Sekarang Rey paham, kenapa para Polisi Drago Island juga tidak bergerak cepat menangkap para Teroris. Karena kepala Polisi juga terlibat dengan mereka.Rey memegangi dagunya, menatap layar Komputer, menentukan siapa orang yang akan dia datangi terlebih dahulu, sebelum memburu para Bos Teroris Genesis dan Mafia Dark di luar negeri."Data apa itu sayang?" tegur Revalina yang tiba-tiba sudah ada di kamar Rey."Astaga ...." Rey terlonjak kaget mendengar suara Revalina, hingga terjatuh dari kursi."Ih ... memangnya aku hantu? Sampai segitunya," celetuk Revalina sembari memanyunkan bibirnya.Rey tersenyum getir, masih mengusap-usap dadanya karena terkejut. "Sejak kapan kamu ada masuk ke kamar, Rev?""Dari tadi, kamu sibuk banget sampai-sampai aku masuk tidak terdengar sama sekali," gerutu Revalina, menyilangkan kedua tangannya didepan dada.Rey menghela napas, ia pun beranjak dari duduknya menghampiri Revalina, mengajaknya duduk di ranjang. Revalina masih terlihat kesal dengan sang Kekasih
Rey masuk kedalam rumah kepala Polisi bersama Noel yang mengekorinya dari belakang. Kebetulan saat dia berada didepan pintu, Kepala Polisi pas keluar."Wah ... kebetulan sekali Anda keluar, Tuan Zarim," sapa Rey santai.Kepala Polisi mengerutkan kening. "Siapa kamu? Pagi-pagi sudah datang ke rumah orang?!" "Perkenalkan, beliau Tuan Rey Asmodeus, saya kepala pengawal beliau Noel Gallagher," sela Noel."Rey Asmodeus ...." Zarim melihat Rey dari atas sampai bawah, dia pun teringat dengan wajah Rey, seketika pria paruh baya itu langsung menelan ludah, mengingat dirinya tahu kalau sosok yang sedang memberantas para Teroris adalah pemuda dihadapannya tersebut."Tidak perlu terkejut seperti itu," tegur Rey sembari duduk di kursi teras tanpa Zarim minta."A-Anda mau apa kemari?" tanya Zarim sedikit tergagap.Rey mengulas sebuah senyum, ia mengeluarkan tab, membuka file data yang ditemukannya semalam mengenai transaksi para Teroris dan Mafia yang berhubungan dengan Zarim.Rey menaruh tab itu
Rey kembali ke kediamannya setelah menyelidiki beberapa tempat bersama Noel. Dia sampai di Rumah ketika hari sudah mulai gelap.Revalina dan Avril langsung menyambutnya ketika mendengar mobil Rey sampai didepan Rumah. Mereka berdua menunggu didepan pintu dengan bersemangat."Kamu kemana saja?" tanya Avril dan Revalina bersamaan dan langsung merangkul Rey dari dua arah."Ada urusan di luar," jawab Rey sambil tersenyum dan mengajak mereka berdua masuk."Sayang, mulai besok aku akan kuliah di Universitas Dalas, jadi tidak perlu kembali ke Andalas lagi," ucap Avril terlihat sangat senang.Rey mengernyitkan dahi, lantas bertanya, "Kok bisa?""Aku meminta tolong sama Grace, lagipula kasihan Avril kalau harus bolak-balik dari Andalas ke Dalas," jawab Revalina sebelum Avril menjawab."Bagaimana dengan orang tua kamu? Apa mereka tidak keberatan dengan itu?" tanya Rey memastikan.Avril menganggukkan kepalanya. "Mereka malah senang, aku bisa kuliah di Universitas ternama."Rey tersenyum, mengusa
Pria yang di bawa Rey masuk ke ruangan yang sudah dipesan olehnya, reflek mendorong Rey menjauh ketika sudah berada didalam ruangan tersebut."Siapa kamu?" tanya Pria itu waspada terhadap Rey."Ssst ...." Rey menaruh jari telunjuknya di bibir, "kau akan menangkap Zarim, bukan? Aku akan membantumu."Mendengar pernyataan Rey sontak saja pria itu terkejut, padahal dia sudah berusaha menutupi identitasnya agar tidak terlihat oleh orang lain.Rey tersenyum melihat pria yang ditariknya masuk ke ruangan tersebut tampak terkejut. "Siapa sebenarnya kamu?" tanya Pria itu lagi memastikan."Tidak penting siapa aku, kamu perlu bukti untuk menangkap Zarim dan aku perlu orang-orang yang akan ditemuinya, ambil itu." Rey melemparkan Flashdisk kepada Pria yang bersamanya.Pria yang ternyata seorang detektif swasta itu bingung, kenapa Rey tiba-tiba memberikannya sebuah Flashdisk."Didalamnya ada bukti suap Zarim selama dia menjabat sebagai kepala Polisi, aku tidak ada waktu untuk berurusan dengannya. H
Setelah mendapatkan informasi yang dia butuhkan, Rey kembali ke kediamannya, tentu tanpa sepengetahuan dua wanitanya yang sekarang tinggal bersamanya.Rey diam-diam masuk ke kamarnya lewat balkon, mengingat sekarang dia sudah bisa terbang dengan kemampuan meringankan tubuhnya.Akan tetapi baru saja dia membuka jendela balkon, pria itu dibuat terkejut oleh Revalina dan Avril yang sedang berdiri didepan balkon sambil menyilangkan kedua tangannya."Eh ... kalian belum tidur?" tanya Rey sambil melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul dua dini hari.Kedua wanita itu menatap tajam Rey, mereka tahu kalau prianya itu sedang menyembunyikan sesuatu kepada mereka.Rey menghela napas, dia menghampiri Revalina dan Avril. "Aku akan jelaskan semuanya, jangan salah paham terlebih dahulu, oke."Revalina melepaskan tangan Rey yang memegang tangannya, begitu juga dengan Avril. Mereka berdua tampak tidak suka dengan jika terus menerus dibohongi olehnya."Kamu sebenarnya menganggap kami apa?" tanya Re
Rey keluar kamar setelah membersihkan diri. Pria itu menghampiri Revalina yang sedang bersantai di ruang keluarga menonton televisi. Pria itu duduk di samping Revalina, terlihat sang Kekasih tidak menggubris Rey sama sekali, dia sangat fokus menonton acara yang ditontonnya."Serius amat, kamu suka acara seperti itu?" tanya Rey sembari melihat acara yang ditonton Revalina.Bukannya menjawab Revalina malah merebahkan kepalanya di bahu Rey, terdengar wanita yang sudah menjadi Kekasih Rey itu menghela napas.Rey melirik Revalina, lantas bertanya, "kenapa? Apa ada yang mengganggumu?""Tidak, hanya saja ... apa nanti kita bisa menjalani pernikahan dengan baik?" jawab Revalina langsung.Rey mengernyitkan dahi, dia melihat acara yang ditonton Revalina, dimana peran utamanya yang menjadi seorang Istri selalu di rundung oleh mertuanya."Ck, jangan samakan Drama di Tv dengan kehidupan nyata, apa lagi aku tidak memilik orang tua, siapa yang akan merundung kalian? Pelayan ... mana berani mereka me
Kelompok Teroris Genesis dan Mafia Dark masih menjalankan kerjasama, walaupun hubungan dua kelompok tersebut mengalami keretakan.Mafia Dark yang tidak ingin identitas Bos besar mereka terekspos, terpaksa menuruti permintaan Bos besar Teroris Genesis. Mereka yang awalnya akan menarik pasokan senjata kepada Genesis, pada akhirnya membiarkan mereka mendapatkannya.Genesis pun mulai menyebar wajah Rey ke beberapa web gelap, memasang harga pada pembunuh bayaran. Siapa yang dapat menangkap atau membunuhnya akan mendapatkan imbalan besar.***"Hacih!" Rey bersin saat dalam perjalanan menemui Presiden Drago Island, "sepertinya ada yang sedang membicarakan ku," gumamnya pelan sembari mengusap hidungnya.Noel yang sedang mengemudi untuk Rey hanya tersenyum sambil melihat Tuannya dari spion dalam mobil. Rey menatap keluar jendela mobil, melihat pemandangan sepanjang jalanan Ibukota Dalas, dia melihat orang-orang yang sedang beraktivitas. Pria itu berpikir apakah mereka semua tidak peduli denga
Rey sebenarnya ingin menghancurkan dinasti kekuasan warisan yang sudah mendarah daging di Drago Island. Namun, dia sadar jika melakukannya sekarang akan terjadi gejolak ekonomi pada negara tersebut.Sebab itulah Rey berencana mempertahankan para pejabat korup itu terlebih dulu, selagi dia menyiapkan orang-orang kompeten yang nantinya akan memimpin negara tersebut.Rey menatap Presiden Drago Island dengan santai, duduk bersandar sambil menyilangkan kakinya, lantas berkata, "Asmodeus Intelejen akan mengambil alih pusat pemeriksaan data seluruh negeri ini, kalian semua akan dibawah pengawasanku secara langsung dan pastinya tikus-tikus kecil akan mulai dibersihkan, bekerjasama lah dengan baik, agar kalian bisa menikmati hari-hari terakhir memimpin negara ini."Mendengar pernyataan Rey tentu saja Presiden terkejut, dia langsung menatap tajam Rey. Harga dirinya benar-benar sudah di remehkan oleh Rey."Kamu sudah berlebihan, Rey Asmodeus! Jikapun nama baikku hancur, setidaknya aku bisa membun
Rey berdiri tegap di depan gerbang kediamannya, menatap tajam ke arah Hors yang juga sedang menatapnya balik. Mereka berdua seperti terjebak dalam ketegangan yang tak terucapkan, seolah ada perang bisu yang terjadi di antara mereka. Bawahan Rey, yang melihat dari kejauhan, pun tak luput dari suasana yang menyelimuti situasi itu. Mereka menyaksikan Tuan mereka dengan kewaspadaan yang tinggi, siap siaga untuk bertindak jika ketiga orang yang datang bersama Hors tiba-tiba berbuat onar, walaupun mereka yakin Rey pasti mampu menangani segalanya sendiri. Hors akhirnya memecahkan keheningan dengan ucapannya yang langsung menohok. "Ikutlah dengan kami secara baik-baik, kau harus menjelaskan darimana kekuatanmu itu berasal," tantangnya tanpa basa-basi, dengan nada yang tegas."Ikut denganmu? Kau seenaknya datang dan menyuruhku ikut denganmu, apa kau pikir aku mudah ditekan?" tanya Rey mengejek.Bawahan Hors yang terhempas terlihat menyerang kembali ke arah Rey, kali ini dengan kecepatan penu
Keesokan harinya, Hors dan ketiga bawahannya berjalan dengan langkah pasti di jalanan kota yang sibuk, mencari tahu keberadaan Rey, manusia yang memiliki kekuatan setara dengan mereka yang merupakan Dewa. Mereka terus menyusuri jalan-jalan di kota tersebut, sambil mencoba mencari tanda-tanda keberadaan Rey.Tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah bangunan megah yang tampaknya menjadi tempat tinggal Rey. Bangunan itu berdiri megah di tengah-tengah kota, dengan arsitektur yang mewah dan elegan. Mereka merasa yakin bahwa di sinilah tempat Rey berada.Hors, dengan bijaksana, meminta para bawahannya untuk menekan energi spiritual mereka, agar kedatangan mereka tidak terdeteksi oleh Rey. Mereka ingin mengejutkan Rey dan menghadapinya dengan kekuatan penuh."Jangan sampai keberadaan kita diketahui olehnya," ucap Hors penuh penekanan.Ketiga bawahan Hors mengangguk dan segera menurunkan energi spiritual mereka, membuat mereka tampak seperti manusia biasa yang berjalan di jalanan kota. Mere
Di Istana Langit yang megah dan penuh keagungan, Dewa Agung duduk di atas singgasananya yang tinggi. Dia yang sudah tahu kalau Rey manusia terkuat yang ada di Bumi, tidak merasa terganggu sama sekali dengan keberadaannya. Karena sepanjang dia mengawasi Rey, pria itu tidak pernah berbuat sesuatu yang negatif, cenderung bergerak positif melindungi orang-orang terdekatnya.Sementara itu, Hors, berbeda Dewa Agung, dia yang merasa penasaran dengan sosok Rey. Pasalnya, Rey mampu mengelabuhi sihir penglihatan Dewa Pengawasan yang selama ini dianggap sempurna. Hors merasa perlu untuk turun ke Bumi dan mencari tahu tentang siapa sebenarnya Rey.Hors berencana turun ke Bumi membawa beberapa bawahannya, untuk melihat sendiri, siapa sebenarnya Rey.Hors segera memanggil beberapa bawahannya yang handal, setelah dari kediaman Dewa pengawasan.Mereka bersiap-siap untuk turun ke Bumi, menyamar sebagai manusia biasa, dan mencari informasi tentang Rey dari jarak jauh."Kalian, jangan sampai membuat kes
Rey berdiri di atas atap rumahnya, menatap langit yang semakin gelap. Raihdo baru saja meninggalkan Rey setelah mereka membuat segel kontrak janji.Raihdo berjanji tidak akan memberitahukan kekuatan yang dimilikinya pada Dewa lainnya dan akan melindungi rahasia Rey.Angin malam bertiup kencang, membuat rambut hitam Rey terbang mengikuti hembusan angin. Matanya yang tajam melihat ke arah langit, seolah mencari sosok Raihdo yang sudah menghilang.Rey menghela napas panjang, menahan kebingungan dan kekhawatiran yang kini mulai menguasai pikirannya."Semakin rumit saja, masalahku," gumam Rey dalam hati.Dalam sekejap, hidupnya berubah drastis. Entitas yang seharusnya jauh dari kehidupannya, kini turun ke Bumi dan mencampuri urusannya. Rey merasa gelisah, namun sekaligus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.Rey menghentakkan kakinya ke atap, mengekspresikan rasa frustrasinya. Dia tahu bahwa situasi ini berpotensi membawa bahaya bagi dirinya dan orang-orang yang dia cintai.R
Raihdo terkejut ketika melihat kekuatan yang dimiliki oleh Rey, yang sudah mencapai tingkat Dewa tinggi. Dia merasa takjub dan tak percaya, bagaimana mungkin seorang manusia biasa seperti Rey bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Rey berdiri tegak, penuh percaya diri, dengan sinar kilauan kekuatan yang melingkupi tubuhnya. Kemampuan regenerasi yang dimiliki Rey juga sangat cepat, membuat Raihdo merasa tidak mampu lagi untuk melawannya. Setelah berpikir panjang, Raihdo akhirnya memutuskan untuk menyerah. Dia menunjukan wajah memelas pada Rey, memohon belas kasihannya.Rey menatap Raihdo dengan pandangan tajam, mencoba menilai kejujuran dari wajah sosok tersebut. Setelah beberapa saat, dia akhirnya angkat bicara. "Baiklah, aku akan mengampunimu. Tapi, jelaskan padaku, apa tujuanmu datang ke Bumi?"Rey melepaskan injakan kakinya dari dada Raihdo, sosok tersebut pun perlahan beranjak dari tanah dan bertekuk lutut dihadapan Rey.Raihdo menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita. "Sebe
Raihdo, terkejut melihat sosok manusia yang datang menghampirinya. Energi spiritual yang dimiliki manusia itu begitu kuat, sehingga Raihdo merasa tertekan dan tidak bisa bergerak sama sekali. Keringat dingin mengalir di wajah Raihdo, dan matanya terbelalak, menatap sosok tersebut dengan takjub."Siapa kau?!" tanya Raihdo dengan suara yang bergetar karena rasa takut yang menyelimuti dirinya.Sosok manusia itu tersenyum tipis, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan tegas, "seharusnya bukankah aku yang bertanya padamu, kenapa kau berada di sini?"Raihdo menelan ludah, merasakan betapa luar biasa tekanan yang diberikan oleh energi spiritual Rey. Dia tidak pernah menyangka bahwa akan ada manusia yang mampu menekan dirinya,sebagai sosok Dewa penjaga gerbang langit, hingga sejauh ini.Rey melangkah maju, menyadari ketakutan Raihdo, namun tetap tidak menurunkan energi spiritualnya. "Aku tidak tahu apa yang kau cari di sini, tetapi dari kekuatanmu, aku yakin kau bukanlah manusia biasa," uc
Raihdo dan Uruz merupakan penjaga gerbang langit, ketika mereka sedang berjaga melihatvpetir kehendak langit aktif, keduanya pun langsung mencari tempat dimana petir kehendak langit menyambar yang menandakan adanya peningkatan Drajat Dewa. Kedua Dewa penjaga gerbang itu langsung turun ke Bumi sebab hal seperti ini jarang sekali terjadi."Uruz, kau laporkan masalah ini pada Dewa Agung! Aku yang akan mencari sosok yang telah mengaktifkan petir kehendak langit!" Perintah Raihdo dengan nada tegas."Baik, berhati-hatilah, Raihdo," jawab Uruz sambil pergi meninggalkan rekannya tersebut.Dengan kekuatanya, Raihdo segera melacak sosok yang terkena sambaran petir kehendak langit tersebut. Ternyata sumbernya berasal dari tempat Rey tinggal. Meskipun hanya merasakan samar-samar, tetapi Raihdo yakin itu berasal dari sana.Raihdo yang penasaran dengan apa yang terjadi dan ingin mencari tahu lebih jelas lagi, dia memperhatikan kediaman Rey dari kejauhan untuk berjaga-jaga agar tidak ada yang melih
Ledakan yang menggelegar terdengar mengiringi sambaran petir berbentuk siluet Naga yang menghantam tubuh Rey. Seketika, tempat itu hancur, membuat bawahan-bawahan Rey yang berada di kejauhan terhempas oleh gelombang angin yang tercipta oleh benturan dahsyat tersebut.Noel yang tahu betul bahwa tuannya sedang berada dalam proses peningkatan kekuatan, hanya bisa menundukkan kepalanya sambil berharap semoga Rey baik-baik saja. Tubuhnya terjungkal terhempas oleh gelombang angin yang disebabkan oleh sambaran petir Naga yang sangat besar tersebut.Para bawahan Rey lainnya yang terhempas oleh gelombang angin itu juga terlihat sangat khawatir, mereka menatap ke arah Rey dengan mata yang penuh kegelisahan. Beberapa di antaranya berusaha bangkit dan melihat kearah Rey untuk memastikan kondisinya, namun asap tebal masih menyelimuti tempat tersebut.Sementara itu, Rey yang terkena sambaran petir Naga, terasa seolah tubuhnya terbakar oleh energi yang luar biasa. Wajahnya tampak meringis menahan ras
Rey terpaku melihat tubuh manusia rekayasa genetika yang hancur di depan matanya. Dalam hitungan detik, ia menyaksikan daging dan tulang yang hancur mulai menyatu kembali, perlahan membentuk sosok yang utuh. "Tidak mungkin..." gumam Rey terkejut, matanya membelalak tak percaya. Ia merasa darahnya terasa membeku melihat kekuatan regenerasi yang dimiliki sosok itu, seperti kekuatan yang ia miliki. Merasakan ancaman yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rey merasa terancam oleh kekuatan yang sama dengan dirinya, kini ada pada sosok di depannya.Rey menatap tajam ke arah sosok misterius itu, bersiap untuk menghancurkan setiap inci tubuhnya agar tidak bisa beregenerasi kembali. Dia menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan tenaga penuh. SwuzzSwuttBooomm! Kawah raksasa yang sudah tercipta menjadi semakin besar ketika Rey melepaskan pukulan mautnya. Asap tebal menyelimuti tubuh Rey, menciptakan nuansa mencekam di sekitarnya. Namun, kali ini Rey tidak menunggu asap t