"Iya, kok sampai segitunya si Fatih ngotot mau ke temuan?" ucap Kaysha agak ketus."Maaf ya Nduk, mungkin yang ada diorang itu Fatih melihatnya seperti seorang ayah, jadi dia butuh kasih sayang darinya, Mbok tahu pintu hatimu nggak mau lagi menerima cinta, cuma si Mbok kasihan sama Fatih.""Kay tidak ingin jatuh cinta lagi Mbok, sudah cukup masa lalu itu menjadi pelajaran yang berharga buat Kay," sahutnya."Di luar dia bilang nggak apa-apa tapi di dalam hati Fatih merindukan kasih sayang seorang ayah," ucap Mbok Darsi lagi."Saat ini Kay belum bisa, kita lihat saja ke depannya bagaimana?" sahutnya dengan tegas."Fatih, kita di sini saja ya gelar tikarnya lagian ada pohon besar ini enak adem," ucap Kaysha sambil mengatur semua barang yang di bawanya untuk piknik."Terserah Bunda saja!""Bun, boleh nggak telepon teman Fatih?" tanyanya dengan mengiba."Boleh sayang, sini biar Bunda yang tekan nomornya.""Nggak usah Bun, Fatih bisa kok!"Tut! Tut! Tut!"Nada sambung, Bun!""Speaker saja
Apa perlu saya panggilkan dokter, Kay? atau kita langsung ke rumah sakit?" tanyanya panik."Enggak usah Mas, biasanya dibawa rebahan langsung hilang kok, Mas Dewa pulang saja, soalnya Kay mau istirahat dulu, nggak apa-apa 'kan?""Iya sudah kalau begitu, saya pulang dulu nanti kalau ada apa-apa segera hubungi saya," ucap Dewa yang nampak khawatir akan kesehatan Kaysha."Iya terima kasih ya Mas.""Selamat siang, Kay!""Assalamualaikum," jawab Kaysha dengan tersenyum."Wa ... Walaikumsalam," jawabnya gugup.Dewa pun pergi dari rumah Kaysha, namun di hatinya masih mengganjal apa yang dilakukan mereka sampai Dewa tidak tahu, dan sepertinya mereka menyembunyikan sesuatu."Aku akan mencari tahu Kay, firasatku mengatakan kamu lagi menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku berjanji Kay, tidak ada laki-laki sempurna seperti aku yang mampu bersanding denganmu, Kay!" ucapnya dalam hati.Malam harinya entah mengapa pembicaraan di telepon dengan orang itu masih teringat dan berputar-putar di kepala K
Namun pada saat mereka pergi Dewa kembali muncul yang membuat Kaysha hilang mood nya untuk pergi.Entah kenapa Kaysha sepertinya selalu diawasi oleh Dewa dan itu membuatnya malas bertemu dengan Dewa, sehingga setiap Dewa mengajaknya jalan atau hanya makan di luar Kaysha tidak mau diajak."Halo semuanya, selamat pagi!""Assalamualaikum!" ucap Kaysha."Walaikumsalam!" jawab Dewa dengan grogi."Kalian mau ke mana, sudah pada rapi, kok nggak ngajak-ngajak?" tanya Dewa berharap diajak oleh mereka."Maaf ya Om nggak ngajak Om dulu hari ini, soalnya Fatih ingin pergi sama Bunda dan Eyang saja, Fatih 'kan mau lebih dekat sama Bunda kayak dulu lagi, banyak yang mau Fatih cerita dengan Bunda, nanti kalau Om Dewa ikut nanti Bunda lebih perhatian ke Om Dewa bukan ke Fatih," jawabnya seakan-akan tahu akan maksud dari mata Kaysha yang menolak kehadiran Dewa."Om jangan sedih, setiap hari’ kan Om sudah sering ketemu, sedangkan Fatih baru dua hari ini bisa ngobrol dengan Bunda dengan lancar, maaf ya
Apakah ini yang dinamakan karma atau hanya kebetulan terjadi karena setahun yang lalu anak kandungnya lumpuh diakibatkan karena ulah ayahnya sendiri.Banyak orang yang mencibir keluarga Bu Ratna atas tingkah lakunya selama ini."Clara, katanya setelah melahirkan kita pulang ke kota tinggal di rumahmu yang besar mana buktinya, kok sampai sekarang kita masih di sini?" tanya Bu Ratna."Eh sadar diri dong Bu, kita mau ke kota bawa Mas Bagas yang pincang ini, apa kata dunia Bu seorang Clara Fransisca mempunyai suami yang miskin, kere, cacat pula, malu dong aku Bu sama teman sosialitaku.""Ini saja kalau bukan karena anakku Clarisa sudah aku tinggalin kalian yang menjadi benalu di hidupku.""Oh ya satu lagi aku akan minta cerai dari Mas Bagas setelah anak ini dua tahun, jadi aku memperkerjakan kalian untuk mengurusi anakku, jangan sampai dia kekurangan gizi, ingat ya Bu semua kebutuhan rumah ini aku yang penuhi, jadi sewajarnya kalau kalian membantu mengasuh anakku," ancam Clara dengan emos
"Assalamualaikum, Om!""Walaikumsalam Fatih!""Kok Om ada di sini tadi Fatih cari in di ujung sana katanya Om pergi sebentar, eh taunya kita ketemu di sini," celoteh Fatih."Oh Fatih cari in Om, mau makan siomay lagi, ayuk ke warungnya Om," jawabnya dengan ramah."Bentar Om, kenal in dulu ini Bunda Fatih namanya Bunda Kaysha, cantik 'kan Om Bunda Fatih?" tanyanya dengan polos.Seketika wajah Kaysha memerah antara malu dan marah, karena tadi sudah memarahi Khaidir yang merupakan teman baru Fatih.Berbeda dengan Khaidir yang tersenyum melihat wajah merona Kaysha, namun tiba-tiba dia memalingkan wajahnya dengan beristigfar."Kenapa, ada yang salah dengan wajah saya, sampai Anda memalingkan wajah seperti itu?" tanya Kaysha sudah emosi dari tadi."Maaf, bukan saya tidak menghargai wanita, tetapi saya tidak mau menatap Anda terlalu lama karena bisa menimbulkan dosa," jawabnya dengan sopan."Bunda, ini namanya Om ....""Namanya Om Khaidir bukan Om ganteng, ganteng dari mana nggak ada tuh?"
"Gimana Fatih senang hari ini?" tanya Kaysha dengan lembut."Iya bunda senang banget, lagian besok Fatih sudah mulai belajar ngaji sama Om ganteng itu," ucapnya polos.Ada keceriaan yang terpancar di wajah anak itu, Kaysha sangat senang setidaknya pria itu mengobati luka di dalam hati Fatih.Kaysha belum tahu luka yang ada di dalam hati Fatih adalah pemberian dari mantan suaminya itu, bahkan dia juga belum tahu kalau Bagas menjadi lumpuh dan sakit-sakitan, apakah mungkin karmanya karena telah menyia-nyiakan anak kandungnya.Sampailah mereka di rumah, dengan semangat Fatih langsung masuk ke kamar ingin mempersiapkan semua peralatan untuk mengaji tak lupa Fatih menyiapkan juga buku gambarnya karena katanya jika selesai mengaji dia ingin menggambar di sana."Bun, Fatih ingin cepat berdiri, tapi kapan ya Bun, Fatih capek duduk melulu di kursi roda," tanyanya seketika saat sedang mau tidur."Sabar dong Sayang, kata Om dokter Fatih akan segera bisa berjalan kembali, makanya selain berdoa Fa
Sampailah Kaysha di ruang kerjanya, namun dia di buat kaget dengan kedatangan Tante Lisa yang sudah ada di dalam."Loh, Tante Lisa!""Halo Sayang, apa kabarmu?" tanya Tante Lisa lalu berdiri menghampiri dan memeluk Kaysha."Alhamdulillah baik Tan, kok nggak kasih kabar mau datang?" tanya Kaysha yang tidak terlalu suka kedatangan tantenya itu secara tiba-tiba."Namanya juga kejutan, dari bandara Tante langsung ke sini," tukas Tante Lisa."Gimana keadaan Fatih sekarang sudah ada perubahan?""Alhamdulillah, sudah ada kemajuan.""Dan bagaimana dengan hubungan kalian?""Maksud Tante?""Ya kamu sama Dewa kapan kalian akan menikah?""Maaf Tan, untuk saat ini Kay tidak mau menikah dulu, masih mau fokus dengan kesembuhan Fatih."Dewa hanya diam, namun di hatinya berontak."Bagaimana denganmu Dewa, apa kamu masih mau menunggu Kay, atau memang dia tidak mencintaimu Dewa?""Saya terserah Kay saja Tante, jika saya disuruh menunggu kenapa tidak toh selama empat tahun juga saya menunggu," ucap Dewa
Khaidir tidak ingin terlalu memaksakan kehendaknya dengan Kaysha karena dia tidak mau masa lalunya muncul kembali, biarlah sejalan waktu jika memang Kaysha sudah bisa membuka pintu hatinya untuk seorang pria.Lagi pula yang ada di pikiran Khaidir adalah mereka juga baru bertemu tidak mungkin langsung menyukai, karena Khaidir juga tertutup perasaannya jika ada seorang wanita yang mendekatinya.Kadang Bu Salma sangat geram dan kesal dengan sifat anaknya yang terlalu pemalu mengatakan isi hatinya sampai pernah ada seorang gadis menyukainya begitu pun dengan Khaidir, tetapi karena sifat pemalunya itulah akhirnya gadis itu sudah dilamar oleh orang kota, dan Khaidir pun hanya gigit jari, dan dia selalu berkata itu berarti gadis itu bukan ditakdirkan buat dia.Mendengar perkataan Fatih membuat Bu Salma ingin segera menjodohkan Khaidir dan Kaysha, di mata Bu Salma Kaysha adalah wanita mandiri, dan pengalaman hidupnya yang pahit sudah cukup membuat Bu Salma sangat bangga jika memang Kaysha dit
“Aku mau ke kamar dulu, istirahatlah besok aku akan mencarikan tempat tinggal untukmu. Benar dengan apa yang dikatakan oleh Ibu, seharusnya aku memandang suamiku!” ucapnya sambil beranjak pergi dari meja makan.“Tunggu Kay! Kamu tidak ingin bicara denganku lagi bahkan untuk terakhir kalinya?” ucapan Bagas mampir menghentikan langkah Kaysha seketika.“Aku sudah berbuat baik untuk keluargamu untuk terakhir kalinya. Dan sekarang kita berada di jalan yang berbeda. Aku sudah mempunyai keluarga yang baru nggak mungkin aku menyambut tangan yang lain apalagi kamu ada mantan suamiku. Benar kata Ibu dan kau harus bicara dengan Mas Khaidir, permisi!” ucap Kaysha tegas dan berlalu meninggalkan Bagas sendirian.“Ya kamu benar Kay, tapi tenang saja setelah hati ini aku akan pergi jauh untuk selama-lamanya,” ucapnya dalam hati sembari menatap punggung wanita cantik itu sampai hilang dari penglihatannya. ***Sampai di pintu kamar Fatih Kaysha memberanikan diri untuk masuk meskipun ada sedikit ketak
Khaidir mengendurkan pelukannya dan menatap lekat wajah Fatih yang sudah dibanjiri air mata. “Tidak Sayang, kamu tidak boleh menangis. Papa hanya bertanya dan sangat khawatir saat tahu kalau kamu sudah dijemput dengan mobil orang lain. Maafkan Papa, sudah telat menjemput kamu di sekolah, maafkan ....” ucapannya dipotong langsung oleh Kaysha dengan wajah memerah “Kamu bohong Mas, kamu bilang Fatih baik-baik saja denganmu, tapi apa ini dia pulang bersama Syeira!” bentak Kaysha yang tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka.Khaidir terkejut dengan kedatangan Kaysha di tambah lagi wanita cantik itu mendorong kursi roda yang ternyata dengan santai pria itu duduk dan tersenyum sinis.“Ba—Bagas? Kamu ada di sini juga dan kenapa kamu?” Khaidir semakin tidak mengerti karena merasa sudah dipermainkan oleh mereka. “Apa Khaidir, kamu pikir aku hilang dari rumah sakit? Nggak Dir, justru aku ingin menyelamatkan kalian tapi tidak ada yang mau percaya denganku!” sungutnya dengan penuh percaya
Khaidir terdiam sejenak tapi langsung disadarkan kembali dengan bunyi klakson dari sepeda motor milik Bapak tua itu. “Kenapa kamu malah bengon, cepat naik!” perintahnya lagi. Khaidir pun langsung naik di belakang. “Kamu pegangan ya, kita ngebut,” ucapnya lagi dengan Khaidir yang masih begitu syok. Meskipun penampilan orang itu lusuh tapi wangi tubuhnya itu masih tercium sehingga Khaidir tak bisa berkata-kata. Mulutnya terasa seperti terkunci. Tenggorokannya seakan tercekat tidak bisa mengeluarkan suara.“Ya Allah, siapa Bapak ini kenapa tubuhnya begitu harum?” tanyanya dalam hati sambil mengamati tubuh pria tua renta itu. “Kamu masih harus mengalami banyak masalah. Setiap manusia selalu diuji tapi kadang manusia menganggap itu masalah. Kamu masih harus melewati rintangan mungkin ada yang harus dikorbankan tapi semua itu jika kamu ikhlas maka kamu mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan. Pada dasarnya semua makhluk hidup terutama manusia akan meninggalkan jasadnya hanya caranya saja
“Saya Dok ...Saya yang bernama Khaidir,” sahutnya cepat. “Baik, Bapak bisa masuk sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu dengan Bapak.”“Bagaimana kondisinya Dok, apa pasien terkuak parah?” tanya Khaidir penasaran.“Kalau dibilang parah iya, karena kecelakaan itu telah membuat kedua kakinya hancur dan harus diamputasi, kami juga harus memeriksa organ dalam kemungkinan juga ada yang terluka, tapi saya salut kesadarannya masih terjaga dan meminta saya untuk mencari orang yang bernama Khaidir. Segera temui dia, Pak,” jelas dokter itu. “Terima kasih Dok,, permisi saya ke dalam dulu.”Khaidir bergegas masuk ke ruang IGD dan sedikit terkejut dengan kondisi Agus yang memang terluka parah. Banyak darah di kereta itu, bahkan masih menetes. “Dengan Mas Agus?” tanya Khaidir pelan mendekati wajah orang itu. Orang itu pun kembali membuka matanya dan menatap sendu wajah Khaidir. “Pak Khaidir?” tanyanya dengan suara pelan.“Iya saya Khaidir, kenapa kamu memanggil saya? Apakah ini berkait
Rupanya Tante Lisa mempunyai rencana baru yang hanya Syeira saja yang tahu. Tante Lisa sengaja berpura-pura gila lantaran sangat capek bekerja sebagai wanita penghibur yang melayani para hidung belang, bahkan cara mereka tak lazim sering memukul hingga memar saat mereka sedang bercinta . Syeira dan Tante Lisa ingin melenyapkan Kaysha dan Fatih agar bisa mengambil harta warisan itu. Dan tentu saja bisa menggantikan posisi Kaysha menjadi istrinya Khaidir. Rencana yang matang sudah mereka susun. Hanya perlu melibatkan Fatih, anak kecil itu. Semua sudah dibongkar oleh Syeira sendiri. Kenikmatan yang diberikan oleh Dewa membuatnya tak berdaya. Satu jam mereka bercinta membuat Syeira kelelahan dan tertidur pulas. Dewa pun bangkit dari tempat tidur dan segera menghubungi seseorang. “Kamu bisa memakainya datanglah kemari dia masih tertidur dengan nyenyak. Aku masih ada urusan dan buat dia menikmati surga dunia sampai kalian puas.”Dewa langsung menutup sambungan teleponnya dan bergegas pe
Setelah sedikit tenang Bu Rina bisa menceritakan apa yang terjadi sebenarnya di dalam sel tahanan. Rupanya ada yang sengaja membuat kegaduhan di dalam sana. Seorang teman satu kamarnya langsung menyerang membabi buta pada saat Bella sedang terlelap tidur. Di saat kejadian naas itu Bu Rina memang tidur di sebelahnya, dan saat mendengarkan teriakan Bella, beliau langsung terbangun dan sudah melihat wanita itu diatas tubuh Bellla dengan memegang sebilah pisau menusuk tanpa arah ke tubuh Bella. Bu Rina segera mencoba menghentikan aksi wanita itu tapi dia pun ikut terkena sayatan benda tajam itu. Wanita paru baya itu segera berteriak meminta bantuan sedangkan teman satu sel lainnya tidak ada yang membantu lantaran takut terkena benda tajam itu. Tubuh Bella sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah. Wanita itu langsung beranjak dari atas tubuh Bella setelah melihat genangan cairan yang kental dan pekat. Bu Rina pun sampai tidak berani mendekati wanita itu karena takut terkena kembali
“Selamat pagi.” “Selamat pagi dengan Pak Bagas?” “Iya saya sendiri, ada apa ya Pak, ada masalah dengan ibu atau kakak saya di sana?”“Maaf sebelumnya Pak, ada masalah memang di dalam penjara dan mengakibatkan saudara Anda harus di rawat di rumah sakit.”“A—apa maksudnya Mbak Bella?” “Iya Pak, Saudari Bella berkelahi dengan salah satu teman selnya sehingga mengakibatkan dia harus dilarikan ke rumah sakit, karena dia tertusuk benda tajam di perut sebelah kirinya.”“Apa?” “Bagaimana bisa, Pak?”“Lebih baik Anda bisa datang ke rumah sakit Bhayangkara ruang mawar nomor empat belas. Sekarang masih ditangani oleh dokter.”“Baiklah saya langsung ke sana, terima kasih informasinya Pak.”Bagas buru-buru menutup teleponnya tapi dia juga tidak bisa ke rumah sakit tempat di mana Bela di rawat karena dia juga masih tahap pemulihan. “Ah bagaimana ini? Aku tidak bisa ke sana dan apakah aku bisa meminta tolong dengan Kaysha tapi apakah dia mau setelah aku mengatakan semuanya saat itu? Apakah
“Sayang kenapa kamu ada di sini?” tanya Khaidir bingung. Ucapan yang dikatakan Khaidir membuat Kaysha tersentuh. Wanita cantik itu melangkah masuk dan mendekati mereka. Meskipun Kaysha sangat membenci pria yang terbaring di rumah sakit itu tapi dia pun ingin tahu apa yang dia ingin bicarakan dengannya. “Terima kasih Kay, kamu mau datang ke rumah sakit dan ....” mata Bagas bergerilya tapi tidak menemukan sosok itu.“Kamu mencari Fatih?” tanya Kaysha saat melihat Bagas celingak-celinguk.“Di mana Fatih, kenapa kamu tidak ajak sekalian?” Kaysha menatap dingin Bagas. “Apa yang kamu harapkan, Mas, setelah kamu kembali melukainya? Dia masih kecil tapi sudah memikirkan masalah dewasa. Kami kira kamu sudah bertobat karena kamu sudah cacat tapi ternyata kebusukan hatimu masih sama seperti dulu.”“Kay, aku minta maaf, aku memang salah dan tak pantas untuk menerima maaf darimu, tapi untuk kali ini aku janji tidak akan membuat kamu lebih membenciku. Ya aku memang datang menemui Dewa hanya unt
Bagas terengah-engah melangkah. Sesekali dai berhenti untuk memberikan istirahat kaki dan tubuhnya sangat letih. Kakinya yang baru saja diobati kini kembali terasa sakit dan ngilu.Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Rasanya sudah tidak kuat berjalan tapi tidak mungkin dia berlama-lama di sana dan bertemu kembali dengan Dewa. Bagas ingin sekali memberitahukan kepada polisi kalau orang yang mereka cari ada di hotel ini dengan wajah menyamar. Semua bisa dilakukan oleh Dewa, dan berhasil mengelabui pihak hotel yang tidak mencurigai Dewa. “Aahhh! Sialan aku seperti pria lemah karena tidak bisa membalas hinaan dari dia, gara-gara kaki ini. Ya Tuhan kenapa aku mau aja berurusan dengan orang gila ini? Sekarang bukan Kaysha saja yang menjadi sasaran karena dia sangat dendam dengan Khaidir, dan Fatih?” tanyanya dalam hati. Bayangan masa lalu kembali mengitari pikirannya. Bagaimana dia memperlakukan Kaysha dan Fatih seperti orang asing. Dia sudah mendapatkan karmanya dan ingin memperba