"Baiklah! Aku bisa mengerti, lagi pula sepertinya kalian memang tidak ingin aku berada di sini," ucap permaisuri, para tertua yang berkumpul di sana hanya menunduk tanpa menatap wanita yang pernah memiliki kuasa sebelumnya. "Apa sekarang kalian juga mengikuti Stefen? Menjadi penganut Voalisme?" tanyanya. "Tidak! Kami tetap menganut agama Nonamisme, tapi -" "Apa? Kenapa?" "Kaisar telah mengubah peraturan etiket kerajaan dan dia akan memberi hukuman yang lebih berat pada kaum bangsawan, oleh sebab itu, kami ...." Bruk. Permaisuri menggebrak meja hingga membuat para tertua terkejut. Mereka melihat wanita itu emosi. Selama dia mendengar penolakan hingga sampai terdengar pengubahan aturan Nonamisme, ia tidak bisa menahan diri lagi. "Bocah gila! Jika saja kaisar terdahulu masih hidup dan dia tidak membunuhnya, aku! Aku pasti tidak akan tinggal diam membuatnya mengubah aturan istana! Bagaimana kalian diam saja membiarkan dia melakukannya? Dari sekian banyak para tertua, bagaimana deng
Pelayan Laura, Red, masih terbaring di tempat tidur, sebelum Laura berhasil kabur dari dalam kamarnya untuk menghancurkan pernikahan Stefen, ia memberi satu pukulan pada bahu Red hingga membuatnya pingsan untuk kabur dari dalam kamarnya, selain itu, ia tidak ingin pelayan yang paling dicintainya itu terkena masalah besar karenanya. kali ini ia ingin bertindak sendiri. Baron yang sudah memahami cerita keterkaitan Stefen dan Laura mencemaskan kondisi Red, sehingga ia datang mengunjungi kamar Laura, ia melihat Red yang masih terlelap.Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah dia mengetahui yang sebenarnya, dia adalah orang yang paling memahaminya dan dia sudah menghabiskan waktu terlama bersamanya, batin Baron.Tak berselang lama, Red pun mulai terbangun, bahunya masih terasa sangat sakit hingga ia meringis kecil."Emmh, bahuku." Red hendak terbangun, namun matanya langsung terkesiap ketika ia melihat tatapan Baron di samping kasurnya."Ah! Tuan Baron, maaf ... kenapa Anda di sini?
Baron membantu memapah Red kembali ke kamarnya, ia sudah menduga jika hal ini akan terjadi karena Red memang sangat peduli pada nonanya itu. Ia membawanya kembali ke kamarnya dan membantunya untuk duduk di kursi. "Karena itu aku datang ke sini untuk mengingatkanmu, aku tahu kamu pasti akan mencarinya setelah kamu sadar kembali, padahal dirimu sedang terluka tapi kamu selalu menomor satukan nonamu, sekarang bukan waktunya untuk mencari dan membujuk Laura, karena dia sewaktu-waktu akan berubah kembali menjadi orang lain dan dia sangat berbahaya, kau bisa melihat semua yang terjadi di luar," terang Baron. Red meremas kain bajunya yang tak bersalah itu sembari menundukkan kepalanya. Air matanya menetes menembus kain. Ia teringat wajah nonanya yang menderita saat itu, ia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk membuat nonanya itu bahagia, tapi sekarang bahkan nonanya tanpa berpamitan telah meninggalkan dirinya. "Jika Nona Laura tidak berada di sampingku sekarang, lalu dengan siapa
Howard membuka ikatan yang menutupi mata Astra setelah ia menunggu 5 menit. Setelah ikatannya lepas, Astra melotot pada Howard di hadapannya. Howard bisa merasakan emosi tinggi dari wanita ini karena dia mengetahui segalanya. "Apa? Kau ingin menyerangku? Lakukanlah! Aku bukanlah aku yang dulu!" tegas Howard, menantangnya dengan percaya diri. "Beraninya kau menculikku! Kau pasti dalang dari semua kekacauan yang terjadi di pernikahanku!" Howard kembali duduk di kursi dengan santai. sementara Astra berada di lantai dingin dengan kaki dan kedua tangan yang terikat. "Kenapa kau harus emosi, Lady Astra? Aku banyak belajar darimu tentang apa itu pengkhianatan, sekarang aku sedang melakukan caramu. Cara mematahkan hatimu! hah ... benar juga, aku sangat menyayangkan dirimu karena kau terlalu lama tak sadarkan diri sehingga kau tidak menyaksikan bagaimana aksi Stefen terhadap wanita berambut biru itu," ucap Howard panjang lebar. Dia benar-benar puas melihat reaksi wanita di hadapannya itu t
"Jadi ... kau ... adalah pemimpinnya?" tanya Astra dengan suara yang bergetar. Pantas saja aura yang terlihat di sekitarnya itu tidak biasa, jika diprediksi dengan teliti, pria di hadapannya ini pasti adalah seorang cendekiawan sihir tingkat tinggi. Seumur hidupnya Astra tidak pernah melihat sosok yang sangat kuat seperti ini, wanita yang dijuluki psikopat karena ia memiliki keanehan ketika mencurahkan kekesalannya dengan menyiksa manusia bisa merasa takut saat menatap pria ini. Itu sebabnya negara Ziarkia selalu kewalahan menghadapi ras iblis. Ternyata rumor yang beredar jika pemimpin mereka sangat kuat memang benar. Raja Neon tidak menjawab pertanyaan Astra, ia pergi meninggalkan ruangan itu. Setelah Astra melihat Raja Neon yang telah meninggalkan ruangan itu, ia langsung melirik Howard yang sedang mencoba berdiri kembali meskipun ia masih kesakitan karena hantaman Raja Neon. "Kau benar-benar telah berkhianat kepada negaramu sendiri, menyedihkan!" terang Astra. "Wanita pembunuh
"Wanita simpanan Yang Mulia ternyata adalah seseorang yang telah dia cari selama ini, mungkin itu alasan mengapa selama bertahun-tahun dia selalu menolak tanggapan pernikahan pada kami. Entah apa yang terjadi pada wanita itu, padahal kaisar telah memberikan segalanya padanya, kami juga melihat kaisar benar-benar terlihat menyukainya," imbuh salah satu tertua. Baron dan Kirim sedikit jengkel mendengar perkataan tertua yang terlihat dibuat-buat itu. Tidak ada kaum Nonamisme yang sukarela menerima kaum rendahan untuk menginjak istana, jika bukan karena mereka ingin posisi mereka aman dan berada di bawah kaisar."Sekarang kalian telah menyaksikan sendiri siapa yang kaisar cintai, bukan?" tanya Baron. Semua para tertua memandangnya dengan tatapan tidak suka. "Dengan mudahnya kalian menolak mereka untuk bisa bersatu dan memaksanya menikah dengan Lady Astra, menurutku melindungi rakyat sama pentingnya dengan keinginan kaisar, aku setuju dengan dia yang menganut Voalisme itu. Sementara kali
"Stefen, Stefen," Seorang pria paruh baya dengan rambut panjang terurai memanggil namanya. Panggilan yang lembut itu berhasil membuat Stefen terbangun dan secara perlahan Stefen membuka matanya, pandangan pertama saat matanya terbuka adalah tampak wajah seorang pria paruh baya sedang duduk di kursi dekat tempat tidur, sembari menatap ke arah Stefen dengan senyumnya yang hangat. "Gu-gu-guru Zang, benarkah ini dirimu? Kau ternyata masih hidup?" tanya Stefen dengan suara parau. Setelah melihat wajah guru, Stefen merasa bersyukur dan senang bertemu dengan gurunya kembali seolah ia melupakan apa yang telah terjadi pada dirinya beberapa hari yang lalu. "Aku selalu berada di hatimu saat ini, ternyata kau sudah dewasa ya, sekarang? Bahkan dirimu berhasil menjadi kaisar di usia muda, aku sangat bangga padamu," balas guru Zang dengan penuh bangga. Dengan bertemu guru Zang, Stefen menyangka jika dirinya kini telah meninggal dunia."Jadi, disinilah hidup baruku?" tanya Stefen.Guru Zang h
"Jiwaku? Apa maksudnya?" "Kamu berada di dalam bawah sadarmu, kamu belum mati, kamu saat ini sedang koma, bahkan saat ini di dunia nyata dokter penyihir masih berusaha mengobatimu," jelas Guru Zang. "Apa maksud guru ... aku ini benar-benar masih hidup?" tanya Stefen penasaran, Guru Zang mengangguk. Setelah itu ekspresi Stefen berubah, ia jadi melamun mendiamkan diri. "Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Guru Zang. Kenapa Stefen malah menunjukkan wajah sedih, bukankah ia harusnya senang? "Setelah aku mengetahui bahwa identitas wanita simpananku itu adalah Estel, aku merasa sangat bersalah. Dia memang pantas untuk membunuhku karena memang akulah yang telah membuatnya menderita, aku telah menjualnya, membiarkan dia tersiksa oleh Astra, aku juga gagal membawa dia tepat waktu, yang lebih parahnya lagi, ketika kita bertemu lagi, aku tidak berfikir dia adalah Estel," curhat Stefen panjang lebar. Guru Zang hanya diam menjadi pendengar yang baik mendengar Stefen yang gelisah. "T