Wisma Lonceng Naga
"Wu Hongyi, apa ada kabar?" Xie Jing Cuan memetik senar guzheng dan memainkan lagu kesayangannya."Tuan Xie, ada tanda-tanda keberadaan Pasukan Mo Yu." Wu Hongyi melaporkan dan seperti biasa melayang turun dari pohon plum yang kini sudah tak berbunga lagi."Di mana mereka?" Tian Xie masih memetik senar guzhengnya dengan santai."Mereka berada di pusat Dataran Tengah. Saat ini Dataran Tengah mulai dilanda gejolak. Perseteruan antar sekte dan klan semakin meruncing." Wu Hongyi meletakkan sebuah gulungan dari lengan jubahnya dan meletakkannya di atas meja marmer."Lima belas tahun sekte dan klan di Dataran Tengah mencoba untuk saling menahan diri. Namun sekarang sepertinya itu sudah tidak mungkin lagi. Dendam lama, ambisi dan kepentingan-kepentingan segelintir orang membuat wilayah yang memang sudah panas menjadi semakin membara." Xie Jing Cuan tersenyum kecut.Dia sendiri adalah ketua Sekte Sembilan Pintu KematiXiao Long masih terjaga dan menatap telur yang didekap Dong Xiu Bai. Ingatannya kembali melayang saat dia masihlah seorang bocah seusia Dong Xiu Bai."Pangeran, sebenarnya Naga es bukan hanya roh tetapi memang seekor naga. Sama halnya dengan Rubah putih berekor sembilan milik Klan Ming dan Phoenix Api milik Klan Hua." Ming Feng Ying menjelaskan padanya saat mengajarinya sejarah Negeri Kaili."Apakah kau pernah melihat ketiga hewan mistis itu?" Tanyanya dengan polos pada pria yang selalu membuatnya terkagum-kagum itu."Jangankan diriku, ayah dan kakekku pun belum pernah melihatnya." Ming Feng Ying tersenyum dan menepuk kepalanya."Jadi kapan ketiganya terlihat?" Ao Yu Long kembali bertanya dengan polos.Waktu itu dia memang masih kanak-kanak. Hanya tahu dunia di sekitarnya yang dipenuhi dengan orang-orang yang tidak dipahaminya. Posisinya selalu diremehkan karena dia hanya putra seorang selir kecil tanpa gelar apapun."Menurut sejarah ketiganya muncul bersamaan saat perang besar meland
"Wah baozi!" Dong Xiu Bai berseru girang.Di dalam kotak terdapat dua buah baozi yang masih hangat. Dong Xiu Bai mengambil sebuah dan membaginya menjadi dua."Ini untuk Gege." Diberikannya separuh baozi itu pada Xiao Long. "Dan ini untuk kalian." Kemudian sebuah lagu diberikannya pada Tuan Wu dan Tian Min."Terima kasih Nona." Tian Min dan Tuan Wu menerima Bao zi itu dan membaginya menjadi dua."Ehm, ini enak." Dong Xiu Bai tersenyum dan menatap baozi berisi daging itu."Makanlah pelan-pelan." Xiao Long memperingatkannya dan mengusap bibir gadis kecil itu dengan sapu tangannya."Bibi cantik tadi pasti pandai memasak." Dong Xiu Bai memuji wanita tadi seraya melirik pintu menuju belakang kedai yang setengah terbuka."Seingatku kedai ini dahulu terkenal dengan baozi dan mie-nya. Juga zongzi dan teh yang juga lezat." Xiao Long menatap ke sekeliling kedai.Kondisi kedai tampak lusuh dan sepi. Meski bersih dan rapi tetap saja terlihat jika kedai ini bukanlah kedai yang terurus."Kau benar,
"Bibi Ling-Ling, kami pergi dulu." Dong Xiu Bai memeluk Ling-Ling erat-erat."Siapa namamu?" Ling-Ling menatap Dong Xiu Bai dan menggenggam tangan mungilnya."Bai'er, panggil aku begitu." Dong Xiu Bai tersenyum manis memamerkan gigi putihnya."Bai'er, bisakah kita bertemu lagi?" Ling-Ling melepaskan genggaman tangannya dan merapikan rambut Dong Xiu Bai yang sedikit berantakan."Jika kau pergi ke Tanah Bebas, kami akan mengunjungimu di sana setelah urusan kami di Daratan Tengah selesai." Xiao Long yang menjawab pertanyaan Ling-Ling."Sudah aku duga, kalian bukan orang sembarangan, bukan pedagang seperti katamu." Ling-Ling tertawa dan menatap Tuan Wu dengan tatapan getir."Tidak apa, aku memahami. Baiklah, aku akan ke Tanah Bebas dan menunggu kalian di sana. Berjanjilah untuk kembali ke sana dalam keadaan selamat." Ling-Ling berdiri dan menyusut air mata yang entah sejak kapan mulai menetes dari mata beningnya."Kami berjanji!" Tuan Wu mengangkat tangannya diikuti Dong Xiu Bai dan Tian
Xiao Long duduk di kursi menatap jendela dengan tatapan nanar. Sementara itu Dong Xiu Bai beristirahat di kamarnya."Tuan, silakan tehnya!" Gadis pelayan bernama Fang-Fang tadi, menuangkan teh dan menyajikannya untuknya."Terima kasih. Apakah Nyonya Ning masih menerima tamu di malam hari?" Xiao Long bertanya sambil lalu seakan-akan bukan suatu hal yang penting untuk ditanyakan.Gadis itu berhenti menyajikan teh dan menatap Xiao Long takut-takut. Xiao Long tidak memperhatikannya dan menyesap tehnya pelan."Tampan," gumam gadis itu seraya mengulum senyumnya."Apakah Anda ingin bertemu Nyonya Ning?" Tanyanya dengan hati-hati."Iya, sampaikan padanya aku ingin bertemu dengannya kapan pun dia memiliki waktu luang." Xiao Long meletakkan cangkir tehnya dan menatap gadis itu."Baiklah! Akan saya sampaikan kepada Nyonya Ning." Gadis itu tersenyum dan kembali melanjutkan menuangkan teh.Paviliun di wisma Ning memiliki pelayan-pelayan yang pandai dan cekatan. Karena tamu yang menyewa paviliun bi
"Tuan silakan tunggu sebentar!" Gadis pelayan yang menyambut mereka meminta keduanya untuk menunggu setelah mereka tiba di ruangan utama.Xiao Long dan Tuan Wu mengangguk dan menunggu di ruangan yang lengang. Hanya ada seperangkat meja dan kursi kayu serta beberapa koleksi guci. Sementara gadis tadi menuju pintu di samping ruangan yang terhubung dengan sebuah taman."Nyonya, mereka sudah tiba." Gadis pelayan itu melapor."Persilakan mereka untuk duduk dan sajikan makanan yang terlezat." Terdengar suara lembut seorang wanita."Baik Nyonya!" Gadis pelayan itu kembali lagi ke ruangan di mana Xiao Long dan Tuan Wu menunggu diiringi beberapa pelayan-pelayan yang membawa makanan dan minuman."Tuan silakan duduk! Nyonya Ning sebentar lagi akan datang!" Gadis itu mempersilakan mereka berdua untuk duduk. Kemudian meminta para pelayan untuk menyajikan makanan dan minuman untuk mereka."Terima kasih!" Xiao Long dan Tuan Wu mengucapkan terim
Pagi-pagi, suasana di wisma masih sepi. Hanya ada beberapa pelayan yang sibuk membersihkan halaman dan menyirami bunga-bunga."Tuan!" Xiao Long terbangun saat terdengar ketukan di pintu kamarnya. Suara ketukan yang cukup keras terdengar hingga ke kamar Dong Xiu Bai yang bersebelahan dengan kamarnya."Ada apa?" Dibukanya pintu kamar Dong Xiu Bai.Pelayan itu terkejut dan sedikit kebingungan. Namun hanya sekejap saja. Dia segera membungkukkan tubuhnya dengan sopan."Tuan ada orang dari rumah merpati." Pelayan itu melaporkan."Baiklah aku ke sana! Tolong siapkan dan layani Nona untuk mandi. Kemudian siapkan sarapan." Xiao Long segera bergegas keluar dan meninggalkan serentetan perintah untuk pelayan tadi.Xiao Long menuju halaman paviliun dan bertemu dengan seorang pria muda yang membawa sepasang merpati di bahunya."Selamat pagi Tuan Xiao." Pria itu tersenyum lebar."Ini merpatimu?" Xiao Long hanya mengangguk dan mendekati merpati yang bertengger di bahu pria itu."Betul Tuan. Nyonya Ni
Suasana canggung antara Dong Xiu Bai dan Xiao Long berlanjut hingga beberapa hari. Bahkan saat Nyonya Ning memindahkan mereka ke tempat yang lebih luas tak jauh dari kediamannya, mereka berdua masih tidak saling bercakap-cakap seperti biasanya."Xiao Long apa yang sebenarnya terjadi?" Tuan Wu bertanya dengan serius saat keduanya bercakap-cakap di teras rumah baru mereka."Maksudmu?" Xiao Long yang tengah duduk santai bersandar pada kursinya menatap Tuan Wu tidak mengerti."Antara kau dan Nona apa yang telah terjadi? Dia mendiamkanmu!" Tuan Wu menyahut dengan kesal dan melemparkan sepotong kayu padanya."Tidak ada apa-apa. Mungkin dia sedang kesal atau ada sesuatu yang menganggu pikirannya." Xiao Long menjawab dengan santai dan menangkap kayu itu dengan sigap."Benarkah? Cobalah kau bujuk dia." Tuan Wu menghela napas dan menatap Xiao Long penuh harap."Baiklah, nanti aku akan mencoba untuk membujuknya. Sekarang aku mau tidur." Xia
Nyonya Ning menyambut mereka dengan ramah. Dia sangat menyukai Dong Xiu Bai. Bahkan dia tidak banyak alasan dan permintaan saat melepaskan Fang-Fang agar bisa menjadi pelayan Dong Xiu Bai secara resmi."Ah Tuan Long, sudah lama sekali Anda tidak mampir kemari." Sambutnya dengan ramah dan genit."Anak manis kau juga ikut?" Nyonya Ning berpaling pada Dong Xiu Bai dan menyapanya dengan lembut.Dong Xiu Bai hanya mengangguk. Tatapan matanya tak lepas dari Nyonya Ning. Entah mengapa dia sangat mengagumi wanita cantik itu. Ada sesuatu yang membuatnya selalu tertarik untuk menatapnya."Nyonya Ning ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu." Xiao Long duduk di kursi setelah dipersilakan."Apakah itu?" Nyonya Ning mengajak Dong Xiu Bai duduk di dekatnya."Ini mengenai Nona Muda." Xiao Long melirik Dong Xiu Bai.Nyonya Ning tertegun, tetapi kemudian tersenyum lebar. Dia memanggil salah seorang pelayannya."Duo-duo ajaklah Nona Dong untuk bermain di belakang. Sepertinya Paman Li sedang membu