Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Pertarungan Di Dalam Bangunan

Share

Pertarungan Di Dalam Bangunan

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-13 21:02:18

Situasi di dalam bangunan bertingkat menjadi begitu tegang. Pemilik bangunan itu, menatap Rambai Kaca dengan sinis, tapi bocah itu masih begitu tenang.

Tidak ada ketakutan terpampang di wajah Rambai Kaca. Bocah itu kemudian memindahkan bangku ke samping, dan mulai berjalan mendekati lawan.

Dia menyapukan pandangan sepintas, ada lagi yang turun dari lantai dua ke dalam ruangan ini. Total musuhnya kini menjadi 7 orang, belum termasuk pemilik bangunan ini.

'Ini kali pertama diriku melawan musuh yang banyak,' ucap Rambai Kaca, 'eh, ini akan menjadi sedikit menyenangkan.'

"Bunuh dia!" perintah pimpinan bangunan tersebut.

7 orang bergerak cepat untuk melumpuhkan Rambai Kaca, mereka menggunakan berbagai macam jenis senjata, mulai dari pedang, golok, dan belati.

Pertarungan tidak dapat dielakan.

Sebuah serangan menderu dari arah atas, tapi dengan lompatan ke belakang, Rambai Kaca berhasil menghindari serangan tersebut.

Belum pula dia sempat menarik nafas, serangan lain datang dari arah sampin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Informasi Cakar Hitam

    "Alasan yang tidak masuk akal!" Pria pemilik bangunan langsung menyerang Rambai Kaca dengan sebuah jurus pedang jarak dekat.Nyaris saja Rambai Kaca terkena tebasan pedang itu, jika bukan dirinya masih memiliki waktu untuk menggunakan teknik kilat putih.Alhasil, tebasan pedang hanya mendarat pada perabotan yang ada di dalam ruangan ini.Beberapa kali, pria itu melepaskan serangkaian serangan yang berbahaya. Ini berhasil menyudutkan Rambai Kaca, lebih lagi, tenaga dalam bocah itu mulai terkuras habis karena selalu menggunakan jurus kilat putih."Aku harus menemukan kelemahannya," ucap Rambai Kaca, seraya mencoba memahami serangan yang dilakukan oleh lawan.Di sebuah kesempatan, tebasan itu berhasil menggores tipis wajah Rambai Kaca. Darah mulai menetes dari luka di wajah bocah tersebut."Tampaknya, kau kehabisan tenaga dalam, benarkan Bocah?" Pria itu mulai merasa di atas angin, "kau tidak punya banyak waktu untuk terus menghindari serangan demi seranganku."Namun, ketenangan Rambai K

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-13
  • LANTING BRUGA   Para Bandit

    Kidang Alang menatap wajah pria yang duduk di sudut dengan wajah ketakutan, dia pria pencuri yang disandra ole Rambai Kaca."Kenapa kau hanya diam saja?!" bentak Kidang Alang. "Apa kau tidak melihat pelaku yang membantai semua orang ini?"Di kuasai oleh ketakutan, pria itu tidak bisa menjawab pertanyaan Kidang Alang. Lagipula, dia takut jika Rambai Kaca menggunakan jurusnya."Kau tidak ingin menjawab!" bentak Kidang Alang."Kakang, jangan marah seperti itu!" ucap Cindra Wati, "mungkin dia juga sebagai korban di sini."Kidang Alang mengendus kesal, pria itu mulai menyusuri setiap sisi bangunan, mencoba menemukan sebuah petunjuk mengenai pelaku pembunuhan.Bodohnya, dia tidak tahu jika semua orang mati adalah penjahat yang bisa mengancam Padepokan Naga Utara.Sementara itu, Rambai Kaca masih bersembunyi, tampaknya dia tidak ingin Kidang Alang mengetahui keberadaannya. Lagipula dalam situasi seperti ini, mungkin Kidang Alang akan menyalahkan Rambai Kaca. Jadi bersembunyi adalah solusi c

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-15
  • LANTING BRUGA   Sedikit Terlambat

    Cindra Wati kini sedang menghadapi 3 musuh sekaligus, sama seperti Kidang Alang. Dari pandangan mata Rambai Kaca, Cindra Wati terlihat lebih lincah dalam permainan pedang dibandingkan dengan Kakang Seperguruannya, Kidang Alang.Namun, Cindra Wati masih terkendala dengan tenaga dalam, sehingga jurus-jurus yang digunakannya tidak sekuat milik Kidang Alang.Sekarang terbukti, Cindra Wati masih bisa menghadapi lawannya tanpa terluka sementara Kidang Alang telah dua kali terkena serangan musuhnya.-Jurus Pedang Naga Perak-Cindra Wati tebang ke udara, lalu melepaskan 5 tebasan ke arah musuh. Lima tebasan berbentuk pedang bening bergerak cepat dan menghantam salah satu dari tiga lawannya."Ahkkk ..." bandit itu jatuh ke tanah dengan darah keluar dari dalam mulutnya, "Sialan, gadis ini lebih kuat dari yang aku duga.""Kalahkan gadis ini terlebih dahulu!" salah satu bandit berteriak keras.Karena hal ini, Cindra Wati malah harus berurusan dengan 7 bandit sekaligus. Kidang Alang yang berada j

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16
  • LANTING BRUGA   Semua Terdiam

    "Bocah manusia ..." gumam Kidang Alang, "murid dari sesepuh cacat itu?!" jelas Kidang Alang tidak menduga jika Rambai Kaca bisa menghabisi lima bandit hanya dalam hitungan singkat, tidak lebih dari 20 detik, atau mungkin hanya 15 detik saja.Kecepatan Rambai Kaca dalam menyerang itu, tidak pernah dilihat oleh Kidang Alang di Padepokan Naga Utara, lebih lagi teknik perpindahan tempat yang dilakukan oleh Rambai Kaca.Di sisi lain, pria yang pernah berurusan dengan Kidang Alang di Perpustakaan dulu, hanya terdiam tak memberikan reaksi apapun, tampaknya hanya dia yang tahun tentang kekuatan Rambai Kaca, karena dia sendiri sudah pernah merasakan sengatan jurus Aura Naga Petir bocah tersebut.Rambai Kaca menyapukan pandangan ke sekeliling, menghitung cepat jumlah musuh yang masih tersisa saat ini."Ada 12 orang lagi?" gumam Rambai Kaca.Itu artinya, kelompok Kidang Alang hanya bisa membunuh 3 orang saja selama pertempuran ini berlangsung, sementara lima orang lainnya dihabisi oleh Rambai Ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-17
  • LANTING BRUGA   Berbagi Pengalaman

    Tidak banyak informasi yang didapatkan dari bandit ini, dan memang jawaban yang keluar dari mulut bandit itu tidak membuat Rambai Kaca puas. Karena itu, bocah itu memutuskan untuk menyerahkan nasib sang bandit ke tangan Kidang Alang.Namun, tentu saja sudah dapat dipastikan jika Kidang Alang akan mengakhiri nyawa bandit itu dengan tangannya sendiri. Karena sejak awal, bandit ini lah yang terus menorehkan luka di tubuh Kidang Alang.Setelah semuanya diselesaikan, Kidang Alang mendekati Rambai Kaca yang berdiri sendirian dengan tatapan mata jauh ke depan."Rambai Kaca ..." ucap Kidang Alang, suaranya terdengar sedikit bergetar, "terima kasih ....""Untuk apa?" tanya Rambai Kaca."Untuk semua yang telah kau lakukan kepada kami," jawab Kidang Alang, "jika bukan karena dirimu, aku yakin kami semua sudah tewas di tangan bandit tadi."Rambai Kaca menatap Kidang Alang yang berdiri di sebelahnya, karena tinggi badan Kidang Alang yang jauh melebihi Rambai Kaca, membuat bocah itu terpaksa mendon

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-18
  • LANTING BRUGA   Sayembara?

    Manik Angkeran akhirnya mulai mengetahui potensi dari elemen petir yang dimiliki oleh Rambai Kaca, jadi dia yakin jurus Taring Naga Menyambar Sukma akan lebih mengerikan dari pada ini seiring meningkatnya tenaga dalam bocah tersebut."Rambai Kaca," ucap Manik Angkeran, "sepertinya kita akan melanjutkan latihan tahap selanjutnya.""Apakah jurus ke dua dari teknik dewa naga?""Bukan, aku rasa kau tidak perlu mempelajari jurus ke dua, tiga dan juga jurus ke empat.""Kenapa Guru?" tanya Rambai Kaca.Rambai Kaca kemudian menjelaskan, jika jurus satu hingga jurus ke empat bisa dikatakan sebagai jurus dasar dari Teknik Dewa Naga. Ke empat jurus itu mengandalkan telapak tangan atau juga jari tangan sebagai senjatanya.Bisa di bilang, jurus satu hingga jurus ke empat adalah jurus level rendah dari teknik Dewa Naga yang dikuasai oleh Manik Angkeran.Lagipula, jurus dua hingga jurus ke empat merupakan pengembangan dari jurus pertama. Dengan elemen petir yang mengalir pada tenaga dalam miliki Ra

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • LANTING BRUGA   Keinginan Kidang Alang

    Setiap sesepuh telah menginformasikan hal yang sama dengan para murid inti yang mereka miliki.Terlihat seorang sesepuh tua baru saja memberikan beberapa sumber daya kepada Kidang Alang dan teman-temannya.Kemudian dia memanggil Cindra Wati, Kidang Alang, dan dua orang yang lain, "hanya ada 2 perwakilan yang akan mengikuti Sayembara tersebut, aku tidak akan memilih di antara kalian, siapa yang paling layak dia akan pergi ke Istana Naga Utara."Kidang Alang dan Cindra Wati saling tatap beberapa saat, sepertinya mereka berdua tahu siapa yang akan dikirim oleh guru mereka, tentu saja Saudara ke dua dan Saudara Pertama.Namun, setelah bertemu dengan Rambai Kaca, Kidang Alang dan Cindra Wati sepertinya menolak untuk menyerah terhadap dua saudara terbaiknya.Jadi mereka memutuskan untuk berlatih dengan lebih keras.Tunggu.Kidang Alang berbisik kecil di telinga Cindra Wati. "Dinda, aku punya ide. Bagaimana jika kita meminta Saudara Rambai Kaca untuk berlatih bersama, aku yakin kita bisa men

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-20
  • LANTING BRUGA   Berlatih Bertiga

    Manik Angekeran tahu jika tidak ada murid yang menyukai dirinya, bahkan beberapa murid inti sering kali mencemooh dia sebagai sesepuh yang paling lemah, dan itu juga termasuk Kidang Alang sendiri.Jadi Manik Angkeran ingin melihat sebesar apa 'tata krama dan adab' dari seorang Kidang Alang saat meminta untuk berlatih bersama dengan Rambai Kaca yang jelas merupakan murid dari guru paling lemah ini.Ya, jika Kidang Alang ingin mendapatkan kepercayaan Manik Angkeran, maka dia harus membuktikannya. Inilah yang diharapkan oleh Sesepuh tersebut.Namun tanpa di duga.Bruk.Kidang Alang jatuh bersujud di hadapan Manik Angkeran, "Sesepuh, aku tahu bahwa diri ini sebenarnya tidak layak datang ke sini, aku acap kali menghina dirimu bahkan tak jarang hinaanku begitu keterlaluan sehingga menyinggung perasaanmu. Namun, aku ingin membuat sebuah pengakuan ....Semenjak aku bertemu dengan Muridmu, Rambai Kaca, kami telah berjanji untuk menjadi teman, saling berbagi pengalaman dan suka maupun duka. Kare

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status