Rey pulang ke Apartemennya saat hari sudah mulai malam, ketika orang suruhan Azalea datang untuk menjaga wanita yang ia selamatkan dari Teroris.Pria itu bergegas pulang ke apartemen, mengingat ia pergi sejak pagi. Namun, ketika ia hampir sampai di apartemen melihat mobil Monica sedang bersandar di mobilnya yang ia parkir pinggir jalan.Rey menghentikan mobilnya tepat di depan mobil Monica, sontak saja wanita itu terkejut ketika melihat mobil Rey tiba-tiba berhenti.Terlihat Rey turun dari mobilnya dan langsung menghampiri Monica. "Kau baru muncul, apa sudah tidak tinggal di apartemen lagi?" tanyanya langsung.Monica mengulas sebuah senyum. "Sebenarnya aku datang kemari ingin menemui kamu."Rey mengernyitkan dahi, ia menyilangkan kedua tangan didepan dada duduk di kap mobil wanita itu. "Meminta bantuan ku? Kenapa tidak langsung ke apartemen saja?"Monica menganggukkan kepalanya. "Aku ragu kamu mau membantuku atau tidak. Karena ini masalah cukup besar buat keluargaku."Rey menghela napa
Revalina menyadari kalau Rey terus menatapnya sembari tersenyum. Wanita merinding melihat sikap Rey yang terlihat seperti seorang penguntit. Ia pun meletakkan sendok di tangannya dan balik menatap Rey."Katakan padaku, apa yang sebenarnya kamu inginkan dariku?" tanya Revalina langsung tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.Avril yang sedang menikmati makanannya mendongak, menatap Kekasih dan teman barunya tersebut bergantian.Rey menghela napas. "Santander Grup, aku akan berinvestasi ke perusahaan tersebut, tapi Volk Industri sepertinya sedang mengincar perusahan itu, menurutmu apa yang harus aku lakukan?" tanyanya santai sambil menautkan kedua tangannya menatap Revalina dengan seksama, "haruskah aku menghancurkan perusahaan tersebut atau ... kau memiliki cara lain?"Revalina menyilangkan kedua tangannya di depan dada, bersender ke kursi dengan malas. "Monica Santander, jangan bilang ini karena dia?" "Mo-Monica? K-Kamu kencan dengannya juga?" tanya Avril terkejut.Revalina menghela napas
Sementara Rey masih duduk di dekat tong sampah, terlihat dari kejauhan seseroang yang sedang memandanginya dari dalam mobil."Bukankah dia orang yang menggalakan rencana kita?" tanya orang tersebut ke temannya.Temannya reflek menoleh, ia mengerutkan kening ketika melihat Rey yang sedang duduk di tong sampah. Pria itu langsung mengeluarkan ponselnya, melihat foto yang di ambil dari rekaman keamanan di gedung terbengkalai mereka."Sial! Benar dia orangnya, cepat hubungi Bos!" seru pria itu yang bergegas keluar dari mobil dan mendekati ke Rey.Bersamaan dengan itu, Sistem memberikan pemberitahuan kepada Rey.[Misi terpicu, tangkap Bos Teroris!Hadiah : Kepekaan Indra!]Mendengar pemberitahuan dari Sistem, sontak saja membuat Rey sedikit kesal. "Sial, kenapa harus sekarang? Apa kamu tidak melihat aku sedang sedih?"Rey menggerutu kesal sendirian, ia mengacak-acak rambutnya, mengumpat beberapa kali untuk sedikit melepaskan beban pikirannya. Pria itu menghirup napas dalam-dalam kemudian mem
Rey yang melihat kedua wanitanya tiba-tiba muncul di belakang dirinya, pria itu sedikit terkejut dengan kehadiran mereka. Ia beranjak berdiri, membawa Revalina dan Avril menjauh dari tempat tersebut."Rey, siapa mereka?" tanya Avril ketika Rey membawa mereka ke mobilnya.Rey tidak menjawab, ia tetap diam membawa kedua wanita itu terlebih dahulu. Karena ia tahu polisi akan segera datang."Rey, jangan seperti ini," ucap Avril lagi.Rey melepaskan cekalan tangannya ke kedua wanitanya tersebut setelah sudah sampai di mobil, meminta mereka berdua masuk ke dalam mobil."Masuklah, nanti aku jelaskan semuanya di jalan," ucap Rey yang bergegas masuk ke dalam mobil.Revalina dan Avril menurut, mereka berdua masuk ke dalam mobil, keduanya duduk berhimpitan.Rey segera menjalankan mobilnya dan pergi dari tempat tersebut, tidak menunggu Polisi datang terlebih dahulu. Karena ia malas berurusan dengan mereka."Rey, maafkan aku," ucap Revalina membuka pembicaraan.Rey tersenyum simpul. "Tidak perlu me
Para pembunuh bayaran mulai mengincar Rey, hari itu juga mereka terbang dari Maraka ke Drago Island untuk menjalankan misinya.Harga yang sangat besar membuat pembunuh bayaran tidak ragu untuk mengincar Rey. Meskipun mereka tahu kalau identitas Rey bukanlah orang biasa.Di tempat Rey berada, pria itu sedang minum-minum bersama kedua wanitanya di balkon rumah. Terlihat Revalina sudah mulai mabuk akibat minum terlalu banyak bersama Rey.Sementara Avril yang hanya minum sedikit masih tampak sadar, begitu juga dengan Rey yang memiliki ketahanan fisik luar biasa."Aku tidak tahu kalau kamu pandai minum," ucap Avril sambil menuangkan minuman di gelas Rey."Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Revalina," jawab Rey merendah.Avril tersenyum, melihat Revalina yang sudah menceracau tidak jelas sambil terbaring di lantai. Ia tidak pernah menyangka kalau kehidupannya akan berubah drastis semenjak kenal dengan Rey.Rey menghampiri Revalina dan membopongnya. "Aku bawa dia masuk dulu."Avril
Sementara di dalam rumah sakit Rey sedang mengobrol dengan Valentina. Di luar rumah sakit terlihat seorang pria yang sedang mondar-mandir di parkiran."Bagaimana caranya aku bisa membawa dia keluar dari sana, sementara ada orang yang menjaganya," gerutu pria tersebut sambil mengacak-acak rambutnya.Pria itu terus berpikir untuk menemui Valentina yang sedang di jaga Rey. Entah apa yang sedang ia rencanakan, yang pasti dia seperti sedang cemas.Sementara itu di dalam rumah sakit, Rey selesai berbicara dengan Valentina. "Istirahatlah, kalau sudah pulih, aku akan menjemputmu.""Baik Tuan Asmodeus," jawab Valentina sopan.Rey keluar dari ruangan tersebut, salah satu penjaga mengantarnya sampai ke parkiran. Selang beberapa saat kepergian Rey terlihat seorang perawat yang akan mengecek kondisi Valentina. Penjaga tersisa mempersilahkannya masuk.Perawat tersebut langsung membekap mulut Valentina sambil menaruh jari telunjuknya di mulut."Ini aku, jangan buat keributan," bisik perawat tersebut
Rey sebelumnya sudah diberitahu oleh Sistem kalau mereka merupakan orang-orang bayaran Bos Teroris. Karena itulah Rey tidak bermaksud untuk memberikan ampun sama sekali.SwuzzSetelah mengatakan ia sangat membenci orang-orang seperti mereka. Rey tiba-tiba melesat dengan kecepatannya.Duak! Duak!Waktu seolah bergerak dengan lambat hanya Rey yang bisa bergerak dengan bebas, sebelum orang-orang tersebut mengeluarkan senjata masing-masing. Ia menghajar mereka semua di tengkuk dan rahangnya agar mereka langsung tidak sadarkan diri.Brug BrugTerdengar mereka semua berjatuhan satu per satu di jalan tidak sadarkan diri, semuanya terkapar tidak sadarkan diri.Para pengawal Rey tercengang, mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa tiba-tiba semuanya tumbang begitu saja."Apa yang terjadi?""Kenapa dengan mereka?""Tuan, anda tidak apa-apa?" Para pengawal Rey khawatir dengan Rey, mereka semua tidak tahu saja kalau yang menumbangkan orang-orang tersebut adalah Tuannya."Aku tidak a
Rey dan rombongan sampai di apartemen Smooth. Apartemen kalangan menengah yang lokasinya tidak jauh dari gedung apartemen tempat Rey tinggal.Pria itu membelikan apartemen terbaik di gedung tersebut untuk Valentina. Sebenarnya ia ingin membelikan Valentina apartemen ditempatnya tinggal. Namun, ia tidak ingin kedua wanitanya salah paham."Maaf, hanya ini yang bisa aku berikan untuk kamu," ucap Rey saat sudah masuk ke dalam apartemen."Terima kasih Tuan Asmodeus, ini lebih dari cukup buat saya," jawab Valentina tulus.Rey mengulas sebuah senyum, ia meminta bawahannya membawakan belanjaan yang dimintanya ketika akan berangkat menjemput Valentina."Itu pakaian buat kamu, aku tidak tahu selera kamu seperti apa, jadi aku meminta bawahanku membeli secara acak dan mereka berdua akan selalu menjaga kamu, jangan sungkan kalau ada apa, bilang saja ke mereka," ucap Rey menjelaskan."Tuan, ini terlalu berlebihan, saya juga sudah di kasih uang dan ....""Tidak usah dipikirkan, mulai sekarang kamu me
Rey berdiri tegap di depan gerbang kediamannya, menatap tajam ke arah Hors yang juga sedang menatapnya balik. Mereka berdua seperti terjebak dalam ketegangan yang tak terucapkan, seolah ada perang bisu yang terjadi di antara mereka. Bawahan Rey, yang melihat dari kejauhan, pun tak luput dari suasana yang menyelimuti situasi itu. Mereka menyaksikan Tuan mereka dengan kewaspadaan yang tinggi, siap siaga untuk bertindak jika ketiga orang yang datang bersama Hors tiba-tiba berbuat onar, walaupun mereka yakin Rey pasti mampu menangani segalanya sendiri. Hors akhirnya memecahkan keheningan dengan ucapannya yang langsung menohok. "Ikutlah dengan kami secara baik-baik, kau harus menjelaskan darimana kekuatanmu itu berasal," tantangnya tanpa basa-basi, dengan nada yang tegas."Ikut denganmu? Kau seenaknya datang dan menyuruhku ikut denganmu, apa kau pikir aku mudah ditekan?" tanya Rey mengejek.Bawahan Hors yang terhempas terlihat menyerang kembali ke arah Rey, kali ini dengan kecepatan penu
Keesokan harinya, Hors dan ketiga bawahannya berjalan dengan langkah pasti di jalanan kota yang sibuk, mencari tahu keberadaan Rey, manusia yang memiliki kekuatan setara dengan mereka yang merupakan Dewa. Mereka terus menyusuri jalan-jalan di kota tersebut, sambil mencoba mencari tanda-tanda keberadaan Rey.Tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah bangunan megah yang tampaknya menjadi tempat tinggal Rey. Bangunan itu berdiri megah di tengah-tengah kota, dengan arsitektur yang mewah dan elegan. Mereka merasa yakin bahwa di sinilah tempat Rey berada.Hors, dengan bijaksana, meminta para bawahannya untuk menekan energi spiritual mereka, agar kedatangan mereka tidak terdeteksi oleh Rey. Mereka ingin mengejutkan Rey dan menghadapinya dengan kekuatan penuh."Jangan sampai keberadaan kita diketahui olehnya," ucap Hors penuh penekanan.Ketiga bawahan Hors mengangguk dan segera menurunkan energi spiritual mereka, membuat mereka tampak seperti manusia biasa yang berjalan di jalanan kota. Mere
Di Istana Langit yang megah dan penuh keagungan, Dewa Agung duduk di atas singgasananya yang tinggi. Dia yang sudah tahu kalau Rey manusia terkuat yang ada di Bumi, tidak merasa terganggu sama sekali dengan keberadaannya. Karena sepanjang dia mengawasi Rey, pria itu tidak pernah berbuat sesuatu yang negatif, cenderung bergerak positif melindungi orang-orang terdekatnya.Sementara itu, Hors, berbeda Dewa Agung, dia yang merasa penasaran dengan sosok Rey. Pasalnya, Rey mampu mengelabuhi sihir penglihatan Dewa Pengawasan yang selama ini dianggap sempurna. Hors merasa perlu untuk turun ke Bumi dan mencari tahu tentang siapa sebenarnya Rey.Hors berencana turun ke Bumi membawa beberapa bawahannya, untuk melihat sendiri, siapa sebenarnya Rey.Hors segera memanggil beberapa bawahannya yang handal, setelah dari kediaman Dewa pengawasan.Mereka bersiap-siap untuk turun ke Bumi, menyamar sebagai manusia biasa, dan mencari informasi tentang Rey dari jarak jauh."Kalian, jangan sampai membuat kes
Rey berdiri di atas atap rumahnya, menatap langit yang semakin gelap. Raihdo baru saja meninggalkan Rey setelah mereka membuat segel kontrak janji.Raihdo berjanji tidak akan memberitahukan kekuatan yang dimilikinya pada Dewa lainnya dan akan melindungi rahasia Rey.Angin malam bertiup kencang, membuat rambut hitam Rey terbang mengikuti hembusan angin. Matanya yang tajam melihat ke arah langit, seolah mencari sosok Raihdo yang sudah menghilang.Rey menghela napas panjang, menahan kebingungan dan kekhawatiran yang kini mulai menguasai pikirannya."Semakin rumit saja, masalahku," gumam Rey dalam hati.Dalam sekejap, hidupnya berubah drastis. Entitas yang seharusnya jauh dari kehidupannya, kini turun ke Bumi dan mencampuri urusannya. Rey merasa gelisah, namun sekaligus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.Rey menghentakkan kakinya ke atap, mengekspresikan rasa frustrasinya. Dia tahu bahwa situasi ini berpotensi membawa bahaya bagi dirinya dan orang-orang yang dia cintai.R
Raihdo terkejut ketika melihat kekuatan yang dimiliki oleh Rey, yang sudah mencapai tingkat Dewa tinggi. Dia merasa takjub dan tak percaya, bagaimana mungkin seorang manusia biasa seperti Rey bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Rey berdiri tegak, penuh percaya diri, dengan sinar kilauan kekuatan yang melingkupi tubuhnya. Kemampuan regenerasi yang dimiliki Rey juga sangat cepat, membuat Raihdo merasa tidak mampu lagi untuk melawannya. Setelah berpikir panjang, Raihdo akhirnya memutuskan untuk menyerah. Dia menunjukan wajah memelas pada Rey, memohon belas kasihannya.Rey menatap Raihdo dengan pandangan tajam, mencoba menilai kejujuran dari wajah sosok tersebut. Setelah beberapa saat, dia akhirnya angkat bicara. "Baiklah, aku akan mengampunimu. Tapi, jelaskan padaku, apa tujuanmu datang ke Bumi?"Rey melepaskan injakan kakinya dari dada Raihdo, sosok tersebut pun perlahan beranjak dari tanah dan bertekuk lutut dihadapan Rey.Raihdo menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita. "Sebe
Raihdo, terkejut melihat sosok manusia yang datang menghampirinya. Energi spiritual yang dimiliki manusia itu begitu kuat, sehingga Raihdo merasa tertekan dan tidak bisa bergerak sama sekali. Keringat dingin mengalir di wajah Raihdo, dan matanya terbelalak, menatap sosok tersebut dengan takjub."Siapa kau?!" tanya Raihdo dengan suara yang bergetar karena rasa takut yang menyelimuti dirinya.Sosok manusia itu tersenyum tipis, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan tegas, "seharusnya bukankah aku yang bertanya padamu, kenapa kau berada di sini?"Raihdo menelan ludah, merasakan betapa luar biasa tekanan yang diberikan oleh energi spiritual Rey. Dia tidak pernah menyangka bahwa akan ada manusia yang mampu menekan dirinya,sebagai sosok Dewa penjaga gerbang langit, hingga sejauh ini.Rey melangkah maju, menyadari ketakutan Raihdo, namun tetap tidak menurunkan energi spiritualnya. "Aku tidak tahu apa yang kau cari di sini, tetapi dari kekuatanmu, aku yakin kau bukanlah manusia biasa," uc
Raihdo dan Uruz merupakan penjaga gerbang langit, ketika mereka sedang berjaga melihatvpetir kehendak langit aktif, keduanya pun langsung mencari tempat dimana petir kehendak langit menyambar yang menandakan adanya peningkatan Drajat Dewa. Kedua Dewa penjaga gerbang itu langsung turun ke Bumi sebab hal seperti ini jarang sekali terjadi."Uruz, kau laporkan masalah ini pada Dewa Agung! Aku yang akan mencari sosok yang telah mengaktifkan petir kehendak langit!" Perintah Raihdo dengan nada tegas."Baik, berhati-hatilah, Raihdo," jawab Uruz sambil pergi meninggalkan rekannya tersebut.Dengan kekuatanya, Raihdo segera melacak sosok yang terkena sambaran petir kehendak langit tersebut. Ternyata sumbernya berasal dari tempat Rey tinggal. Meskipun hanya merasakan samar-samar, tetapi Raihdo yakin itu berasal dari sana.Raihdo yang penasaran dengan apa yang terjadi dan ingin mencari tahu lebih jelas lagi, dia memperhatikan kediaman Rey dari kejauhan untuk berjaga-jaga agar tidak ada yang melih
Ledakan yang menggelegar terdengar mengiringi sambaran petir berbentuk siluet Naga yang menghantam tubuh Rey. Seketika, tempat itu hancur, membuat bawahan-bawahan Rey yang berada di kejauhan terhempas oleh gelombang angin yang tercipta oleh benturan dahsyat tersebut.Noel yang tahu betul bahwa tuannya sedang berada dalam proses peningkatan kekuatan, hanya bisa menundukkan kepalanya sambil berharap semoga Rey baik-baik saja. Tubuhnya terjungkal terhempas oleh gelombang angin yang disebabkan oleh sambaran petir Naga yang sangat besar tersebut.Para bawahan Rey lainnya yang terhempas oleh gelombang angin itu juga terlihat sangat khawatir, mereka menatap ke arah Rey dengan mata yang penuh kegelisahan. Beberapa di antaranya berusaha bangkit dan melihat kearah Rey untuk memastikan kondisinya, namun asap tebal masih menyelimuti tempat tersebut.Sementara itu, Rey yang terkena sambaran petir Naga, terasa seolah tubuhnya terbakar oleh energi yang luar biasa. Wajahnya tampak meringis menahan ras
Rey terpaku melihat tubuh manusia rekayasa genetika yang hancur di depan matanya. Dalam hitungan detik, ia menyaksikan daging dan tulang yang hancur mulai menyatu kembali, perlahan membentuk sosok yang utuh. "Tidak mungkin..." gumam Rey terkejut, matanya membelalak tak percaya. Ia merasa darahnya terasa membeku melihat kekuatan regenerasi yang dimiliki sosok itu, seperti kekuatan yang ia miliki. Merasakan ancaman yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rey merasa terancam oleh kekuatan yang sama dengan dirinya, kini ada pada sosok di depannya.Rey menatap tajam ke arah sosok misterius itu, bersiap untuk menghancurkan setiap inci tubuhnya agar tidak bisa beregenerasi kembali. Dia menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan tenaga penuh. SwuzzSwuttBooomm! Kawah raksasa yang sudah tercipta menjadi semakin besar ketika Rey melepaskan pukulan mautnya. Asap tebal menyelimuti tubuh Rey, menciptakan nuansa mencekam di sekitarnya. Namun, kali ini Rey tidak menunggu asap t