Nilla kembali menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Berusaha memutar otak memikirkan cara menyampaikan keinginan Sion, dia menutup matanya. Membuka mata, dia menghapus semua gambar yang ada dan mulai membuat gambar baru. Menggambar wajah Ling dan Yue sebisa mungkin, dia menarik sebuah garis menghubungkan keduanya, lalu di tengah garis tersebut, dia menarik satu garis turun dan menggambar wajah Xing Xing."Itu kita, kan?" tanya Yue pelan. Kedua mata hitamnya menatap lekat gambar Nilla yang menurutnya sangat bagus. Tangannya menepuk punggung Xing Xing yang masih tertidur pulas meskipun mereka dari tadi bersuara. "Dan, itu gambar silsilah keluarga, kan?""Kurasa juga begitu." Balas Ling. Menatap Nilla bingung, dia tidak tahu apa yang ingin disampaikannya dengan menggambar silsilah keluarga mereka.Nilla mengangkat kepala dan menunjuk gambarnya lalu Ling, Yue dan Xing Xing. Melihat mereka mengangguk kepala tanda mengerti, dia tersenyum dan kembali menggambar sebuah silsilah keluarga denga
Ling memasuki kamar tempat di mana Yue dan Xing Xing berada. Ekspresi datar dan dingin tanpa emosi di wajahnya melembut saat melihat istri dan anaknya yang berbaring di atas tempat tidur. Berjalan mendekat, dia duduk di samping Yue sambil menatap Xing Xing yang telah tenang dan tertidur kembali. "Kau tidak akan berpikir untuk membantu mereka, kan, Yue?" tanyanya pelan tanpa menoleh pada istrinya.Yue tersenyum mendengar pertanyaan Ling. Bangkit dari tempat tidur, dia ikut menatap Xing Xing yang tertidur, "Kau sendiri," balasnya pelan. "Kenapa kau menyelamatkan mereka?""Aku hanya tidak ingin mereka mati disini dan menjadi korup," jawab Ling cepat dan menoleh pada Yue. "Itu akan sangat menyebalkan.""Begitu?" tanya Yue lagi. Mempertahankan senyum di wajah, mata hitamnya menatap lurus Ling.Ling segera melingkar kedua tangannya pada pinggang Yue. "Benar. Kau tahu betapa merepotkannya jiwa dan raga korup, apalagi mereka adalah ksatria.""Baiklah, aku mengerti," balas Yue sambil tertawa k
Sion menatap bangunan rumah di depannya. Kemarin dia memang tidak melihatnya jelas, tapi hari ini, saat matahari telah terbit, dia bisa melihat bahwa rumah ini dibangun dengan sihir. Tanpa paku dan pelekat lainnya, keseluruhan, rumah ini sesungguhnya lebih tepat dikatakan sebuah pohon berbentuk rumah. Menjelajahi sekeliling, Sion bisa melihat kebun kecil dengan berbagai macam sayur dan buah yang tumbuh dengan subur di halaman belakang rumah."Jika tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, hamba tidak akan percaya ada tempat seperti ini dalam Pegunungan Terkutuk Knox." Ujar Serphen yang berada di samping Sion. Mengikuti dan manjaga tuannya dari segala kemungkinan berbahaya yang ada, dia juga mengamati sekeliling rumah.Malam telah berlalu, dan mereka melewatinya dengan tenang. Tidak ada yang aneh, dengan api unggun yang menyala serta selimut dari bulu Fire Bear, mereka berhasil melalui malam tanpa kedinginan."Apakah menurutmu mereka akan bersedia menyembuhkan Ellios, Serphen?" tanya
Pagi hari saat matahari telah terbit, Yue berdiri menatap seisi rumah kecil yang ditempatinya bersama Ling dan Xing Xing. Mereka memang tidak memiliki banyak barang, hanya saja, setelah mereka selesai mengemas barang, kekosongan tetap sangat terasa di setiap sudut ruangan. Tapi, ini adalah yang terbaik—sudah saatnya mereka meninggalkan tempat ini."Kau sudah siap, Yue," berujar pelan Ling berjalan mendekati Yue sambil menggendong Xing Xing. "Kita harus berangkat sekarang."Yue mengangguk kepala dan mengendong Xing Xing yang tertawa sambil menjulurkan tangan padanya.Tersenyum menatap Yue dan Xing Xing, Ling kemudian melepaskan kalung yang dipakainya. Kalung tersebut adalah sebuah kalung dari tali berwarna hitam dengan bandul berupa sebuah permata indah berwarna biru. Mengalungkan kalung tersebut pada Xing Xing, dia tersenyum. "Lindungi Xing Xing, bintang harapan kita semua, orang tua.""Master pasti akan melindungi Xing Xing," tawa Yue melihat apa yang dilakukan Ling. "Bukankah beliau
Meninggalkan gua penuh cahaya matahari dan memasuki kegelapan, puluhan bola cahaya terbang melayang mengikuti rombongan yang berjalan pelan. Cahaya bola sihir Ling membuat mereka dapat melihat sekeliling dengan baik. Berjalan paling depan, Ling memimpin, disusul Sion, para pengawalnya, Yue dan Xing Xing yang berada di atas punggung Yin, dan terakhir Yang. Pohon-pohon besar menjulang tinggi menutupi cahaya matahari, tanah becek dan suhu udara yang naik turun dengan dratis tanpa diprediksi—Pegunungan Terkutuk Knox.Sion dan para pengawalnya bergerak dengan kewaspadaan penuh, mata mereka yang mengikuti Ling terkadang akan menoleh ke kiri-kanan, karena mereka merasa ada yang terus mengamati mereka dari balik pepohonan yang mengelilingi. Perjalanan mereka berjalan dalam diam, tidak ada seorangpun yang mengucapkan sesuatu, kecuali Xing Xing yang kadang tertawa bahagia dalam pelukan Yue. Bayi kecil yang tidak tahu apa-apa tersebut terlihat sangat terpesona dengan bola sihir cahaya ayahnya.P
Duduk mengelilingi api unggun yang menyala, Sion maupun para pengawalnya tidak mengucapkan sepatah katapun. Meskipun sedang beristirahat, mereka sama sekali tidak menurunkan kewaspadaan mereka. Mereka juga tidak memiliki banyak nafsu untuk memakan makanan yang telah disiapkan Ling kecuali; Harris."Sir Ling benar-benar pintar memasak," puji Harris sambil melahap semangkuk besar sup jamur di:tangannya. Dia sama sekali tidak peduli pandangan mencemooh rekannya. "Aku harus meminta resep ini dengannya nanti.""Dalam pikiranmu itu sepertinya hanya ada makan saja." Ejek Reis melihat Harris yang menikmati makanannya dengan sangat baik. "Sikapnya itu memang sudah tidak tertolong," Reffa yang dari tadi diam ikut bersuara. Mata biru pria paruh baya itu menatap Harris tajam. "Cepat habiskan supmu! Dasar berengsek!!"Harris tidak mempedulikan Reffa, dia membuang muka dari seniornya tersebut. "Yang Mulia saja tidak mempermasalahkan diriku ini, kenapa kau justru marah, Pak tua?""Kau!!!" Suara Re
Di atas tanah maupun di atas pohon, ratusan semut raksasa mengelilingi Yue, Xing Xing, Yin,Yang, Sion dan para pengawalnya. Semut tersebut berukuran sekitar dua sampai tiga meter, berwarna hitam dan bermata merah. Kaki mereka yang besar sangat runcing bagaikan pedang. Mulut mereka yang terus terbuka dan tertutup mengeluarkan suara ringkihan aneh dan meneteskan air liur yang terlihat jelas berbisa. Namun yang paling penting—mereka semua terlihat sangat agresif."Monster apa ini?" Tiffa menatap bingung dan tidak percaya monster semut yang ada. Dia yang memiliki pengetahuan luas akan monster-monster di Benua Avelon tidak pernah mendengar adanya monster semut seperti ini."Pengetahuanmu tidak berguna di sini, Tiffa," ujar Alexis menjawab kebingungan Tiffa. Matanya terarah pada para monster semut yang kian mendekat. "Bukankah kau juga tidak dapat mengindentifikasi makhluk hitam yang sebelumnya memutuskan lenganku?—pengunungan ini memang terkutuk."Tiffa tidak dapat membalas ucapan Alexi, s
Meloncat tinggi keluar dari dinding sihir pelindung, Ling mengayunkan tongkat sabit hitam dalam genggamannya. Dia mengincar kepala para monster semut yang ada di bawahnya. Monster semut ini adalah salah satu jenis monster yang cukup merepotkan dalam pegunungan ini, bukan karena mereka kuat dan cukup kebal akan sihir, tapi karena mereka selalu bergerombolan dengan jumlah mencapai ratusan.Mendarat di atas bangkai monster semut yang dibunuhnya, Ling tidak berhenti, dia kembali bergerak maju menyerang para monster semut yang masih sangat banyak. Kali ini, dia mengincar kaki mereka yang bagaikan pedang, dan meski kaki para monster semut cukup kuat dan tajam, mereka tetap saja tidak akan dapat menahan serangan tongkat sabit yang ada.Kehilangan keseimbangan, badan para monster semut jatuh ke bawah, dan kesempatan itu digunakan oleh Ling untuk memenggal kepala mereka. Hanya saja, meski telah banyak rekan mereka mati di tangan Ling, para monster semut tetap bergerak maju dengan agresif menye
Mata biru Ellios terus mencuri lihat keluarga penyelamatnya. Duduk dalam ruang tamu paviliun timur istana pada pagi hari, membuatnya dapat melihat jelas sosok mereka. Berambut dan mata hitam yang tidak pernah dilihatnya, garis wajah yang unik, kulit putih bersih—mereka sungguh berbeda dengan orang-orang yang pernah dilihatnya selama ini. Mereka semua telah selesai sarapan, namun, sarapan pagi ini tidaklah seperti yang diharapkannya, sebab dia mengalami kesulitan berkomunikasi dengan penyelamatnya.Menatap Ling dan Sion, Ellios hanya dapat terkagum-kagum, karena dapat berkomunikasi dengan bahasa Gelion yang minim cukup baik. Menggunakan satu-dua kata yang sederhana, mereka bisa menyampaikan dan menangkap apa yang ingin diutarakan."Babababa." Suara Xing Xing kemudian menarik perhatian Ellios.Menatap ke samping, Ellios melihat Xing Xing yang duduk di pangkuan Yue tersenyum lebar sambil mengangkat tangan ke arahnya."Xing Xing suka Ellios." Ujar Yue dengan bahasa Gelion pelan. Senyum lem
Ellios menatap paviliun timur istana. Berdiri dalam diam di depan pintu masuk, dia sedang berpikir; apakah dia boleh melangkah masuk? Jika dia melangkah masuk, apakah dirinya akan dianggap tidak sopan karena memasuki paviliun tempat tinggal penyelamatnya tanpa ijin?Menutup mata, Ellios mulai merasa menyesal. Dia seharusnya bersabar saat kedua orang tuanya meminta dirinya menunggu dan menemui penyelamatnya bersamaan untuk mengucapkan terima kasih sekali lagi dengan benar. Kejadian semalam cukup kacau, terutama tangis bahagia dirinya dan ibunya yang tidak berhenti, jadi mereka sama sekali tidak berterima kasih dengan benar.Membuka mata, Ellios menatap kedua tangan dan kakinya. Seulas senyum lebar memenuhi wajahnya—ini semua benar-benar bukan mimpi! Dia bisa melihat, kakinya lengkap dan tidak ada luka bakar sedikitpun di tubuhnya."Yang Mulia Pangeran, kenapa anda di sini?" tanya suara seorang wanita tiba-tiba dari belakang Ellios.Ellios segera menoleh ke belakang dan melihat Lisa ber
"Aku bisa melihat lagi, Ibunda," ujar Ellios sambil tersenyum lebar. Walau rasa ngantuk telah memenuhi dirinya, dia tetap berusaha mempertahankan kesadarannya. "Kakiku yang diamputasi juga telah kembali, luka bakar juga telah sembuh dan aku tidak kesakitan lagi."Aica tersenyum mendengar setiap ucapan putranya. Berbaring di atas tempat tidur, dia menatap Ellios yang telah sembuh dari segala luka dan derita yang ada. Mimpi buruk mengerikan yang ada telah berlalu, hidup mereka telah kembali seperti semula."Ayahanda, " panggil Ellios dan menoleh menatap Sion yang juga berbaring di sampingnya penuh senyum. Mata birunya yang meski terlihat penuh rasa kantuk tapi tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. "Siapa wanita itu?—apakah dia Saintess? Dia cantik sekali, di mana anda bertemu dengannya, Ayahanda? Apakah besok aku masih bisa melihatnya? Aku masih belum berterima kasih padanya."Sion tertawa mendengar pertanyaan berturut-turut Ellios. Mengangkat tangan kanan mengacak-acak rambut pira
"Silakan beristirahat," penuh hormat, Lisa yang menuntun Ling, Yue, dan Xing Xing ke dalam sebuah kamar besar mempermisikan diri. "Jika anda berdua memerlukan sesuatu, silakan beritahu pelayan yang ada."Ling mengangguk kepala. Memang tidak sepenuhnya, tapi dia bisa memahami sebagian besar ucapan dan maksud Lisa. Untuk Yue, dia hanya tersenyum lembut seperti biasa.Lisa yang melihat sepasang suami-istri di depannya segera membalas senyum yang ada sebelum benar-benar melangkah keluar. Langkah kakinya ringan dan senyum tidak kunjung menghilang di wajahnya, sebab mimpi buruk yang dialami tuan yang dilayaninya sejak kecil telah usai—Pangeran Ellios benar-benar telah sembuh dengan begitu ajaibnya. Apa yang dilihatnya barusan adalah sebuah keajaiban. Kemampuan penyembuh yang tidak dapat diterima akal sehat, tapi Lisa tidak mempedulikannya, sebab yang terpenting baginya adalah kesembuhan Ellios.Di dalam kamar yang disediakan untuk mereka, Ling mengamati sekelilingnya dengan saksama. Interio
Seorang wanita cantik duduk termenung menatap keluar jendela. Rambut pirang panjangnya terurai ke bawah, dan mata hijau indahnya kosong tanpa emosi. Dia melihat ke depan, ke taman yang terkenal indah di seluruh benua Avelon. Tapi, telah dia tidak dapat lagi melihat keindahannya."Yang Mulia Permaisuri, beristirahatlah, " Lisa, Kepala Dayang Istana Kekaisaran Heriors menatap khawatir wanita berambut pirang tersebut. Mata birunya berusaha menyembunyikan kesedihan dalam hati melihat tuannya sekarang. "Jangan terlalu memaksa diri anda."Aica, wanita cantik berambut pirang sekaligus Permaisuri Kekaisaran Heriors tersebut menoleh menatap Lisa, wanita muda berambut merah yang telah menemaninya sejak kecil. Seulas senyum kemudian memenuhi wajah cantiknya. "Apakah Sion sudah pulang, Lisa?"Lisa menggeleng kepala. "Yang Mulia Kaisar belum kembali, Yang Mulia Permaisuri."Sudah sepuluh hari berlalu sejak Sion dan para pengawal pribadinya meninggalkan Istana menuju Pegunungan Terkutuk Knox mencar
Duduk mengaduk sup yang dimasaknya di samping padang rumput, Yue menoleh sejenak menatap Xing Xing yang bermain dengan Thermis, Tiffa, Nilla, dan Reis. Senyum memenuhi wajahnya saat melihat putri kecilnya tersebut tertawa bahagia."Lady Yue." Panggil Ophelia pelan sambil menyerahkan beberapa sayur yang telah dipotong kepada Yue.Yue segera menerima potongan sayur tersebut sambil tersenyum dan memasukkannya ke dalam sup yang dimasak. "Terima kasih.""Lady Yue, ini," panggil Alexis yang telah selesai membersihkan daging kelinci yang diburu Yin dan Yang beberapa saat yang lalu. "Aku sudah membersihkan bulu dan darahnya.""Terima kasih." Tersenyum menerima daging kelinci yang telah dipotong dan dibersihkan Alexis, Yue sekali lagi memasukkannya ke dalam sup.Reffa yang mengamati pemandangan di depannya tidak berkata apa-apa, dia menoleh menatap aksara-aksara sihir dinding pelindung yang dibuat Ling di sekeliling mereka. Pria berambut hitam itu sepertinya sungguh merupakan pria yang sangat
"Cahaya!! Aku melihat cahaya di depan!!" berteriak gembira, Harris menunjuk ke depan di mana dia bisa melihat cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah dahan besar pohon yang menjulang tinggi. Sion dan yang lainnya juga dapat melihat cahaya matahari di depan, senyum penuh kegembiraan juga memenuhi wajah mereka—akhirnya mereka akan keluar dari Pegunungan Terkutuk Knox ini."Terima kasih, Ling." Menoleh menatap Ling yang ada di sampingnya, Sion hanya dapat mengucapkan terima kasih. Dia tahu, tanpa bantuan pria berambut hitam tersebut, mereka tidak mungkin dapat keluar dari pegunungan ini dalam keadaan hidup.Ling menoleh menatap Sion dan ikut tersenyum. "Sama-sama."Jawaban Ling membuat Sion tertawa, mendengar pria itu mempelajari bahasa mereka dengan sangat cepat, dia sungguh merasa kagum. Hanya dalam beberapa hari, dia sudah mulai bisa berinteraksi dengan mereka dalam bahasa gelion, walau masih dalam konteks percakapan sederhana."Kita akan segera keluar dari sini, Xing Xing," u
Sion dan para pengawalnya tidak mengerti apa yang terjadi. Kegilaan semua makhluk yang mereka tidak tahu lagi manusia atau bukan membuat mereka tidak berani bergerak."Milikku!!""Cahaya!!""Cahaya!!""Kehidupan!!""Milikku!!"Suara teriakan mereka memenuhi tempat. Menabrak dinding pelindung kasat mata, mereka mulai memukul dan mencakar sekuat tenaga untuk menghancurkannya. Vbh Darah bercucuran, namun mereka tidak berhenti sedikitpun, mata mereka yang penuh kegilaan terpusat pada Yue yang memeluk Xing Xing."Berengsek!! Apa yang kalian lihat!!" berteriak keras dengan bahasa yang tidak dimengerti Sion dan pengawalnya, Ling menyerang para jiwa raga korup yang berlari ke arah Yue dan Xing Xing. Namun, mereka semua sama sekali tidak peduli. Dalam pandangan mata mereka semua hanya ada ibu-anak dalam pelindungan sihir dinding pelindung.Yue sendiri juga tidak bergerak, dia menatap para jiwa raga korup yang menggila. Dia tidak dapat mengpungkiri rasa takut yang memenuhi dirinya—dunia ini sun
Sion dan para pengawalnya bisa melihat sosok-sosok yang berjalan mendekati mereka dari dalam kegelapan di depan adalah manusia. Namun, semakin dekat sosok-sosok itu dengan mereka, mereka tidak dapat menyembunyikan ekspresi terkejut yang ada. Bau busuk tercium jelas membuat bulu kuduk mereka berdiri dan perasaan ngeri memenuhi hati. Sosok-sosok yang mendekat adalah manusia sekaligus bukanlah manusia lagi. Rupa dan wujud mereka tidak beda dengan para penduduk manusia penghuni Benua Avelon, namun kulit pucat penuh luka dan darah kering, daging yang membusuk dan tatapan mata kosong—mereka terlihat bukanlah manusia yang hidup."Ikut...""Ikut...""Ikut...""Ikut..."Gumam para sosok yang mendekat. Mereka berjalan dengan pelan sambil menyeret kaki, tidak ada ekspresi sedikitpun di wajah mereka. Ling segera membuka jubah hitam yang dikenakannya untuk menutupi Yue dan Xing Xing. Menyatukan kedua telapak tangannya, aksara-aksara sihir yang bercahaya muncul dan mengelilingin mereka berdua. Li