Raka sepertinya hampir pingsan saat tiba di depan ruang operasi. Kalau tidak ada Vino dan Jess, ia sudah pingsan di sana dan mempermalukan dirinya sendiri di depan orang tua Kyra. Ternyata, kondisi Kyra benar-benar buruk karena terlalu lama diberikan tindakan. Ia tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri."Ini gara-gara kamu!" seru Nirmala sambil menuding wajah Raka.Raka yang lelah pontang-panting dari Riau ke Jakarta sambil bergelut dengan rasa takut sepanjang perjalanan, tahu-tahu disalahkan oleh ibu mertuanya yang egois dan seperti nenek sihir itu. Dengan lelah, Raka mengangkat kepalanya dan menatap Nirmala dengan tatapan dingin. Tapi, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya yang terkatup datar."Kenapa nyalahin anak saya?" sahut Tika melindunginya. "Ini hak Raka untuk memutuskan, karena dia suaminya. Siapapun pasti akan membiarkan suami bertanggung jawab untuk mengambil keputusan terkait istri dan anaknya. Mbak yang salah. Harusnya, Mbak langsung ambil keputusan untuk sesa
Raka berdiri di samping inkubator tempat para dokter menaruh anak laki-lakinya dengan Kyra. Tubuhnya begitu mungil, bahkan kepalan tangannya tampak lebih besar dibanding kepala anak mereka. Nafas anak itu tampak pelan dan tenang, seakan tidak mempedulikan kehadirannya. Raka tersenyum sambil mengusap dinding kaca inkubator yang terasa hangat. Matanya tidak bisa lepas dari wajah anak mereka."Itu hidungnya Ibu, tapi kayaknya bibir itu bukan punya Ibu, mungkin punya Ayah. Matanya besar, ya, kayak punya Ibu. Wajah kamu mungil untuk ukuran laki-laki, tapi itu akan membuatmu menggemaskan kayak ibu kamu," kata Raka pada anak mereka yang sedikit terusik dengan suaranya, tampak menggeliat kecil dan mengerutkan kening. Raka pun tersenyum lebih lebar. "Kayaknya, kamu dapat banyak dari Ibu daripada dari Ayah. Tidur kamu terusik, kerutan di keningmu sama kayak punya Ibu. Kamu benar-benar menggemaskan. Ayah nggak percaya Ibu berjuang begitu keras demi kamu, Nak. Harus jadi anak yang soleh, ya?"Mat
"Bulan depan, Papa akan secara resmi kasih kamu D'Kratos."Bukan hanya Raka, tapi Kyra yang sedang makan sambil duduk di atas kasur pun langsung tercengang mendengar ucapan Angga yang begitu tiba-tiba di tengah keheningan suasana yang tenang di kamar rawat inap ini."Hah?!" seru Raka. "Pa, mendadak banget!""Kenapa? Nggak suka?" tanya Angga dengan wajah datarnya.Raka menggeleng cepat. "Bukan, bukan. Aku suka, banget malah!" jawab Raka dengan semangat. "Tapi, ini mendadak banget, Pa. Aku aja belum menyelesaikan tugas di Riau. Masa, Papa udah mau pensiun gitu aja? Sebulan itu kecepetan, Pa."Angga menaruh gelas berisi kopi yang dibelinya di kafe rumah sakit ini. "Sebenarnya, Papa memang sudah merencanakannya untuk bulan depan. Itu hadiah Papa untuk kelahiran anak kalian. Tapi, karena ternyata lahir prematur, ya, nggak bisa sekarang juga. Jadi tetep bulan depan, deh," jelas Angga dengan santai. "Semua dewan direksi dan lainnya sudah setuju. Tugas kamu di Riau itu cuma ujian untuk meliha
"Kondisi Kyra semakin menurun."Kyra memang tahu bahwa tubuhnya semakin melemah, tapi mendengar ucapan Merlin yang datang menjenguknya setelah dua hari pulang dari rumah sakit, Kyra tidak bisa berkomentar apa-apa. Apalagi, ketika ia melihat ekspresi yang dibuat Raka saat itu. Ia merasa sangat bersalah pada Raka, karena ayah dari anaknya itu tampak seperti orang yang perasaannya disakiti, dan dirinyalah yang telah menyakiti Raka."Melahirkan sepertinya benar-benar berat untuk Kyra, meski banyak di luar sana seorang ibu penderita lemah jantung sepertinya yang bisa melahirkan anak tanpa mendapatkan efek apapun pada kondisi jantungnya," lanjut Merlin. "Sebagai teman, aku takut. Sebagai dokter, aku nggak bisa berpura-pura bahwa kamu baik-baik aja, Kyra. Aku dateng bukan cuma untuk menjengukmu, tapi juga untuk membujukmu."Kyra menatap Merlin yang menatapnya dengan serius. Kyra bukan Manusia Super yang bisa membaca pikiran orang, tapi ia seakan tahu apa yang dimaksud oleh Merlin. "Dokter ma
Tepat di umur sebulan kelahiran Arden, Kyra langsung pergi ke kampus untuk mengurus semua tugas akhirnya. Ia bahkan sampai harus membawa Arden bersamanya. Meski melelahkan untuk tubuhnya yang semakin lemah, tapi ia menghadapi semua itu dengan tetap menjadi Kyra yang dikenal oleh orang-orang di kampusnya.Di sela-sela itu, Kyra pergi ke perusahaan untuk menunjukkan dan membuktikan bahwa dirinya sudah siap untuk meneruskan Mahesa Group ini. Semua berpikir bahwa Kyra yang sudah sibuk dengan anak itu akan lalai, tapi nyatanya tidak. Bahkan, berkat itu, Kyra mendapatkan banyak pendukung dari karyawan-karyawan perempuan. Bisa dikatakan, Kyra sudah menjadi panutan untuk karyawan-karyawan perempuan. Tentu saja, Kyra menjadikan momen itu untuk mendapatkan lebih banyak pendukung.Hanya dalam satu setengah bulan semenjak ia kembali beraktivitas, semua tujuannya tercapai. Ia sudah dinyatakan lulus kuliah, tinggal menunggu waktu wisuda yang akan dilaksanakan pertengahan tahun nanti. Sehingga, kini
Hari ini, Kyra pergi berdua dengan Arden untuk mengurus keperluas kelulusannya. Raka tentu saja ada di kantor, akhir-akhir sibuk mempersiapkan penggabungan D'Kratos dan Mahesa Group, memikirkan konsep pesta peresmian itu, konferensi pers, dan proyek yang akan menjadi hal pertama saat kedua perusahaan bergabung. Tidak ada Jess maupun Vino di kampus, tidak ada orang yang benar-benar dekat dengannya yang bisa menemaninya ke kampus. Akhir-akhir ini, Kyra merasa lebih ketergantungan pada orang, dan hal itu membuatnya kini merasa lemah."Ih, gemes, deh!" seru seorang perempuan.Kyra menghentikan langkahnya dan langsung membalikkan badan. "Ah, Prof. Rafwal." Ia pun menghampiri dosennya itu dan mencium tangannya, tanda hormat yang selalu ia lakukan pada orang-orang yang ia hormati. Profesor Rafwal adalah dosen pembimbingnya untuk tugas akhir dan orang yang memberinya nilai terbaik pada tugas akhirnya. "Apa kabar, Prof?" tanyanya bukan sekedar basa-basi. Selain karena ia sudah lebih dari dua b
Sepanjang perjalanan Bandung-Jakarta, Kyra tidak mematikan teleponnya dengan Raka. Bukan hanya menceritakan situasi yang sedang ia dan Arden alami, tapi juga banyak hal yang berhubungan dengan apa yang terjadi padanya. "Hisyam," sebut Kyra dengan mantab. "Sebenarnya, aku menaruh mata-mata di dekat Hisyam sejak para direksi memilihku menjadi calon satu-satunya. Dendam banget dia, tuh. Heran. Padahal, memang kemampuannya aja yang nggak bisa menandingiku. Okelah, dia disukai banyak karyawan. Tapi, yang dicari adalah pemimpin yang kompeten," tuturnya kesal. "Yah, tapi kalau karyawan-karyawan tahu aku sakit, mereka juga nggak akan mau milih aku." Ia terkekeh-kekeh setelahnya."Kamu sakit pun masih kompeten, kok," tanggap Raka menghibur dirinya. "Oke, Kyra. Saat ini polisi udah bergerak menyusul kalian dari arah Bandung, juga ada yang datang dari arah Jakarta dan akan memutar nantinya. Aku nggak bisa nyusul kamu, tapi aku akan nunggu kamu di gerbang tol.""Iya, iya. Santai aja, Kak. Aku be
Bohong jika Kyra tidak kecewa atas apa yang ayahnya perbuat. Namun, hal ini tentu sudah Kyra perkiraan meski berada di daftar terakhir. Segitu bencinya Pratama pada dirinya sampai tega melakukan hal seperti ini padanya dan anaknya. Padahal, ketika Arden lahir, ia melihat ekspresi Pratama lebih lembut dan sangat tulus. Tapi, entah apa lagi yang membuat mata dan hati Pratama tertutup sampai tega melakukan hal seperti ini padanya. Karena itulah, Kyra mulai melakukan penyelidikan lebih lanjut.Setelah Raka tiba di restoran sunda dan menjemputnya, Kyra langsung dilarikan ke IGD terdekat. Bukan hanya sesak nafas yang Kyra alami, tapi Kyra sampai pingsan dan tubuhnya mulai tampak membiru. Jelas bahwa jantungnya sudah tidak setangguh dulu dalam menghadapi ketegangan. Alhasil, kondisinya drop. Untungnya, ia tak sampai dirawat lebih dari tiga hari.Selama tiga hari itu, memang belum tersebar kabar tindakan Pratama dan Hisyam. Sebelum mengadakan konferensi pers dan memberitahukan
Tentu saja, masalah akan selalu datang dalam hidup sebagai pewarna kehidupan. Masalah berat akan terasa ringan saat ditanggung bersama, saat ada orang yang mau memberikan dukungan meski hanya dengan keberadaannya. Dan, itulah yang terjadi pada hidup Kyra semenjak ia bertemu dengan Raka. Dulu, rasanya ia bisa mengakhiri hidupnya kapan saja. Tapi, kini ia memutuskan untuk terus bertahan dan berjuang karena ia sudah memiliki orang-orang yang berharga. Raka sebagai suaminya, Arden sebagai anaknya dan Raka, sang bunda yang sudah berubah, dan kedua mertuanya yang selalu perhatian.Semenjak Mahesa Group bergabung di baqah D'Kratos, ada banyak sekali perubahan yang sangat baik yang membuat Mahesa Group yang sempat menurun akibat kasus Pratama pun bisa kembali naik dengan sangat cepat. Dalam waktu 1 tahun saja, semua sudah kembali stabil. Kyra bahkan bisa melakukan pekerjaan remot dari jarak jauh. Ia pun punya banyak waktu yang bisa ia habiskan bersama Arden dan Raka. "Babe." Kyra menoleh dan
Kehidupan Kyra sealam di Bandung adalah kehidupan terbaiknya sejak sebelum hingga sesudah mengenal seorang Raka. Namun, ia yakin bahwa dengan tinggal di rumah baru, mencari suasana baru, dan lingkungan bermasyarakat yang baru, ia akan mendapatkan kehidupan yang jauh lebih menyenangkan dan terbaik di banding sebelumnya. Apalagi, kini telah banyak yang berubah di dalam hidupnya. Mulai dari pernikahannya dengan Raka, memiliki Arden sebagai anak mereka, perubahan sikap NIrmala, diterimanya dengan baik sebagai seorang Kyra yang penyakitan oleh banyak orang, dan kini ia sudah memiliki jantung yang lebih baik berkat bantuan ICD hingga memberinya kesempatan hidup lebih baik. Ia tidak pernah berhenti berterima kasih pada Bandung. Dan, mulai hari ini, ia, Raka, dan Arden akan menetap di Jakarta.Ada begitu banyak alasan yang membuat mereka memilih untuk pindah ke Ibu Kota. Pertama, tentu karena lokasi dengan perusahaan jauh lebih dekat. Orang tua mereka juga dapat berkunjung lebih sering tanpa
Masalah dengan Hisyam dan Galih telah selesai. Mereka berdua mendapatkan hukuman kurungan penjara seumur hidup tanpa remisi atau pengurangan hukuman saat menjalani masa pidananya. Berbeda dengan ibu Hisyam, ia mendadpatkan hukuman kurungan penjara 20 tahun dan sejumlah denda. Sementara untuk Margaret yang telah menuntut cerai pada Hisyam dan disetujui akan mendapatkan hukuman penjara 5 tahun penjara dengan sejumlah keringanan-keringanan yang telah Kyra berikan. Memang, dilihat dari sisi mana pun, Margaret juga korban.Sudah tiga bulan berlalu semenjak resminya penggabungan perusahaan Mahesa menjadi berada di bawah D'Kratos. Selama tiga bulan itu, Kyra menjalani masa istirahatnya dengan cukup tenang. Satu bulan pertama memang sangat tenang untuknya, karena Raka telah menunjuk seseorang untuk menggantikan posisinya memimpin Mahesa Group. Tapi, setelahnya Kyra kembali memegang jabatan sebagai Direktur Utama Mahesa Group meski dilakukannya dari jarak jauh. Tentu saja hal itu akan mencipta
"Kalian heboh banget, sih," tukas Kyra sambil bangkit perlahan-lahan dengan bertumpu pada tangan kanannya. Lantas, ia menutup luka di lengan kirinya yang dalam dan mengeluarkan banyak darah.Bagi Kyra, menerima luka tembakan adalah hal yang sebenarnya sudah biasa ia dapatkan sejak dulu. Ada banyak bekas luka yang ia miliki di tubuhnya, dan kini ia harus mendapatkannya kembali. Memang lukanya tidak parah karena ia sempat menghindar di saat-saat terakhir. Meski sudah memakai rompi anti peluru di balik baju yang ia pakai, untunglah luka yang ia dapat hanya luka dalam di lengan kirinya akibat tertembak."Da-Darahnya banyak banget!" kata Raka terbata-bata.Kyra mengangguk. "Daging aku kecongkel panjang dan dalam, jadi wajar darahnya banyak gini. Aku mungkin bakal butuh transfusi kalau dibiarin. Aku juga bakal pingsan," kata Kyra dengan santai. "Karena acaranya juga udah kacau, aku pergi duluan, ya? Kakak urus sisanya aja, nanti nyusul ke rumah sakit. Aku sama King."King sudah mengangkat t
Kyra sudah siap, pun dengan Raka. Arden mereka titipkan pada Nirmala yang sekarang selalu menjauhi keramaian dan acara-acara besar semenjak kasus Pratama. Bundanya itu lebih senang bersama cucu pertamanya, menghabiskan masa tua dengan bahagia dan jauh dari hal-hal yang merepotkan. Kyra dan Raka turun dari mobil yang sama. Acara launching peresmian bergabungnya Mahesa dengan D'Kratos ini dilaksanakan di ruang aula utama di gedung Mahesa Group. Tentu bukannya tanpa maksud. Hanya di Mahesa Group inilah keamanan bisa terjamin jauh lebih baik. Bagaimana pun juga, Mahesa Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang keamanan terbaik se-Indonesia, meski sekarang menurun dan kalah saing semenjak kasus Pratama. Namun, Kyra terus berusaha untuk kembali ke posisi sebelumnya.Tentu saja acara ini amat sangat ramai dan meriah, karena bukan hanya mengundang masing-masing orang penting dari kedua perusahaan, tapi juga orang penting se-Indonesia, termasuk pejabat-pejabat negara yang terlibat di du
"Kamu serius, Kyra?" tanya Raka. Ia baru saja sampai di rumah dan mendapati Kyra sedang berbaring di atas karpet depan televisi, sambil menemani Arden berguling-guling dan mencoba merangkak. "Menunda operasi itu resikonya besar buat kamu. Apalagi, kamu udah memutuskan untuk menunggu Margaret keluar dari penjara untuk menggantikanmu. Kamu tahu kalau tubuh kamu nggak kuat, 'kan? Sekarang aja kita harus mempersiapkan persidangan."Kyra merebahkan tubuhnya terlentang, membuat Raka mendekat untuk bersimpuh di sebelahnya, dan tiba-tiba saja mengecup bibir sang istri. "Duh, Kak. Mendadak amat," ujar Kyra sambil mendorong pundak Raka pelan. Perlahan, ia mengguling tubuhnya dan menaruh kepalanya di atas pangkuan Raka. "Nggak lama, kok, aku menunda operasinya. Cuma sampai dua kali sidang. Aku janji."Raka menghela napasnya kasar sambil geleng-geleng kepala. "Aku nggak habis pikir, deh, sama kamu, Kyra. Kamu selalu berhasil bikin aku jantungan dan gila."Dengan ringannya, sang istri malah terkek
Kyra ingat bahwa ia tidak asing dengan nama 'Galih'. Sejauh ia bisa mengingat, memang tidak ada teman sekolahnya yang bernama Galih sejauh ini. Tapi, begitu Galih yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap Pratama masuk ke ruangan untuk memenuhi panggilannya, mata Kyra langsung terbelalak untuk beberapa detik. Setelahnya, Kyra tersenyum lebar, bahkan menyeringai."Wah, saya nggak nyangka, ternyata 'Galih' yang dimaksud itu Anda," ujar Kyra sambil geleng-geleng kepala keheranan. "Duna ini sempit banget, ternyata. Nggak nyangka aja, ternyata orang yang udah sepuluh tahun menghilang setelah mencoba mencuri data perusahaan, muncul dengan cara kayak gini. Kayaknya, waktu itu aku memang belum jago, ya, sampai nggak bisa benar-benar melenyapkan Anda, seorang pengkhianat perusahaan."Lelaki yang lima-enam tahun lebih muda dari Pratama itu hanya menatapnya dengan tatapan dingin. Hampir tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya, dan Kyra hanya menatapnya dengan merana tanpa mengalihkan sedikitpun
Seperti perkiraan Raka, tiga hari setelah Kyra membuka mata, Raka dengan gencarnya mengumumkan pada publik secara tak langsung bahwa Hisyam, Shinta, Galih, dan Margaret telah merencanakan kudeta terhadap Pratama dan Kyra untuk mendapatkan Mahesa Group.Tidak ada berita yang lebih hangat selain video yang beredar tentang penangkapan Hisyam, Shinta, Galih, dan Margaret oleh pihak kepolisian dengan bekerja sama dengan orang-orang keamanan Mahesa Group yang ditunjuk dan dipilih oleh Kyra dan Raka. Ketenaran Kyra dan Raka terkait kasus ini mengalahkan ketenaran artis-artis yang melakukan berbagai skandal. Sebab, kejadian ini termasuk ke dalam kejadian dunia bisnis yang cukup besar dalam sejarah Indonesia selama 10 tahun terakhir.Sebelum naik ke meja hijau, keempat orang itu sudah mendekam di Lapas Kelas I Cipinang sebagai pelaku kejahatan tinggi, yaitu pembunuhan terencana dan kudeta. Jumlah poin kejahatan mereka adalah tinggi, sehingga Kyra dan Raka meminta agar mereka masuk ke Lapas Cip
Sudah tiga hari Kyra tidak membuka matanya, namun bukan berarti kondisinya terus mengalami penurunan. Kondisinya cukup stabil, tapi dokter-dokter tidak mengetahui alasan Kyra masih memejamkan matanya. Namun, dugaannya adalah psikologis. Raka tidak bisa membantah jika memang itu karena psikologis. Sebab, belakangan ini, Kyra memang banyak memaksakan diri untuk fisik dan mentalnya.Selama tiga hari ini, Raka lebih banyak berada di Mahesa Group untuk menstabilkan kondisi di sana sejak kematian Pratama dan masih melakukan penyelidikan untuk mencari Hisyam, sementara D'Kratos ia kendalikan dari jarak jauh dengan bantuan asisten pribadinya. Memang situasi cukup stabil dan terkendali, tapi hal ini malah membuat Raka kesulitan memiliki waktu untuk menjaga Kyra setiap malamnya. Bahkan, ia hanya bisa melakukan video call dengan Arden yang kini ada di tangan kedua orang tuanya. Raka mengantuk dan lelah, sampai ia tak menyangka bahwa inilah beratnya pekerjaan Kyra sejak menjadi Direktur Utama Ma