jaring laba-laba yang membelenggunya di dalam sini.Buk!Teguh menghantam dinding membran menggunakan tinju, tetapi dipantulkan kembali tanpa hasil."Hahaha!""Percuma!"Carl tertawa keras, dirinya hadir kembali.Hanya, kali ini, Carl telah menanggalkan semua penyamarannya."Berhentilah berjuang.""Ini adalah 'Formasi Jaring Besar' dari Sekte Gunung Saljuku, mengandalkan topografi gunung di sekitarnya dan salju yang melimpah, kekuatannya meningkat dua kali lipat.""Dengan kekuatanmu, apa pun yang kamu lakukan, tetap mustahil buat melarikan diri."Teguh tidak bicara apa-apa. Dia malah bertanya, "Saudara Carl, kita nggak pernah saling bermusuhan di masa l
Dengan kekuatan Teguh yang saat ini berada di Tingkat Alam Dewa Abadi, satu pukulan sudah cukup untuk menghancurkan mereka semua menjadi serpihan.Teguh bersikap seperti itu karena ingin tahu alasannya sekaligus ingin mengetahui kabar Rina."Kamu ..."Carl sangat takut. Dia menatap Teguh dan bertanya dengan suara serius, "Mungkinkah kamu itu orang kuat Tahap Dewa Abadi?"Tahap Dewa Abadi ...Teguh tertawa terbahak-bahak. "Jika aku meninju, bahkan orang di Tahap Dewa Abadi akan mati!"Ucapan mati yang disertai kuatnya niat membunuh justru menimbulkan longsoran salju di sekitar pegunungan bersalju, menderu dengan momentum yang mencengangkan.Kemudian, salju yang tergulung menjadi teror ular piton terus menekan murid-murid Sekte Gunung Salju seperti Carl, yang menurutnya mengerikan sekali."Lari!"Carl menyadari bahwa dia bukanlah lawan yang sepadan. Setelah berteriak keras, lima murid berlari ke lima arah berbeda.Sekarang, mereka hanya memiliki satu pikiran.'Pastikan pesan kegagalan mi
Sudah berapa hari, berapa malam, berapa kali kerinduan, Teguh pun tidak ingat lagi.Akan tetapi, pada saat ini, orang yang selalu ada dalam mimpinya telah hadir di depan mata dan bisa digapai dengan tangan. Kalau ada yang berkata Teguh tidak bersemangat, itu pasti kebohongan terbesar sepanjang sejarah.Namun, dia sangat menyadari.Sekte Gunung Salju memiliki beberapa latar belakang, sehingga dia tidak boleh mengungkapkan jati diri sekarang. Jika tidak begitu, semua usahanya akan sia-sia dan pasti dirinya akan menyesal seumur hidup."Huh ..."Sekali lagi, Teguh menarik napasnya dalam-dalam dan perlahan tenang. Menyimpan semua kegembiraan di hati, hanya tengah menunggu saat itu untuk bertemu dengan Rina.Tepat pada saat itu ...Salju beterbangan di langit, terkadang menjadi embun beku, lalu menemani Rina di sekitarnya.Teguh baru menyadari.Kekuatan Rina ternyata mencapai Tahap Dewa Abadi tingkat menengah.Benar-benar mengejutkan.Namun, ...Teguh melihat Rina terus melakukan kultivasi,