Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Manusia Tidak Punya Pilihan Lain

Share

Manusia Tidak Punya Pilihan Lain

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-18 22:02:57

Hancurnya dinding es abadi bukanlah akhir dari masalah yang akan dihadapi oleh Dunia Tengah, yang jadi masalah besar adalah putra dan putri keturunan Dewa Tersesat telah bangkit dan sesuai perintah Ayahnya, mereka menyerang semua manusia yang ada di dekat mereka.

"Semuanya, angkat senjata kalian! Jangan biarkan satu orangpun dari mahluk purba menguasai tanah kita!" berteriak para pendekar dari Kekaisaran Tang.

Jumlah keturunan Dewa Tersesat sebenarnya tidak begitu banyak, tapi demikian mereka memiliki kekuatan yang mengerikan, hal ini dikarenakan mereka adalah ras manusia campuran pertama yang ada di dunia ini.

Lebih dari itu, mereka memiliki kemampuan bertarung pada level yang tinggi.

Pengalaman mereka yang terus dihadapkan oleh serangan-serangan langit adalah modal utama bagi manusia ras campuran tersebut.

Jadi sekarang, baik Kekaisaran Tang atau pula Aliran Darah Besi telah menghadapi persoalan yang sama, yaitu menghadapi keturunan langsung Dewa Tersesat.

Hal serupa juga dialami o
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Ikan Emas
koin gue abis cuman liat tulisan gk jelas
goodnovel comment avatar
Siyam
lanjut kan aja thor sampai tamat
goodnovel comment avatar
Lee Maa
yg gw sesali, sdh sekian ribu bab... knp diakhit bab sering kali cerita nya mengecewakan, ceritanya diada adain... sumpah bosen akhirnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Gabungan Kekuatan

    "Kakang, kondisi tubuhmu belum pulih sepenuhnya," ucap Delima Kemala Putri, "jangan memaksakan diri, tunggu beberapa waktu lagi, aku pasti akan mengembalikan kekuatan pisikmu."Mengobati Lanting Beruga rupanya membutuhkan waktu yang cukup lama bagi Delima Kemala Putri, hal ini dikarenakan tubuh pria tersebut telah berbeda dari struktur tubuh manusia pada umumnya.Delima harus memfokuskan roh air dalam jumlah yang besar agar stamina Lanting Beruga bisa kembali pulih sepenuhnya."Suamiku," ucap Bony An, "yang diucapkan oleh Delima ada benarnya, tunggulah sebentar lagi.""Kami akan melindungi dirimu," sambung Intan Ayu."Bodoh-" timpal Lanting Beruga, dia segera berdiri dan mengetuk kening Intan Ayu dengan ujung jari telunjuknya. "Apa kau pikir aku akan membiarkan kalian bertarung?""Tapi Suamiku ....""Aura alam yang kalian miliki sudah terkuras habis, bahkan Delima, jika kau menggunakan roh airmu terus menerus, maka energi roh itu juga akan habis. Butuh beberapa bulan agar kau bisa men

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • LANTING BRUGA   Hanya Bermian-main

    Setelah serangan besar tersebut, tubuh suci Dewa Kehancuran telah lenyap, dan kini sosoknya telah kembali pada bentuk sedia kala."Pukulan Singa Emas." Satrio Langit mendaratkan kepalan tinjunya di wajah dewa tersebut, dengan menggunakan semua energi yang tersisa di dalam tubuhnya.Serangan yang mendadak tidak sempat dihindari oleh Dewa tersesat tersebut, walaupun mungkin dia berniat menghindarinya. Bahkan, menggunakan energi pelindung saja tidak sempat dia lakukan.Alhasil, tubuh Dewa Tersesat terlempar begitu jauhnya, berputar puluhan kali di udara, kemudian terhempas keras di tanah, lalu melambung tinggi di udara lagi dan barulah dia jatuh di tengah lautan utara.Anehnya tubuh mahluk tersebut tidak tenggelam, dia mengambang seperti kapas dengan tatapan mata bersinar yang mengadah ke arah langit.Apakah dia merasa kesakitan setelah mendapatkan serangan bertubi-tubi itu? tidak sama sekali. Dewa Tersesat telah hilang rasa akan sakit.Semua serangan yang didapatnya tidak berpengaruh pa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • LANTING BRUGA   Pilihan Terakhir Dewa Penidur

    Ares di lempar lagi, tapi kali ini tubuhnya tidak bisa bergerak setelah lubang besar bersarang di tengah dadanya.Satu jari saja lubang itu bergerak ke kiri, maka jantung pria itu dapat dipastikan akan tembus oleh serangan Dewa Tersesat."Sekarang aku akan mengirimu ke alam baka!" Dewa Tersesat menarik tombak petir yang terlempar jauh dari tangan Ares.Dia berniat menggunakan tombak tersebut untuk mengakhiri kehidupan Ares yang menyedihkan.Begitu cepat tombak itu menderu, tapi Ares tidak memiliki kesempatan untuk menghindari serangan tersebut. Tidak, dia sudah kehabisan banyak energi, stamina Ares sudah terkuras habis setelah dia bertarung tanpa henti dari tadi."Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi, Ares masih memiliki harapan bagi masa depan manusia," Dewa Penidur menciptakan sebuah dinding pelindung.Krek ..."Sial," Dewa Penidur tidak percaya jika teknik perlindungannya begitu mudah ditembus oleh tombak Dewa Tersesat itu."Apa yang kau lakukan? pergilah dari sini!" ucap Ares

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • LANTING BRUGA   Pertarungan Di Alam Mimpi

    1 jam telah berlalu, sementara di Dunia Mimpi waktu bergerak lebih cepat lagi. Namun, semuanya kembali kepada pemilik dimensi tersebut, dalam artian dialah yang mengatur waktu di alam itu.Dewa Pemarah menunggu di alam nyata dengan harap-harap cemas. Wajahnya lebih tegang dari sebelumnya, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan saat ini.Menembus alam mimpi menggunakan aura alam bahkan tidak mampu dia lakukan, apa lagi dengan kondisi tubuhnya yang dipenuhi oleh luka.Ares berjalan tertatih-tatih mendekati Satrio Langit yang dalam perlindungan Dewa Pemarah."Ini semua salahku," ucap Ares, dia berbicara dengan nada yang serak, darah sesekali keluar dari tepi bibirnya, lubang besar di tengah dada menunjukan ketidak berdayaan pria yang dijuluki sebagai ksatria perang itu. "Jika saja bukan karena aku, Dewa Penidur tidak mungkin melakukan hal ini.""Dia telah memilih jalannya, meski terkesan pendiam, tapi diantara kami semua, dialah yang paling berbahaya," ucap Dewa Pemarah. "Kau tidak perlu m

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • LANTING BRUGA   Teknik Terlarang Dewa Penidur

    Seluruh elemen yang ada di dunia mimpi, kini menghilang tanpa sisa. Ya, dunia mimpi kini telah berubah menjadi ruang hitam dengan sedikit cahaya seperti kunang-kunang. Ini terlihat seperti langit malam yang hanya ditemani oleh bintang kecil saja.Pada saat ini pula, energi di dalam tubuh Dewa Penidur mengalami lonjakan yang signifikan. Aura hijau menyelimuti tubuh pria tersebut.Melihat kondisi ini, Dewa Tersesat itu masih terlihat sangat amat tenang. Dia berpikir tindakan yang dilakukan oleh Dewa Penidur hanya sebatas gertakan saja.-Ledakan Mimpi Buruk-Senyum di bibir Dewa Tersesat mendadak lenyap, ketika dia melihat ada sebuah pusaran yang entah sejak kapan muncul di tengah perutnya.Pusaran energi itu mula-mula tidak menimbulkan dampak yang begitu berarti, tapi setelah 5 detik atau mungkin 6 detik paling lama, pusaran itu menembakan sebuah gelombang energi yang begitu kuat.''Apa ini-" Dewa Tersesat sama sekali tidak menduga, jika sekarang tubuhnya terpental begitu jauh karena le

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • LANTING BRUGA   Lanting Menghilang

    Dua jam telah berlalu, dan kini Dewa Tersesat telah kembali pulih dari luka yang dia alami. "Saatnya melakukan pembalasan," ucap Dewa tersebut, seraya tersenyum sinis, menatap wajah rapuh Dewa Penidur yang tak mampu lagi bergerak. "Kekuatan manusia begitu rapuh, begitu juga dengan tubuh yang mereka miliki. Tidak sepantasnya manusia seperti dirimu menantang seorang dewa."Dengan keadaannya sekarang, Dewa Penidur bahkan tidak mampu untuk membantah ucapan lawannya. Sekarang, dia sudah siap untuk pergi ke alam baka."Karena kau adalah manusia pertama yang mampu membuat diriku terluka, maka aku akan membuat kematianmu tidak terasa menyakitkan ...." Dewa Tersesat kini mengambil aba-aba untuk memusnahkan lawannya dalam satu kali serangan yang kuat.Dia mengangkat telapak tangannya ke atas, dan seketika energi yang dia miliki mulai menggumpal membentuk sebuah bola api raksasa.Lepaslah bola energi itu dari telapak tangan dewa tersebut, bergerak pelan ke arah Dewa Penidur yang terkapar tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • LANTING BRUGA   Pasukan Dikumpulkan

    Setelah beberapa waktu berlalu, Dewa Tersesat berjalan di antara beberapa wilayah yang ditemuinya, dan menyadari jika sekarang dia berada di alam bawah atau alam asura. “Ini sedikit berbeda dengan rencana awalku, tapi tidak terlalu buruk,” ucap dirinya, senyum licik kini muncul di wajah mahluk tersebut, tampaknya dia akan merencanakan sesuatu yang akan melibatkan kaum asura ini.Setelah berjalan beberapa jauhnya, dia bertemu dengan asura level rendah yang memiliki bentuk menyeramkan, dengan bagian tubuh hampir seperti dengan para siluman, hanya saja jauh lebih mengerikan lagi dibandingkan dengan siluman itu sendiri.Dia bertanya, “Apakah kalian ingin menjadi pasukanku? Kita akan menghancurkan langit, bukankah hal itu juga yang kalian inginkan sejak dahulu? Kaum kalian selalu tertindas oleh para dewa, perang terjadi antaka ras asura dan para dewa, tapi kalian tidak pernah mencicipi kemenangan, jika kalian ingin aku bisa memimpin kalian dan kita akan menguasai langit Bersama-sama…?”As

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • LANTING BRUGA   Menghimpun Kekuatan

    Perjalanan Dewa Tersesat untuk menemukan ras asura tertinggi akan memakan waktu yang lebih lama, tapi di jalan dia pasti menemukan asura kasta tinggi. Kemungkinan besar Dewa Tersesat bisa mempengaruhi asura kasta tinggi, yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan Kasta Tertinggi.Labih dari itu, kasta tinggi memiliki kekuatan tidak beberda jauh dari kasta tertinggi.Sekarang, apa yang harus dilakukan? tentu saja ada dua hal yang akan terjadi, pertama jika para asura kasta tertinggi berpihak kepada Lanting Beruga, maka kemungkinan besar Kasta Tinggi berpihak pada Dewa Tersesat, itu artinya akan terjadi perang satu ras.Perang yang akan terjadi lebih besar dibandingkan ketika Lanting Beruga berhadapan dengan pimpinan asura yang lain.Namun jika kasta tinggi tidak berpihak kepada Dewa Tersesat, maka kemungkinan dewa menjijikan itu akan membunuh mereka semua.Dua hal yang sama-sama tidak diharapkan bagi Lanting Beruga, tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur, masalah ini terjad

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status