Ke esokan harinya ....Revalina meninggalkan Hotel pagi-pagi sekali untuk menemui sang Kakek. Sementara Rey masih terlelap di dalam kamarnya. Wanita itu di jemput oleh pengawal keluarga Roxfold secara langsung dari hotel tempatnya menginap.Di dalam mobil Revalina tersenyum melihat Hotel tempatnya menginap saat mengingat kejadian semalam."Nona, apa anda baik-baik saja?" tanya Nina, asisten wanita yang dikirimkan untuk mendampingi Revalina."Eh ... memangnya ada yang salah denganku?" Revalina balik bertanya.Nina mengulas sebuah senyum. "Apakah anda sedang jatuh cinta?" "Apa yang kamu katakan," elak Revalina sambil membuang muka.Nina tersenyum lagi, wanita itu menghela napas lega. "Setidaknya akan anda yang membantu anda untuk mempertahankan posisi hak waris, saya hanya bisa berharap Pria itu cukup kuat."Revalina tidak menjawab pertanyaan Nina untuk beberapa saat. Wanita itu tahu apa maksud dari perkataan asistennya, mengingat keluarga mereka sedang tidak baik-baik saja, semenjak s
Bagi para pebisnis menciptakan sebuah koneksi dengan para Pebisnis yang kedudukannya lebih tinggi, merupakan sebuah kewajiban bagi mereka. Bahkan mereka cenderung rela melakukan apa pun jika bertemu dengan sosok yang lebih hebat darinya.Hal tersebut sudah menjadi sesuatu yang lumrah di kalangan para pebisnis. Karena bagi mereka, koneksi yang kuat akan membuat mereka mendapatkan sebuah keuntungan yang besar.Bernard juga melakukan hal yang sama. Rey merupakan pemilik Asmodeus Corporation, jelas dia tidak ingin melepaskan kesempatan tersebut begitu saja, apalagi secara mengejutkan Cucu bungsunya mengenal Rey secara langsung."Revalina, bagaimana kalian bisa saling kenal? Apa kalian punya hubungan kusus?" cecar Bernard penasaran.Revalina menghela napas. "Kek, kami baru kenal satu hari, tadi Reva sudah bilang, 'kan?" "Kenal satu hari tapi kamu sudah dapat meluluhkannya? Jujur saja sama Kakek, atau semalam kalian ...." Bernard sengaja menghentikan kalimatnya."Apaan sih Kek, dia menyentu
Kedua orang tua Revalina yang melihat Rey benar-benar datang, takjub dengan Bernard. karena dapat memanggil salah satu orang paling berkuasa di Drago Island.Bernard mengajak masuk Rey ke dalam Rumahnya. Pria tua itu terlihat sangat bersemangat menyambut kehadiran Rey."Tuan Asmodeus, saya mendengar anda sangatlah sibuk sehingga baru terlihat baru-baru ini, apakah anda sengaja ke Dalas untuk mengurus proyek itu sendiri?" tanya Bernard sambil mengajak Rey ke meja makan."Tidak juga, proyek itu sudah aku serahkan ke asistenku dan sekarang Revalina sudah mengambil sebagian besarnya, jadi aku tidak sibuk sama sekali," jawabnya enteng.Revalina tersenyum simpul mendengar perkataan Rey, tentu saja ia merasa terhormat bisa mendapatkan proyek besar dari Rey. Kedua orang tuanya menyenggol bahu Revalina, seolah memberikan kode agar sang Anak lebih agresif lagi.Revalina menggembungkan pipinya, ia memelototi Ayah dan Ibunya. Karena tidak mau Rey merasa tidak nyaman di sana.Mereka pun sampai di m
Rey menikmati makanan dari layanan pesan antar. Pria itu seperti orang kelaparan saja, tanpa peduli dengan Revalina dan keluarganya yang sedang memperhatikannya dengan penuh tanda tanya.Jangankan keluarga Revalina, para pelayan yang menyajikan makanan dari luar itu sampai kebingungan. Pasalnya masalah racun makanan dari salah satu rekan mereka, merupakan sebuah kesalahan fatal dan seharusnya Rey marah dengan mereka, mengingat statusnya yang lebih tinggi dari keluarga Roxfold. akan tetapi pria itu malah bersikap seolah tidak terjadi apa-apa."Kenapa kalian hanya diam? Apa kalian tidak lapar?" tanya Rey dengan mulut penuh makanan."Eh ... iya kami makan," jawab Revalina sedikit terkejut.Mereka pun terpaksa makanan pesanan Rey yang sejatinya bukan dari Restoran mahal dan hanya dari kedai pinggir jalan. Tentu itu pertama kali buat mereka memakan, makanan pinggiran jalan.Setelah beberapa saat Rey pun kekenyangan, pria itu menyenderkan tubuhnya di kursi sambil mengusap-usap perutnya."Bag
Rey segera tersadar, pria itu langsung membuang muka. Karena sedikit gugup, di tambah ia juga teringat dengan sang kekasih."Kenapa kamu seperti ini padaku? Kamu tahu aku sudah memiliki seorang kekasih, apakah itu tidak mengganggumu?" tanya Rey memastikan."Tidak, pria hebat sepertimu, menurutku wajar memiliki beberapa wanita di sampingnya," jawab Revalina santai.Rey terkejut dengan pernyataan Revalina. "Wanita sepertimu mengucapkan hal itu dengan begitu mudahnya, kadang aku bertanya-tanya bagaimana pergaulan kalian, para wanita kaya."Revalina tersenyum. "Yang pasti aku cuma tertarik padamu dan kamu boleh malam ini aku milikmu sepenuhnya.""Ck, sudah kita masuk saja, makin lama kamu makin ngelantur," ujar Rey mengajak masuk Revalina ke Bar.Revalina tersenyum penuh arti, ia yakin Rey mulai tergoda dengannya. Meskipun butuh waktu, wanita itu akan terus menggoda pria tersebut hingga benar-benar membuka hati untuknya.Mereka berdua pun masuk ke dalam Bar. Terlihat suasana di sana sangat
Pagi hari di hotel tempat Rey menginap, pria itu sudah bangun dari tidurnya. Bahkan sudah membersihkan diri dan menyiapkan sarapan untuk Revalina yang masih tertidur lelap di ranjang.Revalina yang mencium bau makanan, ia mulai mengerjapkan matanya dan terbangun. Wanita itu melihat Rey sedang menata makanan di meja."Kamu sudah bangun?" Rey bergegas menghampiri Revalina yang masih terbaring di ranjang di tutupi selimut, "mandi, terus sarapan bersama."Revalina mengangguk sambil tersenyum. Namun, ketika ia akan beranjak dari berbaringnya, wanita itu meringis kesakitan. Rey yang melihat hal tersebut langsung memapahnya."Kamu tidak apa-apa?" tanya Pria itu khawatir.Revalina tersenyum getir. "Aku tidak apa, hanya sedikit perih, ini pertama kalinya buatku.""Eh ...." Rey tertegun menatap wanita yang semalam ia gagahi hingga beberapa kali. Pria itu tidak menyadari kalau semalam merupakan malam pertama untuk keduanya. Karena terlalu bersemangat, Rey tidak menyadari sewaktu Revalina yang seb
Rey keluar dari hotel, meninggalkan Revalina untuk beristirahat sendirian di sana, setelah mereka sepakat akan pergi ke Andalas untuk menemui Avril.Pria itu masuk ke dalam mobilnya. Ia tertegun sejenak, mengingat kata-kata Revalina yang menerima kalau dirinya di duakan."Dunia ini memang benar-benar gila, apa ini semua karena status ku yang sekarang bukan pria miskin dan lusuh lagi?" Rey bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, ia menghela napas panjang kemudian menyalakan mobil, meninggalkan parkiran hotel.Rey sudah berjanji akan bertemu dengan Azalea, setelah wanita itu menekan kontrak dengan keluarga Roxfold. Pria itu berniat melihat perusahaannya yang ada di Ibukota Dalas.Setelah setengah jam perjalanan dari hotel, Rey sampai di Asmodeus Corporation. Terlihat di depan gedung Azalea dan para eksekutif perusahaan berada di sana."Tuan Asmodeus datang! Jangan sampai ada yang berbuat kesalahan!" seru Azalea tegas,ketika melihat mobil Rey."Di mengerti Mis Azalea!" jawab mereka serempa
Azalea yang melihat Rey sudah terlalu emosi, wanita itu mencekal lengannya.Rey menoleh ke arah Azalea, wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya agar Rey tidak bertindak seperti orang tidak berpendidikan. Pria itu pun menyadari kalau tindakannya sudah salah, ia lekas melepaskan kakinya dari leher Serin.Terdengar Serin terbatuk-batuk, pria paruh baya tersebut memegangi leher dan mulutnya yang terasa sakit efek tamparan dan injakan Rey."Ayah!" Marvel lekas menghampiri sang Ayah.Serin menatap Rey dengan wajah ketakutan, ia pikir kalau Bos barunya akan mudah terintimidasi, tapi ternyata dia sangat berani."Azalea, suruh semua petinggi perusahaan berkumpul, sekarang!" perintah Rey tegas."Ba-Baik Tuan," jawab Azalea sopan. Ia menoleh ke salah satu eksekutif, "kumpulkan semuanya di ruang rapat sekarang!" "Baik Mis," jawab salah satu eksekutif yang berada di sana.Rey langsung keluar dari ruangan tersebut, di antar Azalea ke ruang rapat. Wanita itu mengekorinya dari belakang.Perintah me
Rey berdiri tegap di depan gerbang kediamannya, menatap tajam ke arah Hors yang juga sedang menatapnya balik. Mereka berdua seperti terjebak dalam ketegangan yang tak terucapkan, seolah ada perang bisu yang terjadi di antara mereka. Bawahan Rey, yang melihat dari kejauhan, pun tak luput dari suasana yang menyelimuti situasi itu. Mereka menyaksikan Tuan mereka dengan kewaspadaan yang tinggi, siap siaga untuk bertindak jika ketiga orang yang datang bersama Hors tiba-tiba berbuat onar, walaupun mereka yakin Rey pasti mampu menangani segalanya sendiri. Hors akhirnya memecahkan keheningan dengan ucapannya yang langsung menohok. "Ikutlah dengan kami secara baik-baik, kau harus menjelaskan darimana kekuatanmu itu berasal," tantangnya tanpa basa-basi, dengan nada yang tegas."Ikut denganmu? Kau seenaknya datang dan menyuruhku ikut denganmu, apa kau pikir aku mudah ditekan?" tanya Rey mengejek.Bawahan Hors yang terhempas terlihat menyerang kembali ke arah Rey, kali ini dengan kecepatan penu
Keesokan harinya, Hors dan ketiga bawahannya berjalan dengan langkah pasti di jalanan kota yang sibuk, mencari tahu keberadaan Rey, manusia yang memiliki kekuatan setara dengan mereka yang merupakan Dewa. Mereka terus menyusuri jalan-jalan di kota tersebut, sambil mencoba mencari tanda-tanda keberadaan Rey.Tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah bangunan megah yang tampaknya menjadi tempat tinggal Rey. Bangunan itu berdiri megah di tengah-tengah kota, dengan arsitektur yang mewah dan elegan. Mereka merasa yakin bahwa di sinilah tempat Rey berada.Hors, dengan bijaksana, meminta para bawahannya untuk menekan energi spiritual mereka, agar kedatangan mereka tidak terdeteksi oleh Rey. Mereka ingin mengejutkan Rey dan menghadapinya dengan kekuatan penuh."Jangan sampai keberadaan kita diketahui olehnya," ucap Hors penuh penekanan.Ketiga bawahan Hors mengangguk dan segera menurunkan energi spiritual mereka, membuat mereka tampak seperti manusia biasa yang berjalan di jalanan kota. Mere
Di Istana Langit yang megah dan penuh keagungan, Dewa Agung duduk di atas singgasananya yang tinggi. Dia yang sudah tahu kalau Rey manusia terkuat yang ada di Bumi, tidak merasa terganggu sama sekali dengan keberadaannya. Karena sepanjang dia mengawasi Rey, pria itu tidak pernah berbuat sesuatu yang negatif, cenderung bergerak positif melindungi orang-orang terdekatnya.Sementara itu, Hors, berbeda Dewa Agung, dia yang merasa penasaran dengan sosok Rey. Pasalnya, Rey mampu mengelabuhi sihir penglihatan Dewa Pengawasan yang selama ini dianggap sempurna. Hors merasa perlu untuk turun ke Bumi dan mencari tahu tentang siapa sebenarnya Rey.Hors berencana turun ke Bumi membawa beberapa bawahannya, untuk melihat sendiri, siapa sebenarnya Rey.Hors segera memanggil beberapa bawahannya yang handal, setelah dari kediaman Dewa pengawasan.Mereka bersiap-siap untuk turun ke Bumi, menyamar sebagai manusia biasa, dan mencari informasi tentang Rey dari jarak jauh."Kalian, jangan sampai membuat kes
Rey berdiri di atas atap rumahnya, menatap langit yang semakin gelap. Raihdo baru saja meninggalkan Rey setelah mereka membuat segel kontrak janji.Raihdo berjanji tidak akan memberitahukan kekuatan yang dimilikinya pada Dewa lainnya dan akan melindungi rahasia Rey.Angin malam bertiup kencang, membuat rambut hitam Rey terbang mengikuti hembusan angin. Matanya yang tajam melihat ke arah langit, seolah mencari sosok Raihdo yang sudah menghilang.Rey menghela napas panjang, menahan kebingungan dan kekhawatiran yang kini mulai menguasai pikirannya."Semakin rumit saja, masalahku," gumam Rey dalam hati.Dalam sekejap, hidupnya berubah drastis. Entitas yang seharusnya jauh dari kehidupannya, kini turun ke Bumi dan mencampuri urusannya. Rey merasa gelisah, namun sekaligus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.Rey menghentakkan kakinya ke atap, mengekspresikan rasa frustrasinya. Dia tahu bahwa situasi ini berpotensi membawa bahaya bagi dirinya dan orang-orang yang dia cintai.R
Raihdo terkejut ketika melihat kekuatan yang dimiliki oleh Rey, yang sudah mencapai tingkat Dewa tinggi. Dia merasa takjub dan tak percaya, bagaimana mungkin seorang manusia biasa seperti Rey bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Rey berdiri tegak, penuh percaya diri, dengan sinar kilauan kekuatan yang melingkupi tubuhnya. Kemampuan regenerasi yang dimiliki Rey juga sangat cepat, membuat Raihdo merasa tidak mampu lagi untuk melawannya. Setelah berpikir panjang, Raihdo akhirnya memutuskan untuk menyerah. Dia menunjukan wajah memelas pada Rey, memohon belas kasihannya.Rey menatap Raihdo dengan pandangan tajam, mencoba menilai kejujuran dari wajah sosok tersebut. Setelah beberapa saat, dia akhirnya angkat bicara. "Baiklah, aku akan mengampunimu. Tapi, jelaskan padaku, apa tujuanmu datang ke Bumi?"Rey melepaskan injakan kakinya dari dada Raihdo, sosok tersebut pun perlahan beranjak dari tanah dan bertekuk lutut dihadapan Rey.Raihdo menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita. "Sebe
Raihdo, terkejut melihat sosok manusia yang datang menghampirinya. Energi spiritual yang dimiliki manusia itu begitu kuat, sehingga Raihdo merasa tertekan dan tidak bisa bergerak sama sekali. Keringat dingin mengalir di wajah Raihdo, dan matanya terbelalak, menatap sosok tersebut dengan takjub."Siapa kau?!" tanya Raihdo dengan suara yang bergetar karena rasa takut yang menyelimuti dirinya.Sosok manusia itu tersenyum tipis, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan tegas, "seharusnya bukankah aku yang bertanya padamu, kenapa kau berada di sini?"Raihdo menelan ludah, merasakan betapa luar biasa tekanan yang diberikan oleh energi spiritual Rey. Dia tidak pernah menyangka bahwa akan ada manusia yang mampu menekan dirinya,sebagai sosok Dewa penjaga gerbang langit, hingga sejauh ini.Rey melangkah maju, menyadari ketakutan Raihdo, namun tetap tidak menurunkan energi spiritualnya. "Aku tidak tahu apa yang kau cari di sini, tetapi dari kekuatanmu, aku yakin kau bukanlah manusia biasa," uc
Raihdo dan Uruz merupakan penjaga gerbang langit, ketika mereka sedang berjaga melihatvpetir kehendak langit aktif, keduanya pun langsung mencari tempat dimana petir kehendak langit menyambar yang menandakan adanya peningkatan Drajat Dewa. Kedua Dewa penjaga gerbang itu langsung turun ke Bumi sebab hal seperti ini jarang sekali terjadi."Uruz, kau laporkan masalah ini pada Dewa Agung! Aku yang akan mencari sosok yang telah mengaktifkan petir kehendak langit!" Perintah Raihdo dengan nada tegas."Baik, berhati-hatilah, Raihdo," jawab Uruz sambil pergi meninggalkan rekannya tersebut.Dengan kekuatanya, Raihdo segera melacak sosok yang terkena sambaran petir kehendak langit tersebut. Ternyata sumbernya berasal dari tempat Rey tinggal. Meskipun hanya merasakan samar-samar, tetapi Raihdo yakin itu berasal dari sana.Raihdo yang penasaran dengan apa yang terjadi dan ingin mencari tahu lebih jelas lagi, dia memperhatikan kediaman Rey dari kejauhan untuk berjaga-jaga agar tidak ada yang melih
Ledakan yang menggelegar terdengar mengiringi sambaran petir berbentuk siluet Naga yang menghantam tubuh Rey. Seketika, tempat itu hancur, membuat bawahan-bawahan Rey yang berada di kejauhan terhempas oleh gelombang angin yang tercipta oleh benturan dahsyat tersebut.Noel yang tahu betul bahwa tuannya sedang berada dalam proses peningkatan kekuatan, hanya bisa menundukkan kepalanya sambil berharap semoga Rey baik-baik saja. Tubuhnya terjungkal terhempas oleh gelombang angin yang disebabkan oleh sambaran petir Naga yang sangat besar tersebut.Para bawahan Rey lainnya yang terhempas oleh gelombang angin itu juga terlihat sangat khawatir, mereka menatap ke arah Rey dengan mata yang penuh kegelisahan. Beberapa di antaranya berusaha bangkit dan melihat kearah Rey untuk memastikan kondisinya, namun asap tebal masih menyelimuti tempat tersebut.Sementara itu, Rey yang terkena sambaran petir Naga, terasa seolah tubuhnya terbakar oleh energi yang luar biasa. Wajahnya tampak meringis menahan ras
Rey terpaku melihat tubuh manusia rekayasa genetika yang hancur di depan matanya. Dalam hitungan detik, ia menyaksikan daging dan tulang yang hancur mulai menyatu kembali, perlahan membentuk sosok yang utuh. "Tidak mungkin..." gumam Rey terkejut, matanya membelalak tak percaya. Ia merasa darahnya terasa membeku melihat kekuatan regenerasi yang dimiliki sosok itu, seperti kekuatan yang ia miliki. Merasakan ancaman yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rey merasa terancam oleh kekuatan yang sama dengan dirinya, kini ada pada sosok di depannya.Rey menatap tajam ke arah sosok misterius itu, bersiap untuk menghancurkan setiap inci tubuhnya agar tidak bisa beregenerasi kembali. Dia menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan tenaga penuh. SwuzzSwuttBooomm! Kawah raksasa yang sudah tercipta menjadi semakin besar ketika Rey melepaskan pukulan mautnya. Asap tebal menyelimuti tubuh Rey, menciptakan nuansa mencekam di sekitarnya. Namun, kali ini Rey tidak menunggu asap t