Setelah berhasil mengalahkan Sando si pria besar, Abinawa langsung berpindah tempat dengan cepat, karena matanya menemukan salah satu rekannya berada di posisi berbahaya.
Sleshhhh!!!
Trinh!!!
Bammm!!!
Pedang milik Abinawa dengan cepat menangkis tebasan sabit itu, hanya beberapa senti dari batang leher Batari Ambar.
"Tapak Samudera Hitam"
Satu serangan tapak mendarat di bagian vital lawannya, hingga melemparkannya jauh ke belakang dan merasakan nyeri di bagian dadanya, bahkan sampai memuntahkan darah segar.
"Aku tidak bermaksud mengganggu pertarungan kalian, tetapi jika kau berniat membunuh maka aku tidak bisa tinggal diam." Kata Abinawa dengan pelan, tetapi di sertai dengan tenaga dalam, hingga membuat lawannya bergedik ngeri untuk beberapa saat.
Bersamaan dengan itu pula, Wisnu Aji ikut bergerak untuk mencegah serang
"Dwi Pangga, aku tidak pernah menduga jika kau akan datang ke Sekte Naga Hitam."Dwi Pangga yang mendengar sambutan dari Ketua Sekte Naga Hitam hanya tersenyum tipis. Dia lantas mengambil posisi duduk di atas batu giok hijau yang memiliki manfaat memulihkan tenaga dalam seorang pendekar."Ketua, aku datang membawa pesan dari Ketua Arya Loka untuk dirimu." Dwi Pangga memberikan gulungan lontar kepada Gardapati, Ketua Sekte Naga Hitam."Pesan dari Arya Loka? Sepertinya sesuatu yang sangat penting, karena mengutus orang kepercayaan nomor satunya untuk mengantarkan lontar ini ... " Gardapati membuka gulungan itu dengan sedikit tertawa.Tidak lama bagi Gardapati untuk mengerti maksud dari isi pesan yang ada di dalam lontar itu. Gardapati membulatkan matanya ke arah Dwi Pangga seakan meminta penjelasan lebih lanjut."Apa kalian sudah gila? Rencana kalian ini bisa memicu perang be
Stadium tempat di adakannya Sayembara Pendekar Muda kembali bergemuruh dengan keras. Sorak-sorakan dan seruan dari para penonton saling bersahutan satu sama lainnya memenuhi stadium.Semua tentu sadar, jika pertandingan yang akan segera berlangsung akan menjadi salah satu pertandingan paling di nantikan di babak utama, di mana pertemuan antara Wikura dan Ayundia sebagai salah satu jenius terbaik aliran putih. Di tambah lagi, sosok Arga yang berada di pihak Wikura, serta Abinawa yang berada di pihak Ayundia."Ini akan menjadi pertandingan seru, aku ingin melihat sebatas mana kemampuannya yang di miliki oleh pemuda bernama Abinawa itu.""Haha, sepertinya keberuntungan si kuda hitam Abinawa akan berakhir karena harus berhadapan dengan Wikura ... Mustahil sekali jika dia mampu menang, bahkan Ayundia bukanlah tandingan bagi Wikura.""Jangan terlalu merendahkan, Ayundia bukan seorang diri, masih ada Gandas
Abinawa kembali mengatur kuda-kuda tarungnya. Dia menarik nafas panjang, berusaha cepat mengatur ulang tenaga dalam dan nafasnya."Aku harus lebih berhati-hati,""Tidak heran jika kau di sebut jenius terbaik, serta pengguna pedang handal di generasi ini ... "Wikura yang mendengar lontaran ucapan Abinawa, membuat dirinya tertawa dan tersenyum penuh kemenangan."Kau mengakui hal itu rupanya, aku akan memberimu pilihan antara menyerah baik-baik dengan tubuh yang tidak terluka serius atau kembali bertarung dengan resiko kekalahan dengan tubuh terluka serius ... " Wikura memberi pilihan kepada Abinawa dan percaya jika Abinawa akan memilih pilihan pertama.Abinawa terdiam untuk beberapa saat, sebelum tersenyum tipis."Menyerah? Jangan bercanda, aku lebih baik kalah dengan bertarung dari pada menyerah tanpa sebuah perlawanan. Aku bukan tipikal orang seperti itu." Abinawa menjawa
Seisi Stadium benar-benar di buat gempar saat melihat dua orang pendekar melakukan perubahan energi."Pertarungan dahsyat terjadi di babak utama, ini benar-benar berada di luar dugaan... ""Pendekar muda itu juga menguasai perubahan energi, ini akan membuat pertarungan semakin menarik.""Aku menyebutnya final yang kepagian, seorang jenius bela diri bertemu dengan pemuda yang penuh misteri.""Aku yakin setelah Sayembara Pendekar Muda ini, pendekar muda itu akan sangat di kenal di dunia persilatan berkat bakat hebatnya. Bahkan, mungkin salah satu sekte besar akan merekrut dirinya."Semua penonton mulai berkomentar dan memuji sosok Abinawa yang mampu melakukan perubahan energi. Selain itu, beberapa dari penonton mulai khawatir karena bertaruh besar atas nama Wikura.Bahkan kursi di podium kehormatan, para Sage dan pendekar pilih tanding lainnya langsung berdiri
Abinawa sadar jika saat ini dirinya sudah terlalu menarik perhatian banyak pendekar yang menyaksikan berlangsungnya Sayembara Pendekar Muda.'Aku harus segera menyelesaikan ini, jika terus berlama-lama, maka akan semakin membuatku menjadi pusat perhatian.' Abinawa bergumam di dalam hatinya menyadari dia sudah terlalu menarik perhatian.Abinawa kembali menyuntikan tenaga dalam ke pedangnya. Dia melakukan kembali perubahan energi api dan menarik perhatian banyak pendekar yang ada di dalam stadium."Jurus Naga Langit: Menusuk Sukma"Pedang Abinawa memancarkan kilau cahaya terang, hingga membentuk sebuah pedang energi api yang besar melesat ke arah Wikura. Di waktu bersamaan sosok Abinawa juga berpindah tempat dengan cepat.Bammmm!!!!Tepat setelah pedang energi api itu menghantam Wikura. Sosok Abinawa kembali membuat serangan lainnya menggunakan pedangnya.
Tetua Gayun tampak tidak terima atas luka yang di alami oleh Wikura. Dia merasa jika Abinawa sudah melawati batas dan perlu untuk di berikan pelajaran."Tetua, bukankah pihak penyelenggara tidak mempermasalahkan hal itu? Selama tidak membahayakan nyawa dan menghambat perkembangan ilmu kanuragan sesama peserta? Apa ini tidak terlalu berlebihan?" Waksa, salah seorang Tetua yang juga bertugas mengawal Wikura."Diam!!! Tahu apa kau Waksa, jika kita tidak mengambil tindakan tegas, maka nama Sekte Pedang Tunggal Ilahi akan di pertanyakan." Tangkas Gayun, masih dengan amarah dan emosi yang memuncak.Waksa yang mendengar pernyataan tegas dari Tetua Gayun, hanya bisa menundukkan kepala. Dia sadar tiasa gunanya membatah, karena Tetua Gayun sudah membulatkan keputusan untuk memberi pelajaran kepada Abinawa.Waksa tampak menarik nafas panjang, sebelum menghembuskan kembali secara berlahan, "Jika itu sudah menjadi keputusan bulat, maka aku akan ikut kepada keputusanmu Tetua."Tetua Gayun yang mend
Pernyataan dari Gayun benar-benar membuat semua yang berada di dalam kedai menggelengkan kepalanya, banyak dari mereka sulit percaya jika pernyataan itu keluar dari mulut Tetua Gayun yang berasal dari Sekte Pedang Tunggal Ilahi.Gayun dengan cepat menyadari kekeliruan dari pernyataannya itu. Namun, dia jelas menolak untuk di salahkan."Ini semua karena tipu muslihatmu rubah kecil. Sehingga aku membuat pernyataan seperti itu." Tuding Gayun kepada Abinawa, sembari berharap dapat mengembalikan nama baik Sekte Pedang Tunggal Ilahi di mata Dunia persilatan atau dia akan menerima ganjaran setimpal atas tindakan, serta pernyataannya itu.Abinawa yang sadar akan maksud dari Gayun, tentu langsung dengan cepat mengambil tindakan."Jangan berkilah dan berusaha menyalahkan orang lain. Hanya pengecut yang bersembunyi di balik kedustaan." Lontar Abinawa dengan keras dan membuat seisi kedai, bahkan mereka yang di luar kedai dapat mendengar pernyataannya dengan jelas.Semua orang yang mendengar perny
"Senior, ini tidak seperti yang kau lihat. Aku hanya sedang membela diri dan harkat martabat Sekte Pedang Tunggal Ilahi." Gayun memberi pembelaan atas tindakannya kali ini."Aku sudah mengetahui semua, jadi tidak perlu ada pembelaan. Silahkan pergi dari hadapanku dan jangan lupa ganti rugi semua kerusakan Kedai ini. Aku akan menyelesaikan semuanya secara pribadi dengan Ketua Sekte Pedang Tunggal Ilahi beberapa purnama ke depan... "Tubuh Gayun bergetar dan berkeringat dingin. Dia sudah dapat membayangkan bagaimana kemarahan dari Ketua nantinya."Senior, aku benar-benar hilang kendali. Aku mohon kekacauan saat ini tidak sampai terdengar sampai ke Sekte Pedang Tunggal Ilahi." Gayun memohon dan memelas.Sentika hanya tersenyum tipis, sembari mengibaskan tangannya mengusir Gayun dari hadapannya.Gayun hanya bisa menghembuskan nafas berlahan, sembari berjalan meninggalkan kedai. Namun, sebelum itu dia sudah membayar ganti rugi atas semua kerusakan yang dia sebabkan. Dia bersumpah akan memb
Di saat Abinawa di sibukkan dengan melatih Maung Cana setiap harinya agar menjadi salah satu pendekar nomor satu di daratan dunia persilatan, dan akan menjadi sosok yang akan sangat di andalkan ketika perang pesar antar ras manusia dengan ras siluman nantinya.Sementara Sumbayu terlihat berkutat dengan Bebe lembar lontar di tangannya yang sudah di pembibitan oleh goresan coretan tinta. Sumbayu memang lebih banyak menghabiskan waktunya di meja kamarnya, dari pada berkutat dengan pengembangan kemampuan kanuragan dan silatnya. Hal ini tentunya, karena Sumbayu tahu betul jika kemampuan utamanya bukan pada olah kanuragan, akan tetapi di bidang konseptor/bermain di balik layar dengan strategi dan taktiknya.Seperti saat ini, Sumbayu bukan berantai, akan tetapi dia sedang menyusun beberapa bagan sekte yang harus di bangun dan juga terus di kembangkan, selain kemampuan silat dan kanuragan para murid. Hal ini tentu untuk mempersiapkan sekte ini menjadi kekuatan baru dunia persilatan di masa de
Pasca Liwandara yang mengalami kritis dan berada d kondisi hidup dan mati, Awundara langsung memberikan perintah kepada setiap anggota Sayap Emas untuk kembali berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka.Liwandara yang sudah di kenal sangat kuat dan perkasa saja masih mampu di libas oleh dunia persilatan, apalagi mereka yang jauh lebih lemah dan malas untuk berlatih guna meningkatkan kemampuan dan kekuatan."Kalian bebas menggunakan setiap sumber daya yang kita miliki, akan tetapi jangan berlebihan dan tidak menimbulkan dampak pada perkembangan kemampuan kanuragan kalian," tutur Awundara.Awundara kali ini turun langsung memberikan perintah kepada setiap anggota, tentu hal ini membuat banyak persepsi di antara anggota mereka, apalagi berita tentang Liwandara kritis sudah menyebar dan hampir di keju oleh seluruh anggota Sayap Emas."Kemampuan kelompok kita hari ini masih belum cukup untuk membuat kelompok kita menguasai dunia persilatan, maka dari itu aku persilahkan kalian menggunakan
Awundara benar-benar murka, dia sangat sulit percaya jika sosok kepercayaannya itu menderita luka dalam yang sangat serius. Bahkan untuk menyelamatkan nyawanya, Awundara harus merelakan begitu banyak sumber daya berharganya.Misi yang sebelumnya di anggap mudah, kini malah memakan korban yang tidak sedikit bagi Sayap Emas. Padahal sebelumnya, Awundara sudah memberi perintah untuk mereka segera berkemas dan pindah ke Pulau Es Utara, karena dia meyakini jika Liwandara tidak akan mengalami kegagalannya."Kau harus selamat, Liwan. Kita masih memiliki misi besar untuk menjadi penguasa dunia persilatan bersama... Kau tidak boleh mati," ucap Awundara.Awundara dan Liwandara sudah bersama sejak puluhan tahun terakhir, di mulai dari hanya seorang pendekar perampok, kini menjelma menjadi salah satu kekuatan dunia persilatan. Awundara ingat betul, jika dalam sebuah aksi, mereka di pertemukan dengan sosok misterius yang memberikan kitab silat tingkat tinggi dan sumber daya berharga, yang pada akh
Detik berganti menit, dan menit berganti pula menjadi jam. Tidak terasa satu hari telah berlalu. Abinawa dan dua rekan seperjalanannya bergegas menuju wilayah bagian selatan yang akan di jadikan lokasi berdirinya sekte mereka.Hutan luas menyambut mereka, pepohonan menjulang tinggi, tidak jauh dari lokasi mereka berdiri terdapat air terjun yang akan menjadi sumber penghidupan sekte ini nantinya. "Di sinilah kita akan mendirikan Sekte, Sekte Naga Langit. Jadi sekarang waktunya untuk bekerja... " Seru Abinawa dengan semangat.Abinawa dengan pedang pusakanya mampu memotong pohon-pohon tinggi itu dengan mudahnya, dia bahkan tidak mengalami kesulitan memindahkan dan membelahnya. Pekerjaan yang harus memakan waktu lama, mampu di selesaikan oleh mereka hanya dalam waktu kurang dari satu hari.Sebuah komplek bangunan sudah berdiri dengan kokohnya. Terdapat tiga bangunan utama yang di fungsikan sebagai tempat latihan dan pembelajaran jurus-jurus. Sementara dua ruangan lainnya di fungsikan seb
Ini harusnya Bab 230. "Siapa dirimu sebenarnya anak muda!!! Aku tidak pernah memiliki urusan denganmu, aku mohon ampunilah aku, aku akan menjadi orang baik dan akan hidup dengan bertanam dan berkebun, aku berjanji," Sorkan memohon ampunan dari pemuda yang berdiri dengan pedang di genggaman tangan kanannya itu. "Mengampuni orang seperti dirimu hanya akan membuat masalah di masa depan, bisa jadi kau akan mencari cara untuk menjadi lebih kuat, setelah itu kau akan menciptakan banyak kekacauan yang akan membuat umat manusia menjadi sengsara, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi... Jadi sebaiknya orang-orang seperti dirimu ada baiknya di lenyapkan saja, " ucap pemuda itu dengan sorot mata yang tajam. Sorkan hanya bisa meneguk selivanya, semua bulu yang ada di tubuhnya berdiri dengan serempak. Pemuda di hadapannya seolah-olah menjelma menjadi iblis haus darah yang akan mencabut nyawanya sebentar lagi. Sorkan menggenggam erat pedangnya, dia tentu tidak ingin mati tanpa memberikan p
Setelah semua masalah yang mendera Kota Tanjung Hitam selesai dan kota itu kembali seperti sediakala, barulah Abinawa melanjutkan perjalanan menuju salah satu desa yang berada di ujung barat yang akan di jadikan berdirinya sekte yang akan mereka dirikan.Tujuan mereka kembali melanjutkan perjalanan memang untuk menuju ujung barat tepat hampir di bawah sinar matahari terbenam. Abinawa akan mendirikan sebuah sekte di sana dan di kemudian hari akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia persilatan.Selain itu, Abinawa memiliki tujuan lain, yaitu pusaka legendaris milik salah satu pendekar kera bijaksana, yaitu tongkat Mahadewa. Konon kekuatan pusaka ini hampir sama kuatnya dengan kemampuan pedang naga langit milik Abinawa saat ini.Berita tentang pusaka tongkat Mahadewa tidak banyak di ketahui oleh para pendekar dunia persilatan, karena 100 tahun yang lalu sudah di lakukan pencarian akan tetapi tidak di temukan sehingga di anggap hanya mitos belaka.Namun, Banyu Aji yang memiliki banyak
Nafas Sorkan mulai memburu dan ngos-ngosan. Dia sudah sejak awal terus menyerang pemuda itu, akhirnya memilih bergerak mundur untuk mengatur ulang nafas dan tenaga dalamnya yang mulai terkuras."Siapa sebenarnya dirimu!!! Seingatku kita tidak pernah memilih masalah, aku bahkan tidak mengenalmu," ucap Sorkan.Sorkan yang cukup pintar, tentu memahami dengan betul jika pemuda itu belum menggunakan kemampuannya. Jika pemuda itu mulai serius, nyawanya akan sulit untuk di pertahankan."Siapa diriku itu tidak penting, dan kita memang tidak memiliki masalah, akan tetapi dengan kau mengusik kediama tuan Dasan, maka sama halnya kau sedang mencari masalah denganku... " Tukas pemuda itu, "Aku sudah memberimu pilihan di awal, akan tetapi kau lebih menyukai cara kekerasan, jadi aku tidak akan menahan diri lagi,"Sorkan mengumpat keras, dia tentu tidak bisa meninggalkan kediaman Dasan, tanpa membawa anaknya, Maung Cana bersama dengannya."Berapa yang telah di bayarkan oleh tua Bangka itu kepadamu? K
Sorkan tidak ingin berjudi dengan nasib dan mengambil resiko penyerangan ini gagal, sehingga dia sendiri yang akan turun langsung guna memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana.Sorkan dan anggotanya menggunakan jubah berwarna hitam, sehingga mereka seolah menyatu dengan alam. Sangat sulit melihat Persero mereka di tengah gelapnya malam. Apalagi bulan dan bintang tidak tampak, seolah mereka tidak ingin melihat pertumpahan darah kembali terjadi di atas muka bumi.Sorkan dan anggotanya mulai masuk ke dalam kediaman walikota itu dengan senyap. Kedatangan mereka tentu tidak disadari oleh para prajurit yang berjaga, karena merekalah menyusup dengan menggunakan ilmu meringan tubuh yang tinggi. Alhasil pergerakan mereka tidak terendus.SRET!!! SRET!!! SRET!!!Tiga sabetan pedang berhasil membuat tiga prajurit kehilangan nyawa hanya dalam beberapa tarikan nafas saja. Gerakan mereka yang dinamis belum terbaca dan belum disadari, sekalipun tiga prajurit sudah kehilangan nyawanya.SRET!
"Jika benar cerita yang tuan sampaikan, apakah tuan tidak curiga jika pemilik kedai minuman itu terlibat dalam masalah yaitu melanda kota ini, di tambah lagi mereka sampai hari ini masih tetap beroperasi," ucap Sumbayu.Dasan yang mendengarnya seolah tersadarkan dari kebodohannya selama ini yang tidak menyadari hal itu. Harusnya sejak awal dia sadar jika pemilik kedai minuman terlibat dalam masalah yang melanda Kota Tanjung Hitam ini."Aku rasa dirimu sudah menyadarinya bukan, tuan. Sebab itulah kami datang kemari untuk membantu kalian, dirimu dan prajurit yang tuan miliki mungkinkah mampu mengalahkan penjaga yang di miliki kedai minuman itu, akan tetapi tidak dengan para pendekar yang berada di belakang kedai minuman itu," jelas Sumbayu.Dasan yang mendengar penjelasan dari Sumbayu merasa pundaknya seperti memikul batu yang berat di punggungnya."Anda tinggal perlu khawatir, Tuan. Seperti yang di katakan oleh rekanku tadi, kedatangan kami kemari untuk membantu kalian agar keluar dari