"Hanya aku yang boleh mengganggu Ethan, siapa pun yang berani mengganggunya, aku akan memukul kalian!"Keberanian dan jujurnya Jessie, begitu menggemaskan!Melihat Jessie hendak pergi, Ethan segera menahannya."Tenanglah, ini adalah darah palsu, darah sapi.""Hah? Darah sapi?" Jessie bertanya dengan bingung.Kemudian Ethan menjelaskan secara singkat rencananya dan situasi di tempat kejadian.Jessie tercengang."Wah, Ethan, kamu benar-benar licik!""Tapi... bagus sekali, haha!"Jessie menepuk pundaknya dengan gembira."Tentu saja, apakah aku terlihat seperti orang yang akan dirugikan?""Mengurus seorang anak bodoh, hal itu hanya butuh beberapa menit saja," kata Ethan sambil tersenyum bangga."Kamu cerdas juga, ayo pulang!" puji Jessie yang jarang memberikan pujian.Setelahnya, mereka bertiga pergi ke tempat parkir bersama.Ethan sedang bersiap-siap untuk naik sepeda milik Jessie, tetapi dia dihentikan oleh Jessie."Naiklah sepedamu sendiri dan jangan pernah berpikir untuk mengendarai s
Dengan cepat ia berganti pakaian dengan gaun bermotif bunga, salah satu gaun favoritnya yang biasanya tidak ia kenakan.Dia menarik gaun itu ke atas tubuhnya dan kemudian pergi ke cermin lemari pakaian, melihat dari sisi ke sisi.Di cermin, wajah Jessie yang lembut dan cantik penuh dengan keremajaan, mengenakan gaun bermotif bunga menambahkan beberapa poin kepolosan, yang menghangatkan hati.Hanya saja, gaun bunga ini terasa sedikit ketat ketika dipakai, terasa kecil, dan terasa tidak pas lagi.Jessie mencoba untuk menarik resleting di punggungnya, tetapi dadanya sudah sedikit besar, sehingga ia tidak bisa menarik resleting baju ke atas.Dia menariknya dengan kesal."Tik!"Kepala ritsletingnya langsung copot."Sial!"Jessie cemberut dan tidak bisa berkata-kata.Sekarang, aku bahkan tidak bisa memakai baju kesukaanku.Dia terus mencari-cari di dalam lemari pakaiannya, dan tiba-tiba menyadari bahwa sebagian besar pakaiannya adalah seragam sekolah atau pakaian olahraga yang longgar, tida
Jessie mengangguk dengan tegas, dia berkata dengan manis, "Ayah, ibu, jangan khawatir, aku sudah besar, aku bisa menjaga diriku sendiri."Sarah memikirkannya dan masih sedikit khawatir, jadi dia berkata, "Aku masih sedikit khawatir karena kamu sendirian di rumah. Dalam hal ini, aku akan meminta Ethan untuk datang dan tinggal bersamamu selama beberapa hari. ""Kalian berdua sebaiknya saling mengawasi saat belajar, kalian berdua akan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi, kalian harus memberikan usaha ekstra."Jessie terkejut dan bertanya, "Hah? Ibu akan meminta Ethan untuk datang dan belajar bersamaku?"“Iya, kenapa, apakah kamu keberatan?”"Um... baiklah, aku tidak keberatan..."Jessie menunduk, tetapi hatinya entah kenapa sedikit gugup.Ibu dan Ayah tidak di rumah, jadi hanya ada aku dan Ethan?Seorang pria dan seorang wanita berduaan...Dia merasa pipinya sedikit memanas hanya dengan memikirkan hal itu.Jessie, apa yang sedang kamu pikirkan?Ini bukan pertama kalinya Ethan bau tin
Tiba-tiba kepala terasa sakit.Yuni memukul kepalanya dengan keras."Ibu bilang padamu ya, jangan menggertak Jessie, jika sampai aku tahu, aku akan memukulmu sampai pantatmu bengkak."Ethan tidak bisa tertawa atau menangis dan berkata, "Bu, Jessie penuh dengan kekuatan dan kasar, aku bahkan tidak bisa mengalahkannya, jadi mengapa ibu berpikir aku menggertaknya?""Ini namanya diskriminatif!""Mengapa ibu tidak mengatakan bahwa dia menggertakku?"Yuni dengan tepat berkata, "Jeje orangnya berperilaku sangat baik dan memiliki karakter yang lembut, jadi dia pasti tidak akan menggertak siapa pun."Ethan mengangkat sudut bibirnya, hari ini dia bahkan diserang dengan kunci silang yang mematikan di lapangan, dan ibu masih menganggapnya sebagai hal yang baik? Di mana kelembutan dan kebaikannya?Malahan tidak mendekati dari kata oke!Tapi.... aku suka keganasannya!Hahai!Ethan mematikan televisi, lalu berlari ke kamarnya, "Ibu, aku akan pergi belajar!"Ethan masuk ke dalam kamar, membuka gorden
Jessie terlihat memegangi leher beruang merah muda itu dengan kedua tangannya sambil mengertakkan gigi, seolah dia sangat membenci boneka beruang merah muda itu."Eh... ibu, aku sedang membersihkan debu diboneka."Jessie tertawa dengan canggung dan menepuk-nepuk kepala beruang merah muda itu dengan tangannya."Oh... Aku baru saja berbicara dengan Ethan, dia akan belajar bersama denganmu selama tiga hari ini, kalian berdua harus rukun ya!" kata Sarah.Jessie mencubit leher beruang merah muda itu, dan dengan dorongan pergelangan tangannya, kepala beruang merah muda itu miring ke sisi lain, seolah-olah dia telah mematahkan lehernya."Ibu, aku tahu... Aku pasti, pasti akan baik-baik saja dengan Ethan!"Dia menekankan kata “baik-baik saja”."Baiklah, kamu lanjutkan belajarnya, ibu akan istirahat." Sarah menutup pintu kamarnya.Jessie melempar beruang merah muda itu ke tempat tidur, duduk kembali di meja, dan menggigit ujung penanya."Hmph, Ethan bau, tunggu saja, bagaimana aku akan menghad
"Selamat pagi, guru~""Silahkan duduk.""Hari ini kita akan belajar tentang sejarah Kerajaan Majapahit..."Guru Sejarah mengajar seperti membaca mantra, Ethan tidak begitu memperhatikan, perhatiannya sepenuhnya tertuju pada punggung Jessie.Hanya melihat ada sentuhan warna pink di dalam seragam putih murni Jessie...Astaga, itu terlalu mempesona...Ethan tiba-tiba memiliki keinginan untuk menarik ......Namun, akal sehat memberitahunya untuk tidak melakukannya, agar tidak membuat Jessie marah.Ethan memutar pena, dia sengaja menjatuhkan pena ke lantai di depannya."Tek~"Pena itu jatuh di kaki Jessie.“Jessie, penaku jatuh.”Jessie membungkuk untuk mengambilnya, dan tanpa menoleh ke belakang, dia mengulurkan tangan dan menyerahkannya padanya."Terima kasih."Setelah beberapa menit."Tek~"Pena Ethan jatuh lagi ke lantai, atau jatuh di dekat
Ethan terkejut sejenak, bagaimana aku bisa tahu tentang orang-orang zaman dulu?"Halaman 74..."Suara Jessie terdengar lembut.“Siswa lain, tolong berhenti bicara dan kamu cepat jawablah!”Ethan menggaruk-garuk kepalanya, tidak bisa memikirkan jawabannya, akhirnya dia berkata, "Apakah... Mungkin isinya tentang menguasai dunia?"Jessie: "......"Guru Sejarah: "......"Seluruh teman sekelas: "......""Hahaha-!"Semua teman sekelas tertawa terbahak-bahak karena jawaban Ethan yang lucu ini.Bahkan Guru Sejarah yang serius dan pemarah pun tidak bisa menahannya.Jessie bahkan tertawa terbahak-bahak."Ethan, kamu membuat kami tertawa saja! Hahaha!"Ethan tersenyum dengan lebar, tidak ada pilihan lain, jika tidak bisa menjawab, hanya bisa seperti ini saja."Hmm, baiklah, Ethan, silakan duduk, belajar dan mendengarkan pelajaran dengan baik, jangan mengobrol di dalam k
"Nah, Pak Zaki, ini untuk Anda, dan ini 200 ribu saya ingin menukar uang receh." Ethan memberikan 900 ribu rupiah."Iya, terima kasih, adek Ethan!" Zaki senang sekali dan mengambil uang 900 ribu rupiah, dan memberikan uang receh 200 ribu rupiah kepada Ethan.Ethan mengambil uang receh, sambil tersenyum berkata, "Baiklah, Bos Zaki, pekerjaan sudah selesai, kami juga akan pulang. Sampai jumpa di lain hari!"“Tian, ayo pergi.”Mereka berdua meninggalkan toko, naik sepeda dan pulang.Sampai di depan gerbang kompleks, setelah melewati warung kecil bunga anggrek, Ethan meminta Tian untuk parkir."Ada apa Saudara Ethan?" Tian bertanya dengan bingung."Tunggu aku ingin membeli sesuatu." Ethan turun dari sepeda, masuk ke dalam warung kecil."Halim kecil sudah pulang sekolah?" sapa Bibi Eca yang merupakan bosnya."Ya, Bibi Eca, ambilkan aku dua kotak sereal nutrisi, yang terbaik." Ethan menunjuk ke rak tempat ser
"Baiklah, sudah selesai, Ethan bau. Sekarang keluar dari sini dan pergi tidur." Jessie meletakkan gunting kukunya lalu menepuk kedua tangan. "Sudah selesai?" Ethan enggan berpisah dengannya.Dia merasa sangat senang saat kedua tangan kecil Jessie yang lembut menyentuh kulitnya. Sayangnya, waktu berlalu dengan sangat cepat. "Kau mau apa lagi? Kau ini sangat lambat!" Nada bicara Jessie terdengar kesal. "Baiklah kalau begitu, aku pulang dulu. Tapi bisakah kau menolongku?" Ethan menatapnya dengan tatapan memelas. "Oke,""Kau ini memang baik sekali!" Jessie membantunya berdiri dari tempat tidur. Ethan bangkit dan sedikit oleng, bahkan sampai harus memeluk erat Jessie supaya tidak jatuh. Dia seolah dibuat melayang ke surga begitu aroma tubuh Jessie menyeruak memenuhi indra penciumannya. Aroma yang sangat unik dan menyegarkan. Jessie wangi sekali!"Berdiri yang benar, aku tidak bisa terus menahan tubuhmu!" Jessie tersipu malu, dia mengembungkan pipinya, berpura-pura marah. Entah k
"Ah, sakit, sakit!" Ethan berteriak kesakitan. "Jessie, apa yang kau lakukan!" Jessie mendonggak dan menatap Ethan dengan ekspresi wajah datar, "Aku ini sedang mengoleskan salep, jadi pasti akan terasa sedikit sakit." "Sabar dulu kalau mau cepat sembuh." "Sudah besar masih saja cengeng." Ethan terdiam mendengarnya. "Enak saja kalau bicara. Kau sendiri juga menjerit kesakitan waktu aku mengobati lukamu, kan?" Jessie memelototinya lagi dan bertanya, "Benarkah? Apakah aku sampai menjerit? Bohong!" "Hmph, tentu saja benar. Aku masih ingat, saat kau kelas dua SMP kau jatuh dari tangga. Haha!" Ethan teringat kejadian saat Jessie jatuh berguling menuruni tangga, bahkan sampai terkena kotoran kucing. Apalagi posisi jatuhnya sangat lucu. Ethan tak akan melupakannya seumur hidup. Wajah Jessie terlihat menahan malu. Dia lalu mendengus dan makin menekan kaki Ethan. Raut wajah Ethan langsung berubah! "Aduh!" Jeritan kesakitan pun langsung menggema. Di ruang tamu di luar pintu, Hendra
"Loh, aku kan belum menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukmu," ucap Ethan yang terkejut. "Ethan, aku sudah terlalu sering mendengarmu bernyanyi, jadi kenapa aku harus mendengarnya lagi?" balas Jessie sambil mengalihkan pandangan dari Ethan. "Tapi kan ...." Ethan hanya bisa tersenyum tak berdaya. Dulu dia memang tidak punya bakat menyanyi, tapi dia belajar musik sebagai mata kuliah pilihan. Bahkan meski sudah lulus, dia tetap mendaftar kursus menyanyi. Jadi seharusnya kemampuan bernyanyinya lumayan bagus. Ah, mungkin Jessie belum beruntung untuk bisa mendengar suara merduku.Jessie memotong dan membagikan kuenya pada yang lebih tua terlebih dahulu. Kemudian baru memberikannya pada Ethan, sementara dia sendiri hanya memakannya sedikit. "Kenapa hanya makan sedikit?" tanya Ethan. "Kalori kuenya terlalu tinggi, aku takut gemuk. Kau saja makan yang banyak." Jessie menjawab dengan santai."Benar juga. Kau kan pendek, kalau makan banyak pasti terlihat gemuk. Bukankah kau harus diet
"Ethan, akhirnya kau datang juga. Kebetulan sekarang sudah saatnya makan!" ujar Jessie seraya tersenyum. "Aku lapar sekali, aku mau makan dua porsi malam ini!" balas Ethan sambil tersenyum. Begitu memasuki rumah Jessie, Ethan pun melihat ibunya dan ibu Jessie sedang sibuk memasak di dapur, sementara ayahnya dan ayah Jessie mengobrol di ruang tamu. Tapi entah apa yang dua orang itu bicarakan. "Anakku sudah pulang rupanya. Ayo, sini." panggil Jerry seraya melambaikan tangan. "Memangnya ada apa, Yah?" tanya Ethan seraya berjalan menghampiri. "Aku dengar dari Jessie kalau hasil tesmu sudah keluar, dan kau termasuk dalam sepuluh besar di kelas. Apa benar begitu?" tanya Jerry. "Ya, hasil tesku memang cukup baik. Tapi aku masih harus meningkatkan nilaiku dalam pelajaran Fisika, Kimia dan Bahasa," kata Ethan sambil tersenyum. Jerry kemudian bertanya, "Apa kau yakin bisa lulus ujian masuk universitas?" "Kalau bisa lulus, kau akan masuk ke universitas yang bagus." "Nilai Jessie juga lu
Dia sama sekali tak peduli meski si gendut Zaki itu menyuruh Geral untuk memata-matainya. Karena hal ini sama sekali tidak mudah dipelajari hanya dengan melihat. "Siap, siap." Geral lalu berbalik badan untuk mengambilkan barang yang diminta. Ekspresi wajahnya tampak buruk, namun dia berusaha untuk tak terlalu menunjukkannya. Sementara Ethan terlalu malas untuk memedulikannya, dan hanya fokus untuk bekerja. Geral kemudian mengamati cara kerjanya. Namun sama sekali tak berani banyak bertanya karena takut membuat Ethan malah marah. Jika dia mau belajar dari Ethan, maka dia tidak boleh membuat pemuda ini sampai marah. Meskipun tidak suka dengan sikap Ethan, tapi Geral tetap harus bersikap sopan karena statusnya di sini adalah sebagai asisten magang yang akan membantu Ethan. Zaki yang duduk di sudut toko tampak mengulas senyum puas menyaksikan dua orang tersebut. Geral ini merupakan lulusan jurusan komputer dari universitas ternama, jadi pasti orangnya akan cepat belajar, kan? Asa
"Oh, dek Ethan sudah datang rupanya. Sini aku kenalkan padanya!" Zaki menyambut hangat kedatangannya.Namun senyuman itu terasa palsu bagi Ethan. "Wah, Bos Zaki, suasana hatimu sepertinya sedang baik hari ini, apakah kakak iparmu hamil lagi?" Ethan bercanda."Hei, dek Ethan memang pandai bercanda, kita harus menanggapi untuk memiliki lebih sedikit anak, hei, hari ini bukan untuk membicarakan tentang ini!" Zaki bereaksi karena dibawa miring, lalu tertawa: "Ayo, saya akan memperkenalkan Anda, Geral, teman sekelas kakak ipar saya, adalah mahasiswa senior Universitas Ratulangi Provinsi Sulawesi Selatan, baru saja lulus beberapa waktu yang lalu.""Halo Kak Ethan." Sapa Geral sambil membenarkan letak kacamatanya dan tersenyum malu. Bukankah terdengar sedikit memalukan bagi seorang lulusan dari universitas top harus memanggil seorang bocah SMA dengan sebutan kakak? "Hai, biasanya lulusan Universitas Ratulangi ini orangnya pintar-pintar," kata Ethan. Geral pun tampak tersenyum bangga mend
"Kak Ethan, nih makanannya ada di sini!" Mata Jessie berkedip dan berkata, "Aku akan pergi makan camilan dulu!" Dengan cepat dia menyelinap keluar dari bawah lengan Ethan dan berlari mengambil camilan. "Dasar rakus." Ethan menggelengkan kepalanya tersenyum dan mengikuti. Dengan dua puluh ribu, Putra membeli banyak jenis camilan. Jessie makan biskuit, melihat Ethan mengambil sosis, dia juga ingin makan, tetapi hanya ada satu. "Ah, sudah tidak ada sosis? Hanya ada satu?" kata Jessie kecewa. Ethan memberikan sosisnya kepada Jessie. "Gigit pelan saja, hati-hati dengan gigimu." "Tidak akan, aku bukan anak kecil. Aku sudah 18 tahun." "Hehe!" "Hmm, kamu gigit saja ini! Kenapa, tidak senang? Masih ingin membantahku?" "Baiklah, ini untukmu saja." Ethan menyerah dan hanya bisa memberi sosis itu kepadanya. Jessie takut Ethan akan merebutnya lagi dan segera memasukkan sosis ke dalam mulutnya. "Haha! Sekarang semua penuh air liurku. Kamu tidak bisa makan lagi!" Dia tertawa bangga dan
Dia telah memikirkannya selama beberapa tahun, tetapi dia juga tahu bahwa kondisi keuangan keluarganya tidak seberapa. Komputer adalah barang mewah bagi keluarganya. Oleh karena itu, setiap kali dia mendengar beberapa teman sekelas dari keluarga berada membahas tentang komputer, Facebook dan permainan di sekolah, dia sangat iri. Hanya bisa diam-diam iri. Ketika dia melihat begitu banyak komputer menumpuk di sini, meskipun semuanya tampak tua, matanya sulit melepaskan pandangan sehingga sulit untuk mengendalikan rasa gembira. Walaupun komputer bekas, satu unit setidaknya seharga delapan sampai sepuluh juta, itu juga sudah cukup mahal. "Saat ini, hanya dua yang sudah diperbaiki, dan yang lainnya belum diperbaiki." Ethan tersenyum dan pergi menepuk komputer di atas meja kerja. "Komputer ini adalah hadiah ulang tahunmu." Jessie tertegun selama tiga detik ketika mendengarnya. "Hah? Apa? Untuk hadiah ulang tahunku?" "Ethan, apa kamu serius?" "Benarkah?" Jessie dengan bersemangat m
Ethan membawa Jessie ke tokonya. "Tempat apa ini?" Jessie mendongak ke pintu toko yang dibangun oleh Ethan dengan ragu. "Markas karierku, masuklah." Ethan tersenyum dan membuka pintu untuk masuk. "Kak Ethan!" Putra melihat Ethan, meletakkan palu di tangannya, dan bangkit menyambutnya. "Putra, apa kamu tidak beristirahat di akhir pekan?" Ethan melihat pakaiannya penuh debu, dan matanya sedikit merah. Dia tampak sangat lelah. "Aku tidak lelah. Aku tidak perlu istirahat. Aku ingin menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin," Ucap Putra dengan suara serak."Tetap saja kamu perlu istirahat. Kamu terus-terusan begini, pekerjaan belum selesai, lalu jatuh sakit." "Jangan kerja lagi. Tugasmu hari ini hanya satu, istirahat dengan baik. Jika aku melihat kamu bekerja lagi, gaji kamu akan dipotong." Kata Ethan dengan wajah datar. Hati Putra menghangat dan dia mengembuskan napas, "Baik, kak Ethan, aku paham." Dia tiba-tiba melihat seorang gadis cantik berdiri di belakang Ethan, bertemperamen