Alexis menggerakkan lengannya dan jari-jemarinya. Kedua matanya yang masih terbelalak sama sekali tidak dapat menyembunyikan perasaan takjud dan tidak percaya yang ada. Apakah dia sedang bermimpi? Bagaimana bisa lengannya yang telah putus dapat kembali?
Menatap kembali wanita berambut hitam yang tersenyum kepadanya, Alexis tidak tahu harus berkata apa. Dia tahu dia harus mengucapkan terima kasih akan keajaiban yang diberikan padanya, tapi dia benar tidak dapat menemukan suaranya.Menggerakkan tangannya lagi, telapak tangan wanita berambut hitam itu terarah pada Alexis. Cahaya hangat kembali muncul dan menyembuhkan luka-luka lainnya yang ada. Badannya yang terasa berat menjadi ringan, dan meski tidak pulih seratus persen, dia tahu, dirinya telah selamat dari pintu kematian.Menatap terus wanita berambut hitam yang telah menyembuhkan seluruh lukanya, Alexis kemudian mengucapkan terima kasih dengan ekspresi tidak percaya yang masih belum menghilang di wajahnya. Suaranya bergetar pelan. "T-terima kasih..."Wanita berambut hitam itu tersenyum melihat reaksi Alexis. Perlahan, dia kemudian mengarahkan pandangannya pada Sion dan para pengawal yang juga sedang menatapnya. Ekspresi wajah mereka sama dengam Alexis, yakni; tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan. Bangkit berdiri, dia kemudian berjalan mendekati George.George tidak tahu harus berkata apa. Menatap wanita yang tersenyum dan menunjuk kaki kirinya yang hilang, dia merasa dunia bagaikan berhenti berputar. Apakah ini nyata? Apakah wanita ini ingin menumbuhkan kakinya yang hilang tujuh belas tahun yang lalu seperti halnya lengan Alexis?Masih tersenyum, wanita berambut hitam tersebut menyuruh George duduk dan melepaskan kaki pasak kayunya dengan bahasa tubuh. Penuh keraguan dan ketidak percayaan, pengawal paruh baya tersebut dengan segera menurutinya.Melepaskan kaki pasak kayunya, George menatap penuh antisipasi wanita berambut hitam tersebut, begitu juga dengan Sion dan yang lainnya, dan keajaiban pun terjadi sekali lagi. Dalam tatapan tidak percaya semua yang ada, kaki George kembali terbentuk dengan sempurna.Thermis yang melihat dua keajaiban tersebut tidak dapat mengendalikan dirinya lagi. Berlari dan berlutut di samping wanita berambut hitam yang telah menyembuhkan seluruh luka di sekujur badan George, dia segera membuka penutup mata kanannya yang hilang karena kecelakaan semasa kecil. Menatap penuh harap, suaranya bergetar. "B-bisakah kau menyembuhkanku?"Mata wanita itu berkedip beberapa kali karena tertegun dengan sikap Thermis. Dia tidak mengerti ucapannya, tapi melihat mata kanan yang hilang serta bekas luka di wajahnya, dia bisa mengerti maksud ucapan wanita berambut perak tersebut.Tersenyum, telapak tangan kanan wanita berambut hitam itu menyentuh dan menutup mata kanan Thermis. Cahaya hangat kembali muncul, dan Thermis bisa merasakan kehangatan disertai rasa gatal pada matanya yang hilang.Lalu, saat wanita itu menurunkan tangannya, Thermis merasakan sendiri keajaiban yang dilihatnya terjadi pada Alexis dan George. Mata kanannya yang hilang telah kembali, dia bisa melihat sekelilingnya dengan sempurna lagi.Menatap wanita di depannya yang tersenyum begitu lembut kepadanya, air mata mengalir turun menuruni pipi Thermis. Menangkap telapak tangan wanita itu, dia mengucapkan terima kasih dalam isak tangis kebahagiaannya. "T-Terima kasih, terima kasih, terima kasih..."Kecelakaan yang menyebabkan mata kanannya buta adalah kecelakaan tidak sengaja yang dilakukan adiknya. Meski Thermis tidak mempermasalahkannya, tapi tidak untuk adiknya. Penyesalan dan perasaan bersalah sang adiknya setiap kali melihat wajahnya, dan itu membuat hubungan mereka yang awalnya dekat menjadi jauh. Karena itulah, betapa berterima kasih Thermis pada wanita di depannya. Dia tidak hanya menyembuhkan matanya, tapi, dia juga telah menghapus penyesalan dan perasaan bersalah adiknya.Wanita berambut hitam tersebut tertawa dan menggeleng kepala. Dia memang tidak mengerti bahasa yang digunakan Thermis, tapi dia tidak perlu siapapun untuk menjelaskan padanya maksud pengawal wanita tersebut. Air mata dan senyum di wajah telah menjawab segalanya.Menatap Sion dan yang lainnya lagi, wanita berambut hitam tersebut kemudian kembali menyembuhkan luka-luka di sekujur tubuh mereka. Hanya saja, belum sempat dia menyembuhkan Reis yang merupakan orang terakhir, suara tangisan bayi tiba-tiba terdengar."Owa... Owa...."Seketika, wanita berambut hitam itu menoleh ke arah sumber suara yang berupa tangisan seorang bayi, begitu juga dengan pria berambut hitam yang dari tadi duduk diam di samping menatap mereka"Biar aku saja." Ujar pria berambut hitam tersebut dengan bahasa yang tidak dimengerti Sion dan pengawalnya. Berdiri, dia segera berjalan menuju ayunan yang tadi digoyang sang wanita.Kedua serigala perak besar yang ada segera berdiri dari posisi berbaring mereka yang mengelilingi ayunan dan membuka jalan untuk sang pria. Tersenyum, pria itu kemudian mengendong seorang bayi yang menangis dari ayunan dan menenangkannya. "Jangan menangis, Xing Xing. Mama sedang sibuk, Papa di sini."Wanita berambut hitam tersenyum melihat itu. Tertawa pelan, dia kemudian menoleh kembali pada Reis dan mulai menyembuhkan luka disekujur tubuhnya.Berjalan mendekat dengan bayi kecil yang telah tenang dalam gendongannya, pria itu menuju arah sang wanita. Kedua serigala perak besar yang ada juga mengikuti dari belakang bagaikan pengawal setia yang selalu menjaga tuan mereka.Berdiri, wanita berambut hitam yang telah menyembuhkan luka Sion dan pengawalnya menepuk-nepuk ujung pakaiannya yang berupa sehelai gaun putih polos. Tersenyum dia dengan segera mengendong bayi kecil yang segera menjulurkan tangan kepadanya. Tawa bahagia memenuhi wajah sang bayi saat berada dalam pelukan hangat sang wanita.Keluarga.Sion dan para pengawalnya yakin, yang ada di depan mereka adalah sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak, sebab bayi kecil tersebut juga memiliki mata dan rambut berwarna hitam.Tersenyum, pria berambut hitam yang melihat Sion dan lainnya telah sembuh dari segala luka yang ada kemudian menunjuk dirinya sendiri. "Ling" ujarnya. Menunjuk sang wanita, dia kemudian berujar. "Yue."Dari gerak-gerik dan ucapannya, Sion berserta pengawalnya dapat menangkap maksud pria tersebut. Dia sedang memperkenalkan nama mereka.Tertawa melihat Sion dan yang lainnya mengerti maksudnya, Ling kemudian mengelus kepala bayi berusia sekitar sepuluh bulan dalam gendongan Yue. Kasih sayang dan kebanggaan memenuhi matanya saat menetap putrinya yang cantik. "Xing Xing.""Aku benar-benar bisa melihat dengan sempurna!!" berseru penuh kebahagiaan, Thermis menatap Nilla yang sedari tadi terus mengamati mata kanannya."Bagaimana bisa?" gumam Nilla pelan. Sadar akan ucapannya yang bisa mengundang salah paham, dia segera menjelaskan. "Ah—maksudku, bagaimana bisa ada kekuatan penyembuh yang bisa menyembuhkan mata seseorang yang telah hancur lima tahun lalu?"Thermis mengangguk kepala, dia mengerti kebingungan Nilla, dan bahkan sesungguhnya dia juga tidak akan percaya dengan kemampuan tersebut jika tidak melihat dan mengalaminya sendiri.Menoleh menatap George yang sedang sparing dengan Reis dan Tiffa, Thermis tersenyum. Dia bisa melihat tawa di wajah George yang terus bergerak dengan cepat dan enerjik. Sepetinya, pria paruh baya tersebut juga sangat bahagia dengan apa yang terjadi padanya. "Tapi, aku tidak peduli. Kurasa George dan Alexis juga tidak peduli," tersenyum lagi, dia menoleh pada Alexis yang duduk tidak jauh darinya. "Benar, kan?"Alexis tertawa k
Duduk mengelilingi api unggun yang dinyalakan, Tiffa menarik selimut yang diberikan Yue kepadanya. Meski berada dalam tempat terbuka pada malam hari, dia tidak merasa kedinginan sedikitpun berkat selimut yang ternyata terbuat dari bulu Fire Bear.Fire Bear.Fire Bear adalah monster sihir besar yang sangat ditakuti banyak orang. Mereka disebut Fire Bear karena mereka bisa menggunkan sihir menyelubungi seluruh tubuh mereka dengan api yng sangat kuat. Mereka juga sangat kuat dan agresif, sekali mengamuk, akan dibutuhkan satu pasukan untuk mengehentikannya. Untungnya, Fire Bear memiliki habitat yang cukup jauh dari pemukiman manusia, mereka bahkan tergolong monster yang langkah. Bulu mereka sendiri bernilai sangat tinggi dan dicari banyak orang, sebab bulu tersebut adalah bahan baku utama untuk membuat Armor tahan akan api yang berkualitas tinggi. Karena itulah, Tiffa tidak mengerti, bagaimana Ling dan Yue memiliki bulu Fire Bear sebanyak ini dan diberikan pada mereka sebagai selimut.Men
Tidak ada yang aneh dalam sup daging buatan Ling. Masakannya sungguh enak. Dengan daging, kentang wortel serta sayuran yang banyak, satu mangkuk sudah cukup mengenyangkan perut Sion dan yang pengawalnya.Mengamati Ling dan Yue yang juga telah selesai makan, Sion melihat sepasang suami-istri itu sedang berbincang penuh senyum dengan Xing Xing yang tertidur pulas dalam pelukan sang ibu. Dia tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi mereka terlihat sangat harmonis dan—dapat dipercaya. Bolehkah?—bisakah dia mempercayai mereka yang dia sendiri tidak yakin manusia atau bukan?"Yang Mulia," panggil Ophelia pelan. Dia mengerti sekali apa yang ada dalam pikiran Sion sekarang, sebab, bagaimanapun juga dia melihatnya tumbuh besar. "Hamba merasa, kita bisa meminta bantuan mereka."Sion dan yang lainnya menoleh menatap Ophelia. "Kenapa kau berkata seperti itu, Ophelia?" tanya Sion."Hamba merasa mereka dapat dipercayai." Jawab Ophelia. Kedua matanya menatap lurus Sion tanpa keraguan."Ophelia dan
Nilla kembali menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Berusaha memutar otak memikirkan cara menyampaikan keinginan Sion, dia menutup matanya. Membuka mata, dia menghapus semua gambar yang ada dan mulai membuat gambar baru. Menggambar wajah Ling dan Yue sebisa mungkin, dia menarik sebuah garis menghubungkan keduanya, lalu di tengah garis tersebut, dia menarik satu garis turun dan menggambar wajah Xing Xing."Itu kita, kan?" tanya Yue pelan. Kedua mata hitamnya menatap lekat gambar Nilla yang menurutnya sangat bagus. Tangannya menepuk punggung Xing Xing yang masih tertidur pulas meskipun mereka dari tadi bersuara. "Dan, itu gambar silsilah keluarga, kan?""Kurasa juga begitu." Balas Ling. Menatap Nilla bingung, dia tidak tahu apa yang ingin disampaikannya dengan menggambar silsilah keluarga mereka.Nilla mengangkat kepala dan menunjuk gambarnya lalu Ling, Yue dan Xing Xing. Melihat mereka mengangguk kepala tanda mengerti, dia tersenyum dan kembali menggambar sebuah silsilah keluarga denga
Ling memasuki kamar tempat di mana Yue dan Xing Xing berada. Ekspresi datar dan dingin tanpa emosi di wajahnya melembut saat melihat istri dan anaknya yang berbaring di atas tempat tidur. Berjalan mendekat, dia duduk di samping Yue sambil menatap Xing Xing yang telah tenang dan tertidur kembali. "Kau tidak akan berpikir untuk membantu mereka, kan, Yue?" tanyanya pelan tanpa menoleh pada istrinya.Yue tersenyum mendengar pertanyaan Ling. Bangkit dari tempat tidur, dia ikut menatap Xing Xing yang tertidur, "Kau sendiri," balasnya pelan. "Kenapa kau menyelamatkan mereka?""Aku hanya tidak ingin mereka mati disini dan menjadi korup," jawab Ling cepat dan menoleh pada Yue. "Itu akan sangat menyebalkan.""Begitu?" tanya Yue lagi. Mempertahankan senyum di wajah, mata hitamnya menatap lurus Ling.Ling segera melingkar kedua tangannya pada pinggang Yue. "Benar. Kau tahu betapa merepotkannya jiwa dan raga korup, apalagi mereka adalah ksatria.""Baiklah, aku mengerti," balas Yue sambil tertawa k
Sion menatap bangunan rumah di depannya. Kemarin dia memang tidak melihatnya jelas, tapi hari ini, saat matahari telah terbit, dia bisa melihat bahwa rumah ini dibangun dengan sihir. Tanpa paku dan pelekat lainnya, keseluruhan, rumah ini sesungguhnya lebih tepat dikatakan sebuah pohon berbentuk rumah. Menjelajahi sekeliling, Sion bisa melihat kebun kecil dengan berbagai macam sayur dan buah yang tumbuh dengan subur di halaman belakang rumah."Jika tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, hamba tidak akan percaya ada tempat seperti ini dalam Pegunungan Terkutuk Knox." Ujar Serphen yang berada di samping Sion. Mengikuti dan manjaga tuannya dari segala kemungkinan berbahaya yang ada, dia juga mengamati sekeliling rumah.Malam telah berlalu, dan mereka melewatinya dengan tenang. Tidak ada yang aneh, dengan api unggun yang menyala serta selimut dari bulu Fire Bear, mereka berhasil melalui malam tanpa kedinginan."Apakah menurutmu mereka akan bersedia menyembuhkan Ellios, Serphen?" tanya
Pagi hari saat matahari telah terbit, Yue berdiri menatap seisi rumah kecil yang ditempatinya bersama Ling dan Xing Xing. Mereka memang tidak memiliki banyak barang, hanya saja, setelah mereka selesai mengemas barang, kekosongan tetap sangat terasa di setiap sudut ruangan. Tapi, ini adalah yang terbaik—sudah saatnya mereka meninggalkan tempat ini."Kau sudah siap, Yue," berujar pelan Ling berjalan mendekati Yue sambil menggendong Xing Xing. "Kita harus berangkat sekarang."Yue mengangguk kepala dan mengendong Xing Xing yang tertawa sambil menjulurkan tangan padanya.Tersenyum menatap Yue dan Xing Xing, Ling kemudian melepaskan kalung yang dipakainya. Kalung tersebut adalah sebuah kalung dari tali berwarna hitam dengan bandul berupa sebuah permata indah berwarna biru. Mengalungkan kalung tersebut pada Xing Xing, dia tersenyum. "Lindungi Xing Xing, bintang harapan kita semua, orang tua.""Master pasti akan melindungi Xing Xing," tawa Yue melihat apa yang dilakukan Ling. "Bukankah beliau
Meninggalkan gua penuh cahaya matahari dan memasuki kegelapan, puluhan bola cahaya terbang melayang mengikuti rombongan yang berjalan pelan. Cahaya bola sihir Ling membuat mereka dapat melihat sekeliling dengan baik. Berjalan paling depan, Ling memimpin, disusul Sion, para pengawalnya, Yue dan Xing Xing yang berada di atas punggung Yin, dan terakhir Yang. Pohon-pohon besar menjulang tinggi menutupi cahaya matahari, tanah becek dan suhu udara yang naik turun dengan dratis tanpa diprediksi—Pegunungan Terkutuk Knox.Sion dan para pengawalnya bergerak dengan kewaspadaan penuh, mata mereka yang mengikuti Ling terkadang akan menoleh ke kiri-kanan, karena mereka merasa ada yang terus mengamati mereka dari balik pepohonan yang mengelilingi. Perjalanan mereka berjalan dalam diam, tidak ada seorangpun yang mengucapkan sesuatu, kecuali Xing Xing yang kadang tertawa bahagia dalam pelukan Yue. Bayi kecil yang tidak tahu apa-apa tersebut terlihat sangat terpesona dengan bola sihir cahaya ayahnya.P