Pesta pernikahan pun dimulai dengan suara tepuk tangan para tamu, ketika melihat Rey yang di apit kedua wanita menuju altar tempat mereka akan mengucapkan sumpah sehidup semati.Terlihat keluarga Revalina dan Avril tampak senang melihat kedua wanita itu tampak bahagia mengenakan gaun pernikahan mereka.Sementara acara pernikahan Rey sedang berlangsung, di luar gedung terlihat sebuah mobil Van berhenti tidak jauh dari sana."Mera, ingat kata Tuan, kau hanya boleh membuat kekacauan kecil, tidak boleh lebih!" perintah Hary yang berada di kursi depan."Aku tahu itu, Tuan pasti tidak akan kecewa padaku," jawab Mera yang langsung turun dari mobil tanpa ragu sama sekali.Mera yang mengenakan pakaian layaknya wanita pada umumnya, membuat dia tidak terlihat sama sekali sebagai seseorang hasil rekayasa genetika."Porka, kau bersiap menyelamatkan Mera jika Rey datang!" lanjut Hary mememberikan perintah pada Porka.Porka hanya menganggukkan kepalanya, dia tidak seperti Mera yang agresif, sosok te
Rey sudah menduga ada yang tidak beres ketika Sistem memberikannya misi, tetapi dia tidak tahu apa maksud dua sosok yang dimaksud bisa mengancam keselamatan umat manusia tersebut.Rey melepaskan Jas pernikahannya dan memberikannya kepada Gia, sekarang dia hanya mengenakan kemeja putih dan celana setelah jasnya."Tuan, biar kami yang mengurus masalah ini, lebih baik Anda tetap di dalam," tegur Gia sambil berjalan mengikuti Rey keluar gedung."Lawan kalian sangat kuat, bukan? Jangan bertindak konyol, Gia!" bentak Rey yang merasakan banyak orang-orangnya bertumbangan gugur di luar gedung.Gia tidak dapat menjawab perkataan Rey, kenyataannya memang mereka sedang kesulitan melawan Mera dan Porka yang memiliki kekuatan di luar batas manusia biasa.Ketika Rey baru keluar gedung, dia melihat halaman gedung sudah porak poranda, ditambah banyak bawahannya yang tewas.Terlihat Noel juga terluka akibat terkena serpihan batu yang dilemparkan Porka untuk menyerang mereka semua.Rey mengepalkan tanga
Rey masih bertarung melawan Mera dengan kecepatan yang tidak bisa di imbangi manusia biasa. Mera juga tampak tidak mau kalah, walau kecepatan sedikit lambat dari Rey, tetapi dia menggunakan cakar-cakarnya untuk menghalangi setiap serangan Rey yang hanya menggunakan tangan kosong.Menyadari kesulitan melawan Mera dengan tangan kosong, Rey yang melihat tiang besi roboh, dia langsung melesat mengambil tuang besi tersebut.Mera melesat mengikuti Rey, akan tetapi wanita yang sudah ditanami rekayasa genetika itu membelalakkan matanya ketika Rey tiba-tiba mengayunkan tuang besi roboh itu ke arahnya dengan sangat cepat.SwuzzTrang!Cakar Mera berbenturan dengan tiang besi yang di ayunkan Rey, sehingga mengakibatkan suara dengungan keras.Tidak sampai di situ saja, Rey yang menyadari tiang besi itu mampu menahan serangan cakar Mera, dia mendorongnya lebih kuat."Haaaa!" Rey berteriak keras, mengerahkan seluruh kekuatannya yang membuat tuang besi besar itu terdorong dengan sangat kuat.Mera me
Hary dan bawahannya bergegas pergi dari tempat tersebut ketika melihat Mera dan Porka sudah dikalahkan. Mereka langsung menjalankan mobil agar Rey dan bawahannya tidak mendeteksi keberadaannya.Sementara Rey beranjak berdiri, walau tubuhnya terasa lelah akibat bertarung dengan dua monster yang kekuatannya hampir setara dengannya tersebut, dia harus kembali ke pesta agar Revalina dan Avril tidak khawatir."Noel, bawa yang terluka ke rumah sakit, dan mereka yang sudah tidak bisa menjalankan tugas kembali, beri tunjangan untuk keluarga mereka, katakan itu pada manajemen keuangan Asmodeus Corporation!" perintah Rey sambil berjalan."Dimengerti Tuan," jawab Noel yang mengekori Rey dengan berjalan pincang.Meskipun luka disalah satu kakinya terasa sangat menyakitkan, tetapi Noel tidak mengeluh sama sekali, mengingat banyak bawahannya yang tewas dan terluka lebih parah dirinya. Dia berusaha tetap tegar agar bawahannya tidak kehilangan semangat.Terlihat Gia sudah menunggu Rey di depan gedung
Siang harinya di kediaman Rey, terlihat pria itu masih terlelap bersama dua Istrinya, berpelukan dengan tubuh tanpa mengenakan sehelai benang pun yang hanya ditutupi selimut saja.Tampak pakaian mereka berhamburan di ranjang, rambut, make up, Avril dan Revalina terlihat acak-acakan, tampaknya mereka bertiga telah melakukan hubungan bungan setelah pulang dari acara pernikahan benar. Pasalnya pakaian yang berhamburan juga masih pakaian pengantin mereka.Rey mengerjapkan matanya, pria itu terbangun lebih dulu dari dua wanitanya, dia yang melihat Avril dan Revalina masih terlelap sambil memeluk dirinya dari kedua sisi tersenyum, perlahan mengecup puncak kepala keduanya."Emmm ... kamu sudah bangun," ucap Avril sambil menggeliat tetapi enggan beranjak dari tempatnya tidur dan malah menempel erat di Rey.Revalina juga terbangun saat merasakan gerakan dari Avril, dia tiba-tiba memegang pusaka Rey yang sudah berdiri tegap kembali.Jelas saja hal tersebut membuat Rey sedikit terkejut dan meliri
Mile yang sudah sangat percaya diri bisa mengalahkan Rey dengan para manusia hasil rekayasa genetikanya. Dia langsung menyusun rencana ketika baru tiba di Drago Island.Para manusia hasil rekayasa genetika diberikan perintah sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, dimana diantara mereka ada juga yang bisa menyamarkan tubuh dengan benda dan langsung pergi ke kediaman Rey untuk mengawasi setiap pergerakan bawahan Rey yang berjaga diluar mansionnya.Mile sengaja menunggu malam untuk melakukan serangan terhadap Rey, pasalnya dia tahu kalau bawahan Rey akan cepat tanggap jika ada serangan di siang hari, berbeda dengan malam yang biasanya mereka cukup bersantai karena mengira tidak akan datang serangan secara langsung.***Sementara Mile yang sudah mulai mempersiapkan serangannya, di Mansion Rey berada, terlihat dia sedang bersantai dihalaman belakang Mansion sambil berbaring di pangkuan Avril, sedangkan Revalina menyuapinya buah-buahan."Kalau tahu menikah seenak ini, sudah kulakukan
Avril dan Revalina sebenarnya tidak rela jika harus melepaskan sang Suami untuk bertaruh nyawa lagi. Akan tetapi mereka juga sudah memiliki komitmen untuk menghormati apa pun yang dilakukan Rey, terlepas apa yang akan dilakukan sang Suami sangatlah berbahaya.Rey menatap kedua Istrinya sembari tersenyum saat pintu Bunker mulai tertutup, hanya itulah satu-satunya cara agar Revalina dan Avril tidak terlalu khawatir padanya.Setelah pintu Bunker tertutup sepenuhnya. Ekspresi Rey berubah serius, dia bergegas keluar dari pintu masuk Bunker yang ada di ruang bawah tanah kediamannya.Noel sudah menunggu di atas bersama beberapa bawahannya mengenakan seragam lengkap untuk berperang."Tuan," sapa Noel dan bawahnya sopan."Yang terluka kemarin biarkan mereka istirahat terlebih dahulu. Noel, apa kamu yakin akan ikut melawan mereka lagi?" tanya Rey khawatir.Noel menganggukkan kepalanya mantap. "Saya akan terus berada disisi Anda apa pun yang terjadi, walau harus bertaruh nyawa sekalipun!" Rey m
Melihat hasil karya rekayasa genetikanya yang terus-menerus diberondong rudal oleh bawahan Rey, Mile merasa benar-benar marah. Dalam amarahnya, dia mengintip sembari mengepalkan tangannya dengan kekuatan penuh dan menggertakkan giginya."Kurang ajar, Rey Asmodeus! Kau pikir dengan cara seperti ini kau bisa menghentikan mereka?!" gumam Mile penuh kemarahan. Tak disangka, tiba-tiba dua makhluk hasil rekayasa genetika tersebut melompat keluar dari kobaran api yang disebabkan oleh rudal-rudal yang ditembakkan bawahan Rey. Teriakan mereka bergema di udara sambil tubuh mereka yang terbakar melesat dengan kecepatan luar biasa mengincar para penyerang. Dia mencoba untuk menahan amarah dan kebingungannya, mencari jalan untuk memperbaiki keadaan demi keselamatan manusia hasil rekayasa genetikanya, agar tidak sia-sia pengorbanan dan kerja kerasnya selama ini. Namun, saat dua manusia hasil rekayasa genetika muncul dari balik kobaran api, wajah Mile seketika berseri-seri. Dia tahu bahwa beberap
Rey berdiri tegap di depan gerbang kediamannya, menatap tajam ke arah Hors yang juga sedang menatapnya balik. Mereka berdua seperti terjebak dalam ketegangan yang tak terucapkan, seolah ada perang bisu yang terjadi di antara mereka. Bawahan Rey, yang melihat dari kejauhan, pun tak luput dari suasana yang menyelimuti situasi itu. Mereka menyaksikan Tuan mereka dengan kewaspadaan yang tinggi, siap siaga untuk bertindak jika ketiga orang yang datang bersama Hors tiba-tiba berbuat onar, walaupun mereka yakin Rey pasti mampu menangani segalanya sendiri. Hors akhirnya memecahkan keheningan dengan ucapannya yang langsung menohok. "Ikutlah dengan kami secara baik-baik, kau harus menjelaskan darimana kekuatanmu itu berasal," tantangnya tanpa basa-basi, dengan nada yang tegas."Ikut denganmu? Kau seenaknya datang dan menyuruhku ikut denganmu, apa kau pikir aku mudah ditekan?" tanya Rey mengejek.Bawahan Hors yang terhempas terlihat menyerang kembali ke arah Rey, kali ini dengan kecepatan penu
Keesokan harinya, Hors dan ketiga bawahannya berjalan dengan langkah pasti di jalanan kota yang sibuk, mencari tahu keberadaan Rey, manusia yang memiliki kekuatan setara dengan mereka yang merupakan Dewa. Mereka terus menyusuri jalan-jalan di kota tersebut, sambil mencoba mencari tanda-tanda keberadaan Rey.Tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah bangunan megah yang tampaknya menjadi tempat tinggal Rey. Bangunan itu berdiri megah di tengah-tengah kota, dengan arsitektur yang mewah dan elegan. Mereka merasa yakin bahwa di sinilah tempat Rey berada.Hors, dengan bijaksana, meminta para bawahannya untuk menekan energi spiritual mereka, agar kedatangan mereka tidak terdeteksi oleh Rey. Mereka ingin mengejutkan Rey dan menghadapinya dengan kekuatan penuh."Jangan sampai keberadaan kita diketahui olehnya," ucap Hors penuh penekanan.Ketiga bawahan Hors mengangguk dan segera menurunkan energi spiritual mereka, membuat mereka tampak seperti manusia biasa yang berjalan di jalanan kota. Mere
Di Istana Langit yang megah dan penuh keagungan, Dewa Agung duduk di atas singgasananya yang tinggi. Dia yang sudah tahu kalau Rey manusia terkuat yang ada di Bumi, tidak merasa terganggu sama sekali dengan keberadaannya. Karena sepanjang dia mengawasi Rey, pria itu tidak pernah berbuat sesuatu yang negatif, cenderung bergerak positif melindungi orang-orang terdekatnya.Sementara itu, Hors, berbeda Dewa Agung, dia yang merasa penasaran dengan sosok Rey. Pasalnya, Rey mampu mengelabuhi sihir penglihatan Dewa Pengawasan yang selama ini dianggap sempurna. Hors merasa perlu untuk turun ke Bumi dan mencari tahu tentang siapa sebenarnya Rey.Hors berencana turun ke Bumi membawa beberapa bawahannya, untuk melihat sendiri, siapa sebenarnya Rey.Hors segera memanggil beberapa bawahannya yang handal, setelah dari kediaman Dewa pengawasan.Mereka bersiap-siap untuk turun ke Bumi, menyamar sebagai manusia biasa, dan mencari informasi tentang Rey dari jarak jauh."Kalian, jangan sampai membuat kes
Rey berdiri di atas atap rumahnya, menatap langit yang semakin gelap. Raihdo baru saja meninggalkan Rey setelah mereka membuat segel kontrak janji.Raihdo berjanji tidak akan memberitahukan kekuatan yang dimilikinya pada Dewa lainnya dan akan melindungi rahasia Rey.Angin malam bertiup kencang, membuat rambut hitam Rey terbang mengikuti hembusan angin. Matanya yang tajam melihat ke arah langit, seolah mencari sosok Raihdo yang sudah menghilang.Rey menghela napas panjang, menahan kebingungan dan kekhawatiran yang kini mulai menguasai pikirannya."Semakin rumit saja, masalahku," gumam Rey dalam hati.Dalam sekejap, hidupnya berubah drastis. Entitas yang seharusnya jauh dari kehidupannya, kini turun ke Bumi dan mencampuri urusannya. Rey merasa gelisah, namun sekaligus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.Rey menghentakkan kakinya ke atap, mengekspresikan rasa frustrasinya. Dia tahu bahwa situasi ini berpotensi membawa bahaya bagi dirinya dan orang-orang yang dia cintai.R
Raihdo terkejut ketika melihat kekuatan yang dimiliki oleh Rey, yang sudah mencapai tingkat Dewa tinggi. Dia merasa takjub dan tak percaya, bagaimana mungkin seorang manusia biasa seperti Rey bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Rey berdiri tegak, penuh percaya diri, dengan sinar kilauan kekuatan yang melingkupi tubuhnya. Kemampuan regenerasi yang dimiliki Rey juga sangat cepat, membuat Raihdo merasa tidak mampu lagi untuk melawannya. Setelah berpikir panjang, Raihdo akhirnya memutuskan untuk menyerah. Dia menunjukan wajah memelas pada Rey, memohon belas kasihannya.Rey menatap Raihdo dengan pandangan tajam, mencoba menilai kejujuran dari wajah sosok tersebut. Setelah beberapa saat, dia akhirnya angkat bicara. "Baiklah, aku akan mengampunimu. Tapi, jelaskan padaku, apa tujuanmu datang ke Bumi?"Rey melepaskan injakan kakinya dari dada Raihdo, sosok tersebut pun perlahan beranjak dari tanah dan bertekuk lutut dihadapan Rey.Raihdo menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita. "Sebe
Raihdo, terkejut melihat sosok manusia yang datang menghampirinya. Energi spiritual yang dimiliki manusia itu begitu kuat, sehingga Raihdo merasa tertekan dan tidak bisa bergerak sama sekali. Keringat dingin mengalir di wajah Raihdo, dan matanya terbelalak, menatap sosok tersebut dengan takjub."Siapa kau?!" tanya Raihdo dengan suara yang bergetar karena rasa takut yang menyelimuti dirinya.Sosok manusia itu tersenyum tipis, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan tegas, "seharusnya bukankah aku yang bertanya padamu, kenapa kau berada di sini?"Raihdo menelan ludah, merasakan betapa luar biasa tekanan yang diberikan oleh energi spiritual Rey. Dia tidak pernah menyangka bahwa akan ada manusia yang mampu menekan dirinya,sebagai sosok Dewa penjaga gerbang langit, hingga sejauh ini.Rey melangkah maju, menyadari ketakutan Raihdo, namun tetap tidak menurunkan energi spiritualnya. "Aku tidak tahu apa yang kau cari di sini, tetapi dari kekuatanmu, aku yakin kau bukanlah manusia biasa," uc
Raihdo dan Uruz merupakan penjaga gerbang langit, ketika mereka sedang berjaga melihatvpetir kehendak langit aktif, keduanya pun langsung mencari tempat dimana petir kehendak langit menyambar yang menandakan adanya peningkatan Drajat Dewa. Kedua Dewa penjaga gerbang itu langsung turun ke Bumi sebab hal seperti ini jarang sekali terjadi."Uruz, kau laporkan masalah ini pada Dewa Agung! Aku yang akan mencari sosok yang telah mengaktifkan petir kehendak langit!" Perintah Raihdo dengan nada tegas."Baik, berhati-hatilah, Raihdo," jawab Uruz sambil pergi meninggalkan rekannya tersebut.Dengan kekuatanya, Raihdo segera melacak sosok yang terkena sambaran petir kehendak langit tersebut. Ternyata sumbernya berasal dari tempat Rey tinggal. Meskipun hanya merasakan samar-samar, tetapi Raihdo yakin itu berasal dari sana.Raihdo yang penasaran dengan apa yang terjadi dan ingin mencari tahu lebih jelas lagi, dia memperhatikan kediaman Rey dari kejauhan untuk berjaga-jaga agar tidak ada yang melih
Ledakan yang menggelegar terdengar mengiringi sambaran petir berbentuk siluet Naga yang menghantam tubuh Rey. Seketika, tempat itu hancur, membuat bawahan-bawahan Rey yang berada di kejauhan terhempas oleh gelombang angin yang tercipta oleh benturan dahsyat tersebut.Noel yang tahu betul bahwa tuannya sedang berada dalam proses peningkatan kekuatan, hanya bisa menundukkan kepalanya sambil berharap semoga Rey baik-baik saja. Tubuhnya terjungkal terhempas oleh gelombang angin yang disebabkan oleh sambaran petir Naga yang sangat besar tersebut.Para bawahan Rey lainnya yang terhempas oleh gelombang angin itu juga terlihat sangat khawatir, mereka menatap ke arah Rey dengan mata yang penuh kegelisahan. Beberapa di antaranya berusaha bangkit dan melihat kearah Rey untuk memastikan kondisinya, namun asap tebal masih menyelimuti tempat tersebut.Sementara itu, Rey yang terkena sambaran petir Naga, terasa seolah tubuhnya terbakar oleh energi yang luar biasa. Wajahnya tampak meringis menahan ras
Rey terpaku melihat tubuh manusia rekayasa genetika yang hancur di depan matanya. Dalam hitungan detik, ia menyaksikan daging dan tulang yang hancur mulai menyatu kembali, perlahan membentuk sosok yang utuh. "Tidak mungkin..." gumam Rey terkejut, matanya membelalak tak percaya. Ia merasa darahnya terasa membeku melihat kekuatan regenerasi yang dimiliki sosok itu, seperti kekuatan yang ia miliki. Merasakan ancaman yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rey merasa terancam oleh kekuatan yang sama dengan dirinya, kini ada pada sosok di depannya.Rey menatap tajam ke arah sosok misterius itu, bersiap untuk menghancurkan setiap inci tubuhnya agar tidak bisa beregenerasi kembali. Dia menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan tenaga penuh. SwuzzSwuttBooomm! Kawah raksasa yang sudah tercipta menjadi semakin besar ketika Rey melepaskan pukulan mautnya. Asap tebal menyelimuti tubuh Rey, menciptakan nuansa mencekam di sekitarnya. Namun, kali ini Rey tidak menunggu asap t