Home / Romansa / LOVE & DESTINY / Ingin Meninggalkan Semua

Share

Ingin Meninggalkan Semua

Author: Genie
last update Last Updated: 2021-05-01 13:50:23

Apartemen, Podomoro City

Mikaela POV

            Aku sangat kesal dengan sikap ayah yang menuduhku sepihak dan seakan-akan berpikir Marcel yang selama ini sabar menghadapiku. Aku yakin 100% kalau Marcel tidak akan pernah membuka kebusukannya didepan Papa. Dia berusaha sebaik mungkin membelaku tapi tanpa menyudutkan dirinya sendiri.

“Huh, licik sekali!’ tentu saja aku kesal.

            Sekarang aku tinggal mencari nomer apartemen Willy yang ada di lantai 25. Aku agak terkejut akan satu hal. Ternyata, saat ini kami adalah tetangga, karena kami berada di gedung yang berbeda. Aku tidak tahu apa yang ingin kulakuan saat ini, tapi yang pasti aku ingin bertemu dengan Willy. Hanya dialah yang mengerti diriku. Sesampainya didepan apartemennya, aku langsung menekan belnya. Tak butuh waktu lama menunggunya keluar dari dalam.

“Cassie? Kamu sudah

Genie

Jangan pernah mengambil keputusan besar saat sedang emosi- William Simon

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LOVE & DESTINY   Gugatan Mikaela

    UNIVERSITAS ESA UNGGUL Marcel kini berada di halaman parkiran kampus. Dia ingin masuk, tapi semua pintu masuk sudah ditutup. Tadi untuk masuk ke sini saja dia harus menyogok satpam. Bahkan dari luar terlihat tidak ada ruangan yang lampunya menyala. “Mikaela, kamu sebenarnya ada dimana? Tidak mungkin kamu disini! Apa saat ini kamu ada bersama… William?” gumam Marcel langsung tertuju pada Willy. Tapi sialnya, dia sama sekali tidak memiliki kontak Willy. “Akhh! Sial! Mikaela, apa kamu baik-baik saja saat ini? Aku sangat khawatir padamu!” Marcel merasa benar-benar khawatir akan keadaan Mikaela. Dia tentu saja merasa sangat berdosa pada wanita itu. Akhirnya, Marcel menghela napas lelah. “Mungkin kamu perlu menenangkan diriku dulu. Semoga kamu baik-baik saja Mikaela.” Marcel akhirnya memilih kembali ke apartemennya setelah berusaha mencari sang istri, ya walaupun tidak berhasil. Mans

    Last Updated : 2021-05-01
  • LOVE & DESTINY   Rasa tidak Ikhlas?

    Marcel sudah kehabisan kesabaran karena Mikaela kunjung tak mau mengacuhkannya. Dia sengaja datang lagi ke kampus untuk menemui Mikaela. Mereka harus bicara karena dia tidak mau masalah ini terus menerus menghantui mereka. “Mikaela! Akhirnya kamu keluar juga! Kita harus bicara! Kamu kemana saja dari semalam?” ujar Marcel saat melihat Mikaela sudah keluar dari ruangannya. “Kenapa kau kemari? Kita tidak punya urusan apapun untuk dibicarakan, dan saya sibuk!” Mikaela lagi-lagi menghindari dirinya. Marcel langsung menahan dan membawa Mikaela ke dalam ruang kerja wanita itu supaya tidak ada yang mendengar perdebatan mereka. “Mikaela! Papa sangat berharap kita bisa bertahan demi Selena. Kamu jangan egois seperti ini. Saya merasa bersalah padamu! Jangan memikirkan dirimu sendiri sekarang!” ujar Marcel kesal dengan tingkah Mikaela saat ini. “Cukup ya, Marcel! Aku tidak mau menjadi aksesoris berjalan untuk memperbaiki pamormu. Kau takut disebut pria brengsek?

    Last Updated : 2021-05-01
  • LOVE & DESTINY   Perasaan yang Tersirat

    “Mikaela! Apa yang kau lakukan disini?” suara Marcel tiba-tiba mengejutkan Mikaela. Walaupun samar, Mikaela tahu dengan jelas kalau itu adalah Marcel. Tentu saja Marcel tahu posisi wanita itu karena pelacak yang dia pasang pada handphone Mikaela. Marcel langsung terbang kesini tatkala tahu Mikaela berada ditempat seperti ini. “Marcel? Kau ngapain hik!” Mikaela malah nanya balik ketika Marcel kini sudah ada dihadapannya. “Kalian jangan jadikan ini tontonan! Bawa bajingan ini ke rumah sakit! Lagipula, luka itu sama sekali tak sepadan dengan tingkah brengsekmu. Pergilah!” ucap Marcel sambil menyerahkan banyak rupiah bernilai seratus ribu kearah pria yang kurang ajar tadi. “Hahahahahaha! Kau lucu Marcel hik! Kau bilang dia brengsek, memangnya kau disebut apa hik!” tawa Mikaela saat mendengar dan melihat cara Marcel memperlakukan pria yang sudah dia lumpuhkan tadi. “Ayo pulang!” Marcel kemudian menarik tangan Mikaela. “Gak mau!! Hik! Tolong

    Last Updated : 2021-05-01
  • LOVE & DESTINY   Ketenangan

    Beberapa hari berlalu begitu saja. Tetap saja Mikaela menghindari setiap Marcel mengajaknya berbicara. Wanita itu pergi sepagi mungkin dan pulang semalam mungkin, ya kadang gak pulang. Marcel masih memberinya waktu sebelum sidang pertama gugatan perceraian Minggu depan. Marcel tidak mau mengekangnya dulu dan membiarkannya sendiri untuk sementara waktu. Marcel saat ini berada di Perusahaannya, akhir pekan terlewat begitu saja. Biasanya, mereka bersama Selena mencari waktu untuk keluarga. Tapi sayang, Adinata melarang baik Marcel atau pun Mikaela bertemu putri mereka. Adinata takut kalau mental Selena akan rusak mengetahui kenyataan kalau kedua orang tuanya ingin berpisah. Marcel kini sedang berdiskusi dengan pengacaranya untuk membahas soal mediasi.“Pak Marcel, saat mediasi nanti pastikan bapak bersikap benar-benar menyesali segala

    Last Updated : 2021-05-03
  • LOVE & DESTINY   Sesuatu yang Baru Terungkap

    Mansion Djuanda Mikaela datang bersama Willy ke mansion keluarganya. Dia kemudian masuk dan ternyata ayahnya sedang bermain dengan putrinya di ruang tamu. Saat melihat ibunya, Selena langsung berlari untuk memeluk Mikaela. “Mamaaa!!” teriak gadis kecil itu. Mikaela langsung berjongkok untuk menerima pelukan putrinya. Mikaela langsung memeluk erat Selena karena sudah berminggu-minggu dia tidak bertemu putri semata wayangnya itu. “Sayang… bagaimana kabarmu? Kamu makan dengan teratur? Opah, uncle dan aunty baik sama kamu?” tanya Mikaela bertubi-tubi pada Selena. “Baik kok ma! Dicini ada kak Steve dan Tasya. Celena cenang tapi lindu cama mama.” jawab Selena dibarengi kerinduan kepada sang ibu. Lalu, perhatian gadis kecil itu teralihkan kala melihat Willy yang berdiri disitu. “Om baik!” Dia melepas pelukan Mikaela dan berlari menuju Willy. Dengan senang hati, Willy langsung memeluk

    Last Updated : 2021-05-03
  • LOVE & DESTINY   Mediasi

    Apartemen, Podomoro City Hari pun berlalu begitu saja. Hari ini, Mikaela tengah bersiap untuk menghadiri mediasi untuk mengurus perceraiannya dengan Marcel. Dia berulang kali menatap dirinya dicermin sambil menghela napasnya dalam-dalam. Dia ingin benar-benar siap menghadapi segala kenyataan yang pahit itu. Setelah itu, dia berjalan menuju ruang makan untuk sarapan bersama Willy. “Kamu sudah siap, Cassie? Bagaimana kalau aku mengantarkanmu?” tawar Willy sambil mengoleskan selai ke roti untuk Mikaela. Mikaela hanya mengangguk sebagai jawaban. ‘Ternyata dia tidak benar-benar siap. Aku tahu Cassie, ada sesuatu yang mengganjal dihatimu saat ini. Dan aku tahu, kalau sebenarnya hatimu mulai berpaling tapi kamu berusaha menyangkalnya.’ Willy membatin sambil menatap diam-diam Mikaela yang memakan sarapannya perlahan. Melihat itu, Willy memilih bersiap dan membiarkan Mikaela sendiri dulu. Setel

    Last Updated : 2021-05-03
  • LOVE & DESTINY   Memberi Kepercayaan

    Sejak pertama bertemu, rasa itu muncul tapi Mikaela tidak menyadarinya. Saat Marcel menuangkan seluruh emosinya dimalam itu, meski Mikaela membencinya namun dia dapat merasakan luka yang dirasakan oleh Marcel. Saat Marcel pergi, ada setitik kekecewaan didalam hatinya. Saat mengandung Selena, dia merasakan kerinduan akan sosok pria itu dan saat pria itu kembali, entah kenapa dia tidak ingin pria itu pergi. Dia tidak cemburu pada Michelle, tapi dia tidak mau Michelle membuat pria itu meninggalkannya lagi. Dia tidak tahu dan tidak mau tahu tentang apa yang dia rasakan saat ini. Dia senang ketika Marcel memperjuangkannya. Dia senang saat Marcel begitu menghormati dan menyayanginya. Dia bahagia saat Marcel mengerti dirinya dan tidak menuntut apapun darinya. Marcel itu pria yang baik dan dilubuk hatinya terdalam dia ingin membangun hubungan baru dengan Marcel. “Tapi tidak bisa! Tidak bisa, Mikaela! Kau tidak benar-benar mencintainya, hikss!! Dia tidak layak untuk kau cinta

    Last Updated : 2021-05-03
  • LOVE & DESTINY   Masa Lalu William

    Apartement, Podomoro City Willy POV Aku sudah lega setelah menyatakan semuanya. Cassie-ku memang pantas dibahagiakan oleh orang yang tepat. Aku tidak tepat buatnya karena dia membutuhkan pelindung. Semakin hari aku merasa tubuhku semakin lemah dan mulai sulit melakukan pergerakan. Ini efek penyakit yang sudah kuderita sejak umur 20 tahun. Ya, waktu itu hanya sekedar gejala, tapi lambat laun ternyata menjadi penyakit yang menggerogoti tubuhku. Ah seharusnya aku sudah mati 20 tahun yang lalu karena kecelakaan bersama kedua orang tuaku. Tapi Tuhan memberi sebuah keajaiban dengan masih membiarkan aku membuka mata dan bernapas. Meski aku menjadi buta warna dan mengalami kerusakan serius pada sel saraf di kepalaku. Tapi aku mesti bersyukur masih bisa bernapas samapi dektik ini. Entah kenapa, saat mengingat keadaanku ini, aku teringat

    Last Updated : 2021-05-03

Latest chapter

  • LOVE & DESTINY   Epilog

    Beberapa bulan kemudian… Mikaela kini berdiri di sebuah tempat pemakaman umum sambil membawakan sebuket bunga lily. Dia kini berada tepat di makam William Simon. Dan hari ini, dia memang sengaja datang sendiri kesini. “Hari ini harusnya kamu berusia genap 28 tahun, Willy. Tapi kamu pergi terlalu cepat meninggalkan semuanya,” gumam Mikaela sambil meletakkan bunga itu di makam Willy. Wanita itu lalu menyentuh foto Willy yang ada di makam itu lalu tersenyum. Tanpa sadar, air matanya mengalir begitu saja. Mikaela masih ingat semuanya! Bahkan sampai akhir hidupnya, Mikaela ada disisinya tanpa melepas genggaman tangannya. Mikaela sangat sedih setelah tahu kebenarannya bahwa selama ini Willy mengidap penyakit kronis. “Kamu tidak berkata apapun agar aku tidak khawatir. Kamu selalu begitu! Tapi sekarang kamu sudah tenan

  • LOVE & DESTINY   Berdamai dengan Masa Lalu

    Mansion Keluarga Buana“Apa ini, Pa?” tanya Marcel ketika sang ayah memberikannya sebuah amplop berisikan tiket ke Venesia.“Untuk bulan madu. Kalian itu sudah menikah dan secara hukum kalian sudah menjalani hubungan sampai 3 tahun. Kenapa kisah kalian tidak diwarnai dengan bulan madu? Benar gak, sayang?” jawab Elmand sambil mengerling pada Ribka istrinya. Marcel hanya memijit pelipisnya karena terkejut dengan kelakuan kedua orang tuanya itu. Dia senang sih, tapi dia gak tahu gimana menyampaikannya pada Mikaela. “Kapan Papa memesan ini? Malah penerbangan besok lagi. Kita belum ada pembicaraan soal itu! Gimana dengan Selena?” tanya Marcel lagi.“Selena sama kami aja!” Michelle keluar bersama Selena dan langsung menjawab Marcel.“Tapi kan-“ Marcel masih belum menyelesaikan kalimatnya tetapi Selena langsung memotongnya,” Kata aunty Michie, papa dan mama pelgi untuk buat adik! Jadi Sele

  • LOVE & DESTINY   Kakak-Adik

    “Makasih, Mbak! Saya bersyukur mbak mau maafin saya!” Michelle benar-benar berterima kasih pada Mikaela. Wanita itu membalas pelukan Michelle sambil menepuk-nepuk punggungya.“Memaafkan adalah obat rasa sakit yang terbaik. Willy selalu mengatakan itu padaku. Dia juga pasti sudah memaafkanmu! Kamu jangan merasa bersalah lagi ya, Michelle.” Mikaela menjawab.“Kak, aku juga minta maaf ya. Aku sangat menyesali segalanya.” Michael juga minta maaf pada Mikaela dan Marcel.“Tak masalah, yang penting kamu sadar dan mau minta maaf. Bagi kami, itu yang terpenting. Iya kan, sayang?” Mikaela menerima permintaan maaf adik iparnya itu. Marcel mengangguk sebagai jawaban dan tersenyum kepada istrinya. Dia sangat senang karena istrinya adalah wanita yang berhati lembut dan mau memaafkan orang lain. Mikaela bukan tipikal orang yang berpikiran sempit tetapi wan

  • LOVE & DESTINY   Hukuman

    Apartemen Marcel, Podomoro City Seminggu berlalu tanpa terasa. Semuanya terasa lebih baik saat ini. Mikaela sudah bisa menjalani hidup normalnya meski terkadang, dia sering mimpi buruk. Ya, tentu saja Marcel akan selalu menenangkannya jika sudah begitu. Wanita itu selalu teringat bagaimana sampai akhirnya Willy terbunuh. Tapi untunglah, kejadian itu tidak membuat mental Mikaela jadi terganggu, malahan, dia semakin kuat. Dan kedepannya, dia bertekad untuk semakin kuat lagi.‘TING-TONG’ Bel apartemen berbunyi, mengalihkan atensi mereka bertiga yang sedang sarapan bersama. Marcel dengan cepat melangkah dan membukakan pintu apartemen. Dan ternyata, yang datang adalah polisi.“Selamat pagi, pak!” kata sang polisi.“Ya, pagi. Ada apa ya?” tanya Marcel perihal kedatangan mereka ke apartem

  • LOVE & DESTINY   Kenangan Bersamanya

    Mikaela POV Aku ingat kalau saat SMA dulu, aku tidak punya teman akrab. Tidak ada teman perempuan yang dekat denganku karena menganggap aku berbeda. Penampilanku yang seperti anak laki-laki dan juga sikapku, membuat mereka malas berteman denganku. Dulu rambutku itu pendek, dan sikapku sangat buruk. Aku sangat egois dan sombong seperti yang pernah Marcel katakan sebelum kami menikah. Saat di Amerika, aku ingin diterima. Aku melakukan segala cara untuk bisa diterima oleh mereka. Mulai dari ikutan hangout seharian, pesta pora sampai tengah malam, bahkan minuman keras. Aku ingin punya teman karena merasa sendirian disana. Tapi memang, aku berhati-hati soal laki-laki karena papa selalu mewanti-wanti dari Indonesia. Aku juga takut terjebak. Disisi lain, aku memang sangat penasaran bagaimana rasanya pacaran. Semua temanku, sudah pacaran. Mau teman SMA, kuliah, bahkan s

  • LOVE & DESTINY   Duka Mikaela

    Di Pemakaman Mikaela masih saja terduduk disamping makam Willy dan tidak mau bergerak dari nisannya. Semua orang sudah pergi, tapi dia masih disitu bersama Marcel. Suaminya tak lelah terus menemaninya disini. Wanita itu jelas masih berduka karena kepergian sosok yang sangat penting dalam hidupnya.“Mikaela, kita pulang dulu, ya! Kamu belum makan dua hari ini. Sejak di rumah sakit sampai saat ini kamu hanya meminum air. Kamu bisa sakit.” Bujuk Marcel pada Mikaela. Wanita itu malah menggeleng dengan wajahnya yang masih pucat. Dia masih bersandar sambil memandangi wajah Willy yang tersenyum di foto.“Selena juga sangat merindukanmu, ini juga sudah mau hujan, kita pulang dan besok kemari lagi.” Marcel masih belum menyerah.“Kamu pulang saja dulu Marcel. Sampaikan permintaan maafku pada Selena. Aku masih mau disini. Aku tidak peduli jika hujan, aku masih ingin disi

  • LOVE & DESTINY   Kehilangan Cinta Pertama

    Rumah Sakit Mikaela kini langsung berlari ke arah IGD dimana Willy dibawa oleh para dokter. Dia ingin masuk, tetapi tak diperbolehkan karena dokter tengah melakukan operasi. Mikaela terus-menerus melihat Willy dari pintu kaca sambil menangis. Perasaannya begitu hancur saat melihat Willy badi begini karena menyelamatkan dirinya. Marcel benar-benar terluka melihat istrinya terpuruk saat ini. Dia langsung meraih Mikaela dan memeluk wanita itu. Wanita itu masih terus menangis dalam pelukannya. Marcel tahu kalau Mikaela memang pasti akan sangat terluka jika melihat Willy jadi tak berdaya, apalagi kemungkinan wanita itu melihat semua kejadiannya di depan matanya.“Mikaela, kumohon tenanglah!” Marcel berusaha menenangkan Mikaela sambil mengelus-elus punggung wanita itu.“Hiks! A-aku yang menyebabkannya hiks

  • LOVE & DESTINY   Tidak Mati Sendirian

    Mikaela terus menatap nanar pada Willy yang sudah tak berdaya dihadapannya. Dia tidak menyangka bahwa Willy harus terluka bahkan dihabisi di depan matanya. Perlahan, Mikaela menyentuh wajah pria itu yang penuh dengan darah. Tatapannya masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Pria itu memang sudah tidak sadar sama sekali.“Dia sudah mati! Sial sekali ya, dia berusaha melindungi istri orang dan malah mati.” Ejek Raymond sambil berjalan mendekati Mikaela. Sedangkan wanita itu menghapus air matanya tanpa peduli jika tangannya kini berlumuran darah Willy. Wajahnya pun jadi ikut terkena darah pria itu.“Sekarang hanya tinggal kita disini. Masih berharap Marcel datang?” tanya Raymond dengan kini sudah berjongkok tepat dihadapan Mikaela.‘Willy? Benarkah kau sudah pergi?’ batin Mikaela bertanya-tanya lalu mendongak untuk membalas tatapan Raymond. Saat melihat wajah Mikaela yang sudah pucat dan berlumuran darah, otomatis pria itu a

  • LOVE & DESTINY   Menolong Mikaela

    Di gudang penyekapan…‘Buaghhh!!’“Arrgghh!” teriak preman itu ketika Willy menghajarnya.“Dimana bu Michelle, ya?” gumam salah seorang preman ketika sadar tidak ada Michelle disini.“Jangan melamun!” ucap Willy langsung menendang keras perut preman itu. Mereka ternyata tidak sedikit. Ada sekitar delapan orang, yang bermunculan hingga saat ini.‘Ajaib sekali aku bisa menggerakkan tubuhku dengan ringan seperti ini? Apa ini mukjizat-Mu? Kalau pun aku mati setelah ini, aku ikhlas ya Tuhan! Karena aku bisa melindungi Cassie-ku.’ Batin Willy sambil konsenterasi menghajar para preman itu dengan heroik. Setelah beberapa belas menit menghajar mereka, Willy meregangkan otot-ototnya karena erasa agak bugar. Dengan cepat, dia langsung membuka pintu tempat dimana Mikaela disekap. Dia agak kesulitan karena tidak ada kuncinya.“Dimana kalian menaruh kuncinya?” tanya Willy pada para

DMCA.com Protection Status