"Bedebah, kurang ajar kalian semua!!! Aku akan pastikan kalian semua akan mati!!" Sudartawa yang baru tiba di depan Sekte Api dan Angin jelas terlaris emosi melihat situasi sekte yang sudah lama di tinggalkan oleh-nya benar-benar porak-poranda dan kacau balau akibat serangan yang di lakukan oleh Elang Hitam.Sudartawa langsung memberikan perintah pasukan Aliansi Putih-Netral yang di bawahnya untuk segera bergerak menyerang para pendekar Elang Hitam yang sudah menciptakan kekacauan itu.Kedatangan para pendekar dari aliansi sedikit menambah harapan Sekte Api dan Angin untuk dapat bertahan. Semangat bertarung kembali menyala dan membara."Tetua, pulihkan tenaga dalammu, biarkan aku tidak menghadapi pria botak ini," ucap Sudartawa kepada salah seorang tetua yang sudah menderita luka yang serius di tubuhnya dan kehabisan tenaga dalam.Tetua itu menganggukkan kepala, dia tidak lupa mengucapkan terima kasih, andai Sudartawa tidak datang tepat waktu maka tetua itu tidak yakin dia masih mampu
Kedatangan pendekar dari Pulau Es Utara itu jelas langsung merubah arah pertarungan. Elang Hitam yang sebelumnya sangat yakin akan memenangkan pertarungan, tetapi setelah kedatangan dua bantuan secara bersamaan jelas membuat sinar kemenangan jauh dari harapan.Para pendekar Elang Hitam yang sebelumnya memiliki kepercayaan diri yang tinggi, seketika kepercayaan itu luntur."Lihatlah, bahkan Sang Dewa tidak mengizinkan kejahatan menang di atas dunia ini!!!" Salah satu tetua muda berseru mengejek para pendekar Elang Hitam.Para pendekar Elang Hitam hanya bisa menggeram dengan kesal. Mereka saat ini jelas menyadari jika telah kalah, prioritas utama mereka saat ini adalah mempertahankan nyawa mereka dan menunggu instruksi untuk segera mundur.Para tetua dan murid Sekte Api daj Angin jelas tidak akan membiarkan musuhnya lolos. Mereka sudah bertekad untuk menghabisi dan mengubur mereka semua di tanah ini, tiada seorangpun di biarkan untuk hidup.Pertempuran dengan cepat berubah, kali ini pih
Dua serangan besar-besaran yang di lakukan aliran hitam di dua tempat berbeda jelas menjadi pukulan keras bagi para pendekar aliran putih dan netral.Melihat situasi yang terjadi saat ini, mereka jelas tidak bisa untuk terus berdiam diri atau sekte mereka akan hancur dengan hanya menunggu waktu saja untuk di hancurkan. Bahkan Sekte Api dan Angin yang merupakan salah satu sekte terkuat menjadi target untuk di hancurkan.Belajar dari pengalaman, mereka akhirnya menyepakati untuk di adakan pertemuan para Ketua Sekte dan Sage untuk membahas perihal dua penyerangan ini, sekaligus akan melibatkan Aliansi Putih-Netral. Sekte Api dan Angin akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan kali ini.Pertemuan ini akan di adakan dua minggu ke depan. Ada kelang 2 minggu untuk Sekte Api dan Angin untuk mempersiapkan pertemuan ini.***Dua pertempuran besar itu jelas membuat nama Abinawa melambung tinggi dan tersebar ke seluruh penjuru dunia persilatan sebagai salah seorang pendekar muda paling berbakat kem
Abinawa telah memutuskan untuk berdiam diri terlebih dahulu di Sekte Api dan Angin, sembari menunggu kabar dan hasil dari pertemuan para Ketua Sekte dan para Sage.Selain itu, Abinawa juga belum memiliki rencana hendak melanjutkan perjalanan kemana lagi setelah ini. Mungkin hasil pertemuan para Sage bisa membuatnya menentukan arah perjalanannya."Nawa... "Abinawa mengalihkan pandangannya ke sumber suara dan menemukan Kelana Jaya dan Dirgantara."Ketua, tetua... " Abinawa menundukkan badannya memberi hormat kepada Dirgantara dan Kelana Jaya.Dirgantara dan Kelana Jaya hanya tersenyum tipis. Mereka jelas tidak menduga jika Abinawa akan memberi hormat kepada mereka, apalagi dengan kekuatan yang di miliki oleh Abinawa saat ini, sebagai seorang pendekar tanpa tanding."Nawa ... " Dirgantara mulai menjelaskan jika kondisi dunia persilatan saat ini begitu panas, kemunculan Sayap Emas dan kembalinya Elang Hitam menjadi ancaman besar bagi dunia persilatan.Selain itu, dunia persilatan juga ha
Dirgantara membawa Abinawa menuju kediaman pribadinya. Kediaman milik Dirgantara berada di atas salah satu bukit yang paling tinggi yang ada di Sekte Api dan Angin.Kediaman Dirgantara begitu tentram dan asri, karena memang tidak semua penghuni sekte bisa datang ke tempat ini. Biasanya hanya para tetua utama saja, lebih tepatnya mereka yang memiliki jalur kordinasi dengan sosok Dirgantara."Seperti inilah tempat tinggalku, begitu sederhana... " Ucap Dirgantara sambil mempersilahkan Abinawa untuk mengambil posisi duduk di salah satu kursi yang terbuat dari batu alam di depan rumahnya itu.Abinawa hanya tersenyum tipis, sembari mengambil posisi duduk bersila. Dirgantara juga tidak lupa menghidangkan beberapa minuman dan makanan untuk Abinawa. "Hanya ini yang ku miliki, Nawa. Aku sangat jarang menerima tamu, jadi tidak memiliki persediaan begitu banyak makanan ataupun minuman,""Ini sudah lebih dari cukup, Ketua. Anda tidak perlu repot-repot," ucap Abinawa, "Ketua ada hal penting apa y
'Aku tidak pernah bermimpi menjadi pendekar tanpa tanding, memiliki banyak ilmu Kanuragan sehingga mengantarkanku pada puncak dari dunia persilatan.Aku bahkan berhasil menemukan tingkatan yang jauh lebih tinggi dari pendekar suci, yaitu pendekar bumi dan pendekar langit. Aku berhasrat untuk mencapai tingkatan langit, semua usaha telah aku lakukan. Akan tetapi sepertinya sang pencipta hanya mentakdirkanku untuk mencapai pendekar bumi. Namun aku salah, kekuatan yang aku miliki membuatku tersadarkan jika itu tidak hanya membawa pada kejayaan akan tetapi pula pada kesengsaraan. Keluargaku harus di buru habis-habisan oleh para musuhku, para pendekar dunia persilatan yang menghabisiku.Aku harus mengasingkan diri dari keramaian untuk mengamankan diri dari mereka yang ingin menghabisiku. Bukan karena aku takut, tetapi untuk menyelamatkan keluargaku.Menjadi salah satu pemilik pusaka juga menjadikanku sebagai buronan. Sampai aku harus mengorbankan kebahagiaan keluargaku untuk menyelamatkan
Setelah berbincang cukup lama dengan Dirgantara, Abinawa memilih untuk berkeliling Sekte Api dan Angin. Salah satu tempat yang didatanginya adalah wilayah di ujung sekte yang berdekatan dengan hutan.Di sana masih berdiri pondok usang yang sudah reot karena terlalu lama tidak di huni. Abinawa tersenyum tipis, dia seolah-olah mengenang bagaimana pahitnya kehidupannya beberapa tahun silam, menjadi seorang manusia yang tidak memiliki tenaga dalam."Yang maha tunggal selalu memiliki rencananya sendiri, seseorang tidak akan di berikan cobaan yang di luar kesanggupannya," Abinawa berbicara kepada dirinya sendiri.Melihat pondok usang itu, seolah dia kembali bernostalgia beberapa tahun silam. Abinawa melihat seorang bocah kecil yang terus berlatih sepanjang hari untuk menjadi kuat, walaupun tanpa tenaga dalam.Jika mengingat semua itu, maka meneteslah air mata Abinawa. Dia masih sulit percaya jika sudah mencapai kemampuan kekuatannya hari ini dan menjadikannya sebagai salah satu pendekar tan
Awankila mengajak Abinawa untuk duduk di hutan belakang pondok usang itu. Mereka bercerita banyak hal, Abinawa bercerita banyak hal, dia bahkan seolah tidak lelah untuk berkicau.Sementara Awankila lebih banyak diam dan mendengarkan semua cerita puteranya itu."Ayah, kau tadi menyebut nama Kanupara, jika aku boleh tahu siapa sosok Kanupara ini?" Tanya Abinawa."Jadi kau ingin mengetahui siapa sosok Kanupara ini ya... " Awankila menjelaskan jika Kanupara adalah sosok legendaris di ras siluman yang berhasil di bangkitkan beberapa puluh tahun yang lalu. Keberhasilan itu menjadi awal dari rencana besar ras siluman untuk menguasai seluruh benua ini.Akan tetapi rencana itu terkendala, karena kemampuan Kanupara ternyata tidak bangkit bersama dengan raga dan jiwanya, membuat waktu puluhan tahun untuk kekuatan Kanupara untuk di bangkitkan.Awankila juga menjelaskan jika selama Kanupara bertapa untuk mendapatkan kembali kekuatannya, maka selama itu pula ras siluman harus menghabisi setiap pend
Di saat Abinawa di sibukkan dengan melatih Maung Cana setiap harinya agar menjadi salah satu pendekar nomor satu di daratan dunia persilatan, dan akan menjadi sosok yang akan sangat di andalkan ketika perang pesar antar ras manusia dengan ras siluman nantinya.Sementara Sumbayu terlihat berkutat dengan Bebe lembar lontar di tangannya yang sudah di pembibitan oleh goresan coretan tinta. Sumbayu memang lebih banyak menghabiskan waktunya di meja kamarnya, dari pada berkutat dengan pengembangan kemampuan kanuragan dan silatnya. Hal ini tentunya, karena Sumbayu tahu betul jika kemampuan utamanya bukan pada olah kanuragan, akan tetapi di bidang konseptor/bermain di balik layar dengan strategi dan taktiknya.Seperti saat ini, Sumbayu bukan berantai, akan tetapi dia sedang menyusun beberapa bagan sekte yang harus di bangun dan juga terus di kembangkan, selain kemampuan silat dan kanuragan para murid. Hal ini tentu untuk mempersiapkan sekte ini menjadi kekuatan baru dunia persilatan di masa de
Pasca Liwandara yang mengalami kritis dan berada d kondisi hidup dan mati, Awundara langsung memberikan perintah kepada setiap anggota Sayap Emas untuk kembali berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka.Liwandara yang sudah di kenal sangat kuat dan perkasa saja masih mampu di libas oleh dunia persilatan, apalagi mereka yang jauh lebih lemah dan malas untuk berlatih guna meningkatkan kemampuan dan kekuatan."Kalian bebas menggunakan setiap sumber daya yang kita miliki, akan tetapi jangan berlebihan dan tidak menimbulkan dampak pada perkembangan kemampuan kanuragan kalian," tutur Awundara.Awundara kali ini turun langsung memberikan perintah kepada setiap anggota, tentu hal ini membuat banyak persepsi di antara anggota mereka, apalagi berita tentang Liwandara kritis sudah menyebar dan hampir di keju oleh seluruh anggota Sayap Emas."Kemampuan kelompok kita hari ini masih belum cukup untuk membuat kelompok kita menguasai dunia persilatan, maka dari itu aku persilahkan kalian menggunakan
Awundara benar-benar murka, dia sangat sulit percaya jika sosok kepercayaannya itu menderita luka dalam yang sangat serius. Bahkan untuk menyelamatkan nyawanya, Awundara harus merelakan begitu banyak sumber daya berharganya.Misi yang sebelumnya di anggap mudah, kini malah memakan korban yang tidak sedikit bagi Sayap Emas. Padahal sebelumnya, Awundara sudah memberi perintah untuk mereka segera berkemas dan pindah ke Pulau Es Utara, karena dia meyakini jika Liwandara tidak akan mengalami kegagalannya."Kau harus selamat, Liwan. Kita masih memiliki misi besar untuk menjadi penguasa dunia persilatan bersama... Kau tidak boleh mati," ucap Awundara.Awundara dan Liwandara sudah bersama sejak puluhan tahun terakhir, di mulai dari hanya seorang pendekar perampok, kini menjelma menjadi salah satu kekuatan dunia persilatan. Awundara ingat betul, jika dalam sebuah aksi, mereka di pertemukan dengan sosok misterius yang memberikan kitab silat tingkat tinggi dan sumber daya berharga, yang pada akh
Detik berganti menit, dan menit berganti pula menjadi jam. Tidak terasa satu hari telah berlalu. Abinawa dan dua rekan seperjalanannya bergegas menuju wilayah bagian selatan yang akan di jadikan lokasi berdirinya sekte mereka.Hutan luas menyambut mereka, pepohonan menjulang tinggi, tidak jauh dari lokasi mereka berdiri terdapat air terjun yang akan menjadi sumber penghidupan sekte ini nantinya. "Di sinilah kita akan mendirikan Sekte, Sekte Naga Langit. Jadi sekarang waktunya untuk bekerja... " Seru Abinawa dengan semangat.Abinawa dengan pedang pusakanya mampu memotong pohon-pohon tinggi itu dengan mudahnya, dia bahkan tidak mengalami kesulitan memindahkan dan membelahnya. Pekerjaan yang harus memakan waktu lama, mampu di selesaikan oleh mereka hanya dalam waktu kurang dari satu hari.Sebuah komplek bangunan sudah berdiri dengan kokohnya. Terdapat tiga bangunan utama yang di fungsikan sebagai tempat latihan dan pembelajaran jurus-jurus. Sementara dua ruangan lainnya di fungsikan seb
Ini harusnya Bab 230. "Siapa dirimu sebenarnya anak muda!!! Aku tidak pernah memiliki urusan denganmu, aku mohon ampunilah aku, aku akan menjadi orang baik dan akan hidup dengan bertanam dan berkebun, aku berjanji," Sorkan memohon ampunan dari pemuda yang berdiri dengan pedang di genggaman tangan kanannya itu. "Mengampuni orang seperti dirimu hanya akan membuat masalah di masa depan, bisa jadi kau akan mencari cara untuk menjadi lebih kuat, setelah itu kau akan menciptakan banyak kekacauan yang akan membuat umat manusia menjadi sengsara, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi... Jadi sebaiknya orang-orang seperti dirimu ada baiknya di lenyapkan saja, " ucap pemuda itu dengan sorot mata yang tajam. Sorkan hanya bisa meneguk selivanya, semua bulu yang ada di tubuhnya berdiri dengan serempak. Pemuda di hadapannya seolah-olah menjelma menjadi iblis haus darah yang akan mencabut nyawanya sebentar lagi. Sorkan menggenggam erat pedangnya, dia tentu tidak ingin mati tanpa memberikan p
Setelah semua masalah yang mendera Kota Tanjung Hitam selesai dan kota itu kembali seperti sediakala, barulah Abinawa melanjutkan perjalanan menuju salah satu desa yang berada di ujung barat yang akan di jadikan berdirinya sekte yang akan mereka dirikan.Tujuan mereka kembali melanjutkan perjalanan memang untuk menuju ujung barat tepat hampir di bawah sinar matahari terbenam. Abinawa akan mendirikan sebuah sekte di sana dan di kemudian hari akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia persilatan.Selain itu, Abinawa memiliki tujuan lain, yaitu pusaka legendaris milik salah satu pendekar kera bijaksana, yaitu tongkat Mahadewa. Konon kekuatan pusaka ini hampir sama kuatnya dengan kemampuan pedang naga langit milik Abinawa saat ini.Berita tentang pusaka tongkat Mahadewa tidak banyak di ketahui oleh para pendekar dunia persilatan, karena 100 tahun yang lalu sudah di lakukan pencarian akan tetapi tidak di temukan sehingga di anggap hanya mitos belaka.Namun, Banyu Aji yang memiliki banyak
Nafas Sorkan mulai memburu dan ngos-ngosan. Dia sudah sejak awal terus menyerang pemuda itu, akhirnya memilih bergerak mundur untuk mengatur ulang nafas dan tenaga dalamnya yang mulai terkuras."Siapa sebenarnya dirimu!!! Seingatku kita tidak pernah memilih masalah, aku bahkan tidak mengenalmu," ucap Sorkan.Sorkan yang cukup pintar, tentu memahami dengan betul jika pemuda itu belum menggunakan kemampuannya. Jika pemuda itu mulai serius, nyawanya akan sulit untuk di pertahankan."Siapa diriku itu tidak penting, dan kita memang tidak memiliki masalah, akan tetapi dengan kau mengusik kediama tuan Dasan, maka sama halnya kau sedang mencari masalah denganku... " Tukas pemuda itu, "Aku sudah memberimu pilihan di awal, akan tetapi kau lebih menyukai cara kekerasan, jadi aku tidak akan menahan diri lagi,"Sorkan mengumpat keras, dia tentu tidak bisa meninggalkan kediaman Dasan, tanpa membawa anaknya, Maung Cana bersama dengannya."Berapa yang telah di bayarkan oleh tua Bangka itu kepadamu? K
Sorkan tidak ingin berjudi dengan nasib dan mengambil resiko penyerangan ini gagal, sehingga dia sendiri yang akan turun langsung guna memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana.Sorkan dan anggotanya menggunakan jubah berwarna hitam, sehingga mereka seolah menyatu dengan alam. Sangat sulit melihat Persero mereka di tengah gelapnya malam. Apalagi bulan dan bintang tidak tampak, seolah mereka tidak ingin melihat pertumpahan darah kembali terjadi di atas muka bumi.Sorkan dan anggotanya mulai masuk ke dalam kediaman walikota itu dengan senyap. Kedatangan mereka tentu tidak disadari oleh para prajurit yang berjaga, karena merekalah menyusup dengan menggunakan ilmu meringan tubuh yang tinggi. Alhasil pergerakan mereka tidak terendus.SRET!!! SRET!!! SRET!!!Tiga sabetan pedang berhasil membuat tiga prajurit kehilangan nyawa hanya dalam beberapa tarikan nafas saja. Gerakan mereka yang dinamis belum terbaca dan belum disadari, sekalipun tiga prajurit sudah kehilangan nyawanya.SRET!
"Jika benar cerita yang tuan sampaikan, apakah tuan tidak curiga jika pemilik kedai minuman itu terlibat dalam masalah yaitu melanda kota ini, di tambah lagi mereka sampai hari ini masih tetap beroperasi," ucap Sumbayu.Dasan yang mendengarnya seolah tersadarkan dari kebodohannya selama ini yang tidak menyadari hal itu. Harusnya sejak awal dia sadar jika pemilik kedai minuman terlibat dalam masalah yang melanda Kota Tanjung Hitam ini."Aku rasa dirimu sudah menyadarinya bukan, tuan. Sebab itulah kami datang kemari untuk membantu kalian, dirimu dan prajurit yang tuan miliki mungkinkah mampu mengalahkan penjaga yang di miliki kedai minuman itu, akan tetapi tidak dengan para pendekar yang berada di belakang kedai minuman itu," jelas Sumbayu.Dasan yang mendengar penjelasan dari Sumbayu merasa pundaknya seperti memikul batu yang berat di punggungnya."Anda tinggal perlu khawatir, Tuan. Seperti yang di katakan oleh rekanku tadi, kedatangan kami kemari untuk membantu kalian agar keluar dari