Share

Ketua Kapak

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-31 13:15:58

"Setan keparat, siapa yang berani melakukan ini kepada kami?!" Seorang pria berbadan lebih besar dari tiga temannya buru-buru bangkit, lalu menarik kapak besar yang ada di pinggangnya.

Dia mengarahkan kapak itu ke sembarang tempat. Bisa ditebak dia sebenarnya belum tahu mengenai keberadaan Lanting Beruga.

"Keluar kau pengecut, hadapi kami dengan jantan!" sambung salah satu dari pria itu.

Lanting Beruga hampir tertawa mendengar hal itu, hadapi dengan jantan apanya? 

"Sekarang aku sudah keluar!" ucap Lanting Beruga, keluar dari pohon rindang dan berdiri santai di depan lawannya. Sesekali dia bahkan membelakangi lawan, karena membersihkan sisa-sisa ranting kering atau dedaunan yang ikut di bajunya.

"Apa kau yang membunuh teman-teman kami?" tanya mereka lagi.

"Hemmm ..." Lanting Beruga menganggukkan kepala, terlihat benar-benar meremehkan lawannya.

"Setan keparat, hari ini kau harus mati di tanganku!"

Salah satu dari 4 orang i

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Indah Pratiwi
koin terlalu banyak
goodnovel comment avatar
Nurmiati 00
koin kebanyakan
goodnovel comment avatar
nugraha rangga
kesan kolosal nya baguss..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Ketua Kapak 2

    Ketua Kapak menunjukan diri tepat di depan Lanting Beruga dan menyerang pemuda itu dengan belasan kapak yang berputar terus menerus dan berterbangan seperti bumerang.Kali ini Lanting Beruga sedikit tertekan, meski dia menggunakan mode cahaya api, tapi kekuatan dan teknik kapak yang dimiliki lawannya cukup mumpuni.Ketua Kapak telah mencapai puncak pendekar emas, dengan tenaga dalam yang cukup besar, tapi teknik bertarung pria berewokan itu rupanya tidak bisa dianggap sebelah mata.Dengan tenaga dalamnya, dia mengendalikan selusin kapak dengan cukup mudah. Ini adalah teknik yang sulit dipelajari.Kebanyakan dari pendekar hanya bisa mengalirkan tenaga dalam pada senjata mereka untuk memperkuat daya rusak sebuah serangan ataupun jurus, tapi amat jarang yang bisa mengendalikan senjata dengan tenaga dalam.Mengendalikan senjata dengan tenaga dalam membutuhkan konsentrasi yang tinggi, ketenangan dan juga pengendalian tenaga dalam yang halus.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31
  • LANTING BRUGA   Pertarungan Hidup Dan Mati

    Benturan dua kekuatan terjadi begitu cepat, mengundang gelombang kejut yang dapat menghempaskan benda apapun di sekitar mereka.Serangan Ketua Kapak benar-benar hebat, kapak-kapak menderu dan berputar seperti gasing, akan memotong benda apapun yang dilewatinya.Pohon, batu dan benda apapun terpotong menjadi bagian.Namun kekuatan kapak itu tidak berhasil memotong pedang Lanting Beruga, dan sialnya Jurus Tarian Dewa Angin mulai mendominasi."Tidak mungkin ..." Ketua Kapak mulai goyah, dia melihat beberapa kapaknya hancur menjadi kepingan kecil, semakin lama semakin bahaya.Ketika Lanting Beruga berteriak keras, pedang di tangannya pada akhirnya berhasil menebas semua kapak yang berputar dan melewati tubuh Ketua Kapak.Tebasan yang dilakukan oleh Lanting Beruga berhasil menciptakan luka sayatan di perut Ketua Kapak, meski tidak sampai membunuh orang itu tapi itu sudah cukup parah, mengingat Lanting Beruga tidak menggunakan tenaga dalam sama se

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • LANTING BRUGA   Ketua Kapak Tumbang

    Berusaha berdiri dengan menopang tubuhnya menggunakan kapak besar, Ketua Kapak melakukan satu hal yang mungkin bisa dilakukannya untuk terkahir kali."Ini adalah jurus Kapak Membelah Bumi ..." ucap Ketua Kapak, dia terbatuk kecil, membuat darah kembali keluar dari luka dan mulutnya, kemudian menatap Lanting Beruga dengan banyak ekspresi sebelum kemudian terbatuk kecil lagi. "Anak muda, siapa namamu?""Lanting Beruga, orang yang akan menjadi Dewa Pedang ..." jawab Lanting Beruga.Ketua Kapak itu tertawa kecil diselingi dengan batuk berdarah, menjadi Dewa Pedang terdengar lelucon bagi pria itu."Baiklah, Lanting Beruga ...Aku akan mengerahkan semua kekuatanku, kita akan lihat apakah orang ini bisa menjadi kerikil yang menghalangi jalanmu, atau kau akan mati hari ini."Lanting Beruga mengangguk dia setuju. Sepertinya mereka berdua akan menunjukan jurus atau apapun jenisnya yang mereka kuasai saat ini.Lanting Beruga menutup matanya, ketik

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • LANTING BRUGA   Saran Burung

    Dua hari satu malam lamanya sisa-sisa Kelompok Kapak mencari keberadaan Lanting Beruga dibawah perintah Sanjiwira. Namun usaha mereka tidak membuahkan hasil. Di dalam semak belukar kecil, Garuda Kencana memerintahkan bangsa burung untuk membuat sarang, beberapa laba-laba membuat jaring dan lebih banyak lagi binatang kecil yang bahu-membahu menutupi tubuh Lanting Beruga agar tidak terlihat oleh musuh. Efek dari penggunaan Mode Aura Api benar-benar besar, membuat tubuh Lanting Beruga kehabisan energi sama sekali, sampai membuat dia tidak sadarkan diri. Sementara di sisi lain, Sanjiwira telah pergi menyelidiki keberadaan Lanting Beruga di Sekte Awan Berarak. Jika Lanting cukup beruntung, dia mungkin akan tiba di sekte beberapa jam kedepan, karena itu Sanjiwira akan menghadang jalan pemuda itu. Tentu saja ini pemikiran Sanjiwira saja. Namun menjelang malam hari lagi, Lanting Beruga tidak melewati jalan utama yang biasanya digunakan oleh para pendekar untu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • LANTING BRUGA   Jendral Datang

    Di kedai makanan, Lanting Beruga duduk dengan beberapa mangkuk makanan di atas piring. Tepat dihadapannya, Kindra duduk dengan wajah canggung. Lanting Beruga telah mengatakan semua yang terjadi antara dirinya dan Sanjiwira, dengan Ketua Kapak dan semua yang berkaitan dengan Kindra. Perkataan pemuda ini tidak bisa dipercayai sepenuhnya, otak Kindra tidak sampai untuk memahaminya. Bagaimana mungkin Lanting Beruga mengacaukan Kelompok Kapak dan membawa kedua saudarinya ke Majangkara? "Sesepuh Muda, kau tidak percaya?" tanya Lanting Beruga. "Huhhhh ...pergilah ke Majangkara, kau bisa tanya kepada dua saudarimu itu." Lanting Beruga hendak pergi meninggalkan bangkunya setelah membayar beberapa perak untuk semua makanan di atas meja, tapi Kindra tiba-tiba mencegah pemuda itu. "Begini ... jika benar, aku berterima kasih kepada dirimu ... aku ..." "Sesepuh, kau memiliki jabatan tinggi di tempat ini, sebaiknya diskusikan masalah ini kepada

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • LANTING BRUGA   Level Otot Baru

    Ketika hendak melewati gerbang sekte, Dewa Beralis Tebal berdiri di samping gapura sambil menatap Lanting Beruga dengan penuh makna.Bergegas pemuda itu menghampiri Dewa Beralis tebal. Sudah beberapa bulan lamanya dia tidak melihat pria itu, dan terkadang sedikit rindu pula."Hahaha ...aku dengar kau akan pergi ke Istana Sursena, Lanting ...""Dewa Beralis Tebal, senang melihat dirimu ..." ucap Lanting Beruga, memberi hormat kepada pria itu."Sepertinya keputusanku membawa dirimu tidak salah, hahaha." Dewa Beralis Tebal tidak menduga jika pertemuan dengan Lanting Beruga adalah sebuah keberuntungan untuk Sekte Awan Berarak. "Berjuanglah, aku yakin kita akan bertemu lagi nanti.""Dewa Beralis Tebal, kau adalah orang pertama yang membuka jalan untukku, terima kasih banyak.""Hahahaha ..." Dewa Beralis Tebal melompat ke atas lesung batu dan mulai melayang tinggi, "berjuanglah, Lanting!"Setelah beberapa hari kemudian, Lanting Beruga akhir

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • LANTING BRUGA   Kekuatan Baru

    Sisa waktu menuju Istana Sursena hanya tinggal satu minggu lagi, tapi Jendral Dewangga mengatakan jika Lanting Beruga dan Subansari harus menghentikan latihan berat mereka.Dia menyerahkan masih-masih satu kotak kepada dua orang itu, "Ini adalah sumber daya pelatihan, aku ingin kalian menyerapnya."Lanting Beruga membuka isi dalam kotak itu, sebuah pil berwarna hijau tua. Di balik pil itu, ada kertas kecil yang bertulisan, 'Pil Cakra Hijau.'Pil yang sangat mahal dan langka, bahkan tidak diperjual belikan selain di Istana Sursena. Hanya tabib yang menyandang gelar grandmaster saja yang bisa membuat pil Cakra Hijau ini, tapi tabib seperti itu hanya ada di Istana Sursena.Itu artinya Jendral Dewangga mungkin saja pernah membeli pil itu ketika dia berkunjung ke Istana, atau mungkin. entahlah!"Dengan pil ini aku yakin kau bisa mencapai Otot Naga Api level ke dua," uap Jendral Dewangga.Sementara itu, Subansari mendapatkan sebuah mustika siluman

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • LANTING BRUGA   Cawan Kecil

    Di dalam kamarnya, Lanting Beruga terus mengurung diri, beberapa orang mengira dia masih melakukan meditasi untuk menyerap Pil Cakra Hijau, tapi sebenarnya dia sedang memahami Jurus Tarian Dewa Angin.Yang dipahami oleh Lanting Beruga adalah, jurus itu sebenarnya begitu menguras staminanya. Tentu saja, butuh beberapa ribu titik cakra tenaga dalam untuk menggunakan jurus itu, tapi bagaimana jika tanpa tenaga dalam?Satu-satunya cara yang mungkin bisa dilakukan Lanting Beruga adalah memasukkan kekuatan Roh Api pada Jurus Tarian Dewa Angin."Mode Kedua Aura Api," pikir Lanting Beruga. "Hanya itu satu-satunya cara agar dia memiliki jurus Tarian Dewa Angin yang kuat."Namun keraguan menyelimuti hati Lanting Beruga, mode ke dua Aura api terlalu membebani tubuhnya, pemuda itu takut jika dia kehilangan kesadaran ketika menggunakan kekuatan itu."Lanting ..." Suara Roh Api bergema di kepala pemuda itu. "Dengan level ototmu sekarang, aku yakin kau bisa mengg

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status