Semua murid memerhatikan seksama penegasan sang ketua. Lebih lanjut Jiu Long mengajak semua murid untuk menyerbu dan merebut kembali tanah Partai Naga Emas dari tangan partai Cundha. "Pertama yang harus kita lakukan adalah merebut kembali Partai Naga Emas. Malam ini, kalian waspada dan berjaga-jaga. Aku akan menyelidik keadaan di perguruan, melihat apakah mereka mempersiapkan jebakan atau tidak. Selama aku tidak ada, semua urusan disini kuserahkan pada paman Liu Xing sebagai penanggungjawab. Besok pagi, kita akan menyerang. Satu hal lagi, pastikan di antara kalian tidak ada pengkhianat?"
Semua murid menyambut dengan semangat meluap. Sudah lama mereka termimpi datangnya saat ini. Selama ini mereka merasa seperti buronan saja. Tak berani memperkenalkan diri sebagai murid Partai Naga Emas karena takut disatroni musuh-musuh lihai. Ternyata saat yang dinanti-nanti akhirnya tiba bahkan mereka sudah punya ketua baru yang ilmunya sangat tinggi.
Jiu Long melakukan perjalanan ce
Dari situ ia bisa mengintai ke ruangan tengah. Tampaknya ada pesta. Empat perempuan separuh bugil menari diiringi musik tabuh. Beberapa lelaki duduk menyaksikan sambil makan-minum. Meja hidangan penuh makanan dan minuman, seseorang masuk ruangan. Ia melapor adanya rombongan besar bermalam di hutan di batas desa Huanghe. "Tidak tahu siapa rombongan itu tapi jumlahnya sekitar limapuluh orang. Mereka semua orang-orang yang mengerti silat."Lelaki yang dikenal sebagai Wita Chung berseru. "Itu sudah pasti mereka, orang-orang Partai Naga Emas yang dipimpin Jiu Long. Kita harus bersiap-siap sekarang ini, jangan sampai kita diserang saat kita semuanya sedang tidur."Seorang lelaki yang tidak dikenal Jiu Long, berusia sekitar tujuhpuluh tahun, mengusir pergi si pelapor tadi. "Aku sudah siapkan semuanya. Di mana-mana ada jebakan, kalau malam ini mereka berani menyerbu, itu sama saja dengan bunuh diri! Aku yakin mereka akan datang besok siang. Alasannya, mereka menganggap dirinya
Setelah semua murid mengutarakan pendapat, akhirnya Jiu Long menjelaskan siasat. "Kita berangkat siang ini. Tapi sebelum itu kita sebar isu akan menyerang besok siang. Kita akan sampai sekitar tengah malam. Istirahat, lalu menjelang fajar, kita serang. Gunakan karung berisi pasir dan batu-batu besar yang akan kita tebar di pekarangan. Itu tempat pijakan kaki. Selain itu, kalian lumuri kaki dengan ramuan obat yang sudah kusediakan lalu bungkus dengan kain yang agak tebal, menjaga jangan sampai kena racun."Jiu Long mengumpulkan semua anggota, membagi tugas. Sekelompok menyediakan karung. Sesampai di tepi perguruan, baru diisi pasir. Sekelompok lain, membuat busur dan anak panah. Ujung panah dibungkus kain, nanti berfungsi sebagai panah api.Perjalanan ke Partai Naga Emas telah membangkitkan semangat semua murid Mereka melangkah tegap. Tepat tengah malam mereka sampai di hutan dekat perguruan. Semua kelompok siap dengan tugasnya. Siap mengubah sejarah. Inilah saat-saat k
Tidak lama kemudian Jiu Long memberi aba-aba menyerang. Karung pasir dan batu besar dilempar ke dalam pekarangan, berbarengan murid-murid Partai Naga Emas menyerbu masuk. Jiu Long, Liu Xing, Jen Ting berada paling depan.Liu Xing tarung lawan Sepasang Iblis Chongging. Jen Ting lawan Wita Chung. Gwangsin dan murid lainnya tarung lawan orang-orang Cundha. Jiu Long menghadapi si orang tua yang ternyata adalah ketua partai Cundha, Zhang Jiao!Di mana-mana pertarungan sengit. Murid-murid Partai Naga Emas dengan ganas membabat kian kemari. Anggota partai Cundha lari tercerai berai. Luput dari hamuk anak murid Partai Naga Emas mereka mati disengat garam beracun. Pertarungan tidak lama, tanah perguruan itu resmi jatuh ke tangan pemiliknya.Pertarungan antara tiga pemimpin sudah mendekati akhir. Tak percuma selama ini Jen Ting memperdalam ilmu Naga Pamungkas dari Jiu Long. Pada mulanya Jen Ting agak terdesak. Suatu ketika ia terancam pukulan yang mengarah ke dada. Meliha
Lembusana kalap melihat isterinya mati. Ia menyerang tanpa peduli pada lukanya yang belum sembuh. Liu Xing menyambut dengan jurus Naga Terbang tak Beraturan dan Serangan Ekor Naga.Tangan dan kaki Liu Xing berputar dengan mendorong. Bentrokan tenaga tak terhindar. Liu Xing undur dua langkah. Lembusana tetap di tempat, wajahnya pucat. Dari mulutnya keluar darah, tubuhnya bergoyang, saat berikutnya ia jatuh tertelungkup, mati! Selesai sudah perjalanan hidup yang kelam tiga pendekar kalangan hitam, Wita Chung dan pasangan suami isteri Chongging. Duapuluh lima tahun silam mereka ikut andil dalam pembantaian berdarah murid-murid Partai Naga Emas, sekarang nyawa dan hidup mereka dihentikan oleh orang-orang Partai Naga Emas. Hutang nyawa bayar nyawa!Pertarungan antara Jiu Long dengan Zhang Jiao berlangsung seru sejak awal. Murid-murid Partai Naga Emas menonton takjub. Ketua mereka ternyata seorang berilmu tinggi meski usianya masih muda. Sepanjang pertarungan itu, terdengar
Pagi itu, Partai Naga Emas memulai hari yang baru. Semua murid membersihkan pekarangan, membuang garam beracun. Mereka bekerja dengan riang. Mayat-mayat orang partai Cundha dikubur dalam satu liang besar di luar perguruan. Semua bangunan dibongkar kemudian membangun yang baru sesuai kebutuhan dan rencana.Selama beberapa hari, Jiu Long sibuk menjalankan tugas sebagai ketua. Waktunya yang senggang digunakan untuk melatih para murid atau berkeliling membantu pembangunan. Malam hari ia istirahat bersama Jen Ting dan Gwangsin. Dua isteri itu sekarang sudah makin rukun, mau bercanda dan bekerjasama. Bahkan tidak jarang mereka bercinta, dua isteri menggumuli Jiu Long.Hampir setiap pagi dan malam Jiu Long membantu penyembuhan tenaga Yu Jin. Tubuh Yu Jin semakin membaik, ia sudah sembuh namun tenaga dalamnya belum pulih sepenuhnya.Pada saat-saat tertentu Jiu Long melatih beberapa murid utama secara bersamaan. Kemudian beberapa murid utama ini melatih beberapa mu
Tiba saatnya Jiu Long berangkat ke Tajinan, memenuhi janji tarung pada Malini dan Kumarawet. Malam menjelang berangkat, Jen Ting membujuk Jiu Long untuk mengajaknya. Jiu Long keberatan mengingat Partai Naga Emas kekurangan tenaga."Jen Ting, kamu harus membantu perguruan. Guru Yu Jin belum pulih seluruhnya. Hanya seorang yang bisa diandalkan, paman Liu Xing selain beberapa murid utama. Itu sebab tenagamu diperlukan di sini. Aku akan cepat kembali." Jiu Long melihat air muka Jen Ting yang murung."Kamu mengajak Gwangsin?" tukasnya dengan suara bergetar.Jiu Long mengangguk, mengiyakan.Seperti anak kecil, ia merengek. "Aku mau ikut, Jiu Long!" Jiu Long belum sempat menyahut, terdengar suara Gwangsin mengusulkan agar Jen Ting ikut serta. Mau tak mau Jiu Long akhirnya bertanya pada Yu Jin. Orang tua ini tertawa geli. Dalam hati ia merasa lucu melihat dua isteri itu tidak mau berpisah dari suaminya. "Sekarang ini Partai Naga Emas tak akan kekurangan tenaga. L
Pada saat tertentu Jiu Long menghabiskan waktu memikirkan pertarungan nanti. Ia pernah bertempur dengan Malini selama tigapuluh jurus di Wuwei. Waktu itu ia terkejut sebab dalam setiap bentrokan tangan, ia merasa tenaganya seperti amblas ke tempat kosong. Malini seperti sebuah sumur yang dalam, yang menyedot seluruh tenaga pukulannya. Ketika ia tanyakan, Yu Jin menegaskan itulah ilmu yang meminjam tenaga bumi. Inti ilmu tersebut, adalah daya tarik bumi. Setiap benda kalau dilempar akan jatuh ke tanah. Makin tinggi keberadaan benda dan makin berat bobot benda itu maka kejatuhannya akan bertambah keras.Prinsip ilmu itu hampir sama dengan Inti Naga Emas Pamungkas. Bedanya Pamungkas meminjam tenaga musuh untuk memukul kembali musuh. Sedang ilmu Tenaga Bumi menyalurkan tenaga pukulan musuh lenyap ke bumi, makin lama musuh akan kehabisan tenaga. Selelah itu barulah musuh dihajar.Jiu Long berpikir, apakah inti Naga Emas Pamungkas bisa mengatasi ilmu pe
Jiu Long hampir pingsan. Benar-benar dia orang sakti yang memberi petunjuk. Tapi petunjuk tentang apa, ilmu? Kalau ilmu, ilmu apa? Tiba-tiba Jiu Long melompat saking terkejutnya. Apakah mungkin itu petunjuk tentang Jurus Penakluk Langit? Kemungkinan besar, iya, sebab bukankah semua tadi diawali dengan Syair Penakluk Langit? Orang itu pasti Sepuh Sun Jian, tidak bisa tidak!Berpikir demikian Jiu Long berlari sambil berseru memanggil, "Eyang! Eyang, jangan pergi!"Suara Jiu Long membangunkan seluruh penghuni hutan, bergema di mana-mana. Jen Ting dan Gwangsin melompat dari tidur saking terkejutnya. Jen Ting mengejar menangkap Jiu Long, "Kenapa? Ada apa, Jiu Long?"Tiba-tiba Jiu Long menelungkup di tanah. Ia menangis sambil memukul tanah. "Bodoh! Tolol! Aku pantas mampus! Kenapa tidak dan awal aku tahu bahwa dia adalah Sepuh Sun Jian!"Jen Ting dan Gwangsin bingung melihat tingkah laku Jiu Long.“Apakah benar Sepuh tadi hadir di sini?” Jen