Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Ratusan Anak Panah

Share

Ratusan Anak Panah

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Beberapa serangan Bele yang tidak sempat menghantam permukaan pulau malah memutar arah dan mengejar Lanting Beruga kemanapun pemuda tersebut berlari.

Seperti namanya, Bele yang tidak pernah meleset, anak-anak panah yang dilepaskan oleh senjatanya rupanya dapat mengejar lawan kemanapun mereka pergi, dengan catatan anak panah itu tidak sempat menyentuh benda di jalur lintasannya.

Pertarungan antara Lanting Beruga dan Bele terjadi begitu sengit, dan hampir membuat sebagian besar pulau ini dipenuhi oleh lubang besar seperti telaga kering karena anak panah Satria Naga Langit tersebut.

Bintang-bintang terlihat di siang hari, akibat dari benturan dua kekuatan yang begitu hebat.

Dalam beberapa waktu yang singkat saja, sudah lebih 100 kali Bele melepaskan serangan, mencoba menekan Lanting Beruga dengan segala cara, tapi nyatanya pemuda itu masih hidup dan sialnya tidak ada satupun dari anak panah Bele yang berhasil melukai tubuh pemuda tersebut.

C
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
abim 87159
keliatan 3 poin ilang terlalu boros
goodnovel comment avatar
PANCUR CUK
katanya LB udh punya kulit dewa, ko masih bisa tergores ya... hmmmmm... mungkin aithornya lupa...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Segel Bumi Kembali Menyerang

    "Sial, bocah ini bisa menghindari seranganku!" Bele tidak menduga jika Lanting Beruga menggunakan celah dari anak-anak panahnya untuk menyelamatkan dirinya dari kematian. Cara ini belum pernah dilihat oleh Bele sebelumnya, dan belum pula pernah ada musuh yang menggunakan cara ini untuk menghindari serangan level kehancuran miliknya.Bele sudah begitu yakin, jika Lanting Beruga akan menghindari serangan itu dengan melarikan diri, tapi hal itu akan percuma karena anak panah milikinya akan mengejar Lanting Beruga kemanapun pemuda itu pergi. Namun harapan Bele untuk segera membunuh Lanting Beruga rupanya gagal.Ketika Lanting Beruga berada di atas awang-awang, mata kirinya langsung melepaskan energi batin dalam jumlah besar yang membuat Bele mulai kesulitan untuk bergerak."Dari mana datangnya rasa takut ini ...?" Bele menatap tangannya yang kini memegang busur panah, tapi entah kenapa tangan tersebut malah gemetar seperti kedinginan. "Tekn

  • LANTING BRUGA   Teknik Melawan Bele

    Lanting Beruga masih berjibaku sengit melawan Bele, tapi kadang kala pertarungan mereka harus terhenti oleh segel Roh Bumi yang acap kali menyambar dari pilar tinggi.Dan kali ini.Teriakan keras terdengar keluar dari mulut Carpo, setelah bahu kirinya terkena sengatan kekuatan Segel Roh Bumi.Luka yang didapatkan oleh pria itu cukup parah, bahkan kini terlihat tulang bahunya yang putih karena daging  yang terkoyak cukup besar.Sambil meringis kesakitan, Carpo memandangi pilar segel Roh Bumi. Kini perasaanya sudah pesimis untuk mendapatkan pusaka tersebut. Tidak dia duga kekuatan dari Segel Roh Bumi benar-benar mengerikan, dan orang sekelas dirinya bahkan tidak mampu menahan sengatan serangan tersebut.Lanting Beruga menggunakan mata asura mencoba melihat momentum serangan pilar tersebut. Dalam dugaannya, dia bisa merasakan setiap serangan segel itu memiliki jeda beberapa waktu sebelum dia menyerang kembali.Mata Asura d

  • LANTING BRUGA   Munculnya Pendekar Level Dewa

    Ketika Lanting Beruga hampir saja bergerak untuk membunuh Bele, tiba-tiba tindakan pemuda itu terhenti ketika dia merasakan ada aura membunuh yang begitu kuat datang ke pulau ini.Belum sempat Lanting Beruga menggunakan mata asura untuk mengetahui siapa gerangan orang tersebut, tiba-tiba sekelebatan cahaya begitu terang menyilaukan mata datang ke arah pulau ini."Sial!" Lanting Beruga melompat secepat mungkin, menghindari serangan cahaya tersebut, lalu tiba-tiba.Bom.Ledakan maha dahsyat terjadi di pulau tersebut, membuat sebagian besar pulau ini runtuh, jatuh menimpa pulau ke empat.Lanting Beruga terlempar beberapa puluh depa ke belakang, dan terombang-ambing di udara. Butuh usaha yang besar agar dirinya tetap berada di pulau ke lima ini.Sebuah serangan yang benar-benar mengerikan, Lanting Beruga bahkan tidak pernah merasakan serangan sehebat ini kecuali pada  hari ini.Sesekali pemuda itu dihantam oleh bebatuan, mem

  • LANTING BRUGA   Kemunculan Anggota Sayap Putih

    Naga Bayangan dihentikan oleh telapak tangan saja. Hanya dengan telapak tangan! Lanting Beruga hampir saja tersedak nafasnya sendiri ketika melihat hal tersebut. Sejatinya, dia menggunakan murka naga bayangan dengan energi roh api yang cukup besar, paling tidak jurus tersebut dapat menekan Aellius, tapi dugaan pemuda tersebut benar-benar salah besar."Tidak mungkin!" Lanting Beruga tersentak tidak percaya."Jurus yang cukup hebat untuk pendekar level langit seperti dirimu, tapi lawanmu bukan adalah manusia yang telah mencapai level dewa pada jalur kependekaran!"Setelah berkata demikian, Aellius tiba-tiba lenyap dari tempatnya, dan belum sampai satu detik, dia telah berada di belakang Lanting Beruga.Pemuda itu berbalik arah, dengan memutar pedang sisik naga hijau sekuat tenaga, tapi sayangnya kekuatan pisik yang digabungkan dengan roh api hanya di tahan dengan telapak tangan kiri saja.Lagi-lagi hanya dengan satu telapak tangan? Seberapa

  • LANTING BRUGA   Pertempuran Tidak Seimbang

    Aellius benar-benar menikmati kesulitan yang dihadapi oleh lawan-lawannya saat mereka mencoba menembus lingkaran kungkum yang menyelimuti pulau tersebut."Cari celah dari lingkaran ini!" Dewa Pemarah memberi instruksi kepada Satrio Langit.Tanpa menunggu lama, Satrio Langit langsung terbang mengelilingi tempat ini, tapi Aellius malah tersenyum sinis menyaksikan tindakan pemuda tersebut.Lanting Beruga dengan mata asura langsung mencoba menemukan titik terlemah dari lingkaran energi yang menyelimuti pulau ini, tapi sungguh dia tidak menemukan sedikitpun celah atau titik terlemah dari lingkaran tersebut.Pada akhirnya, Dewa Pemarah dan Dewa Penidur bekerja sama untuk menghentikan serangan Aellius yang selalu mengincar Lanting Beruga.Garuda Kencana pada akhirnya keluar dari dalam tanda api, dan membawa Lanting Beruga menghindari semua serangan yang diarahkan kepada pemuda tersebut.Pertempuran tidak seimbang antara Dewa Pemarah dan

  • LANTING BRUGA   Serangan Yang Begitu Berat

    Pertempuran yang terjadi benar-benar singkat, Aellius bahkan belum menunjukan jurus level kehancuran yang dikuasainya, tapi empat lawannya sudah berhasil ditumbangkan.Pada saat ini, Satrio Langit terkapar tak berdaya di sisi inti Pulau ke lima, sementara Dewa Pemarah masih mencoba melawan Aellius seorang diri.Kemarahan pria itu tampaknya memberinya sedikit tambahan kekuatan, terlihat saat ini dia berhasil menghindari beberapa serangan yang dilancarkan oleh Aellius.Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama.Dalam beberapa waktu kemudian, Aellius berhasil mendapatkan kepalan tinju Dewa Pemarah, lalu memutar tangan pria itu hingga terdengar retakan dari tulang yang dimilikinya.Pada saat yang sama pula, teriakan tertahan terdengar dari mulut Dewa Pemarah.Lengan panjang yang digunakan oleh Dewa Pemarah mendadak lenyap bersamaan dengan tulangnya yang patah.Serangan terakhir mendarat tepat di tengah dada Dewa Pemarah, mem

  • LANTING BRUGA   Pertarungan Jiwa

    Melihat Lanting Beruga dalam situasi yang  berbahaya, Garuda Kencana mencoba menyerang Aellius dengan bulu-bulu halus sekeras besi, tapi semua serangan itu berhenti satu depa dari tubuh Aellius.Tidak cukup kuat, tidak cukup cepat dan tidak cukup hebat. Semua sarangan Garuda Kencana bahkan tidak mampu menembus aura yang terpancar dari tubuh Aellius.Masih berusaha membantu Lanting Beruga, Garuda Kencana tiba-tiba mengalami kelumpuhan pada dua sayapnya karena serangan tak kasat mata yang dilakukan oleh Aellius.Serangan tersebut sebenarnya menggunakan aura alam elemen udara, tapi karena kontrol dan kemampuan Aellius memanipulasi energinya sendiri, membuat serangan tersebut seolah-olah tidak nampak oleh mata biasa.Kerkak.Sayap siluman burung tersebut akhirnya patah pula, dan hal ini membuat Garuda Kencana berteriak kesakitan, sebelum kemudian dia jatuh tidak jauh dari tempat Lanting Beruga."Kencana ...." ucap Lanting Beruga, men

  • LANTING BRUGA   Melarikan Diri

    Membludak.Telaga Energi Batin di dalam alam bawah sadar Lanting Beruga meluap-luap, dan hal ini membuat aliran energi batinnya tidak terbendung lagi. Mata asura semakin liar tak terkendali, sementara Lanting Beruga mencengkram kepala bagian kirinya, karena merasakan sakit yang begitu teramat sangat.Seluruh tenaga dan kekuatan pisik pemuda itu tidak berguna untuk menahan lonjakan energi batin tersebut.Namun sayang sekali Aellius belum ditaklukan saat ini, dia masih bertahan dan mencoba melawan monster di dalam alam bawah sadarnya.Oleh karena itu, Asura menguras telaga energi yang ada di dalam alam bawah sadar Lanting Beruga.Roh Api menyadari tindakan Asura ini akan berakibat fatal bagi Lanting Beruga, terutama pada kepala kirinya. Namun, baik Asura itu sendiri atau pula Roh Api sama-sama menyadari jika tindakan ini tidak dilakukan, maka kemungkinan besar Aellius akan terbebas dari cengkraman mata asura, dan itu artinya kekalahan ada di depan m

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status