Home / Romansa / Laki-Laki Misterius / Munculnya Laki-Laki Misterius

Share

Munculnya Laki-Laki Misterius

Author: Sam Handi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Nyonya Burhan menghujaniku dengan berbagai pertanyaan. Berita yang kubawa, jauh lebih sensasional dibandingkan berita yang disiarkan di TV. Mengetahui bahwa yang terlibat dalam peristiwa itu adalah anak kost-nya, seperti jadi kebanggaan tersendiri buatnya.

Meskipun sebenarnya aku merasa lelah, tapi mengingat kenaikan Nyonya Burhan kepadaku, aku berusaha menjawab setiap pertanyaannya dengan sebaik mungkin.

"Aduh … menegangkan sekali ya Dewi, kamu pasti capek sekali sekarang. Kamu mau istirahat dulu, atau mau makan dulu?

Tante sudah selesai masak tadi siang, tinggal manasin saja," kata Nyonya Burhan setelah keingintahuannya terpuaskan.

"Aku mau istirahat dulu sajalah Tante," jawabku lega.

Beberapa saat kemudian akhirnya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Laki-Laki Misterius   Pengalaman Memalukan

    Ini baru pertama kalinya aku berada di dalam kantor polisi. Tidak main-main pula, pengalaman pertama langsung ke gedung Mapolres Jakarta pusat.Masih agak berdebar kalau teringat tadi di depan, dengan suara cukup keras aku berkata, "Saya ingin melaporkan dugaan kejahatan pembunuhan."Entah, aku tak bisa membayangkan seperti apa wajahku saat itu.Sekarang jantungku malah berlompatan di tempatnya. Di depanku sudah duduk seorang bapak polisi dengan wajah yang serius. Menurut dugaanku usianya tentu di kisaran empat puluhan.Kumis yang tebal, melintang menghiasi wajahnya. Membuatku teringat laki-laki misterius itu.'Apa kumis Pak Polisi ini juga kumis palsu …,' pertanyaan itu

  • Laki-Laki Misterius   Pak Johan yang Menjengkelkan

    Tentu saja di kantor tidak ada yang tahu, apa yang aku alami di kantor polisi tadi pagi, tapi rasa malunya tak juga hilang. Belum lagi Pak Ibnu mengomel karena aku baru masuk kerja saat sudah hampir jam istirahat makan siang, "Cepetan sana mulai kerja. Alasan saja urusan ke polisi. Tiap hari juga ada kecelakaan, mestinya tidak usah dibesar-besarkan." "Iya Pak," jawabku dengan lesu. "Terus ada hasilnya kau melapor? Ada yang berubah gara-gara kau melapor?" tanya Pak Ibnu, seperti kucing yang tak rela melepaskan tikus yang sudah berhasil dia tangkap. Aku terdiam, berpikir sejenak, 'Ada gunanya kah melapor ke polisi?' Pak Ibnu mendengus, "Heh, ditanya malah diem saja."

  • Laki-Laki Misterius   Pertaruhan dengan Pak Johan

    Perasaan bersalah, malu, geram dan minder bercampur-campur mengepungku. Ingin rasanya aku menyerah dan lari saja dari tempat itu. Pulang ke rumahku di Malang dan mengurung diri di kamarku. Selamanya diam di sana, tidak lagi mengejar mimpi-mimpiku.Dunia di luar terlalu keras untukku.'Aku tidak boleh kalah! Tak boleh terpengaruh oleh kesinisannya! Aku bersalah pada Mbak Yolanda dan aku akan menebusnya dengan prestasi!' Dengan marah aku memejamkan mata dan mengepalkan kedua tanganku keras-keras.Seperti mantra aku ucapkan berulang-ulang semua mimpi dan cita-citaku dalam hati.Kutambahkan juga dalam daftarku itu, keadilan untuk bapak tua yang tak kukenal, yang meninggal tepat di depan mataku. Juga mengganti 20% gaji Mbak Yola

  • Laki-Laki Misterius   Would you walk with me?

    Jauh sebelum ada platform digital, penulis biasanya menulis dalam kesendirian. Setidaknya menunggu sampai karya mereka itu tuntas, barulah mereka membagikan dan mendapatkan tanggapan. Mungkin itu kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi penulis besar. Sayangnya aku tak memilikinya. Menulis di platform seperti ini, jauh berbeda dengan cerita di atas. Bagiku, kalau menulis itu sebuah perjalanan, maka menulis di platform seperti berjalan bersama banyak kawan. Bukan menulis dalam sepi dan kesendirian. Karena itu kawan, would you walk through the story with me? Kasih komentar, kritik, saran dan rating. Don't let me walk through the journey alone. Dijamin aku bakal lebih semangat menulisnya. ^_^. Untuk merayakan komentar pertama buat novel ini, bakal aku post 2 chapter utk hari itu. Salam ....

  • Laki-Laki Misterius   Petualangan Dimulai

    Hari itu juga aku “didepak” keluar dari perusahaan. Semua barang-barang pribadi yang aku simpan di loker, harus aku bawa pulang.Pak Ibnu dengan wajah sumringah bercerita kepada siapapun yang mau mendengar, bagaimana aku tiba-tiba berkelakuan aneh dan menakutkan. Meninggalkan tugas dan berusaha menerobos masuk kantor Pak Johan, "Ada yang ga beres dengan otaknya. Mungkin trauma lihat kecelakaan kemarin."Mbak Yolanda, Bram, dan beberapa staff lain yang cukup dekat denganku berusaha menghibur.Aku tak bisa bercerita banyak tentang tawaran Pak Johan untukku, jadi Aku hanya sebisa mungkin meyakinkan mereka kalau aku baik-baik saja.Kami membuat janji, akhir bulan nanti, setelah gajian, kita akan makan-makan di depot Chin

  • Laki-Laki Misterius   Letnan Khosali

    'Kwang Soo!' kata pertama yang melompat dari benakku, saat aku melihatnya. "Kau lagi," ujarnya dengan mimik wajah sedikit terkejut, tapi hanya sekejap saja, detika berikutnya senyum yang lebar menghiasi wajahnya. 'Benar-benar mirip Kwang Soo …,' pikirku, saat melihat senyumnya. Aku tahu, selain di serial Running Man, Kwang Soo juga terkenal karena perannya di berbagai film dan drama, tapi aku hanya menonton dia di serial Running Man saja, dan gambaran Kwang Soo yang terekam di otakku adalah Kwang Soo yang konyol dan lucu.

  • Laki-Laki Misterius   Satu Hati Dua Pria

    Aku berjalan dengan langkah kaki yang lebih riang, dibanding saat aku pergi meninggalkan rumah. Di HPku tersimpan foto KTP bapak tua itu. Menurut informasi yang tercetak di KTPnya, bapak itu bernama Rahmat.Pendek saja namanya, hanya satu kata, tapi itu sudah biasa di negara ini.Selain nama ada juga informasi tentang alamat, tanggal dan tempat lahir. Masalahnya dari cerita Letnan Khosali, tak satupun dari informasi itu tampaknya bisa dipercaya. Satu-satunya yang bisa digunakan untuk melacak bapak tua itu adalah foto dirinya.Kalau dahulu, mungkin mencari-cari orang yang mengenal bapak tua ini, hanya dengan bermodalkan fotonya bisa jadi seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Beda dengan sekarang, ketika media sosial jadi raja. Beruntung juga aku nggak buta teknologi dan termasuk pegiat medsos yang lumayanlah f

  • Laki-Laki Misterius   Penyelidikan Dimulai

    Esok paginya aku melompat bangun dari tempat tidur, setengah berteriak, "Astaga! Aku sampai lupa!" Ya, gara-gara Nyonya Burhan sedang terkena demam romansa, aku jadi ikutan sibuk memikirkan masalah hati. Padahal sekarang ini, ada yang lebih penting dari urusan asmara. Tidak aneh dalam mimpiku aku merasa dikejar-kejar oleh seseorang. Terkadang yang muncul dalam mimpiku bapak tua itu. Terkadang yang muncul dalam mimpiku laki-laki misterius yang menyamar itu. Sambil setengah menggerutu dan menyalahkan Nyonya Burhan, aku memeriksa akun medsosku. Kulihat ada banyak tanggapan. Sebagian besar saling komentar tentang kejadian itu. Sedikit yang berusaha memberiku informasi tentang ba

Latest chapter

  • Laki-Laki Misterius   Harvey!

    "Dewi, kau harus menyimpan baik-baik medali batu itu." Yolanda berpesan dengan sungguh-sungguh.Saat kami berdua berjalan kembali ke kamar kami, untuk kesekian kalinya Yolanda mengingatkan tentang medali itu padaku. Perasaanku jadi tak tenang mendengarnya, dalam hati aku berpikir akan aku ceritakan saja kebenarannya, tapi lidahku terasa kelu. Aku hanya mengangguk sambil bergumam tak jelas.Saat kami menjalani perawatan tubuh, Yolanda berhenti membicarakan tentang penyelidikan kami dan medali itu, tapi aku bisa merasakan pandangannya yang seperti berusaha menjenguk isi hatiku.Ah, Mbak Yolanda sudah curiga, pikirku dalam hati.Dua sampai tiga jam yang seharusnya menyegarkan badan dan pikiran, jadi tidak bisa kunikmati dengan

  • Laki-Laki Misterius   Ramalan Prabu Jayabaya

    "Medali itu sepertinya semacam penanda untuk membuktikan kebenaran dokumen di masa itu," jawabku."Jadi apa hubungan-nya dengan Prabu Jayabaya? Apakah medali itu penanda miliknya?" tanya Yolanda menebak-nebak."Benar dan lebih dari itu, beberapa kalimat yang terukir di medali itu yang sama dengan kalimat pembuka pada ramalan Jayabaya." Aku menyambung, memberikan lebih banyak petunjuk pada Yolanda."Artinya medali itu membuktikan bahwa ramalan itu benar-benar ditulisa oleh Prabu Jayabaya!" seru Yolanda bersemangat."Ya dan bukan cuma itu saja. Masih ada fakta lain lagi tentang medali itu," sambungku penuh misteri."Apa itu?" Badan Yolanda semakin condong saja ke arahku."Bab-bab ya

  • Laki-Laki Misterius   Rahasia di Balik Medali Batu

    Kupijit-pijit mataku sambil menyandarkan tubuh di sofa, ketika pintu kamar hotel dibuka dan Yolanda muncul sambil berkacak pinggang."Katanya tadi mau nyusul?" tanya Yolanda tak suka."Maaf Mbak, ini baru aja selesai," ucapku dengan senyum kelelahan."Huuh… sudah kuduga," kata Yolanda dengan tangan dilipat di depan dada."Tapi sekarang sudah selesai kan?" tanyanya kemudian dengan mata berkilat nakal."Iyaa … sudah, kayaknya ada rencana nih?" Melihat kilat di matanya aku bertanya curiga."Heehee, waktu aku lagi jalan ke tempat spa, aku mulai berpikir kau bakalan lama deh baca bukunya. Jadi kupikir-pikir lagi, aku akhirnya memutuskan untuk nggak ke spa dulu, samp

  • Laki-Laki Misterius   Ketakutan Yolanda

    "Haah? Takut kenapa Mbak? Siang-siang begini hantu masih pada sembunyi kok." Aku menatap Yolanda bingung.Kulihat dia benar-benar ketakutan, jadi aku berusaha membuatnya tertawa dengan sedikit becanda."Dewi …, coba kau katakan lagi, bagaimana kau tadi bisa menemukan catatan-catatan yang tepat?" Yolanda bertanya dengan hati-hati."Uhm … karena aku berpikir medali itu ada hubungannya dengan almarhum suamiku." Aku samar-samar bisa meraba ke mana arah pertanyaan Yolanda, meski masih sedikit ragu."Kemudian ternyata instingmu benar, artinya kemungkinan besar memang medali ini ada hubungannya dengan almarhum suamimu.Hal itu juga menjelaskan bagaimana dr. Satya … alma

  • Laki-Laki Misterius   Catatan Mas Bambang

    "Mbak, buku yang itu jangan ditaruh di situ, tempatnya di rak yang di sisi barat sana." Kami berdua berada di ruang perpustakaan pribadi Almarhum Mas Bambang, dari ujung mataku kulihat Yolanda hendak meletakkan catatan yang baru dia periksa di rak yang salah."Eh …, salah ya?" gumam Yolanda, tak lupa mengembalikan catatan itu di tempat yang benar.Aku hanya bisa menggelengkan kepala saja, "Mbak… makanya nyarinya yang urut gitu. Jangan lompat-lompat, nanti bingung sendiri."“Banyak banget sih Dewi … kali-kali aja kalau pas feeling-ku bener bisa langsung dapat yang cocok,” jawab Yolanda, rambutnya acak-acakan terlihat lelah dengan pencarian kami.Penampilan Yolanda membuatku ingin tertawa, tapi mengingat usahanya untuk membantuku, sebisa mu

  • Laki-Laki Misterius   Kembali ke Rumah

    Sampai aku dan Yolanda sudah berada di bandara dengan dua tas besar berisi keperluan kami selama nantinya berada di Malang, belum juga ada kabar dari Harvey."Dewi … Dewiii.... Kau dengar nggak?" Yolanda dengan setengah berteriak, bertanya padaku."Eh, maaf Mbak, sorry … sorry …. Mbak nanya apa tadi?" Aku tergagap saat menyadari Yolanda sejak tadi menanyakan sesuatu padaku."Duh … ini anak, ngelamun aja dari tadi. Ada apa sih Dewi?Kayaknya kamu jadi beda deh sejak kemarin. Apa mikirin almarhum suamimu, karena ini kita mau pulang ke rumahmu yang dulu?" Kata-kata Yolanda membuatku sedikit merasa bersalah, karena justru laki-laki lain yang saat ini membuatku melamun."Uhm, iya Mbak, sedikit," jawabku

  • Laki-Laki Misterius   Ada Apa dengan Harvey

    "Dewi, aku tidak tahu siapa Harvey itu dan sejauh apa hubunganmu dengannya.Tapi kupikir tidak bijak bila kau membagikan hasil penyelidikanmu dengannya.Bagaimana kalau dia menjual beritamu pada media lain?" Nyonya Burhan langsung membuka percakapan kami dengan keras, tanpa berbasa-basi lagi."Tante, kuharap Tante menghormatiku sebagai seorang dewasa yang punya hak untuk menentukan pilihannya sendiri," jawabku dengan alis berkerut."Aku tidak punya hak untuk ikut campur dengan kehidupan pribadimu, tapi aku yang merekomendasikanmu pada Johan.Aku punya kewajiban pada Johan. Aku hanya mengingatkan, apa yang kau lakukan ini bisa merugikan perusahaan tempatmu bekerja."Mendengar penje

  • Laki-Laki Misterius   Arah Baru Penyelidikan

    Kami berdua menghela nafas lega berbarengan, saat aku akhirnya menutup pintu kamar di belakang kami. Saling berpandangan, kami tertawa geli ketika menyadari bahwa kami sama-sama tertekan di bawah tatapan mata Nyonya Burhan.Seperti dua orang anak kecil nakal sedang berada di bawah pengawasan gurunya.Harvey menarikku ke dalam pelukannya dan menciumku dengan hangat."Ibu kostmu menakutkan juga," ujarnya setengah berbisik, sambil tertawa kecil."Itu karena kita menyembunyikan sesuatu darinya," ujarku menjawab.“Yah… mau bagaimana lagi?” kata Harvey sambil mengangkat bahu.“Bagaimana kalau misalnya kau ceritakan ke Tante Burhan tentang pekerjaanmu yang sebena

  • Laki-Laki Misterius   Harvey Bertemu Nyonya Burhan

    "Haah ?" seruku terkejut."Benar, organisasi rahasia itu sangat tertarik dengan situs arkeologi yang sedang diteliti oleh mendiang suamimu.Setelah kecelakaan itu terjadi, perhatian mereka beralih ke dirimu.Diam-diam aku pun memutuskan untuk membayangi dirimu," jawabnya dengan lancar."Jadi saat itu kau sedang membayangiku, bukan membuntuti dr. Satya?" Aku ingin memastikan pendengaranku."Uhm… tidak juga." Dia terlihat ragu saat menjawab."Nah, sekarang kau yang membuatku bingung," ujarku sambil mengerutkan alis."Sebelum kejadian itu, ayahku …, dr. Satya..., saat itu aku tidak tahu kalau itu dia.

DMCA.com Protection Status