Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Rencana Selanjutnya

Share

Rencana Selanjutnya

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2022-07-25 22:15:44

Kini hari telah menjelang siang, awan hitam tebal di langit telah menipis bersaamaan dengan para komandan yang bertumbangan. Dua jam yang lalu, Ares telah menghabisi lawannya, dan kini hanya ada satu komandan lagi yang sedang dihadapi oleh Dewa Pemarah.

Komandan tersebut adalah komandan terbaik nomor dua di dalam pasukan kegelapan. Kekuatannya nyaris sama dengan komandan yang dihadapi oleh Lanting Beruga. Tidak berselisih jauh tingkat kehebatan dua komandan tersebut.

Di saat ini, Ares masih bisa menyambung pertarungan dengan Komandan yang dihadapi oleh Dewa Pemarah, tapi dia pada akhirnya membiarkan Dewa Pemarah untuk mengakhiri pertarungannya.

Bagaimanapun, Seorang pendekar kelas tinggi biasanya tidak suka ada orang lain yang menggangu pertempuran mereka, ketika berhadapan satu lawan satu.

Tidak jauh di sebelah Ares, terlihat mayat Komandan Makaria yang telah berubah menjadi tumpukan tulang gosong.

Rupanya komandan wanita itu tidak cukup kuat untuk menghadapi matan ksatria perang dar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (18)
goodnovel comment avatar
Asri Nabila
bubar orang'a dah ga niat lg
goodnovel comment avatar
Woi Hei Hoo Haa
kasi tamat saja tohr.biar kami tidak lagi baca lagi novel buatan mu. suda kecewa kami
goodnovel comment avatar
Deandra Adellia
semoga cpt tamat biar ga makan ati
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   Permintaan Gila Dua Gadis

    Pada akhirnya dapat ditarik beberapa hal dari pembicaraan mereka semua. Keputusan pertama, Lanting Beruga, Ares dan Satrio Langit akan pergi lebih dahulu ke Benua Olimpus untuk mencari informasi mengenai situasi yang ada di tempat tersebut.Ini jelas diperlukan bagi mereka, mengingat jumlah pendekar yang tidak banyak dengan kemampuan standar dan juga makanan yang minim, jadi mendapatkan informasi yang banyak akan mempermudah mereka melakukan penyerangan.Beberapa hal mengenai kelemahan musuh atau pula kekuatan mereka harus diselidiki terlebih dahulu, baru kemudian melakukan serangan besar-besaran.Ke dua, Sang Jenius ingin menciptakan sebuah meriam yang jauh lebih besar dari meriam ini dengan konsumsi aura alam yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan meriam aura pertama.Ini akan dijadikan sebagai pembuka pertempuran yang akan mereka lakukan. Serangan meriam itu sangat berguna, karena radius jangkauannya yang lumayan besar, sehingga dapat melemahkan budak-budak kegelapan yang akan

    Last Updated : 2022-07-26
  • LANTING BRUGA   Kedatangan Bahaya

    Lanting Beruga masih saja menolak keinginan Intan Ayu dan juga Bony An yang gila itu. Dia tidak memikirkan akan menikah sebelumnya, tidak pula menduga jika dua gadis aneh itu mengajak dirinya menikah. Lagipula, Lanting Beruga tahu jika situasi saat ini sedang tidak kondusif, meninggalkan dua istri sekaligus akan menyisakan beban pikiran yang sangat dalam.Ya, tentu saja, jika seorang pria telah menikah, maka dia tidak hanya harus memikirkan keselamatan nyawanya, tapi juga memikirkan keselamatan seluruh keluarganya. Dalam dunia persilatan, acap kali seorang pendekar mati konyol, karena musuhnya berhasil menangkap salah satu keluarganya itu sendiri. Menjadikan keluarga sebagai alat untuk membunuh pendekar tersebut, bukan lagi rahasia umum di dunia persilatan. Namun mungkin saat ini karena lawannya berasal dari Dunia Bawah atau yang lazim disebut sebagai Asura, maka hal licik semacam itu tidak akan terjadi.Namun sebesar apapun Lanting Beruga berkelit, tampaknya masih jauh lebih besar

    Last Updated : 2022-07-27
  • LANTING BRUGA   Kekuatan Dewa Kehancuran

    Jika bukan karena Lanting Beruga segera menarik pedang pembantai iblis dari dalam tanda api, dan menahan serangan Dewa Kehancuran, barang kali saat ini Lanting Beruga sudah mati karena serangan tersebut.Begitu kuat mahluk itu, membuat tangan Lanting Beruga terasa bergetar dan kebas. Terlihat pula percikan bunga api yang terpancar dari benturan pedang dan kuku tajam dewa kehancuran.Satu serangan lagi menghantam Lanting Beruga, dan kini berhasil membuat dua kaki pemuda itu terbenam ke dalam tanah, hingga kemudian retakan pada pulau itu langsung terjadi.Ares langsung menggunakan kekuatannya untuk menyerang Dewa Kehacuran, percikan cahaya petir menyambar-nyambar, tapi begitu cepat mahluk itu menghindari serangan Ares.Pada sebuah kesempatan Satrio Langit melihat sebuah celah untuk mengarahkan kepalan tinjunya ke tubuh Dewa Kehancuran tanpa kepala itu. Namun tiba-tiba."Sial, seberapa keras kulit mahluk ini ...." Satrio Langit tidak menduga jika kepalan tinjunya tidak berguna di hadapa

    Last Updated : 2022-07-28
  • LANTING BRUGA   Ares dan Satrio Kalah Telak

    "Jadi kau ingin mati?" Ares menatap Lanting Beruga dengan pandangan penuh arti, kemudian pria itu tersenyum tipis dan kembali menatap Dewa Kehancuran yang berdiri sombong di hadapan mereka, "baiklah, kalau begitu kau hanya boleh mati setelah aku.""Apa boleh buat," timpal Satrio Langit, "Kalian berdua memang keras kepala, tampaknya aku juga tidak boleh menyerah. Hanya setelah aku mati, barulah kalian berdua boleh mati. Hahahaha ..."Lanting Beruga menghela nafas panjang, sama sekali tidak menduga jika dua orang temannya akan begitu setia sampai akhir hayat mereka."Kalian benar-benar bodoh ...." Lanting Beruga kemudian mengarahkan pedangnya ke depan, tepatnya ke arah Dewa Kehancuran.Lalu pertempuran yang sesungguhnya antara Lanting Beruga dan teman-temannya, melawan Dewa Kehancuran benar-benar dimulai dengan sangat serius.Mereka bertiga memaksa diri untuk melampaui batasan masing-masing. Semua teknik yang dikuasai dipaksa hingga berada pada potensi paling tinggi.Lanting Beruga meng

    Last Updated : 2022-07-29
  • LANTING BRUGA   Kehilangan Roh Api

    Sekuat tenaga Lanting Beruga mencoba menumbangkan mahluk tersebut, hingga pada titik terakhir, -kala ini pertarungan terjadi hampir 2 jam lamanya-, Lanting Beruga terpaksa menggunakan seluruh kekuatan roh api, yang bisa dipaksa oleh Lanting Beruga pada batas maksimalnya.99% kekutan roh api."Jurus Angkara Jagad."Dia mengalirkan seluruh kekuatan itu pada tubuhnya, sehingga tubuh pemuda itu benar-benar membara. Aliran energi panas akan menciptakan banyak rekahan di kulit Lanting Beruga, seperti kawah gunung berapi.Tidak ada satupun benda yang bertahan dari panasnya tubuh pemuda tersebut, kecuali mereka akan terbakar hingga habis.Bebatuan langsung mencair, jikalah ada danau di atas kaki Lanting Beruga, maka danau itu akan menghilang dari permukaan tanah.Suara asap yang keluar dari dalam tubuh Lanting Beruga terdengar bergemuruh, seperti suara badai.Dan lalu .....Lanting Beruga mengayunkan pedang pembantai iblis dengan seluruh potensi roh api, tapi tidak hanya berhenti di sana saja

    Last Updated : 2022-07-30
  • LANTING BRUGA   Tiga Pendekar Terluka

    Ketika Lanting Beruga menggunakan 99% kekutan roh api, maka yang tersisa hanya satu persen lagi dari kekuatan mahluk tersebut.Namun satu persen itup bukanlah energi panas, bukan pula wujud asli Roh Api, melainkan sesuatu yang lain.1 % itu adalah pikiran dan emosi dari Roh Api, bisa juga disebut sebagai bentuk kasar dari seluruh isi di dalam otaknya.Hanya saja, Lanting Beruga melihat bentuk dari pikiran itu berupa burung kecil dengan sayap yang lebar dan ekor yang panjang.Dalam situasi ini bentuk dari burung tersebut adalah bentuk dari pikiran dan emosi roh api yang tidak hilang disedot oleh Dewa Kehancuran. Ini berarti, kekuatan api yang ada di dalam cawan geni di tangan Roh Api sebenarnya tidak memiliki pikiran lagi, anggap saja seperti roh api yang tidak memiliki akal sama sekali.Kekuatan itu pasti bisa dikendalikan oleh Dewa Kehancuran karena pada dasarnya, Roh Api seperti mahluk yang mati tanpa pikiran dan emosi.Intinya, Lanting Beruga telah kehilangan roh api. Dia tidak mem

    Last Updated : 2022-07-30
  • LANTING BRUGA   Menyelam Di Kedalaman Telaga

    Melihat kondisi Lanting Beruga yang sangat parah, membuat Bony An dan Intan Ayu sontak histeris. Bagaimana mungkin tidak, wajah suami mereka telah berubah menjadi hitam legam seperti daging gosong.Tidak ada satu jengkal di tubuh Lanting Beruga yang tidak terluka saat ini. Pada saat yang sama pula, Delima Kemala Putri datang dan langsung menggunakan kekutan roh air untuk mengobati tiga pendekar hebat tersebut."Tolong ...selamatkan suami kami ...." Bony An nyaris saja bersujud di hadapan Delima Kemala Putri yang masih berusia belasan tahun tersebut."Aku akan berusaha sekuat tenaga ...." pada saat ini, Delima Kemala Putri sendiri tidak yakin bisa mengobati luka yang dialami oleh dua orang tersebut, lebih lagi luka yang dialami oleh Lanting Beruga.Delima Kemala Putri meminta semuanya untuk menjauh, dan meminta beberapa orang untuk membawa dua orang itu ke dalam telaga kecil yang telah dibuatnya dengan bantuan roh air.Tiga orang itu kemudian di letakan dalam telaga tersebut, airnya t

    Last Updated : 2022-07-30
  • LANTING BRUGA   Kembalinya Lanting Beruga

    Di dalam pandangan mata Lanting Beruga, dia merekam semua hal yang dilakukan oleh Raja Bandawasa untuk menaklukan alam lembut baik itu dari ras siluman atau pula ras para asura.Dia melihat, bahwa ada lebih dari ratusan Asura yang patuh taat kepada Raja Bandawasa. Dilihatkan pada pemuda itu, Raja Bandawasa juga memiliki pasukan dari ras Asura yang taat kepada dirinya.Jika mereka menentang, maka Raja Bandawasa akan menggunakan energi batinnya untuk melenyapkan mereka semua.Dari sini, Lanting Beruga sedikit demi sedikit mulai memahami tentang kehebatan dari Energi Batin. Meski mungkin tidak memiliki wujud dan warna seperti energi lain, tapi nyatanya kekuatan itu memiliki dampak yang begitu besar bagi para alam lelembuat.Lanting Beruga juga baru tahu, jika Raja Bandawasa rupanya memiliki 1000 pasukan dari ras Asura karena energi batin yang dimilikinya.Sekarang pemahaman Lanting Beruga mengenai kekuatan tersebut, semakin bertambah banyak. Dia tidak menganggap sebelah mata tentang ener

    Last Updated : 2022-07-31

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status