Seseorang terlihat kembali menghampiri Gayatri, Lao dan Barsha. Mereka bersiap siaga, tapi begitu mendekat mereka tahu itu adalah Aji. Kini mereka bersiaga, setiap ada gerakan yang datang ke arah mereka. Mereka sudah mulai kekurangan pasokan energi dalam jiwa mereka.Bertahan adalah syarat untuk bisa lulus dalam ujian kali ini.”Darimana kamu, Aji?” Barsha agak keras bicaranya. Barsha merasa sedikit kesal karena tiba-tiba, Aji melompat dan menghilang ke dalam kabut. Dan, tiba – tiba sudah kembali lagi. Aji mendekati rekan-rekannya.”Aku hanya memastikan, aku sudah menyerang salah satu penyerang yang menyamar menjadi peserta. Aku sudah bisa mengkonfirmasinya.””Apa maksudmu?” Barsha menjadi penasaran.Denting suara senjata bertabrakan dan juga tabrakan energi terlihat disana sini. Meskipun di antara kabut, tapi suara gemuruh pertempuran masih terjadi.Aji menatap Gayatri, ”Aku sudah menjatuhkannya, apa yang kau bedakan dari energinya?”Gayatri menatap ganti pada Aji. Dia juga merasakan
”Kamu siap Gayatri?” Aji bersiap. Aji memasang kuda-kuda. Dia dan Gayatri sudah merencanakan akan menyerang para Penguji yang menyamar. Hal itu akan lebih cepat, dibandingkan menunggu untuk diserang.Gayatri bersiap, dia merentangkan kedua tangannya ke sisi masing-masing. Gayatri fokus pada kemampuan analisa, dan seketika energinya menyebar dari bawah kakinya. Energinya menyebar hingga seluruh lantai di dalam Colosium itu. Matanya menyala dan terbuka lebar, kemampuan matanya dan energi yang menyebar di lantai bersatu menjadi kesatuan.Tring!’Dapat!’Identifikasi dengan cepat dan mendalam. Gayatri melihat semua orang; baik peserta ujian, penyerang yang menguji yaitu para assassin, dan juga para penguji yang menyamar menjadi peserta. Gayatri fokus dan mendapatkan semuanya, energi melumpuhkan dan energi bertahan. Gayatri dalam tiga detik mampu mengidentifikasi semua.”Kau butuh berapa Aji?” tanya Gayatri sambil matanya berkilauan mempertahankan energi, untuk terus mengawasi semua energi
Aji merangsek maju, dia melewati dua penyerang tanpa disadari mereka. Dua penyerang pun kaget melihat Aji sudah berada di belakang mereka. Padahal, satu detik yang lalu berada di depan mereka untuk diserang.Saat mata kedua penyerang itu hendak menengok dan melakukan serangan. Punggung mereka terasa panas, karena pukulan dari telapak tangan Aji sudah menyerang punggung mereka. Mereka pun terjerembab ke depan dan jatuh.Bruusshh!Dari atas sana, Gonan melihat bahwa memang sudah terkonfirmasi, bahwa tim yang terdiri dari empat orang itu memang sangat kuat. Mereka mampu mengimbangi dengan baik para penyerang. Para penyerang bahkan sudah dikerahkan sepenuhnya, untuk menjatuhkan mereka habis-habisan.Beberapa orang terpelanting dan jatuh, tim pengangkut segera masuk dari semua sisi, dan mengambil tubuh yang sudah terluka untuk segera dilkakukan pengobatan pertama. Gonan terus memperhatikan, kabut energi itu dapat dia tembus dengan kemampuannya. Keempat peserta itu bertahan dengan baik. Te
Boooommm! Blaaaammmm!Kode diberikan oleh Aji, Lao meledakkan seluruh energi cakram ke seluruh penjuru dan dia menggunakan energi yang tersisa dalam dirinya. Gayatri yang sudah merasakan ledakan energi, dia segera memasang barier dengan energinya. Dia tak paham kenapa dia diminta untuk menahan dari luar dengan energinya.Satu lagi, Barsha juga bingung karena dia harus bersiap, dengan kecepatan serangannya sebagai assassin. Dia harus membersihkan yang tersisa, memangnya serangan apa yang akan membuat para penyerang jatuh dan tersisa?Ledakan sudah terjadi, energi pecah dan pandangan menjadi silau. Saat mata sudah mulai dapat melihat sekeliling, puluhan orang yang menggunakan topeng wajah sudah terjatuh di lantai Colosium. Tersisa dua atau tiga orang yang masih berdiri, kabut energi yang diciptakan Gonan pun musnah.Kini, semua orang dapat melihat kondisi di seluruh lantai Colosium. Tiga orang penguji yang tersisa, seolah masih merasa harus menyerang dan mereka hanya tinggal tiga orang.
Sosok berjubah merah memasuki ruangan dengan kondisi sedikit gelap. Itu adalah tempat persembunyian. Sosok berjubah itu berjalan dengan penuh ketegasan, jalannya seperti maharaja. Dia pun melewati beberapa orang yang dari tadi sudah duduk di meja dengan bentuk persegi panjang.Saat sosok berjubah itu mulai melangkah, para ahli beladiri yang dari tadi sedang duduk langsung berdiri. Mereka sangat menghormati lelaki berjubah tersebut.Lelaki berjubah merah kemudian mendekati kursi tunggal di sisi pendek, duduk dengan kursi yang cukup megah karena terdapat ukiran naga dan singa. Ukiran itu terlihat garang dan terlihat khusus seperti kursi raja yang dikhususkan untuknya.Lelaki itu bernama Denta, dia terus berjalan penuh wibawa hingga mencapai kursinya. Dia mengibaskan jubah merahnya, dan seolah ada energi yang mengalir memenuhi ruangan tersebut. Denta duduk dengan gaya khasnya.Denta melihat 10 orang yang masih berdiri di depannya, lima di sebelah kanan dan lima di sebelah kiri.”Duduklah
Aji berjalan keluar dari penginapan, dia ingin menemui seseorang di pinggir danau. Aji mempercepat langkahnya, orang yang ingin ditemui Aji adalah Aaman, Aaman sendiri tadi menitipkan surat pada pelayan di penginapan untuk Aji. Aaman baru saja selesai melakukan inspeksi dan laporan pada beberapa cabang pasukan keamanan antar benua.Sebelum pergi jauh, seseorang berjalan dari arah berlawanan dengan Aji, seorang perempuan. Di depan penginapan itu, wanita itu yang tak lain adalah Alicia. Alicia memiliki rambut panjang, dan sebagian tergerai dan sebagian dikepang melilit. Wajahnya sangat anggun dan cantik. Mereka pun berpapasan.Alicia terhenti sejenak, Aji masih berjalan meninggalkannya.”Maaf Pemuda!” Alicia yang bersama dua rekannya, Rosa dan Yara itu menatap punggung Aji. Rosa dan Yara kurang peduli pada Aji, tapi mereka ikut terhenti karena Alicia memanggil lelaki itu.Aji menghentikan langkahnya dan berbalik, ”Ada yang bisa aku bantu Nona?”Beberapa orang yang lalu-lalang merasa sed
Pagi hari menyapa, ujian ketiga merupakan hari terberat bagi 21 peserta Pasukan Langit yang tersisa. Ujian itu akan dilakukan di suatu tempat yang belum diketahui, tapi para peserta harus berkumpul di alun-alun untuk mendapatkan instruksi terlebih dahulu.Aji sudah berdiri dengan bersedekap di alun-alun tersebut, beberapa peserta sudah datang dan masuk ke alun-alun. Alicia pun sudah di sana dan dia kadang memperhatikan Aji, tapi Aji tak bergeming dan tetap santai.Barsha pun menyusul sudah hadir, hanya tinggal beberapa peserta yang lulus ujian kedua yang belum hadir. Saat matahari sepenggalan, para peserta seluruhnya yang berjumlah 21 orang pun lengkap.Alun-alun itu dijaga oleh para pendekar dari aliran putih, yang menjaga dan membuat barier berkeliling dengan rapi. Mereka adalah pasukan keamanan dari Kota Prisma. Seorang lelaki gemuk mendekati Aji.”Terima kasih atas bantuanmu kemarin Tuan, oya siapa nama Tuan?” itu adalah suara Nora, dia adalah orang yang diselamatkan dari penyeran
Barsha melewati Ketua Gonan di sebelah kiri, dan Ketua Yarko di sebelah kanannya. Keduanya sangat mengenal Barsha dan memberikan penghormatan, agar Barsha segera memasuki pintu besar Dompai.Melihat Barsha yang terus maju ke pintu Dompai, pintu Dompai itu pun terbuka dan daun pintu dengan ukiran serta megah itu terbuka otomatis. Peserta Pasukan Langit yang lainnya pun mengikuti untuk masuk ke pintu Dompai.Alicia beserta yang lainnya pun ikut maju, semua peserta pun mengikuti langkah Alicia. Barsha sudah sepenuhnya masuk ke Dompai. Alicia melewati dua Ketua dan diikuti 19 peserta yang tersisa termasuk Aji. Lao dan Gayatri memberi kode untuk saling bersama dalam memasuki Dompai, mereka bisa saling mendukung dan melindungi.Aji masuk terakhir, dia menunggu semua orang masuk dan dirinya pun sepenuhnya berjalan memasuki pintu Dompai tersebut.Dua meter ketika Aji sudah memasuki bangunan Dompai, pintu di belakangnya tertutup otomatis dengan kekuatan sihir. Aji mengetahui hal itu, mereka me
”Aku sedang menunggu seseorang,” Aji menjelaskan hal itu pada empat orang yang masih duduk di sekitarnya.”Siapa yang kamu tunggu, Aji?” tanya Gayatri.Aji pun tersenyum, ”Dia yang memberikan aku kesempatan kedua. Saatnya bagiku untuk memilih, dan aku sudah menjalankan tugasku untuk menghentikan Shura, Lord Demon.”Mereka semua masih belum bisa memahami apa sebenarnya yang dimaksud oleh Aji. Mungkin, mereka akan segera mengetahuinya di kemudian waktu.Sesosok lelaki berbaju putih muncul di sana, dia tersenyum pada Aji. Aji berdiri dan menghadap lelaki itu. Sayangnya, empat orang yang bersamanya tidak bisa melihat sosok yang datang tersebut.”Jadi ..., apa yang akan kamu pilih, manusia?”Lelaki itu adalah lelaki yang bertemu dengan Aji saat berada di Ujung dunia. Saat itu, dia memberikan air kehidupan yang dijaganya seumur hidup. Aji yang meminum air itu kembali muda, dan tidak bisa terluka melainkan luka itu akan segera sembuh dengan cepat.”Sebenarnya kamu sudah mati, wahai Manusia,”
Sesuatu di dalam Portal teleportasi yang sudah dibentuk oleh Gayatri dan Alicia nampak bergetar sangat kuat. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah biasanya, ketika portal terbentuk dan mereka masuk di dalamnya mereka akan langsung terhubung dengan portal di tempat lain sehingga akan lansung keluar.Berbeda dengan saat ini, Alicia dan Gayatri nampak seolah terjebak di dalam dimensi yang hanya ada garis dan kegelapan. Semuanya serba tidak jelas dan penuh dimensi di sekitar mereka. Mereka merakan goncangan hebat di dalam Dimensi yang baru saja mereka masuki.”Sepertinya, Dimensinya sedang kacau, Alicia!” ucap Gaytri.”Benar! Seluruh Dimensi ini nampaknya sedang kacau balau.”Ada setitik cahaya seperti bersinar di ujung perjalanan mereka. Dimensi tersebut semakin bergoncang, mereka berdua tak memiliki pilihan lain selain segera menuju cahaya tersebut. Mereka terbang dengan kecepatan tinggi menuju cahaya itu, semakin dekat dan cahaya itu semakin terlihat. Itu adalah sebuah dimensi.Ada kek
Tubuhnya ditusuk oleh tangan-tangan tajam milik Shura, yang muncul di belakang punggung Shura. Seperti biasa, para pendekar dengan energi kegelapan selalu bisa memunculkan apa saja dari tubuhnya.Tubuh mereka yang sudah bersatu dengan energi kegelapan memiliki tubuh yang sudah menjadi bagian dari Iblis, yang membuat mereka mampu menjadi lebih kuat dan melakukan perubahan iblis pada tubuh mereka.Kekuatan serangan Aji terlihat melemah dan Shura mengetahui hal itu. Dia menarik tanga-tangan tajamnya dari tubuh Aji yang menancap. Shura lalu menekan lagi dengan kekuatan penuh dari kegelapan dan Artefak Blood Supreme. Karena kekuatan Aji melemah, dia terpental dengan kuat dari serangan Shura tersebut.Tubuh Aji terpental ke belakang dan jauh melesat menabrak pepohonan dan membuat ledakan karena saking jauhnya terpental dan pohon-pohon sejauh satu kilo hancur memebentuk lubang panjang besar karena terkena tubuh Aji yang terpental tersebut.Booomm! Blaamm!Shura seolah tak mau memberi kesempa
”Alicia, kita bisa menembus dunia Cermin dengan kekuatan gabungan kita!”Ide itu muncul begitu saja dari pikiran Gayatri. Benar, jika dia menggabungkan kekuatan dari penguasaan ruang Alicia dan kemampuan Gayatri melacak energi Aji yang tersisa. Maka, mereka bisa menemukan dunia cermin yang dalam pemahaman Gayatri adalah ada di ujung dunia dan hanya berseberaganan dengan dunia nyata.Kita ibaratkan sebuah cermin. Jika kita ingin mencapi sebuah cermin kita harus menempelkan tangan kita di cermin itu. Barulah kita akan sangat dekat antara satu objek dengan objek lainnya. Contohnya seperti tadi, tangan kita menyentuh tangan kita di cermin itu.Teoti dunia cermin adalah dimana dunia itu hanya bisa dilewati di ujung dunia dan dekat dengannya. Masuknya seseorag ke dunia cermin adalah karena pemahaman mereka tentang dunia cermin itu sendiri.”Tapi ..., aku tidak bisa menembusnya sama sekali?” Alicia masih keheranan dengan arah pembicaraan dari Gayatri.”Kita akan menggabungkan energi kita, ka
Aji memutar tongkatnya, miring ke atas. Tongkat itu berputar cepat dan serangan dari Shura ditahannya dengan energi yang terus diputar dan membentuk perisai yang kuat. Serangan dari Shura sangat dahsyat, api hitam itu bahkan ketika terpental dari penghalang yang dibuat Aji. Sernagan itu terpental dan menghancurkan bumi sebagaimana sebuah boom besar yang mampu menghancurkan sebuah gunung sekalipun.Serangan bola api kegelapan terus-menerus muncul menyerang Aji. Aji menghentikan memutar tongkatnya. Dia menghalau semua serangan itu dengan tongkatnya dan ledakan terjadi di semua tempat karena serangan bola api hitam itu dipentalkan oleh Aji.Aji terus menghalang serangan bola api hitam dan ledakan terjadi terus-menerus. Aji harus menyudahinya. Dia membentuk sebuah perisai di depannya untuk menghadang serangan dari Shura. Dia lalu mempersiapkan tombaknya dan mengalirkan energi yang kuat pada tombaknya tersebut.Energi ditanamkan dalam tongkat cahayanya. Dia mengambil ancang-ancang dan bers
Brush!Pukulan kuat bersarang di perut Aji, Aji terpental sangat jauh dan membentur pepohonan serta menimbulkan kehancuran dan ledakan besar.Booom!Shura terlihat bersemangat dan juga kelelahan. Dia segera mengisi kembali kekutan energinya dengan kekuatan kegelapan. Dia melihat asap mengepul dari tempat Aji terjatuh. Tetap saja, Aji bangun dan melesat kembali dengan kekuatan penuh. Luka-lukanya juga sudah hilang.”Pukulan Halilintar!”Aliran energi listrik dan petir yang menyambar dari langit mengikuti pergerakan cepat Aji menuju Shura. Shura pun membuat barier dengan kedua tangannya yang dimajukan ke depan. Tameng kegelapan tercipta dan mencoba menahan serangan dari Aji.Booomm!Krak!Penghalang pecah dan pukulan yang dipenuhi aliran halilintar itu, mengenai tubuh Shura yang dilapisi dengan energi kegelapan. Pukulan itu menyebabkan Shura terpental sangat jauh dan terdorong sangat kuat. Kekuatan pukulan halilintar milik Aji memang sangat kuat, bahkan ledakan di sekitarnya menciptakan
Shura semakin bingung dengan dunia dimensi yang menjeratnya. Dia bahkan tak bisa pergi dari sana sama sekali. Dia mencoba mencari celah untuk melihat semua sisi di dunia itu. Namun, semuanya kosong dan dia tidak menemukan apapun, kecuali ada dua energi yang ada tetapi letaknya sangat jauh.Energi dari dua sosok itu sangat kuat dirasakan oleh Shura. Seolah kedua energi itu adalah energi yang juga sangat dikenalnya.”Apa kamu menemukan sesuatu di dunia ini, Shura?” tanya Aji. Aji menyadari kalau kekuatan kesadaran Shura sedang mengintai semua energi di dunia cermin ini. Aji mengetahui hal itu karena dunia ini sudah menjadi bagian darinya. Dia sudah terkurung di dunia cermin ini selama dua puluh tahun lamanya.”Apa kamu yang menciptakan dunia ini, Bagas. Kamu ingin menjebak siapapun yang kamu inginkan ke dunia ini?” Shura masih penasaran.”Aku tidak menciptakan dunia ini,” Aji menatap Shura, ”Aku bahkan terjebak di dunia ini selama dua puluh tahun lamanya. Aku terkurung setelah kamu menc
Ujung dari dunia cermin sudah dilewati Aji. Dia menemui seseorang yang katanya adalah seorang penunggu di ujung dunia dan yang menjaga antara dua dunia. Lelaki itu memberinya air minum dari air yang sangat jernih, dan akan meminta keputusan akhir nantinya apakah dia akan hidup kekal atau menyelesaikan hidupnya.Itu adalah kata-kata lelaki berbaju putih itu setelah Aji melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Jadi, kini Aji telah memulai langkah awalnya di dunia nyata dengan wajah seorang pemuda. Dia kembali ke dunia nyata setelah dua puluh tahun.Dia pun mendengar banyak desas-desus bahwa dunia semakin kacau dan kekuatan kegelapan, sedang mempersiapkan diri untuk menguasai dunia sekali lagi. Aji pun pergi dan ke rumah makan. Dia pun bertemu dengan Aaman. Disanalah awal mulai perjalanan Aji berada di dunia nyata, dengan tubuh kembali muda berkat air kehidupan dan tubuh kuat dengan artefak Soul Deep.***”Kenapa kamu selalu merusak seluruh tujuan hidupku, Bagas! Apa salahku padamu!”Shura s
Perjalanan panjang dilalui oleh Aji Bagaskara. Dia hanya terus berjalan dan menemui banyak makhluk hidup, kecuali manusia. Setiap permberhentian dan istirahat, Aji akan melakukan latihan bela diri dan mengembangkan kekuatannya. Setiap kehancuran yang diciptakan karena efek damage dari kekuatannya. Semua di alam itu kembali lagi normalMisalnya pukulannya yang menghantam gunung dan hancur, gunung itu kembali lagi seperti semula setelah beberapa lama.Seperti lautan yang dihempaskan hingga menciptakan air bah tsunami, kemudian kondisi alam kembali lagi separti semula. Awalnya, Aji merasa bahwa ini seperti dunia dongeng namun lama-kelamaan dia pun terbiasa dan meneruskan perjalanannya menuju ujung dari dunia ini.Hanya itu kata-kata yang diingat oleh sahabatnya Yonan, ujung dunia. Aji harus mencapainya, cepat atau lambat dan dia akan terus meneruskan perjalanan sambil mempelajari bela diri dengan tekun dan sungguh-sungguh untuk menghadapi kekuatan Shura nantinya.Aji membuka gulungan dar